Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Memories : We Meet Again belongs to AokiKou
Settings : AU
Genre : a little bit Friendship | Romance | Drama
Pair : SasuFem!Naru
.
.
.
"Hei Sasu-teme, besok kita kamping yuk?"
"Sasu-teme, kau sudah buat PR Matematika? Pinjami lah aku?"
"Sasu, besok aku bermain ke rumah mu ya? Hehe."
"Teme! Berhenti ikut balapan!"
"Teme, aku menyukai Hinata-chan…hehe."
"Sasu-teme-baka!"
"Sasu.."
"Sasu…"
"Kyaa!" setelah membanting stir ke kiri dan tersadar dari lamunan masa lalu, Sasuke bergegas keluar dari mobilnya. Ia yakin bahwa suara teriakan itu bukan suara dalam bayangannya. Sepertinya gara-gara melamunkan masa lalunya bersama Naruto ia sampai melupakan bahwa ia sedang berkendara. Di sana, terduduk seorang gadis berambut pirang yang tengah membersihkan tangannya.
"Anda baik-baik saja nona…" suara Sasuke perlahan menghilang disusul sebuah keterkagetan, "…Naruto?" Sosok yang ia panggil Naruto, bangkit dari duduknya. Mata biru langit, kulit tan serta tiga goresan kumis kucing itu begitu familiar, tapi…ia perempuan! Rambutnya panjang terikat twintail.
"Sialan kau! Seenaknya saja menabrak orang! Makanya kalau lagi berkendara itu perhatikan jalan dong! Dan darimana kau tahu namaku?" tak seperti penampilannya yang feminim, gadis itu dengan beraninya membentak Sasuke Uchiha, bungsu dari keluarga kaya raya Uchiha sambil berkacak pinggang. Satu-satunya orang yang berani hanya … ya hanya Naruto.
"Tch. Sudah untung aku mau menolongmu, baka! Bukan urusanmu!" Setelah membantu gadis itu berdiri, Sasuke bergegas masuk kembali ke mobilnya, moodnya rusak akibat gadis itu. Gadis itu menghentakkan kedua kakinya.
"Dasar orang belagu! Sok keren! Sok kaya! Semuanya sok!" Setengah berteriak gadis itu memaki-maki Sasuke yang kini melaju dengan mobilnya. Seketika, Sasuke berhenti lalu memutar balik arah –kembali ke tempat gadis itu berdiri. Melihat orang yang diteriakinya tadi, sontak gadis itu berlari –berusaha untuk sembunyi. Jujur, wajahnya seram sekali pikirnya. Oh may, Sasuke si tampan dari surge dikatai seperti itu? Semoga tuhan memberkatimu nak!
Sasuke berdecak kesal, gadis yang look-like Naruto itu hilang dari pandangannya. Ia kembali masuk ke dalam mobilnya, lalu melaju meninggalkan keheningan disana. Sementara itu, gadis twintail tadi bersembunyi di balik pepohonan rindang di kompleks pemakaman itu.
Naruto's POV
Huoh dia seram sekali rutukku dalam hati. Tapi, kenapa hati berdebar sih! Argghh ingat Naru, sudah ada Gaara-senpai! Dia seratus ah tidak seribu kali lebih baik dari orang sok itu! Ha~h. Ah iya, aku hampir lupa, kenalkan aku Naruto, Naruto Uzumaki. Umurku sembilan belas tahun, aku baru saja pindah dari New York ke sini. Asalku memang dari Jepang, tapi sejak ayah dan ibu bercerai aku diajak ibu untuk tinggal di New York. Aku memiliki seorang kakak, tapi sayang, ia … sudah meninggal, dan saat ini aku sedang menuju ke tempatnya sekaligus bersembunyi dari orang-jaim-yang-sok itu. Aku berjongkok di samping nisan pualam bertuliskan nama kakakku, Naruto Namikaze. Aneh bukan? Nama kami sama tapi marga kami berbeda, ibu mengganti margaku setelah pindah dari Jepang.
Kukatupkan kedua telapak tanganku, lalu berdoa untuk ketenangan nii-chan. Kami lost-contact sejak setahun yang lalu, dan setelah dikabarkan oleh nenek bahwa nii-chan ekhem meninggal, aku langsung menuju kemari dan anehnya mereka baru memberitahuku sebulan setelah pemakaman nii-chan.
End Naruto's POV
Tanpa Naruto sadari, seseorang –tepatnya Sasuke sedang berjalan menuju ke arahnya. Sasuke melupakan tujuan awalnya kemari, ia malah bergegas begitu saja menuju kampus padahal kegiatan rutinnya setiap pagi adalah mengunjungi Naruto.
Flashback
Cih, siapa gadis itu hah? Dia memang mirip Naruto, bahkan sifatnya pula, apakah memang takdirku bertemu orang-orang semacam mereka? Tanpa sadar aku mengemudi menuju kampus, Oh sh*t dan sekarang aku malah melupakan tujuanku ke pemakaman? Cih, gara-gara gadis itu! Kalau bertemu lagi akan ku cincang dia. Ku putar balik kemudiku menuju ke pemakaman.
End Flashback
Mata setajam elang itu menyipit, memperhatikan seseorang yang tampak familiar. Matanya membulat lalu kembali ke bentuk semula. Sedang apa gadis itu di makam Naruto? Batin Sasuke penasaran. Langkah besar Sasuke akhirnya mengantarnya pada makam Naruto.
"KAU! Sedang apa kau disini hah?" gadis itu sepertinya cari perkara. Ia membentak Sasuke untuk yang kedua kalinya sambil tunjuk-tunjuk pula.
"Aku menjenguk sahabatku, masalah?" Sasuke menjawab dengan nada super dingin nan datar.
"Tidak, silahkan saja!" Naruto mengira, bahwa lelaki-yang-sok-dan-jaim itu akan segera pergi tapi ia malah ikut berjongkok di sampingnya lalu berdoa. Naruto bingung, bukannya ia menjenguk temannya?
"Naruto Namikaze itu sahabatku." Sasuke menjawab apa yang dipikirkan Naruto, seakan pertanyaan itu muncul di atas kepala gadis pirang bermarga Uzumaki itu. Naruto lalu bangkit, ia berkacak pinggang menghadap ke lelaki berambut biru donker itu. Naruto melangkah sedikit mendekati lelaki yang mengaku sahabat kakaknya, tak sengaja ia menginjak kulit pisang dan BRUKK! Dengan tidak elitnya ia jatuh meniban Sasuke yang kini memasang wajah sangar dan aura super suntuk.
Seorang pria paruh baya –yang sepertinya penjaga makam– melihat aksi keduanya, ia lalu menegur …
"Hei, kalian anak muda! Jika ingin melakukan hal itu jangan disini! Carilah hotel dan bukan pemakaman!" Tak pria itu sadari, kedua insan yang masih belum menyadari posisinya itu bersemu merah.
"Kami bukan pasangan!" Jawab mereka kompak.
.
.
.
End this chapter
.
.
.
Author's Notes :
1. Ini dia sekuel dari Memories, walau tidak ada yang berkomentar a.k.a review tapi saya dengan senang hati membuatnya ^^
2. Jika ini buruk, maka akan saya hapus, jika bagus hehe anda tahulah bagaimana
3. See you next chapter !
