Slaine si Tudung Merah
Fanfic
Warning: OOC, AU, Fantasi, agak gaje,
Chapter One
Namaku Slaine, seorang manusia berjenis kelamin laki-laki. Tinggal di pinggir hutan bersama papaku, Cruhteo. Beliau adalah papa yang baik yang kumiliki. Hari ini aku diberi tugas olehnya untuk mengantarkan sejumlah apel untuk kakekku Saazbaum yang tinggal di pedaleman hutan. Dan disinilah perjalananku dimulai.
Pagi yang indah dan menyenangkan memulai hari ku, aku memakai kemeja putih panjang dengan celana panjang berwarna coklat muda dan dipadankan dengan tudung berwarna merah pemberian papa tak lupa dengan satu keranjang berisi beberapa buah apel yang baru dipetik. Papa dan aku menanemnya di halaman rumah kami yang berada pinggir hutan.
Aku diberikan nasihat oleh papa, jika bertemu dengan seekor serigala harus didiamkan saja dan terus berjalan. Papa juga memberikan aku jimat agar aku selamat sampai kerumah kakek. Aku sempat berpikir kenapa tidak papa saja yang pergi, papa hanya bilang "kakek mu ingin bertemu denganmu, dia sudah bosan melihat papa" ah.. masa iya?
Aku beranikan diri untuk menyanggupi permintaan papa dan disinilah aku sedang berjalan di antara pohon-pohon besar. Mataku membesar melihat pepohonan yang besar dan tinggi yang belum pernah kulihat sebelumnya. Sangat keren! Pikirku.
Setelah berjalan sekitar 2 jam kakiku terasa pegal dan memutuskan untuk beristirahat dan membuka bekal pemberian papa. Memakannya sedikit demi sedikit.
"Sepertinya kau lezat." Mataku membesar mendengar suara yang tak pernah kudengar, lalu menghentikan makanku.
"Si..siapa itu?" seorang pemuda berwajah datar menampakkan dirinya.
"Baumu enak sekali, membuatku lapar."
"Ka..kau lapar? Aku punya beberapa buah roti kalau kau mau?" aku menawarkan kepada pemuda yang kini berada didepanku.
"Sangat lapar." Ia berjalan cepat lalu berdiri disampingku sambil mengendus leherku.
"He..HEI! Tidak perlu mengendusku juga! Ini.. roti kalau mau.." aku menyerahkan beberapa roti kearahnya sambil membuang wajahku yangmemerah.
"Baik kuterima." Eh.. dia menerima dan mulai memakannya. Aku melihat sosok pemuda itu, anehnya ia memiliki kuku-kuku yang panjang. Tapi soal tampang dia lumayan, eh! Apa yang kukatakan?!
"Enak sekali.. tapi, aku masih lapar."
"Napsu makanmu pasti besar?" Tanyaku.
"Sepertinya. Tapi aku senang bisa menemukan santapan hari ini."
"Rotiku?" tanyaku bingung.
"Sebagian. Aku belum pernah melihatmu, kau mau kemana?"
"Ke rumah kakekku yang berada di tengah hutan."
"Jarang ada orang yang seberani dirimu yang mau pergi ke tengah hutan, apalagi kau sendirian."
"Aku.. papa yang menyuruhku."
"Begitu.. Aku Inaho, aku akan menemanimu menuju rumah kakekmu, Cuma.." Aku bisa melihat sekilas senyuman di wajahnya yang datar.
"Cuma?"
"Ah tidak.. ayo jalan." Lelaki bernama Inaho itu berdiri dan berjalan menuju tengah hutan. Aku dibelakangnya.
"Akhir-akhir ini pasokan makanan berkurang akibat adanya sejumlah pemburu yang bermukim dihutan ini. Aku kekurangan makanan jadinya." Di memulai cerita.
"Kok bisa?" Tanyaku bingung.
"Bukan hanya kekurangan makanan, tetapi keluargaku juga semakin berkurang. Susah hidup di hutan ini jika kau tak bisa bertahan hidup."
"Kau pasti sudah lama ya tinggal disini?" Ia mengangguk.
"Tapi.. aku beruntung hari ini."
"Aku hanya membagi rotiku saja."
"Iya roti." Ia tertunduk, "Oh ya namamu?"
"Slaine." Jawabku riang.
"Slaine ya.." Tiba-tiba aura disekitarnya berubah. Kuku-kukunya yang panjang menerjangku dan jatuh ke tanah.
"Akh!"
"Aku tak tahan.. maaf.." eh? Dia bilang apa?
.
POV Normal
"Kami sudah telusuri hutan, pencaharian kita nihil!"
"Aku berharap menemukan 1 atau 2 manusia serigala itu. Ternyata anak-anak serigala itu lebih lincah daripada induknya."
"Tuan Harklight, kami akan mencari ke arah timur."
"Semoga kita mendapatkan apa yang kita cari!"
Dia adalah seorang pemburu, namanya Harklight. Keluarganya sudah lama menjadi pemburu serigala. Lelaki ini salah satunya. Ia biasanya menyisiri hutan pada siang hari. Siang ini ia mendapatkan berita, seorang manusia serigala kelaparan sedang mencari makanan.
"Kalau aku bisa mendapatkan serigala jadi-jadian itu pamorku sebagai pemburu bakalan naik drastis! Hahahaaaaa."
"Berdoa saja Harklight-san.." Si pemburu itu menapaki jalan menuju tengah hutan, tetapi telinganya menangkap suara-suara seperti mendesah? "Aku akan kesana, kalian tetap disini.
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa.. ikuti saja." Titahnya kepada 3 orang bawahannya.
Telinganya menangkap suara itu. Ia sempat berpikir masa iya ada orang yang melakukan seperti itu di tengah hutan apalagi keadaan matahari sedang bersinar dengan gagahnya.
"Hen..hentikan… hentikan I..inaho! jangan gigiti aku lagii! Sakiitt…"
Langkah kakinya terhenti. Ia menarik sebuah senjata di belakang punggungnya dan memasang pose sebagai seorang pemburu. Dengan langkah cepat ia bersembunyi di balik pohon besar, dari tempatnya bersembunyi suara itu makin terdengar jelas. Ia menenguk lidahnya sendiri.
"I..inahoo!"
Harklight lalu berjalan kearah suara itu dan menemukan sesuatu, anak manusia dan manusia serigala?
"Lepaskan dia!" Harkligh menarik pelatuknya dan melepaskan sebanyak 2x ke arah manusia serigala itu, yang pertama membuat serigala bersurai coklat itu kaget lalu melepaskan cengkramannya, dan yang kedua mengenai pundaknya.
"Uggh!" Inaho si manusia serigala itu kaget lalu melarikan diri, sedangkan si pemburu melepaskan pelatuknya lagi, tak ada yang mengenainya. Ia berlari sangat cepat menuju dalamnya hutan.
"Kau tidak apa-apa?" ia melihat anak manusia itu yang terkoyak bajunya, napasnya melemah.
"To..tolong aku.." Mukanya memerah, si pemburu itu melihat banyaknya luka gigit serta darah yang keluar dari luka tersebut di tubuh anak itu terutama bagian tangan kanan dan leher.
"Serigala sialan." Ia membuka jaket yang ia kenakan lalu memberikan ke pemuda malang itu.
"Aku takuuutt.. sangat takuut huwaaa!" tangan kirinya mencoba memeluk orang yang menemukannya.
"Tidak perlu takut, aku akan menolongmu.." Pemburu bersurai biru itu meletakkan kembali pelatuknya di punggungnya dan juga mencoba mengendong pemuda bersurai blonde itu dengan bridal style. Raut wajahnya terlihat marah.
.
"Inaho! Kau kemana sajaaa?" Ujar salah seorang manusia serigala bersurai coklat ketika melihat pemuda bernama Inaho itu tiba di sarang mereka.
"Mencari makan.." Ujarnya.
"Hei! Paling gak kau hapus dahulu darah disekitar bibirmu! Kau membuat ku semakin lapar! Kau habis makan? Kau dapat dimana? Ina-"
"Iya, aku habis makan.. belum selesai si pemburu sudah datang.. padahal kupikir bisa main sebentar."
"Inaho! Berhentilah bermain dengan makananmu! Kau tau kita kelaparan!"
"Aku akan bertanya kepada Matsuribi-senpai tentang si pemburu. Inko, bersabarlah.." manusia serigala bermata merah itu menepuk pundak temannya. Ia menyeka darah disekitar mulutnya, "Manis juga rasanya. Mungkin aku bisa menemukannya disana.. Kita akan bertemu kembali."
Hah.. FF baru setelah hiatus panjang..
Kemungkinan menulis FF pun jauh berkurang..
Semoga ceritanya tetap menarik..
Salam,
Reiyuzuki
