Fic ketiga.


Count

Naruto © Masashi Kishimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

Ditulis tanpa mengharapkan keuntungan materil sedikit pun

Warning: Semi-canon, Out of Character, Strong Naru!

Summary: Dulu ia manusia biasa pemilik Sacred Gear yang biasa juga. Sampai pada malam itu, malam penuh darah yang menggenangi seorang wanita vampire blonde, memohon pertolongan pada makhluk lemah macam manusia untuk menghisap darahnya. Manusia itu bernama Naruto. Dua takdir besar sedang menghadapnya.

.

Fanfiction 2019/Eins-Zwei/Fanfiction 2019

.


Chapter 1: Become a Vampire

Deruan napas memburu layaknya api membara diiringi dengan keringat dingin yang tak kunjung padam. Mata membulat sempurna dengan manik biru yang mengecil sudah cukup mendeskripsikan bagaimana keadaan remaja berambut pirang itu.

Sangat terkejut.

Apa yang tersaji di depan adalah penyebabnya. Di atas lantai stasiun bawah tanah yang putih mengkilap. Di malam yang sepi.

Kedua tangan tan itu bergetar hebat. Menjatuhkan buku yang baru ia pinjam dari teman kelasnya untuk dicontek. Ia tak mengindahkan itu, perlahan sepasang kakinya bergerak mundur mengikuti insting yang masih berkembang.

Apa yang tersaji di depan adalah sesuatu yang akan membuat orang normal memuntahkan makanan yang sudah masuk ke lambung. Namun, ia cukup kuat untuk menahan itu. Alasannya simpel, ia pernah melihat hal yang sama.

Sesosok wanita tergeletak tak berdaya di tengah genangan darah bersama dengan kedua tangan dan kaki yang hilang.

"Kau–"

Tubuh wanita berbalut gaun merah itu menggeliat. Mengeluarkan suara datarnya tapi anggun. Uzumaki Naruto–nama remaja itu–tersentak dan menambah kecepatan kakinya. Namun, langkahnya membeku saat manik birunya bertatapan dengan manik kuning wanita itu.

"–diriku mengizinkanmu untuk menyelamatkanku."

Ia tak mampu menjawab barang sepatah kata pun.

"Kau mendengarkanku?"

Masih tidak menjawab. Naruto mencoba untuk menenangkan jantung yang berpacu secepat mobil sport itu. Ia menghirup napas sangat dalam lalu dikeluarkan perlahan. Ia ulangi kegiatan itu lagi sampai detak jantungnya berangsur normal.

Naruto kembali menatap manik kuning–yang tersirat merendahkan–dengan ekspresi yang berbeda dari sebelumnya. Dengan diri yang sudah terkontrol ia perlahan mendekati wanita tak berdaya tersebut.

"Kau … siapa?"

Manik biru itu menatap ngeri ke arah tulang yang menonjol ke luar. Meneguk ludah dengan kasar lalu mengelap keringat dingin yang membanjiri wajahnya. Naruto berada di hadapan wanita tersebut.

"Namaku Kiss-shot Acerola-orion Heart-under-blade. Vampire berdarah besi, berdarah panas, dan berdarah dingin. Darahmu akan kutelan dan kujadikan dagingku!" Kiss-shot menjawab tanpa ragu, malahan ia mengintimidasi manusia di depannya.

"Vampire … bukannya mereka tak bisa mati?" tanya Naruto dengan napas yang masih agak tak terkendali.

"Aku kehabisan banyak darah. Jika seperti ini terus aku akan mati. Jadi, berbanggalah kau manusia tak berguna karena akan menjadi dagingku," wanita itu berbicara dengan keangkuhan di sana.

Vampire. Naruto sudah tahu siapa mereka dan bagaimana mereka bertahan hidup. Menghisap darah. Tentu saja sebagai makanan utama para bangsa yang menjadi mitos sejak zaman dahulu.

Awalnya ia juga tak mempercayai eksistensi seperti vampire atau iblis ada di dunia ini. Ia hanya berpikir mereka sebagai mitos atau bangsa yang sering dijadikan bahan untuk novel atau game. Namun, 2 hari sebelumnya Naruto telah mengetahui sisi lain dari dunia yang ia huni.

Dunia supernatural.

Di mana saat dirinya nyasar ke gudang tak terpakai lalu bertemu dengan monster mengerikan–iblis liar–juga kekuatan yang terbangun. Satu rangkaian kejadian itu telah menyadarkan dirinya betapa sangat naïf dan polos manusia di dunia ini.

"Berapa banyak darah yang kau butuhkan?" tanya Naruto.

Kiss-shot terdiam sebentar, "Untuk sekarang darahmu seorang sudah cukup buatku bertahan hidup dari keadaan kritis ini."

Naruto menghela napas lega, "Begitu, hanya darahku seorang dan tidak–" Naruto membulatkan mata saat ia tahu makna dari ucapan Kiss-shot barusan, "–Itu berarti–" manik birunya menyebar ke segala arah dan tak menemukan orang selain dirinya di stasiun sepi ini.

Lagi. Naruto menatap manik kuning itu dengan takut dan perlahan menjauh dari wanita itu.

"Ada apa? Cepat, cepat berikan darahmu!"

Tak mengacuhkan perkataan Kiss-shot, Naruto tetap berjalan mundur. Wanita vampire itu menatap tak percaya manusia di depannya yang kian menjauh. Mata kuningnya mengecil lalu mengeluarkan air sebagai ekspresi keputusasaannya.

"Kau … tidak ingin menyelamatkanku? Tidak, tidak, tidak, Aku tak ingin mati!" Kiss-shot meronta dalam tangisannya. Darah memuncrat ke mana-mana saat ia menggerakkan tangan putus itu ke sembarang arah.

Naruto lekas pergi menjauhi Kiss-shot yang sudah tak terkendali. Lari. Lari. Lari. Hanya itu yang ada di pikirannya. Sampai ia sudah kehabisan tenaga dan duduk di tangga menuju permukaan. Ia merenung di sana. Menelaah kembali apa yang sudah terjadi beberapa menit lalu.

"Dia vampire … dia monster yang sama seperti kemarin … mereka semua monster. Mereka tak butuh pertolongan!"

Samar-samar Naruto mendengar suara tangis dari wanita vampire itu yang mirip dengan tangisan bayi. Suaranya semakin jelas.

"Kuso. AKU SUDAH TAHU HAL ITU!"

Naruto, apa keputusanmu?


Kiss-shot memandang genangan darah merah di bawahnya sambil terisak menahan tangis. Menghadapi kenyataan yang sebentar lagi ia akan kehabisan darah lalu mati menjadi abu. Kejadian yang tak ingin terjadi. Rambut pirang pucatnya berkolaborasi dengan merah dari darah.

Sesaat manik kuning itu sudah tak memancarkan cahaya sebelum ia menangkap siluet seorang lelaki yang berdiri di depannya. Ia mendongkak dan menatap manusia yang tadi kini kembali menghadap dirinya. Dengan ekspresi yang berbeda jauh dari beberapa menit lalu.

Dingin. Datar. Menusuk.

Tiga hal itu yang Kiss-shot tangkap dari manusia muda tersebut. Bahkan ia terdiam dibuatnya.

Naruto menekuk lututnya sampai ia sejajar dengan Kiss-shot. Kedua tangan tan itu memegang sepasang tangan putus vampire tersebut agar seimbang.

"Aku akan menolongmu," kata Naruto. "Tapi ada syarat yang harus kau penuhi."

"Atas nama seorang vampire, aku akan mengabulkan syarat yang kau ajukan."

Remaja pirang itu mengangguk kemudian menghela napas pelan, "Pertama, jangan lagi memangsa manusia di kota ini. Kedua, bunuh semua monster yang bersemayam di sudut-sudut kota Kuoh. Terakhir, aku harap aku bisa memiliki kehidupan yang lebih baik saat bereingkarnasi."

Naruto tersenyum tulus setelah mengatakan syarat terakhirnya membuat Kiss-shot diam membeku dengan air mata yang hendak tumpah dan bibir yang bergetar.

"Saa, hisaplah darahku sampai habis!"

Kiss-shot mendekatkan wajahnya, mengucapkan 'terima kasih' dengan lirih. Naruto sudah pasrah. Ia hendak menutup mata sebelum sesuatu di luar dugaannya terjadi.

Untuk terakhir kalinya ia dapat mewujudkan salah satu mimpi remaja yaitu dicium oleh wanita cantik. Kiss-shot mencium bibir Naruto dengan dalam. Setelah itu ia menggigit leher Naruto dan mengisap darahnya.

Mereka berdua tergeletak di lantai penuh darah.

Sebelum kesadarannya mulai hilang, Naruto kembali meyakinkan diri bahwa ini adalah pilihan terbaik untuk semua orang dan hidupnya.

'Ini sudah benar, 'kan? Untuk melindungi warga Kuoh yang tak tahu apa-apa dari para monster itu. Semoga di kehidupan selanjutnya aku dapat merasakan kehangatan keluarga.'


Hitam. Hitam. Hitam.

Hanya hitam sejauh mata memandang.

Setitik cahaya muncul tiba-tiba. Kian membesar. Semakin membesar. Menampakkan pemandangan yang tak asing bagi dirinya.

Terik matahari.

Ia bangkit. Menggelincirkan manik biru ke segala arah.

Sebuah ruangan bekas kelas yang tak terpakai.

Satu hal yang ada dalam pikirannya.

"Di mana aku?"

Bersambung


AN: Yep. Ini adalah project baruku. Berbeda dengan fic-ficku sebelumnya yang Naruto-nya over power. Di sini saya membuat Naruto tidak terlalu memiliki kekuatan yang dahsyat.

Ini adalah prologue jadi singkat.

Menyinggung Sacred Gear Naruto, saya ada beberapa list kekuatan. Namun, masih bingung memutuskan mana yang lebih menarik. Barang kali ada saran dari reader sekalian? Mungkin bisa mengadaptasi dari kekuatan anime lain yang menurut reader menarik.

Saya tunggu sarannya.

Jangan lupa untuk menyempatkan diri me-review.

06/02/2019