Dentuman suara musik yang berasal dari sebuah klub malam ,seakan memecah heningnya malam. Kepulan asap rokok terlihat dari hampir tiap meja yang ada disana. Di sudut ruangan nampak seorang gadis muda bermahkota merah muda yang merasa tidak nyaman dengan segala sesuatu yang ada di tempat itu. Gadis mungil nan cantik itu terpaksa menerima ajakan tunangannya menuju tempat yang sama sekali asing dan tidak nyaman , nama gadis itu berkali-kali mendenguskan nafasnya tanda tidak suka.
"Sakura..." ucap seorang lelaki yang duduk di sebelah kiri gadis bermata emerald itu. Sakura hanya menoleh ke sumber suara tanpa sepatah kata.
"Kenapa muka seperti itu? Kau tidak suka aku mengajakmu kemari?" ucap lelaki yang baru tadi siang resmi menjadi tunanganya itu.
"Ayolah Sakura,sedikit merayakan pertunangan kita di tempat ini tidak terlalu berlebihan kan. Apalagi jika setelah ini kau mengizinkan ku untuk melakukanya" kata sasori sambil merangkul Sakura.
"Hentikan Sasori, kau lupa dengan perinsipku? Aku tak akan melakukanya sebelum menikah" Sakura lantas melepaskan rangkulan Sasori karena merasa risih. Sasori hanya mendenguskan nafasnya tanda dia mulai kesal. Sasori yang mulai terlihat mabuk kemudian meletakan kepalanya diatas meja sambil menatap Sakura.
Sasori terus menatap sakura sambil sesekali menyesap rokok yang dari dari tadi dia selipkan diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. "Kau sangat cantik Sakura" wajah Sakura mendadak memerah mendengar perkataan kekasihnya itu.
Sasori mulai menaikan tanganya ke atas paha mulus Sakura. Tanganya tak tinggal diam, dia mulai meraba-raba paha Sakura.
Sakura mengutuk dirinya yang menerima dengan mudah saran Sasori untuk mengenakan celana hotpants yang sangat pendek sehingga paha mulusnya ter-expose.
Sepasang muda mudi yang baru selesai berdansa menghampiri meja mereka.
"Sasori sampai kapan kita akan disini? kau tidak ingat besok, uhm pagi ini aku ,Sai dan Sakura harus berangkat menuju Konoha ha?." ucap seorang gadis pirang cantik keturunan Jepang Prancis bernama Shimura Ino.
"Sudahlah Ino kembalilah ke lantai dansa dengan suamimu, Sai. Aku ingin sedikit bersenang-senang dengan gadisku yang cantik ini." Sontak wajah Sakura memerah mendengar perkataan kekasihnya yang terlihat benar-benar mabuk akibat menenggak habis satu botol whiskey
.
.
.
Jam 3 pagi dini hari akhirnya Sakura bisa merebahkan badanya ke atas kasur. Dia melirik jam dinding yang ada di meja belajar di samping tempat tidurnya. Masih ada 2jam yang bisa dia gunakan untuk sejenak terlelap sebelum berkumpul di pelabuhan untuk menuju ke desa Konoha,tempat dimana dia akan mengabdi selama masa koas. Pagi ini Sakura akan berangkat bersama dengan kedua sahabatnya Ino dan Sai. Sakura dan Sai merupakan lulusan Tokyo Univesity jurusan kedokteran , sedangkan Ino jurusan Keperawatan.
Tepat pukul 5 pagi Sakura bangun dan bersiap-siap menuju pelabuhan. Setengah jam kemudian dia keluar dari rumahnya dan segera berangkat ditemani kakak lelakinya, Gaara.
.
.
.
Perjalanan dari Tokyo menuju Konoha memakan waktu 2jam perjalanan laut dan 4jam perjalanan darat. Ditengah perjalanan tiba-tiba handphone milik sakura berdering.
"moshi-moshi Sasori-kun."
"Sakura maafkan aku, aku sungguh menyesal tidak bisa mengantarmu pagi ini, kepalaku terasa sungguh berat." Suara Sasori di ujung sana terdengar sedikit parau.
"Daijōbu Sasori-kun, Gaara nii-chan mengantarku dengan selamat." Sakura tersenyum tipis. "Sebaiknya kau beristirahat saja hari ini." Sebagai calon dokter yang baik, Sakura mencoba memberikan saran pada tunanganya itu.
"Baiklah, kau juga berhati-hatilah di sana Sakura." Telepon pun diakhiri okeh Sasori.
Sakura menghembuskan nafasnya, sebenarnya dia sedikit kecewa kekasihnya itu telah ingkar. Siang itu sesaat setelah acara pertunangan mereka, Sasori berjanji akan mengantarkan kepergian Sakura, karna mungkin hampir 1tahun mereka tidak akan bertemu. Tapi mau bagaimana lagim kejadian semalam tidak memungkinkan Sasori untuk bangun pagi.
.
.
.
Setelah menempuh 6jam perjalanan, rombongan tiba di sebuah desa yang masih sangat asri. Di kanan dan kiri jalan utama menuju desa terdapat perkebunan dan ladang warga desa. Tak jauh dari situ terlihat sungai yang mengalir. Air yang begitu jernih, mengundang siapapun untuk mandi disana dan bermain air atau mungkin menceburkan kaki serta membasuh muka untuk sejuknya air di sungai itu.
Dari tempat tadi mereka masih harus bergerak sekitar 30 menit dengan bus untuk sampai ke pusat desa Konoha. Di alun-alun desa terliat warga yang berbondong-bondong datang hanya sekedar untuk menyambut para dokter dan perawat muda yang akan mengabdi di desa mereka. Seorang pria berumur sekitar setengah abad menyambut rombongan dan mempersilahkan rombongan memasuki aula gedung pertemuan yg terletak di samping alun-alun. Pria itu adalah Jiraya seorang kepala desa sekaligus pendiri Konoha Hospital, tempat sakura dan lainya akan bekerja
Selesai melakukan upacara penyambutan, rombongan dintar oleh seorang lelaki tegap yang keseharianya selalu memakai masker menuju ke asrama yang telah disiapkan. Lelaki itu bernama Hatake Kakashi menantu dari Jiraya dan juga suami dari Hatake Rin.
