Disclaimer: Vampire Knight bukan milikku, tapi milik dari Matshuri Hino.

Warning: Slash, OOC, OC, Mpreg, character death, typo, light Yuuki bashing

Rating: T

Pairing: Kanazero

Genre: Angst, hurt/comfort, family, romance


THE KURAN FAMILY'S REUNION

By

Sky


Senandung itu, Rei tidak akan pernah bosan untuk mendengarkannya. Bahkan saat ia berada di dalam posisi sesulit apapun ia tidak pernah untuk melewatkannya, senandung itu sangat berharga untuk dilewatkan. Tapi sekarang ini, ia tidak akan pernah mendengarkannya lagi. Senandung kecil pengantar tidurnya, sebuah senandung yang penuh melankolis namun tidak pernah gagal untuk membuatnya damai, bahkan sang pemilik dari senandung itu juga tidak pernah gagal untuk membuatnya tersenyum. Rei tersenyum pahit karena itu, hatinya merasa sakit melihat kenyataan yang takdir hadapkan padanya.

Pemilik senandung itu, ibunya yang manis telah meninggalkannya selama-lamanya di dunia ini. Rei tidak akan merasakan belaian penuh kasih sayang, tatapan lembut, dan suara manis dari ibunya lagi. Semua itu karena pemburu vampire, mereka telah merenggut kebahagiaan Rei dalam sekejap.

Dengan mata kepalanya sendiri Rei menyaksikan mereka melepaskan kekuatan pureblood dari tubuh ibunya, dan yang paling tragis adalah ketika mereka mengambil jantung ibunya itu ayah Rei hanya berdiri dari kejauhan dan menatap kejadian itu dengan tatapan sedih. Tidak ada pembelaan, atau pertumpahan darah dari ayahnya. Rei yang melihat itu langsung membunuh mereka semua, ia tidak peduli pertumpahan darah yang terjadi, sebab yang ia pikirkan adalah ibunya, ia tidak ingin kehilangan ibunya saat ini juga. Dan air mata Rei semakin berair saat ibunya menyentuh pipinya dengan tangan yang berdarah dan mengatakan kalau ia tidak menyesal semua ini terjadi, dari mulut ibunya sendiri Rei mendengar kalau ia melakukan semua ini demi keluarganya, demi Rei dan ayahnya, dan yang terpenting adalah demi semua umat manusia. Ibunya harus berkorban, jantung dari seorang pureblood tertua seperti orangtua Rei dapat membuat senjata anti-vampire yang kuat, dan dengan ini ibunya berharap tidak ada lagi permusuhan di kedua belah pihak.

Rei menatap ibunya dengan sedih saat sepasang mata violet yang sangat ia cintai menampakkan senyum untuk terakhir kalinya sebelum tertutup untuk selama-lamanya. Rei harus melihat pemandangan di mana tubuh ibunya berubah menjadi Kristal bening dan hancur berkeping-keping, meninggalkan baju yang ia kenakan berada di pangkuan Rei.

"Kau tahu kalau semua ini akan terjadi, bukan?" tanya Rei lirih kepada ayahnya, ia yakin ayahnya dapat mendengarnya dengan baik.

Dan Rei tidak kecewa akan hal itu, ia mendengar langkah kaki halus milik ayahnya mendekatinya. Rei yang masih belum beranjak dari tempatnya semula hanya bisa memejamkan kedua matanya, ia tidak peduli kalau air matanya berlinang dengan deras. Ia tidak malu, ia hanya merasa sakit dan sedih atas pengorbanan ibunya.

"Rei..." Panggil suara baritone rendah milik ayahnya, Rei membiarkan ayahnya membantunya berdiri, bahkan ia membiarkan tubuh besar ayahnya memeluk tubuhnya yang jauh lebih kecil itu. "Tidurlah."

Dan Rei mematuhi hal itu, kedua matanya terasa begitu berat sebelum pandangannya yang berkabut menjadi gelap. Rasanya Rei ingin protes saat ayahnya menggunakan kekuatannya untuk menidurkannya. Ini semua tidak adil.

Saat Rei terbangun, ia menyadari kalau ia berada di dalam kamarnya. Awalnya Rei menginginkan kalau semua ini adalah mimpi buruk. Ia meyakinkan dirinya kalau ibunya masih hidup dan saat Rei membuka pintu kamarnya, ibunya akan menyambutnya dengan senyuman. Tapi sebuah kenyataan membuyarkan lamunannya, ia merasakan beban berat tergantung di leehernya. Rei melihat sebuah liontin berbentuk seperti salib dengan sebuah batu amethyst tergantung di lehernya, benda itu adalah sebuah anti-vampire yang dibuat dari ritual malam itu, dan benda itu juga dibuat dari darah dan jantung ibunya.

"Aku tidak ingin mengakuinya, tapi semua ini adalah kenyataan." Bisik Rei pada dirinya sendiri.

Vampire yang berusia lebih dari 4000 tahun itu beranjak dari tempat tidurnya, ia berjalan menghampiri jendela kamarnya, tanpa langkah yang ragu-ragu lagi berdiri di sana. Dari sana Rei bisa melihat pantulan bayangannya dari kaca jendela. Meski usianya telah memasuki 4000 tahun, Rei masih terlihat tidak lebih dari 14 tahun. Dari pantulannya itu Rei melihat seorang remaja laki-laki yang tidak lebih dari 14 tahun berdiri di sana, ia memiliki perawakan yang lembut, kulit alabaster yang sempurna, dan rambut pendek berwarna silver terang. Meski Rei memiliki perawakan dari ibunya, tapi ia tahu kalau dirinya lebih mirip dengan ayahnya, apalagi dengan sepasang mata berwarna merah marun seperti ayahnya. Rei menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin membiarkan itu merasuki pikirannya.

Rei membuka kaca jendela besarnya lebar-lebar, dan membiarkan tubunya duduk di beranda kacanya. Pikirannya larut dalam kenangan, ia tahu pengorbanan itu harus dilakukan dari salah satu kedua orangtuanya. Para manusia merasa terancam dengan keberadaan para vampire, apalagi para pureblood vampire hanya memandang manusia sebagai makanan mereka. Dan ibu Rei, orang yang sangat lembut, tidak ingin melihat itu terjadi. Ia memilih untuk mengorbankan dirinya agar manusia bisa memiliki senjata anti-vampire dan membunuh Level-E, dan ibu Rei tidak bisa membiarkan ayah Rei menjadi korban sebab ayah Rei adalah seorang raja vampire.

Raja dan ratu vampire, itulah sebutan bagi kedua orangtua Rei. Mereka adalah vampire tertua dan termurni yang pernah ada, merupakan pureblood generasi pertama dan hal inilah yang menjadikan keduanya sangat kuat. Kaname dan Zero Kuran adalah pureblood di atas pureblood vampire, dan anak-anak yang terlahir di antara keduanya merupakan keturunan yang sangat kuat, hal inilah yang menjadikan Rei Kuran sebagai pangeran. Tapi Rei tidak pernah peduli dengan itu, ia hanya peduli dengan keluarganya. Mungkin karena itu Rei terus mempertahankan penampilannya seperti remaja berusia 14 tahun meski usianya telah memasuki 4000 tahun.

"Rei.." Panggil ayahnya, Rei menoleh ke belakang dan menemukan ayahnya berdiri di ambang pintu kamarnya.

Kaname Kuran, seperti julukannya yaitu seorang raja memiliki postur yang bisa dikatakan sempurna. Ia sangat tampan dengan rambut berwarna coklat gelap yang sedikit panjang, kulitnya yang sedikit gelap begitu bercahaya, dan sepasang mata marun miliknya pun mampu melihat jiwa siapa saja yang ia lihat. Kaname memiliki postur yang tinggi dan tubuh kekar, bahkan tingginya yang mencapai 6'2 kaki mampu membuat tubuh Rei seperti anak-anak bila berdiri di sampingnya. Dalam artian singkat, ayahnya adalah orang yang sangat kuat, berbahaya, dan memiliki karisma yang tinggi. Ya, Kaname Kuran yang merupakan ayah dari Rei Kuran adalah pureblood terkuat dan pertama yang ada di dunia ini sebelum disusul oleh Zero Kuran, ibunya.

Melihat Rei hanya duduk membisu sambil melihatnya membuat perasaan bersalah Kaname menjadi kuat, ia merasa seperti orang yang gagal karena telah mengecewakan buah hatinya dan melukai ratunya. Kaname berjalan mendekati Rei, kedua matanya tidak meninggalkan wajah Rei, dan hati Kaname semakin dimakan oleh perasaan bersalah ketika putranya sendiri menatapnya dengan dingin, seolah-olah Kaname adalah orang asing bagi Rei.

Saat Kaname telah berada di samping Rei, barulah ia merasakan ketegangan di antara mereka berdua. Ia menghela nafas panjang, bahkan Kaname tidak sadar kalau dirinya melakukan itu.

"Rei, apa kau masih marah padaku?" tanya Kaname, ia merasa seperti orang bodoh karena bertanya itu. Tentu saja Rei masih marah padanya, bahkan Kaname memiliki perasaan kalau Rei tidak segan-segan untuk membunuh dirinya. Mungkin kalau ada yang patut untuk disalahkan, Kaname akan menyalahkan dirinya sendiri. Ia membiarkan keluarganya tercerai berai, kematian Zero adalah sesuatu yang sangat ia sesalkan, bahkan karena itu Rei akan terus membencinya sampai seumur hidupnya.

Sang pangeran tidak menjawab ayahnya, ia menghiraukannya. Kedua mata merah marun milik Rei kehilangan focus saat ia melihat pemandangan di luar kastil keluarga Kuran, sementara itu tangan kanannya memegang erat-erat liontin peninggalan ibunya, meski Rei kehilangan sosok ibunya tapi ia tidak ingin sosok itu menghilang untuk selama-lamanya dari hidupnya, dan benda itu sudah cukup bagi Rei sekarang ini.

Rei melepaskan pegangannya, ia menoleh kepada ayahnya dan mendapati ayah Rei tengah menatapnya dengan cemas. Untuk pertama kalinya Rei melihat ayahnya kehilangan topeng regalnya, ekspresi yang tertutup oleh topeng yang dikenakan ayahnya akhirnya hancur pada detik ini. Rasanya Rei ingin terus marah pada ayahnya, membencinya dan menginginkan balas dendam, tapi Rei tidak bisa membiarkan perasaan itu untuk berlanjut, Rei yakin ibunya juga berpendapat sama.

"Rei."

"Otou-sama."

Keduanya mengucapkan nama pada waktu yang sama. Kaname tersenyum kecil melihat ekspresi imut dari Rei, anak itu menatap Kaname dengan sepasang mata merah marun besar sebelum Rei menggelengkan kepalanya.

"Katakan apa yang ingin kau katakan." Ujar Kaname lembut pada putranya.

Rei menatap ayahnya dalam-dalam, setelah beberapa saat berlalu akhirnya ia menghela nafas.

"Tidak tahu." Jawab Rei singkat, melihat ekspresi ragu dan cemas dari ayahnya membuat Rei menjelaskan apa maksudnya pada ayahnya. "Aku tidak tahu dengan apa yang kurasakan. Di lain pihak aku sangat marah padamu, tapi di lain pihak aku tidak ingin membencimu."

"Rei.." desah Kaname dengan perlahan, ia mengerti dilemma yang dialami oleh putranya.

Rei menggeleng kepalanya, rambutnya yang berwarna silver itu mengingatkan Kaname pada Zero. "Tidak, dengarkan aku! Saat ini aku belum bisa memaafkan apa yang kau lakaukan pada Okaa-sama, Otou-sama. Aku tahu kalau pengorbanan di antara kalian harus dilakukan, tapi diriku tidak bisa menerima itu. Kalian berdua adalah orang terpenting dalam hidupku, kau dan Okaa-sama. Tapi kejadian kemarin malam, melihat tubuh Okaa-sama yang berlumuran darah dan manusia-manusia itu sementara kau hanya diam di sana, tidak melakukan apa-apa, rasanya seperti sebuah pengkhianatan besar dalam hidupku." Di sini Rei mengggigit bibirnya, "Aku marah padamu, tapi aku tidak bisa membencimu."

Untuk sesaat keduanya terdiam, Kaname masih mencerna perkataan Rei sementara Rei sendiri tidak ingin melihat ayahnya. Akhirnya ketegangan itu sedikit menipis saat Kaname mengambil nafas dalam-dalam.

"Kurasa sebuah kata maaf dariku tidak akan membuatmu untuk memaafkanku." Kata Kaname dengan anda sedih dalam suaranya.

Rei yang masih memalingkan wajahnya dari ayahnya tersenyum getir, "Aku hanya membutuhkan waktu sampai aku bisa memaafkanmu, Otou-sama." Dan aku tidak bisa tinggal di sini lagi. Tambah Rei dalam hati.

Ingatan penuh kesedihan dan penyesalan dari ayahnya sementara kedamaian dan melankolis dari ibunya pada malam itu tidak akan pernah Rei lupakan sampai semumur hidupnya, bahkan setelah ia meninggalkan Kuran Manor pun ingatan itu akan terus menghantui ingatannya. Kaname yang sebenarnya tahu akan apa yang dilakukan oleh Rei tidak menghalanginya, ia membiarkan penerusnya untuk pergi, Rei membutuhkan waktu sampai mereka bertemu lagi.

Dan sepuluh ribu tahun setelah kematian Zero dan kepergian Rei pun tidak menghapus perasaan bersalah dalam diri Kaname, bahkan saat ia terlahir lagi untuk menjadi Kaname Kuran kedua, putra dari Haruka dan Juuri Kuran pun tidak akan menepis perasaan bersalah itu. Tidur panjang dan terbangun dalam tubuh seorang bayi dalam garis keturunannya itu masih menyisakan ingatan masa lalunya menjadi seorang raja, suami, dan ayah dari seorang anak bernama Rei Kuran.

Dalam kehidupannya yang kedua ini Kaname berharap ia bisa bertemu lagi dengan Rei, ia masih bisa merasakan kalau Rei masih hidup dalam kurun waktu ribuan tahun ini, entah di mana Rei sekarang ia tidak tahu. Saat mereka bertemu lagi, Kaname berharap pula Rei bisa memaafkannya. Raja vampire itu ingin terbebas dari perasaan bersalah, dan yang paling ia inginkan adalah keluarganya bisa berkumpul dan menjadi utuh untuk sekali lagi.


AN: ide ini sudah ada dalam otakku beberapa waktu terakhir, dan baru sekarang bisa aku tulis dan publish. Mungkin temanya sudah umum, yaitu "apa yang terjadi kalau Zero adalah pureblood vampire dan merupakan suami dari Kaname 10.000 tahun yang lalu." Aku tahu ceritanya sangat sederhana, tapi terima kasih sudah membaca n_n

Author: Sky