Together, forever, and ever

block014

Kim Taehyung x Jeon Jungkook

T

[AU; Boy x Boy, Romance, Marriage life, Mpreg, Angst]

Hello guys, kindly introducing myself. My name is block014 and i'm presenting a mpreg vkook fic to ya guys. Imma newbie so please understand that i'm not that good but at least i tried. Please be nice to me and leave a review after reading it. Okay enjoy! #top!tae for lyfe


Sosok manis itu merebahkan kepalanya dengan lemah ke meja rias nya. Tatapannya kosong, terlihat begitu rapuh dan terluka. Bulir bulir bening itu perlahan jatuh dari mata cantik si manis. Pelan dan pasti, namun detik berikutnya bulir bulir itu dengan lancangnya mengalir dengan deras tanpa sedikitpun izin dari si empu. Terdengar isakan pelan dari bibir pria tersebut -Jeon Jungkook- yang semua orang yakini kini bernama Kim Jungkook.

Jangan menangis, bodoh.

Hentikan ini, kau begitu lemah.

Berhenti menangisinya, kau sangat bodoh.

Jari lentik nya dengan lembut menyeka air mata yang mulai kering di sudut matanya. Bibirnya tertutup rapat, menahan isakan yang memaksa keluar dari mulutnya.

Benar, aku sangat bodoh.

Sangat bodoh hingga aku rela menahan semua kesakitan ini karena dirinya.

Dirinya. Lelaki itu. Lelaki yang menikah dengannya 2 tahun yang lalu. Lelaki yang kini menjabat sebagai suaminya. Lelaki yang menjadi dalang dari semua kesedihan jungkook. Lelaki yang tak pernah sedikit saja memperhatikannya. Lelaki yang bisa membuat jantung Jungkook berdetak lebih kencang dari biasanya. Lelaki tampan itu- yang begitu Jungkook cintai. Kim Taehyung. Jungkook adalah makhluk Tuhan yang paling bodoh yang membiarkan hatinya terjatuh dalam perangkap Taehyung.

"Tidak bibi… Taehyung hyung tidak akan menyukai ini. Di- dia.. dia tidak menyukaiku"

"Jungkook" wanita paruh baya itu menggenggam tangan Jungkook dengan lembut. Jungkook mendongakkan kepalanya, mempertemukan tatapan nya dengan tatapan wanita yang Ia panggil bibi tadi. "Lambat laun Taehyung pasti akan menyukaimu. Seperti kau menyukainya. Atau bahkan dia akan mencintaimu. Kita semua hanya butuh waktu. Kau anak yang baik sayang… aku yakin semuanya akan baik baik saja"

"Bibi…"

"Jika Ia menikah, Taehyung pasti akan berhenti membuat masalah lagi. Bibi hanya ingin Ia berhenti membuang-buang uang nya untuk pergi ke club malam, berhenti minum minuman yang tak sepantasnya Ia minum, bibi ingin dia berhenti bermain main dengan wanita. Bibi yakin… kau pasti bisa mengubahnya Jungkook"

Jungkook hanya diam. Terlalu blank untuk mencerna semua kata kata dari Nyonya Kim -Ibu Taehyung-. Lamunannya pecah sesaat Ia merasakan sentuhan lembut di kepalanya. Ibu… "Kookie… kau mencintai Taehyung sayang?" wanita itu- ibu Jungkook. Dengan lembut membelai rambut anak tunggalnya. Tatapan sayang, sedih, takut, dan kecewa menjadi satu, terpampang jelas dari bola matanya.

"Ibu… hiks hiks. Maafkan kookie" Jungkook terisak. Tak kuasa menahan gejolak yang Ia tahan sedari tadi. "Kookie mencintainya ibu…"


Jungkook berdiri menatap pantulan dirinya. Kacau. Sangat kacau. Puffy eyes. Messy hair. Pale skin. Dan kemana pipi gembil nan menggemaskan itu? Kemana badan berisinya yang bisa membuat semua orang ingin memeluknya setiap saat?

Ini salah. Ibu pasti sedih jika tau aku kurusan seperti ini.

Cklek

Pandangannya beralih. Dengan perlahan lelaki manis itu melangkahkan kakinya keluar kamar. Tatapannya semakin melembut saat mendapati Taehyung yang sedang meletakkan sepatunya di rak yang terletak rapi di sebelah pintu. Pria itu nampak kelelahan dengan rambutnya yang sedikir teracak, 2 kancing baju yang sudah terbuka dan dasi yang sedikir longgar. Tampan. Sangat Tampan.

"Kau pulang lebih awal?"

"Hm"

Dingin. Sangat dingin. Hati Jungkook terasa begitu remuk dengan hanya satu kalimat yang diucapkan Taehyung. Ayolah, jangan cengeng Jungkook. Ia segera membantu Taehyung saat lelaki itu mulai melepaskan jas kantornya. Pekerjaan yang selalu Jungkook lakukan saat Taehyung pulang ke rumah. Being a good wife. "Aku sudah menyiapkan malam. Kalau kau ingin mandi aku sudah menyiapkan air hangatnya" si manis mencoba tersenyum.

Taehyung melihat Jungkook yang mulai berjalan ke kamar mereka. Ya, mereka memang sekamar. Seranjang. Namun tak ada pelukan, dekapan, goodnight kisses atau apapun hal romantis yang dilakukan pasangan suami istri lainnya. Karna memang tak ada cinta diantara mereka. -ralat- hanya ada cinta sepihak si manis Jeon Jungkook. Ia tau, Jungkook mencintainya. Ia tau saat jungkook sering memperhatikannya di bangku sma mereka dulu. Taehyung juga tak pernah merasa tidak suka dengan hal itu.

Namun semua berubah ketika ayah dan ibunya, yang tanpa sepengetahuannya telah menjodohkan Taehyung dengan lelaki manis yang sering memperhatikannya dari jauh di sekolah. Dan karna perjodohan bodoh itu, Taehyung mau tidak mau berhenti melakukan hal-hal yang Ia sebut dengan 'Bersenang senang'. Ia keluar dari gengnya. Berhenti mengunjungi club malam. Berhenti minum dan merokok. Dan berhenti tidur dengan wanita-wanita jalang yang Ia temui di club malamnya. Dan sekarang, Ia harus menggantikan posisi Mr. Kim sebagai Ceo di perusahaan mereka. Di usianya yang terbilang sangat muda.

Karna semua hal itu, Taehyung membenci Jungkook.

"Tidur lah, kau pasti lelah" ucap Jungkook yang hampir selesai mencuci piring kotor bekas makanan Taehyung. Ia mengelap tangannya yang basah lalu berbalik menatap Taehyung yang terlihat memijat pelan bahunya.

"Ada apa Tae?"

"Apa ada spa yang buka jam segini? badanku sangat pegal. Aku butuh Spa Massage"

Sedetik kemudian Taehyung merasakan bangku disebelahnya bergerak. Sebuah tangan mendarat dibahu kekarnya. Memijatnya dengan ritme pelan. Sangat nyaman. Menenangkan. Taehyung bisa mencium aroma tubuh jungkook dari posisinya saat ini. Aroma manis yang memabukkan. Tangan itu perlahan bergerak ke lengannya, memberikan pijatan dengan ritme yang sama. Namun terasa lebih keras dari yang sebelumnya. Taehyung memejamkan matanya. Menikmati pijatan dari sang istri yang memijatnya bak ahli profesional. Ia seharusnya lebih sering mengeluh kalau badannya pegal demi pijatan layaknya di spa oleh sang istri.

Jungkook menguap.

"Tidurlah. Ini sudah larut"

"Apa sudah mendingan?" tanya Jungkook lembut. Ntah kenapa jantung Taehyung berdebar tidak beraturan mendengar suara lembut milik Jungkook. Sangat manis. Damn, how it'd be like when he's screaming my name with that sweet voice. How it'd be like-

"Taehyung?"

"I feel better. Go sleep, its getting late"

Jungkook beranjak dari hadapannya. Meninggalkan Taehyung dengan "masalah" kecilnya.

Did Jungkook just turned me on with his fucking sweet voice. Damn.


"Wassup Tae"

Taehyung menoleh dan mendesah pelan saat Kim Namjoon -sepupunya- menghisap benda kecil itu dibibirnya seraya tersenyum kepada Taehyung. Yang hanya dibalas oleh tatapan tak suka.

"Ada masalah adik kecil?"

"Bitch get out off my room"

Namjoon tertawa hambar. "Ada apa lagi ini? masalah istrimu yang manis itu?" taehyung melayangkan death glarenya. "Urus istrimu sendiri"

"Tentu, aku mengurus Jin dengan baik. Aku mengurus putriku dengan sangat baik. Dan akan mengurus calon anak keduaku dengan baik"

Sigh.

Namjoon mengeluarkan benda kecil yang sama dengan yang terjepit di mulutnya ke Taehyung. Lelaki bersurai orange itu membalasnya dengan gelengan sederhana. "Aku sudah berhenti merokok, Namjoon hyung" ucapnya pelan. Ia berhenti. Jungkook melarangnya. Lelaki manis itu sangat benci dengan asap rokok Taehyung yang membuatnya terbatuk setiap kali menghirupnya. Ia akan mengambil benda kecil itu dari mulut Taehyung dan membuangnya kemana pun Ia bisa. "Ini tidak baik, merokok bisa merusak paru paru mu Tae. Aku tidak asapnya. Bibi juga tidak suka jika kau merokok" And with just that simple line, Taehyung leaves his habit. Taehyung terkadang heran mengapa Ia dengan mudahnya mau menuruti kata-kata Jungkook. Bertindak seolah olah Ia benar benar diancam oleh istrinya jika kedapatan merokok. Bukan kah Ia membenci anak itu? Ego. Taehyung sangat munafik jika mengatakan benih benih cinta itu tidak ada. Ia hanya terlalu egois untuk mengakuinya. Terlalu egois untuk mengakui Jungkook tidak bersalah atas apa yang Ia rasakan sekarang.

"Hyung…"

"Ya taetae?"

"Bawa aku ke club malam"


To be continued

Hahaha gimana nih ffnya bagus ngga. sebenernya rada sulit nentuin kata kata yang bagus gimana soalnya masih baru. Mohon reviewnya. kasih kritik dan saran apa aja aku terima. Please look forward for the next chapter :-)