Jeanne sedang duduk santai di kamarnya, gadis itu memakan sebuah roti dengan isian coklat di dalamnya. Jeanne memakannya dengan khidmat tanpa ada yang mengganggu, dia agak senang jika makan camilan seperti itu.

Namun, beberapa saat kemudian, seorang gadis dengan rambut putih pucat masuk ke dalam kamar gadis pirang itu, membuat acara makannya terhenti sejenak. Jeanne menatap gadis putih pucat yang baru saja masuk ke kamarnya sambil mengunyah roti miliknya.

"Apa kau lihat-lihat?" tanya gadis putih itu dengan nada ketus. Gadis itu biasanya dipanggil Alter oleh sebagian servant lainnya, dia adalah kebalikan dari Jeanne D'Arc yang baik hati serta ramah, sikap gadis putih itu agak kasar dan terkesan arogan. "Kenapa kau menatapku terus!?" Alter kembali bertanya dengan nada ketusnya.

Jeanne menggeleng pelan, dia menyodorkan sebuah roti coklat yang dari tadi berada di atas piring. "Mau? Kau terlihat kesal Alter."

Alter langsung menyabet roti tersebut, kemudian ia memakannya dengan lahap. "Aku hanya kesal saja, tak lebih, tak kurang."

Jeanne mengangguk mengerti, dia kemudian meletakkan roti coklatnya di atas piring. "Jangan seperti itu, kau harus sabar Alter." Ujar Jeanne, dia kemudian berjalan mendekati Alter yang sedang mengunyah roti miliknya. "Huh? Ada coklat di dekat bibirmu."

"Hah? Mana—"

"Biar kubersihkan."

Dengan tiba-tiba, Jeanne menarik lengan Alter, gadis pirang itu kemudian menjilati coklat yang menempel di sekitar bibir Alter. Setelah menjilatnya, Jeanne tersenyum jenaka kepada Alter, dia bisa melihat bagaimana merahnya wajah Alter sekarang. "A-apa yang kau lakukan?"

Jeanne menjulurkan lidahnya sedikit. "Aku hanya membersihkan coklat di sana Alter-chan."

"Ta-tapi jangan langsung di jilat!"

"Jadi kalau tak mau di jilat, kau mau bagaimana?" tanya Jeanne, gadis itu semakin mengeratkan tubuhnya ke tubuh Alter, kedua buah dada mereka bertabrakan. "Kau mau yang bagaimana Alter-chan?" bisik Jeanne, nada yang dikeluarkan gadis Orleans itu membuat Alter merinding.

"Le-lepaskan sialan!"

Jeanne mencubit kecil dagu Alter, matanya mulai sayu saat wajah Alter diselimuti rona merah. "Jangan kasar kepada 'kakak'mu sendiri." Balas Jeanne dengan tawa kecil miliknya. "Bersikaplah lembut, 'adik' kecil." Setelah mengucapkan itu, Jeanne langsung menyambar bibir Alter. Tangan gadis itu mulai bekerja untuk memperdalam ciuman tersebut dengan cara mendorong kepala belakang milik Alter.

Sementara itu, tangan Jeanne yang lain mengangkat paha putih milik Alter sembari meremas pantat sintal milik 'adik' kecilnya itu.

"Je—ahh—Jeanne!—uh—sto—ahh—stop!"

Jeanne seolah tuli akan panggilan Alter, dia terus melumat bibir manis milik Alter hingga gadis putih itu lemas seolah tak punya tenaga.

"Woah, Alter!"

Alter pun pingsan karena tak kuat menahan rangsangan yang diberikan oleh sang 'kakak'.

Sementara, Jeanne hanya tersenyum sambil membasahi kedua bibirnya dengan seksi.

.

..

...

Fate series: Type-Moon and Nasu Kinoko

...

..

.