EXO
HuangZitaoXKrisWu
.
.
WARNING:
CERITA INI MILIK SAYA meski tema PASARAN
.
.
Last One
.
KrisTao (KrisXZitao)
.
By: Zitao Corner
.
Rated T
.
Romance/Hurt dan apa ajalah..
.
Yaoi/Boys Love/Oneshoot
.
Don't Like Don't Read
.
.
Happy Reading
..
Huang Zitao. Menatap kosong dokumen didepannya. Bagai tertimpa batu puluhan ton, nafasnya berhenti untuk sesaat. Benarkah yang ia lihat ini? Semua laporan itu menunjuk Kris Wu sebagai salah satu dari mereka semua. Salah satu dari sekian banyak Mafia besar yang ada didunia ini. Bahkan FANQIN organisasi hitam yang ia bentuk itu ternyata memiliki andil banyak dalam mengusai Korea, Cina dan Jepang. Dan yang lebih mengejutkan mereka bekerjasama dengan Yakuza dan beberapa lainnya.
"Kris Wu?" Tanya Zitao memastikan.
"Iya, Kris Wu. Investor muda keturunan Kanada-Cina yang kudengar saat ini sedang berada di Korea.." jelas Kim Jongdae.
"Apa yang lain sudah tahu mengenai laporan ini?"
"Emm, Kyungsoo baru saja menyerahkannya pada Inspektur Kim Junmyeon. Kurasa dia sedang membacanya.." jawab Jongdae.
"Lalu selanjutnya?"
"Tentu saja menunggu perintah selanjutnya, tapi dari gosip yang terdengar olehku, kita akan menangkap basah Kris Wu saat transaksi narkotika tiga hari dari sekarang.."
"A-apa? Apa mereka sudah memastikan transaksi itu benar-benar terjadi?" Jongdae mengangkat bahunya, tanda dia belum bisa mengetahui apapun.
Jemari Zitao yang bergetar membuat dokumen yang dipegangnya terjatuh dari genggamanya. Jongdae melihat tingkah Zitao heran, ada apa dengan sang atasan? Apa yang terjadi pada dengannya? Kenapa dia sangat terkejut begitu mendengar Kris Wu adalah terduga atas kasus yang tengah ditanganinya dan akan ditangkap oleh team mereka.
"Kau tidak apa Perwira Huang?"
Perwira? Ya, Huang Zitao adalah salah satu Perwira Tinggi Kepolisian Korea Selatan. Dia adalah putra kedua dari seorang Komisaris Jendral Polisi bernama Huang Seunghyun. Didikan keras sang ayah dan secara paksa memasukakannya ke akademi Kepolisianlah—dan kerja keras— yang dapat membuatnya dengan mencapai posisi ini diusianya yang ke-21 tahun.
"Ah— aku tidak apa Jongdae, hanya saja aku sedikit shock.." jawab Zitao berusaha menengkannya.
"Shock? Kau mengenal Kris Wu.." sahut Jongdae yang terlihat curiga.
"T-tidak, aku hanya terkejut bukankah selama ini Kris itu dikenal pribadi yang baik.." Jongdae mengangguk-angguk mengerti lalu menunduk sebentar dan segera keluar dari ruangan Zitao.
Tepat saat Jongdae menutup pintu ruangan, Zitao menghela nafas lega. Ia kembali nenatap kertas-kertas didepannya. Benar, semua bukti dalam kertas-kertas itu mengarah pada Kris Wu. Apalagi tatto scorpion dilengan kiri itu.
Tanpa dia sadari airmatanya menetes dari mata panda sang Perwira. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, bagaimana mungkin Tuhan memberikan pilihan seperti ini padanya.
Menangkap salah satu Mafia paling berbahaya diseluruh dataran Tiongkok
.
Atau
.
MATI
.
.
.
.
Last One
.
.
.
.
Dentuman keras didalam klub malam mewah itu terdengar jelas ditelinga beberapa pemuda tampan dalam klub itu. Suasana yang wajar untuk sebuah klub malam yang selalu dikunjungi kebanyakan petinggi-petinggi negeri itu maupun orang-orang dari kalangan atas seperti selebritis, pengusaha, maupun yang lainnya.
Kembali pada beberapa pemuda yang sejak tadi melakukan pesta disana, dimeja yang berada ditengah mereka terdapat puluhan botol minuman berjejer dengan rapi meski ada beberapa yang telah dibukanya.
Seorang pemuda jangkung dengan garis wajah tegas, bentuk tubuh yang sangat pas dengan tinggi tubuhnya, berjalan kearah mereka. Ia mengenakan kemeja hitam polos dengan jas hitam yang kini dicangkingnya.
"Hi, Kris! Kau terlambat 30 detik brother" sapa pemuda dengan senyum lebar dengan mata bulat. Sayangnya, yang disapa hanya menatap datar dan sama sekali tak mengindahkannya.
"Baiklah, semuanya sudah disini. Mari ikuti aku.." kata pemuda berwajah pucat dengan wajah tidak memiliki ekspresi.
"Mau kemana?" Tanya Park Chanyeol si pemilik senyum lebar dengan mata bulat.
"Berhenti bertanya Chanyeol-hyung telingaku panas mendengar suaramu, BRENGSEK.." umpat Kai pemuda berkulit eksotis.
"Ckkk, SIALAN KAU.." Chanyeol terlihat marah pada Kai.
"Berhenti bertengkar.." ucapan yang datar dan terkesan dingin dari seorang Kris Wu, pimpinan mereka. Chanyeol menatap Kai sengit, tapi hanya ditanggapi putaran mata oleh Kai.
"Okey, ikuti aku.."
Oh Sehun, pemuda pucat dengan wajah tanpa ekspresi itu berjalan mendahului mereka. Mereka melewati lorong klub yang hanya diterangi lampu kecil diujung. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai ditempat yang mereka tuju.
"Apa yang ingin kau bicarakan Oh Sehun?" Kris mendudukan diri sofa ruangan itu. Begitupun ketiga temannya yang lain. Tapi yang berbeda Chanyeol lebih memilih duduk dibawah, diatas karpet berbulu halus ruangan itu.
"Santai Kris-hyung~ lagipula ini bukan akhir pekan, bukan jadwalmu bertemu PrincePeacock.." ledek Sehun, dan langsung mendapatkan tatapan membunuh dari Kris.
Chanyeol dan Kai saling berpandangan. Kai mendecih pelan saat matanya bertemu mata bulat Chanyeol. Chanyeol memajukan bibirnya lalu menarik ujung bibirnya. Hah, itu sungguh jelek Yeol.
"Hey Sehun, apa kau sudah bertemu PrincePeacock-nya Kris-hyung?" Sahut Kai penasaran.
"Hanya lihat sekilas, bahkan aku lupa wajahnya sekarang.." jawab Sehun santai.
"Aku datang kemari bukan untuk membicarakan siapa kekasihku.." sahut Kris datar.
Chanyeol tersenyum mengejek pada kedua rekannya. Akhir Kris tergerak memarahi mereka, meski nada bicaranya datar tapi tatapan mata tajamnya jelas ingin mengatakan bahwa ia sedang tidak ingin bercanda.
"Ah— baiklah hyung~ kita mulai saja.." Sehun berjalan kearah layar LCD yang tak jauh darinya. Ia mengambil sebuah remote disana, lalu menyalakan LCD itu.
Gambar yang sangat jelas terpampang disana membuat mata Kris, Chanyeol dan Kai menyerngit. Yang benar saja itu gambar seorang polisi dengan wajah malaikat. Kim Junmyeon, Inspektur Tinggi Kepolisian Korea Selatan.
"Aku baru tahu, jika kau mengidolakannya.." ejek Chanyeol.
"Ha? Dengar ya! Aku lebih mengidolakan tubuh Luhan dibandingkan orang itu.." gerutu Sehun.
"Memang kau pernah bertemu dengannya? Ayolah Hun~ kau tertarik pada seorang aktor yang bahkan tujuh tahun lebih muda darimu, dia masih anak-anak.." Kali ini Kai yang mengejek Sehun. Sehun mulai bersiap menceramahi Chanyeol dan Kai tapi ia urungkan saat Kris memutar bola matanya bosan. Ia tahu Kris mulai tidak sabar.
"Baiklah, kita mulai saja.." Sehun menghela nafas sebentar.
"Alasan mengapa aku meminta kalian kemari adalah untuk memberitahu kalian soal sepuluh orang polisi yang saat ini tengah menangani kasus mengenai kita, kupastikan mereka semua sudah memiliki identitas kita.." jelas Sehun mulai dengan wajah serius.
"Apa mereka sudah mulai bergerak.." Kai bertanya dengan tenang.
"Semua bukti telah mereka miliki, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat menangkap kita, dan kupastikan mereka akan mengikuti dikegiatan kita lusa.." Sehun menyeringai melihat ketiga rekannya sudah benar-benar masuk pada mode serius mereka.
"Siapa saja mereka?" Chanyeol meletakkan cemilan yang tadi ingin dimakannya.
"Pertama Kim Junmyeon, Inspektur Tinggi Korea Selatan.."
"Dia yang memimpin?" Kris dingin.
"Bukan, dia hanya sebagai komando pendukung, dia hanya pengawas dari jauh.." jawab Sehun. Dia menekan kembali remote ditangannya. Gambar pada layar LCD itu berubah. Seorang polisi muda lengkap dengan seragam hitam dan mata belo yang indah. Kai menyeringai.
'Polisi yang manis..' batin Kai.
"Dia Do Kyungsoo, adik dari Inspektur Tinggi Kim Junmyeon, dia masih baru dikepolisian jadi kufikir dia bukan seorang berbahaya.." sambung Sehun. Sehun kembali menekan remotenya.
"Dia Kim Jongdae, dia salah satu Perwira Tinggi Kepolisian Korea Selatan tapi dalam hal ini dia menjadi wakil pemimpin team, dia sering mengambil alih tugas-tugas penting dikepolisian, bahkan dia pernah menangkap salah satu petinggi Yakuza.." Chanyeol terdiam, begitupun dengan Kai dan Kris. Tidak, mereka tidak takut hanya saja, mereka mencoba mencari celah untuk membalikkan keadaan mereka.
Layar LCD kembali mengganti gambar yang lain. Kris mengeraskan rahangnya saat matanya melihat siapa polisi selanjutnya yang ditampilkan Sehun dilayar.
"Huang Zitao, Perwira Tinggi Kepolisian Korea Selatan sekaligus pemimpin dalam kasus ini, usianya 21 tahun tapi untuk seorang polisi dia cukup berbahaya dia berkali-kali menggagalkan penyelundupan narkotika Hongkong-Korea, lalu penyelundupan sejata ilegal dan Human Trafficking Cina-Jepang.."
Kepalan tangan Kris semakin mengeras mendengar penjelasan Sehun. Terkejut? Tidak, bahkan ia sudah memperkirakannya. Kenapa harus seperti ini mengapa harus ada polisi didunia ini. Tapi mau bagaimana lagi semuanya sudah seperti ini, lalu apa yang harus ia lakukan?
"Cantik! Aku suka matanya.." gumam Chanyeol tanpa sadar.
"Kau menyukainya Yeol-hyung~ aku yang akan lebih dahulu mendapatkannya.." sahut Kai tenang.
"Jadi kita harus apa?"
"Apa kita harus mengambil semua bukti itu?" Tanya Chanyeol.
"Kita lakukan malam ini.." seru Kris berdiri dari sofa.
"Wow.. wow.. tunggu dulu! Apa kita akan mengacau dikantor polisi?" Chanyeol menatap Kris tidak percaya.
"Kenapa kau takut?" Chanyeol mengeram kesal pada Kai yang lagi-lagi mengejeknya.
"Aku tidak takut.." Chanyeol berjalan meninggalkan mereka dengan wajah kesal.
"Jadi bagaimana kita mengambilnya~?"
"Kita akan mulai jam 2 pagi, selanjutnya kita pikirkan sambil jalan..." jawab Kai asal.
'Kita pikir sambil jalan? Dasar Kkamjong SIALAN! Dia pikir ini masalah ambil permen dari seorang bocah' batin Chanyeol kesal.
Kris kembali menatap layar LCD yang masih menampilkan wajah Huang Zitao disana. Dia sangat tampan dengan seragam itu, tapi disatu sisi kecantikan dan wajah manisnya itu jauh lebih mendominasi.
Deg~
Hatinya berdenyut sakit entah karena apa? Sekarang apa yang harus ia pilih?
Baku tembak dengan polisi-polisi itu
.
Atau
.
MATI
.
.
.
.
Last One
.
.
.
.
Drttt.. Drrrrttt... getaran kencang ponsel pintar diatas nakas mulai mengusik tidur sang polisi muda. Zitao menutup telinganya dengan bantal, berusaha agar telinganya tak mendengar getaran dari benda persegi panjang itu. Tapi usahanya sungguh sia-sia, masih mendengarnya dan membuatnya tidak dapat kembali masuki alam mimpinya. Zitao menyerah, dan akhirnya menggapai smartphone miliknya.
"APA? KAU PIKIR INI JAM BERAPA HAH? DENGAR AKU AKAN MULAI TUGAS JAM 8!" teriaknya pada orang disebrang telpon.
'Perwira Huang, Markas didatangi pencuri seluruh dokumen-dokumen penting hilang termasuk seluruh bukti kasus yang kita tangani..' balas orang yang ada disebrang telfon.
Zitao menegakkan tubuhnya, raut lelah dan terkejut sangat jelas terlihat diwajahnya. Ia terdiam untuk beberapa menit, hingga suara disebrang ponselnya menginterupsi telinganya.
'Perwira Huang! Kau masih disana?'
"Aku akan tetap berangkat jam 8" gumam Zitao dingin, kemudian memutus sambungan telfonya.
Zitao kembali menjatuhkan tubuhnya diranjang. Lelah, sungguh tubuhnya lelah dengan semua ini. Bolehkah ia kembali tertidur dan berharap semuanya yang telah terjadi adalah semua mimpi dan ketika ia terbangun semua kembali seperti yang ia inginkan. Tak ada polisi, tidak ada mafia dan tidak ada berbagai jenis kejahatan yang harus ia tangani.
Drrttt.. Drtttt..
Namun lagi-lagi ponselnya kembali bergetar menandakan sebuah pesan masuk.
From: +8200067898
Aku merindukanmu... Bisakah kau temani aku hari ini?
.
King ;)
Zitao tersenyum lembut, kalau boleh bisakah ia menikmati ini lebih lama? Menikmati waktu bersama orang terkasih dalam hidupnya. Orang yang Zitao anggap paling mencintai dirinya, penjaga hatinya. Lelehan airmata kembali mengalir dipipinya. Disaat ia telah menyerahkan seluruh hidupnya pada sang terkasih, Tuhan justru membuatnya mengambil keputusan tersulit dalam hidupnya.
Zitao meletakkan ponselnya lagi, ia berjalan menuju kamar mandi, meski kekantor masih dua jam lagi tapi mood-nya untuk kembali tidur sudah benar-benar menghilang.
.
.
Last One
.
.
Kris menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong, tidak setitikpun semangat hidup disana. Kris sudah sangat mirip dengan mayat hidup. Apa yang sudah ia dan teman-temannya lakukan semalam adalah sesuatu yang sangat berat untuknya. Bukan karena semalam ia dan Kai menyusup ke markas besar Kepolisian Korea Selatan, karena bahkan ia pernah menyusup di Markas besar Yakuza yang jauh lebih berbahaya.
Kris meraba dada yang terasa sangat sesak. Menangis? Bahkan airmataanya telah terkuras oleh kematian ayah dan ibunya limabelas tahun lalu karena ditabrak seorang polisi yang tengah dalam pengaruh alkohol. Semuanya begitu berat untuknya.
Drttt.. Drttt..
From: +8200777547
Ini bukan akhir pekan, kau ingin aku datang?
.
PrincePeacock :)
Kris tidak berniat membalasnya, karena sang pujaan hati tahu Kris tidak akan mengulang keinginannya. Seutas harapan akan cintanya pada sang PrincePeacock, cinta yang selamanya tidak akan pernah menyatukan lebih lama. Setidaknya ia bisa ada satu hal terakhir yang ingin ia lakukan bersama sang kekasih jika nanti sewaktu-waktu ia mati saat menjalankan misinya sebagai mafia.
Hanya setetes dari sudut kiri mata kanannya yang dapat keluar dari mata tajamnya.
.
.
.
.
Last One
.
.
.
.
Zitao berjalan dengan santai dilorong apartement mewah dipusat kota Seoul. Seragam polisinya masih terpasang rapi ditubuh proporsional miliknya. Ia terus berjalan hingga akhirnya berhenti didepan pintu dengan nomor 1996. Tangannya dengan jeli menekan beberapa nomor kode pintu. Hanya beberapa detik hingga pintu itu terbuka olehnya, Zitao memasuki apartement mewah milik sang kekasih. Tidak ada siapapun disana. Zitao menghela nafas, ia berjalan menuju dapur mencari sekaleng soda dikulkas sang kekasih. Melihat dapur sang kekasih yang begitu rapi membuat Zitao tersenyum, tidak ada yang memasak disini selain Huang Zitao. Zitao terduduk disebuah kursi, sambil menikmati sodanya.
Perhatian Zitao teralihkan saat seseorang—Yang Zitao yakini itu adalah sang pujaan hati— memasuki apartement mewah ini. Zitao tersenyum menatap pria tampan bergaris wajah tegas dengan balutan mantel berwarna hitam yang sangat pas ditubuhnya. Pria tampan itu menenteng sebuah plastik besar yang semuanya berisi makanan, sepertinya ia habis dari restoran.
"Kufikir kau tak datang hari ini.." ucapnya meletakkan kantung plastik itu diatas meja.
"Kau tahu aku tak bisa menolakmu. Kau tahu aku mencintaimu sangat dalam, Kris Wu..." Ya, Kris Wu adalah kekasih Huang Zitao. Kris Wu pimpinan organisasi hitam FANQIN adalah kekasih yang sangat dicintai Huang Zitao sang Perwira Tinggi Kepolisian Korea Selatan.
Kris menyeringai mendengar pernyataan Zitao. Bangga, ia bangga menjadi penguasa hati sang Perwira. Kris membalikkan tubuhnya.
"Iya, dan kau sudah tahu semuanyakan? Semua hal siapa orang yang kau cintai ini.." Tanya Kris lirih sambil membelai wajah manis sang kekasih.
"Ya, aku tahu semuanya, sayang.." balas Zitao memeluk tubuh tegap Kris. Kris membalas pelukan itu dengan penuh kehatian, erat hingga membuat Zitao sedikit sesak.
"Maaf, aku tidak bisa menyerahkan diri padamu begitu saja, aku mencintaimu melebihi nyawaku, tapi jika harus meninggalkan FANQIN aku tidak bisa.." Kris melepaskan tubuh Zitao, ia berniat meninggalkan Zitao tapi kakinya terhenti saat Zitao menangkap pergelangan tanganya.
"Tidak bisakah kau menyerah, akan kupastikan hukumanmu ringan.." pinta Zitao. Kris berbalik, menatap mata panda Zitao yang terlihat sangat frustasi.
"Bisakah kau lakukan itu pada Chanyeol, Kai dan Sehun. Kau tahu mereka hanya anak buah, aku yang melakukan semua.." aku Kris jujur. Kris kembali berjalan menjauhi Zitao. Zitao mulai geram dengan.
"Berhenti Kris Wu, kau ditangkap atas tuduhan pengendali sekaligus pendiri salah satu organisasi hitam diwilayah Asia Timur, kau terlibat dibanyak pembunuhan, penyelundupan senjata api ilegal, narkotika, dan juga perdagangan manusia.." Zitao menodongkan sebuah revolver kearah Kris. Kris menatap Zitao datar nyaris tidak ada ekspresi apapun diwajahnya.
"Sebagai siapa kau bertindak saat ini? Huang Zitao Perwira Tinggi Kepolisian Korea Selatan.. atau Huang Zitao kekasihku..?" Tanya Kris nyaris dengan tinggi nada yang sama.
"Menurutmu?"
SREEETTT...
Tangan Kris yang sejak tadi berada saku mantelnya kini mengajung pada Zitao dengan sebuah revolver berwarna perak disela-sela jarinya. Wajah tampan Kris menatap Zitao tajam. Kini mereka saling berhadapan dengan sebuah revolver ditangan kanan masing-masing. Zitao menyeringai.
"Nice to meet you, Mafia Wu.."
"Me too, Perwira Huang.."
"Letakkan sejata anda Tuan Wu, atau saya akan menembak anda.." sebuah ancaman yang terdengar sangat datar dari bibir peach Zitao.
"Silahkan.." Balas Kris tenang.
Zitao menatap Kris kesal. Kris menyeringai, sepertinya Zitao mulai tidak sabar. Kris tahu Zitao tidak akan pernah berani untuk menembak dirinya, setidaknya untuk saat ini. Tanpa Kris duga Zitao membuang revolver miliknya begitu saja. Ia berjalan kearah Kris yang masih mengacungkan revolver peraknya Zitao. Tidak berniat sedikitpun beranjak dari tempatnya berdiri, ia menatap Zitao yang berjalan kearahnya dengan melepas asal seragam polisinya hingga menyisakan kemeja warna putih serta dasi hitamnya.
Kris menurunkan revolvernya, saat Zitao menarik tengkuknya secara kasar dan melumat bibirnya. Tangan kiri Kris menarik pinggang ramping sang perwira. Zitao mengalungkan kedua lenganya dileher Kris. Menikmati bagaimana dirinya mendominasi bibir tipis sang kekasih. Kris mendorong tubuh Zitao kekamarnya tanpa melepaskan ciuman mereka.
BRAKKK..
Kris menutup kasar pintu kamarnya, tangan kanan Kris yang sejak tadi masih membawa revolvernya kini memasukkan senjata laras pendek itu kedalam laci nakas.
Situasinya berbalik, kini Kris yang mendominasi ciuman penuh hasrat itu. Kris menekan tengkuk Zitao untuk memperdalam lumatannya.
"Apa kau tak jadi menangkapku Perwira?" Tanya Kris disela-sela ciumannya. Zitao menahan hasratnya untuk tidak memukul kepala Kris, saat Kris menurunkan ciumannya dileher Zitao.
"Anhhh~.." desah Zitao tertahan. Zitao menarik wajah Kris yang ada dilehernya, kedua tangan itu menangkup kedua sisi wajahnya.
"Buang semua formalitas kita Kris, lupakan semua hal tentang polisi dan mafia.."
"As your wish Peach.." Kris nencium tulang selangka Zitao.
"Engghh.." Kris membuka dasi dan kemeja Zitao.
Satu persatu-satu pakaian mereka mulai meninggalkan tempat. Desahan demi desahan mulai terdengar memenuhi ruangan itu. Berusaha melupakan semua hal yang mereka permasalahkan, melupakan siapa mereka. Deru nafas yang menggebu terasa hingga tulang mereka. Untuk saat ini saja biarkan mereka merengkuh apa yang ada, sebelum ada salah satu dari mereka yang mengakhir segalanya.
.
.
.
.
Last One
.
.
.
.
Chanyeol, Kai, Sehun dan Kris tengah memakai perlengkapan mereka. Mereka mengenakan pakaian serba hitam, bukan sebuah pakain dengan jas dan kemeja hitam formal seperti biasa mereka pakai. Hanya jeans dengan bahan ringan pakaian yang mudah untuk mereka bergerak. Revolver, dan semua peralatan yang mereka perlukan telah siap.
"Hyung~ kau yakin tidak membatalkannya saja, kau baru selesai dari misi tunggalmu, dan polisi telah mengetahui rencana kita ini.. kita akan berhadapan langsung dengan polisi.." Chanyeol berusaha mencegah Kris. Jujur saja, Chanyeol tidak mengerti jalan fikiran Kris. Apa yang sebenarnya terjadi padanya belakangan ini? Berkali-kali ia melakukan misi sendiri tanpa mengajak Sehun, Kai maupun dirinya. Dan puncak misi tunggalnya adalah hari ini, dia bilang semuanya sudah berakhir. 'Apanya yang berakhir..?' Batin Chanyeol yang masih setia menatap Kris yang tengah memakai masker hitamnya. Bahkan Chanyeol merasa akan terjadi sesuatu yang buruk pada mereka.
"Yeol-hyung kau takut ya?" Lihatlah, ejekan Sehun saja juga terdengar lirih. Apa Sehun juga merasakan apa yang dirasakannya? Entahlah Chanyeol juga tidak mengerti.
"Kris-hyung~ berakhir yang kau maksud itu, kita menyerahkan diri pada polisi-polisi itukan?" Kai bertanya dengan hati-hati. Kris berhenti sejenak dari mengecek revolver ditangannya.
"Dengar, kali ini kalian hanya bergerak dibelakangku, jangan lakukan apapun jangan menembak satupun dari polisi-polisi itu.." jelas Kris.
"Apa maksudmu, kau akan biarkan kita ditembak mati oleh mereka?" Sahut Sehun yang terlihat sangat terkejut. Mungkin Sehun juga merasakan ragu dimisinya kali ini. Tapi sungguh, ia tidak tahu apapun rencana Kris.
"Aku sendiri yang akan menembak.." satu kalimat yang membuat mereka semua menunduk pada Kris untuk patuh.
"Yeol, nanti jika kau punya waktu pergilah ke Gwangju.. kau akan sangat terkejut melihatnya.." gumam Kris membuat Chanyeol menyerngit, apa maksudnya? Entahlah Chanyeol malas memikirkannya.
Langkah menjauh Kris menuntun mereka untuk mengikuti sang hyung. Rasanya banyak sekali yang mengganjal dihati ketiga pemuda yang ada dibelakang Kris. Apa yang akan terjadi hari ini semoga semuanya baik-baik saja.
.
.
Last One
.
.
Zitao dan sepuluh pasukannya telah bersiap dipelabuhan Busan, salah satu pelabuhan tersibuk didunia. Mengejutkan para mafia itu memilih tempat seramai ini untuk bertransaksi narkotika. Yang benar saja. Mereka sudah menunggu hampir dua jam disini, tapi tidak ada yang menunjukan akan terjadi transaksi apapun disini.
"Sebenarnya informasi itu benar atau tidak?" Gerutu Jondae gondok.
Mereka semua menatap Zitao yang sejak tadi diam entah memikirkan apa. Zitao yang biasanya selalu menyemangati semua kawannya disaat seperti ini malah terdiam tidak nengucapkan apapun.
Mata yang biasa bersinar itu kini meredup bahkan cendurung tak ada sinar. Pandangannya kosong seperti saat ia pertama kali memasuki akademi kepolisian karena paksaan ayahnya, bahkan ini lebih hampa dari yang dulu. Junmyeon menatap Zitao sedih. Jika dulu polisi adalah mimpi indah yang dinginkan Junmyeon maka untuk Zitao itu adalah mimpi buruk, keinginannya untuk menjadi dokter akhirnya kandas karena ayahnya. Tapi dulu Zitao bisa melupakan mimpinya, dan mulai mencintai polisi.
Junmyeon melangkah mendekati Zitao. Menepuk pundak sang perwira.
"Tenanglah semuanya akan baik saja.." ucap Junmyeon tulus.
"Hufftt.. ya, semuanya akan baik.." balas Zitao lirih.
"—Ketua mereka datang.. Kris Wu, Park Chanyeol, Oh Sehun dan juga Kim Kai.." suara salah satu anak buah mereka dari handy talkie membuat mereka segera bergerak melihat sekitar.
Mata panda Zitao menatap empat orang yang berjalan didalam kerumunan banyak orang itu. Lagi-lagi airmatanya kembali menetes tanpa dapat ia tahan.
Kris, Chanyeol, Sehun dan Kai tampak menjauhi kerumunan itu. Zitao memerintahkan pasukannya untuk mengikuti mereka. Bukan tidak sadar, tapi Kris, Chanyeol, Kai dan Sehun berpura-pura tidak mengetahui keberadaan para polisi yang mengikuti mereka.
Tidak berapa lama mereka berhenti dibelakang sebuah kontainer besar tempat itu sangat jauh dari kata ramai, tidak ada satupun petugas yang melewati tempat itu. Seperti dugaan para polisi itu, ternyata sudah ada yang menunggu empat pemuda itu.
Mata para polisi itu membelalak kaget melihat seseorang yang sangat mereka incar beberapa tahun belakangan ini. Itu, Lee Jaeha gembong narkotika jaringan Internasional. Dari kejauhan Zitao memberikan kode pada Kyungsoo yang ada dibalakangnya untuk segera mengepung tempat itu. Junmyeon mencoba lebih mendekat, sambil mempersiapkan revolver mereka. Jongdae berusaha menghubungi markas pusat untuk meminta bantuan tambahan.
"Hi Mr. Wu senang melihatmu lagi.."
Dengan tidak berperasaan Kris melempar tas yang sejak tadi dibawanya kedepan Jaeha.
"Tidak usaha basa-basi denganku, berikan uangnya!" Perintah Kris datar. Jaeha menyeringai melihat tingkah Kris.
"Jika kau bukan pimpinan FANQIN, aku sudah berusaha membunuhmu sejak dulu" Jaeha melempar sebuah tas berisikan uang miliaran itu kearah Kris.
"Memang kenapa jika aku pimpinan FANQIN? Apakah itu hal yang menakutkan untukmu!" Kini Zitao dan Junmyeon sudah semakin dekat kearah mereka dan secara otomatis mendengar pembicaraan para pelaku kriminal itu.
"Aku hanya dengar orang-orang di FANQIN adalah pembunuh yang mematikan! Tapi dilihat dari cara kerja kalian, mereka sepertinya hanya mendengar ucapanmu.." terang Jaeha. Kris menyeringai.
"Kau memperhatikannya? Aku terkesan.." wajah Kris kembali datar.
"Hahahaha.. terimakasih Mr. Wu, ngomong-ngomong bagaimana kabar kekasih polisi-mu itu?"
Deg~~
"Apa?"
"Kkkkk~~ sepertinya rekanmu sama sekali tidak mengetahuinya, hahaha.." Jaeha tertawa puas melihat rahang Kris yang mulai menegang. Kris mengepalkan tanganya kuat. Chanyeol, Sehun dan Kai menatap punggung Kris yang didepannya terkejut.
Zitao yang berada dibelakang salah satu kontainer kecil itu bergetar. Bahkan Junmyeon pun sangat terkejut dengan apa yang didengarnya.
'Kekasih Kris seorang Polisi? Sungguh mengejutkan..' batin Junmyeon tak percaya.
"Berhenti bicara.." sanggah Kris menghentikan tawa Jaeha.
"Kenapa kau goyah? Dari gelagatmu dan ekspresi kekasihmu saat itu, sepertinya kau menyembunyikan identitasmu darinya.." sambung Jaeha.
Kris mengacung revolver silvernya kearah Jaeha begitupun Chanyeol, Sehun dan Kai. Jaeha memundurkan tubuhnya dengan ekspresi ketakutan, anak buah Jaeha segera menodongkan pistol kearah Kris dan ketiga pemuda dibelakangnya.
Tepat saat Kris menekan palatuknya. Sebuah suara menginterupsi dari balik kontainer kecil maupun besar yang tak jauh dari mereka.
"KALIAN DIKEPUNG, SEGERA LETAKKAN SENJATA!" teriak Jongdae mulai berjalan mendekati mereka.
"Apa-apaan ini? Bagaimana mungkin ada polisi disini, BRENGSEKK!" Umpat Jaeha yang terkaget. Zitao, Junmyeon, Kyungsoo dan semua polisi itu mulai muncul dibalik kontainer disekitar mereka. Jaeha dan anak buahnya telah dibekuk beberapa polisi.
Zitao, Junmyeon, Kyungsoo dan Jongdae kini berada hanya sepuluh meter dari mereka.
"KAU—" tuding Jaeha saat melihat wajah Zitao.
Mereka semua tidak dapat bergerak lagi, seluruh tempat ini sudah dikepung puluhan polisi, yang dihubungi Jongdae. Kris dan Zitao saling menatap datar. Zitao berjalan kearah Kris. Wajah manis yang selalu tersenyum untuknya kini terlihat kosong tanpa ekspresi. Seolah tubuh itu adalah robot untuk menangkapnya.
Kris memberikan kode pada ketiga temannya untuk meletakkan senjata secara perlahan. Chanyeol mendesah kesal pada Kris. Sungguh Chanyeol kesal setengah mati pada Kris. Sebenarnya apa yang Kris pikirkan? Apakah polisi yang saat ini tengah mendekat itu adalah kekasihnya? Entahlah Chanyeol tidak tahu.
Saat Kris akan mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Zitao lagi, saat itulah matanya menangkap seorang sniper yang kini tengah mengarahkan senjata laras panjang untuk membidik Zitao dari sebuah speedboat yang berada tengah laut yang gelap.
Deppp~~
Deppp~~
Deppp~~
"KRIS-HYUNG/ZITAO~~"
Tiga tembakan tanpa suara dari arah berlawanan tepat mengenai sasaran. Sakit, sungguh sakit saat dua timah panas itu mengenai jantung dan paru milik Kris. Kris membelalakkan matanya saat menyadari hanya dua timah panas yang bersarang ditubuhnya.
Tiga.. ada tiga tembakan yang harusnya mengenai tubuhnya. Kris menatap Zitao yang ada dipelukannya. Tubuh ramping itu melemas dalam pelukan Kris, tubuh Kris akhirnya limbung kebelakang beserta tubuh Zitao. Beberapa polisi berusaha mengejar dua speedboat itu.
"Uhhuukkk.." Zitao batuk berdarah disamping Kris.
Airmata Kris menetes deras melihat keadaan Zitao. Dia, terkena tembak tepat dijantungnya. Matanya menatap Kris susah payah.
"T-tterimakasih.." sebuah senyum tercetak dijelas dibibir peach Zitao. Tangisan Kris semakin deras.
"J-jangan m-menangis, tidak.. lucu.. pimpinan FANQIN menangis.." kekeh Zitao melihat Kris yang terlihat tidak berdaya didepannya, sebenarnya airmata Zitao juga sudah mengalir sejak tadi. Melihat Kris yang kesakitan dihadapannya membuatnya lebih sakit sepuluh kali lipat lebih sakit dari rasa tembakkan yang bersarang dijantungnya.
"Kukira aku bisa melindungimu, tapi pada akhirnya.. a-aku tidak pernah bisa melindungimu.." dengan susah payah disisa kesadarannya ia berusaha meraih wajah Zitao.
"A-Aku mencintaimu.."
Suara serak Kris mengantar Zitao meraih akhir batas hidupnya. Satu kalimat yang ingin ia dengar diakhir hidupnya. Orang yang dicintainya bahkan rela mati untuknya. Bolehkah ia berharap, kalau boleh bisakah Tuhan mempertemukan mereka dikehidupan selanjutnya? Dikehidupan yang lebih baik, bukan lagi sebagai Mafia dan Polisi. Tapi sebagai seorang siswa senior high school dan seorang Presdir sebuah Hotel ternama di Korea. Menyenangkan bukan? Ah, Zitao kau bisa saja mengkhayal diujung kematian.
Nafas Kris mulai tersendat, satu hal terakhir yang ia ingin lakukan untuk Zitao, tapi gagal ia lakukan. Padahal hanya sesuatu yang sangat sederhana untuk dilakukannya tapi pada akhir ia tak pernah bisa melakukannya.
"Maaf Prince Peacock, maaf karena kau mati bersamaku.." gumamnya mengusap lembut pipi Zitao yang mulai mendingin.
Perlahan tapi pasti gerakan Kris melambat dan akhir tidak bergerak sama sekali, kepul nafas yang biasanya terlihat saat manusia bernafas dimusim dingin kini menghilang sama sekali dari hidung Kris. Mati, tentu saja. Memang ada yang masih hidup saat dua organ vital manusia yang terpenting seperti jantung dan paru-paru hancur tertembak.
Chanyeol tertunduk berlutut melihat dua tembakkan yang mengenai hyung yang paling dihormati dan disayanginya. Tubuhnya serasa kaku untuk menghampiri Kris yang tergeletak bersama seorang polisi disampingnya. Sehun terdiam mematung melihat kejadian itu, Kai memegang dadanya kuat tanpa bergerak sedikitpun, pandanganya kosong lalu terjatuh terduduk melihat Kris mati dihadapanya bersama seorang polisi disampingnya. Inikah berakhir yang Kris maksud?
Junmyeon menatap dua jasad depannya lelah, ternyata yang terjadi bukanlah sesuatu yang baik seperti yang ia katakan pada Zitao. Ia melepaskan pet dikepalanya, ia menatap sahabat sekaligus hoobae diakademi yang sama dengannya.
"Zitao, apa kau polisi kekasih Kris?"
Tanya Junmyeon entah pada siapa.
Kyungsoo menatap kakaknya sedih, begitupun dengan Jongdae yang masih sangat shock melihat kejadian yang baru saja terjadi. Teman sekaligus atasanya dimisinya kali ini mati tertembak dihadapannya. Apa yang harus ia katakan pada Komisaris Jendral Huang Seunghyun tentang apa yang terjadi pada putranya.
Beberapa polisi segera menangkap Chanyeol, Kai dan Sehun yang masih menatap Kris dan Zitao yang tergeletak dengan darah yang mengalir ditubuh mereka.
Awalnya semua ini adalah sesuatu yang gelap untukku, sesuatu sebelumnya terlalu gelap untukku. Hingga akhirnya kau masuk pada kegelapan yang sama denganku,
Kufikir kita akan sama-sama terperangkap didalam gelap itu, tapi akhirnya kaulah yang jadi bintang untukku, menjadi satu-satunya cahaya untukku..
Hingga suatu ketika kau harus memilih untuk tetap menjadi bintang untukku atau kembali keangkasa bersama bintang-bintang yang lain diatas sana..
Jika kau pergi maka tidak ada lagi cahaya untukku... jika tetap disini tapi disanalah harusnya kau berada..
Aku tidak akan memintamu memilihku, karena sampai kapanpun kau tak akan pernah bisa memilih, sebagai balasan atas apa yang sudah kau berikan untukku.. aku ingin melindungimu, hal terakhir yang ingin kulakukan adalah melindungimu.. tapi nyatanya aku tidak pernah bisa melakukannya,
Dan kau...
Hal pertama dan terakhir yang menurutku indah dan berharga.. HUANG ZITAO..
.
.
Last One
.
.
Satu minggu kemudian..
9:30 AM, Ruang Investigasi.
"Jadi berapa lama Kris Wu mengenal Perwira Huang..?" Tanya Kyungsoo pada ketiga pemuda yang ada didepannya.
"Kau tanya siapa?" Balas Sehun datar. Kyungsoo mulai mengeluarkan tanduknya tidak sabar.
"TENTU SAJA KALIAN BERTIGA! memangnya ada yang harus diinvestigasi selain kalian.." sembur Kyungsoo.
"Tidak tahu.." jawab Chanyeol, Kai dan Sehun secara bersamaan.
"YAAKK!" teriak Kyungsoo membuat ketiga pemuda didepannya menutup telinga mereka.
Klekkk~
"Berhentilah berteriak Kyung~.." kata Junmyeon yang baru saja memasuki ruangan kedap suara itu.
"Mereka membuatku kesal hyung~ seluruh pertanyaanku mereka jawab dengan kalimat 'tidak tahu'.." gerutu Kyungsoo pada sang hyung.
"Tidak ada gunanya kau menanyai mereka.." Junmyeon menatap ketiga pemuda dihadapanya.
"Hey kalian, bagaimana jika kita buat penawaran baru. Aku sudah berbicara dengan semua petinggi Kepolisian dan mereka menyetujuinya.." sambung Junmyeon mendudukan tubuhnya dikursi sebelah Kyungsoo. ChanKaiHun menaikan alisnya curiga.
"Maksudmu?"
"Begini, kami sudah mencari tahu tentang kalian tapi sayangnya kami tak menemukan bukti tentang kalian yang terlibat banyak organisasi hitam selain FANQIN, padahal aku yakin kalian terlibat banyak hal.."
"Kalian memang bodoh.." seru Kai menyeringai kearah Junmyeon.
"Bukan kami yang bodoh, mau kuberitahu satu hal? Kris menghapus semua data kalian tentang keterlibatan kalian didunia organisasi-organisasi gelap itu.." sanggah Junmyeon.
"Apa?"
"Tidak usah terkejut begitu, aku tahu kalian bukan orang jahat, akan kupastikan hukuman kalian ringan. Bagaimana?" Tawar Junmyeon menyeringai.
"Memang hukuman kami apa?" Sepertinya Sehun mulai tertarik dengan pembicaraan ini.
"Kalian pengedar narkotika jaringan internasional, Setidaknya kalian terbebas dari hukuman mati.." Senyum malaikat Junmyeon terukir indah dibibirnya.
"Pengedar narkotika? Yang benar saja.." gerutu Chanyeol dengan nada dibuat-buat seolah mengejek sang Inspektur Tinggi.
Junmyeon dan Kyungsoo menyerngitkan sebelah alis mereka bingung. Kai mendecih tidak sabar. Polisi-polisi ini menyebalkan, karena terlalu berbelit—menurut Kai—. Perhatian mereka kembali teralih saat melihat seorang polisi berwajah kotak memasuki ruangan mereka.
"Junmyeon-hyung, Kyungsoo-ah ini hasil penyelidikan mereka, mereka negatif menggunakan narkotika, barang yang mereka bawa dipelabuhan itu juga palsu, kemarinpun itu adalah pertama kali mereka bertemu Jaeha dan mereka tidak terlibat dalam pengedaran narkotika jaringan internasional.." kata Jongdae orang yang baru saja masuk ruangan itu. Junmyeon dan Kyungsoo menganga dengan apa yang Jongdae katakan. ChanKaiHun menyeringai menang.
"Jadi sebenarnya apa yang kalian lakukan?" Junmyeon mulai geram.
"Hanya penipuan kecil.." balas Sehun yang berusaha setengah mati menahan tawa melihat polisi itu kebingungan.
"Dengar, aku mulai tak sabar dengan investigasi ini.." kata Kyungsoo meninggikan suaranya.
"Kau polisi baru, pantas saja tidak sabaran.." ledek Kai pada Kyungsoo. Kyungsoo mulai naik pitam, dengan cepat ia keluar ruangan dan menutupnya tanpa perasaan.
"Kau tahu dia polisi baru?" Sahut Jongdae penasaran.
"Aku seorang hacker, jika kau mau tahu, aku punya data sepuluh orang diantara kalian.." Sela Sehun bangga.
Jongdae dan Junmyeon saling berpandangan, sepertinya mereka senang dapat mendengar itu dari mulut Sehun.
'Dasar bodoh..'
'Albino bodoh..'
Batin Chanyeol dan Kai bersamaan. Sehun mengusap wajahnya frustasi, harusnya ia tidak bilang pada mereka jika dirinya menguasai dunia itu.
"Wah~ aku jadi semakin tertarik dengan kalian.." kata Junmyeon antusias.
"Satu orang adalah Hacker, yang lain apa?" Cecar Jongdae.
"Aku bisa berfikir dengan baik.." Sahut Kai ambigu.
"Aku bisa menggunakan senjata laras panjang maupun pendek dengan baik.." Kata Chanyeol tenang. Jongdae mengerti maksud Chanyeol dan Kai.
Berfikir dengan baik adalah hal terpenting dari seorang ahli strategi, dan menggunakan senjata dengan baik, semua orang juga tahu jika itu adalah keahlian seorang sniper. Jongdae bisa bayangkan bagaimana perpaduan antara Kris, Chanyeol, Sehun dan juga Kai jika mereka bersama. Pantas banyak organisasi hitam yang menyegani mereka.
"Apa yang ingin kalian tawarkan pada kami?" Tantang Kai.
"Kalian akan menjalani hukuman selama dua-tiga tahun, selama itu pula kalian akan dididik oleh para petinggi Kepolisian, dan kalian bekerja dibawah Kepolisian setelah hukuman kalian selesai.." ucap Junmyeon dengan seringaiannya.
"Kau mau memanfaatkan kami ya.."
"Emm.. bukan memanfaatkan, hanya saja kalian itu masih muda dan pengalaman kalian diorganisasi-organisasi hitam itu cukup banyak, jadi negara butuh orang yang seperti itu, bagaimana? mudah bukan?" Terang Junmyeon tenang.
"Bagaimana jika kami berkhianat?"
"Itu urusan kalian dengan Kris.." Junmyeon mengeluarkan sebuah kertas disakunya.
'Semua sudah kembali ketempat masing-masing..'
Itulah yang tertulis disana. Mata Kai melembut, Chanyeol menatap tulisan itu penuh arti begitupun Sehun. Mereka tahu itu tulisan tangan Kris. Junmyeon menyeringai, sebenarnya ia tidak tahu apa maksud tulisan itu. Tapi ia yakin dengan pasti jika ChanKaiHun mengerti maksudnya, dan itu adalah sesuatu yang baik. Junmyeon menemukan tulisan itu disaku jaket milik Kris setelah kematiannya seminggu yang lalu.
"Aku baru tahu mereka juga bisa licik.."
"Kurasa aku tahu mengapa Kris mencintai polisi itu.." gumam Kai.
"Apa?" Tanya Chanyeol dan Sehun bersamaan.
"Bisa menyesuaikan diri.."
"Ha?"
"Ck~" decak Kai acuh.
.
.
Fin
.
Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan, dan jenjang karir kepolisiannya.. karena sebenarnya saya tidak tahu mengenai itu.. istilah kerennya 'SAKAREPKU DEWE' gitu..
.
Ada mau review..? Mau yahh.. tolong tinggalkan jejak..
Sekian..
Xiexie..
Thank you..
Gomawo..
