Anime/Manga Naruto Shinobi of Kuoh Chapter 1

Author; Syn Fukai

Rate; M – Indonesian – Adventure/Friendship

SHINOBI OF KUOH

Halo pembaca! Masih asing dengan saya? Jika begitu follow saja. Hahahaha. Oke! Namaku syn. Kali ini syn akan mencoba crossover Naruto dengan high school dxd. Sebelumnya saya minta maaf kepada senior rifuki dan semua pengikut ceritanya karena saya telah mencover secene naruhina.

Disclaimare

Naruto © Masashi Kishimoto

Perhatian : OOC, Typo, gaje, abal-abal, alur

tidak jelas maklum masih baru. Mohon maaf

bila banyak kesalahan.

Naruto Uzumaki

Umur 17 tahun.

Hobi: makan ramen, tidur.

Kata favorit: "tebayo"

Status ninja: genin.

Jurus andalan: Futon: Shinku Renpa

Senjata: pedang, kunai petir (hiraishin)

Naruto Uzumaki, atau sebagian orang mengenalnya dengan nama konoha no ryujin. Dianggap sebagai pahlawan konoha karena jasanya menyelamatkan penduduk konoha dari Akatsuki (tak sengaja). Setelah kematian Jiraiya, Naruto menjadi pendendam. Naruto berambisi memlenyapkan Akatsuki, dan siapaun yang berhubungan dengan akatsuki. Naruto adalah pemilik pedang ryujin atau pedang naga yang konon kekuatanya menyamai kusanagi.

Sasuke Uchiha

Umur 17 tahun.

Hobi: tidak ada

Kata favorit: "hn"

Status ninja: genin

Jurus andalan: "chidori"

Sejata: pedang kusanagi

Sasuke Uchiha, keturunan terakhir Uchiha yang tersisa. Sasuke merupakan sahabat Naruto Uzumaki. Setelah pembantaian klannya yang dilakukan oleh kakaknya, Sasuke bersumpah akan membunuh kakaknya suatu saat. Sasuke adalah pemilik KUSANAGI TSURUGI, pedang yang konon tak bisa tergores atau rusak.

Shikamaru nara

Umur 17 tahun.

Hobi tidur, dan merokok.

Kata favori "merepotkan"

Status ninja (chunin)

Jurus andalan "kagemane"

Senjata "chakura to" (seperti sabit hidan berwarna emas)

Nara Shikamaru, salah satu anggota klan Nara. Kepintarannya membuatnya jadi pemalas. Shikamaru merupakan sahabat Naruto, dan Sasuke. Setelah kematian gurunya (Asuma), Shikamaru dendam pada Akatsuki, dan ingin membantai mereka. Sama halnya Naruto, dan Sasuke, dia juga terjebak dalam lingkaran kegelapan. Shikamaru adalah pemilik Golden Chakura to. Sebuah wanita berkata tiba yang dapat mengeluarkan racun.

Shinobi kuoh

Suatu tempat. Dimana terdapat banyak pohon-pohon menjulang tinggi. Daratan bertebing yang hanya dihuni makluk buas. Tempat yang banyak monster kuat.

BUUMM!

.

.

Dikantor Hokage.

Terlihat seorang wanita cantik berbadan sital, dengan aset yang diidamkan para kaum hawa, dan dipuja kaum adam. Dia Senju Tsunade, cucu Hokage pertama Senju Hashirama. Seorang Hokage kelima, dan ninja medis terhebat dalam sejarah ninja.

Dihadapannya berdiri tiga orang Shinobi. Naruto, Sasuke, Shikamaru. Merka usai melakukan sebuah misi dan melaporkan hasil misi.

"Kalian sudah menuntaskan banyak misi, aku beri kalian libur selama 2minggu" kata Tsunade.

"Itu terlalu lama, tebayo" kata Naruto kurang setuju.

"Hn" kata Sasuke sependapat.

"Merepotkan" kata Shikamaru sambil melirik ke-dua temannya.

"Ini sudah keputusanku, Sekarang pergilah" ucap Tsunade kukuh.

"Merepotkan" mereka pun menghilang dari tempat itu menggunakan shunshin masing-masing.

Suatu hari. Di suatu tempat

Terlihat Naruto yang berlatih pedang sendirian. Gerakan pedangnya terlihat indah, dia seperti menari dengan pedang. Sampai ada seseorang yang mengganggunya.

"Uzumaki" kata orang itu.

"Untuk apa kau datang kesini, Hyuga?" Ucap Naruto tak bersahabat pada seorang Hyuga itu.

"Ada yang ingin aku bicarakan" katanya tenang tanpa adanya jawab permusuhan.

"sudah ku peringatkan jangan pernah menggangguku, Hyuga." Kata Naruto tajam dan dingin.

Flashback

Naruto Uzumaki pahlawan desa konoha. Terlihat berdiam diri sendirian. Di tempat yang biasa dipakai para shinobi berlatih. Pikiran Naruto kacau. Kematian Jiraiya membuatnya terselimuti dendam, kebencian, dan kegelapan. Saat dia telah berhasil membunuh pelaku pembunuhan jiraiya, kebencianya tidak kunjung hilang, malah seakan haus darah. Dia ingin membunuh semua akatsuki dan semua yang berhubungn dengan akatsuki.

Terlihat rintik hujan mulai turun. Namun, Naruto enggan beranjak dari tempatnya seolah hujan bukan hal penting. Diam, dan diam. Naruto sebenarnya menangis dalam diam. Kenapa dunia ini tidak adil? Kenapa di saat dia merasakan apa itu kasih sayang harus berakhir dengan kematian orang yang memberikan kasih sayang itu padanya? Naruto bertanya-tanya siapa yang salah? Dirinya berfikir keras, dan hanya jawaban kosong yang didapat.

Hujan mulai reda, lagit yang tadinya gelap karena mendung berubah cerah kembali. Matahari menyinari sisa-sisa dari air hujan yang membentuk partike-partikel kecil. Pelangi tercipta dengan indahnya di arah patung pahatan Hokage. Pelangi indah itu seolah berada diatas patung pahatan wajah Hokage.

Sekian lama Naruto terdiam. Dia masih setiap di tempatnya di bawah teriknya sengatan mentari. Matahari terlihat sudah condong ke barat. Sinar nya pun tak lagi terasa panas. Lalu Naruto mulai berdiri, dan beranjak pergi dari tempatnya merenung.

.

.

.

Sementara itu di suatu tempat.

Sore hari yang indah di tanah konoha. Tepatnya di taman bermainanak kecil, terlihat seorang gadis sedang duduk di sebuah ayunan. Pikiranya melayang pada saat sebelum dia disini. [ "kau masih belum kuat, Hinata" kata seorang pria dewasa, dia memiliki nama Hyuga Hiashi. "Maaf" kata Hinata. "Ayah ingin kau seperti adik mu, Hanabi. Dia kuat, teliti, dan tidak ceroboh" kata hiashi lagi. "Aku akan berusaha" kata Hinata.]

'Pada akhirnya semua tetep sama. Mereka tetep tidak bisa menerima ku.' Batin Hinata. 'Tidak seperti kau yang menjadi pahlawan, aku sebenarnya iri padamu' Hinata masih berbicara dalam hatinya. [ "takdir mengatakan bahwa kau tidak lemah Hinata-sama, aku percaya itu"]

'Takdir ya! Takdir ku mungkin memang tersingkir neji-niisan ["aku akan menjadi Hokage! Lihat saja nanti"] Tidak! Aku akan kuat dan mereka akan menerima ku. Dengan menjadi kuat semua akan teratasi. Aku akan berlatih keras dan menjadi kuat.' Batin Hinata berapi-api.

Hinata memutuskan untuk berlatih lebih keras lagi. Mulai besok tak ada waktu bersantai hati Hinata. Tanpa disadari nya Hinata menjadi seorang yang penuh dengan ambisi untuk lebih kuat, membuatnya harus kekuatan. Karena hari sudah sore, Hinata memutuskan meninggal kan tempat ini.

.

.

.

Kembali kepada Naruto.

Naruto tampak berjalan santai di sebuah jalanan desa konoha. Banyak warga yang menyapanya, dan melihatnya dengan kagum. Namun, Naruto tak mempedulikan itu. Itu dianggapnya angin lalu yang tak berguna. Naruto berubah, begitulah pendapat teman-temannya sesama shinobi. Tapi warga tak menangkap perubahan apapun, bagi mereka Naruto tetaplah pahlawan.

Ketidak pedulian Naruto ternyata tidak kepada semua orang. Hanya orang yang dianggapnya penting saja yang masih disikapinya normal. Penting yang dimaksud Naruto adalah ambisinya. Hokage, dia dianggap penting Naruto karena akan dapat mewujudkan ambisinya. Selain Hokage ada dua orang lagi, dan mereka sahabat yang sama-sama berambisi kuat untuk balasdendam. Saauke, dan Shikamaru.

Sudah berapa orang warga kau yang Naruto abaikan? Entahlah Naruto tidak tahu, dan tidak kau tahu. Asalkan tidak mengganggu ketenangan nya akan dia biarkan saja. Apa benar hanya orang yang disebutkan di atas saja yang sikapi Naruto dengan biasa?

"Kau bahkan tak pantas disebut pahlawan" kata seorang gadis. Katakanlah dia Hinata.

"Aku tak berniat menjadi pahlawan" jawab Naruto yang tak sadar telah memakan umpan Hinata.

"Lihat diri mu! Terpuruk oleh kematian jiraiya? Menyedihkan" kata Hinata mengejek.

Dalam kedipan mata Naruto telah berada tepat dihadapkan Hinata. "Tutup mulutmu, Hyuga. Atau aku akan merobek-nya" ancam Naruto.

Bukanya takut Hinata makan semakin gencar mengejek-nya. " kau bahkan hanya berani pada wanita. Pahlawan apanya?" Kata Hinata pedas.

Naruto tentu marah diejek seperti itu, tapi se-detik setelahnya dia menyehringgai, dan menatap Hinata sinis. "Aku tahu! Kau iri dengan ku kan? Seorang yang lemah hanya bisanya banyak omong saja. Seperti KAU" kata Naruto dengan menunjuk hidung Hinata saat sampai pada kata -kau-.

Niat awalnya mencari perhatian Naruto malah berakhir dihina Naruto. Memang dia tidak pintar dalam mencari lawan ya. Merasa dihina Hinatapun emosi, tak peduli dia Naruto atau siapa. Hinata memukul Naruto tepat di perutnya. Naruto yang tak sigap dengan serangan mendadak itu pun terkena telak dan terlempar ke belakang.

"JANGAN PERNAH MENGHINAKU, Uzumaki. Kau yang sekarang tak pantas menghinaku. Kaulah yang lemah." kata Hinata yang buta kerena emosi.

Cukup sudah. Ini batas kesabaran Naruto. Dibilang lemah boleh orang yang lemah membuatnya kalap. Naruto berdiri kemudian bergerak cepat, dan sudah berada didepan Hinata dengan kepalang tangan mengarah ke pipi Hinata. Hinata kaget, dan tak sempat menghindar akhirnya terkena telak. Hinata-sama terpelantin dan berguling ditanah. Pukulan Naruto cukup kuat, hingga membuat Hinata terlempar.

"Katakanlah itu pada diri mu sendiri Hyuga. Semua orang tahu siapa yang lemah disini" kata Naruto sinis tanpa melihat kearah Hinata.

Flashback end

"Aku hanya ingin bicara" kata Hinata tak terpengaruh boleh intimidasi Naruto

"Aku tak peduli. Pergilah, sebelumnya kau terluka" kata Naruto dengan tajam. Menurut Naruto Hinata hanya mengganggu.

"Aku tahu kau rencanakan sesuatu" kata Hinata. Mata Naruto melebar sesaat tapi sepersekian detik kembali normal.

"Begitukah? Lalu apa yang kau tahu?" Kata Naruto kemudian.

"Heh..! Kau bilang tak peduli?" Kata Hinata sinis.

Naruto cukup kesal mendengar nya dalam pikirannya siapa yang dipemainkan dan siapa yang mempermainkan. Hinata lebih licin lidahnya. "Ya.. dan sekarang pergilah".'atau katakan apa yang kau tau Hyuga' tambahnya dalam hati.

"Tak akan kubiarkan kau pergi keluar desa" kata Hinata kemudian.

'Ini dia. Dia ternyata sangat bodoh.' "Jadi kau sudah tahu? Tak kusangka kau begitu perhatian pada ku" kata Naruto santai.

Mendengarnya jantung Hinata berdetak lebih cepat. 'Sial, dia mempermainkan ku.' Batin Hinata.

"Lalu segeralah beri tahu semua orang tentang rencana ku" tantang Naruto pada Hinata. 'Akan ku pastikan dia tutup mulut'

'Cih, sadar sialan. Dia tahu kelemahan ku. Percuma memberi tahu semua orang, mereka tak akan percaya' hatin Hinata. "Sialan kau Uzumaki!" Maki Hinata. Detik berikutnya terjadilah perkelahian anak sd.

.

.

.

.

Sementara itu di sebuah pemandian air pantas.

Terlihat dua orang pemuda. Sebut saja Sasuke, dan Shikamaru. Mereka sedang membicarakan sesuatu yang kelihatannya penting.

"Sasuke, apa kau sudah yakin akan keluar desa?" Tanya shikamaru.

"Seperti yang kita sudah rencanakan" jawab Sasuke.

"Yaa. Aku mengerti. Sepertinya Hokage mulai mencurigai kita. Dia meliburkan kita dari misi dengan alasan konyol itu? Kurasa tidak." Jelas shikamaru.

"Hn" jawab Sasuke ambigu.

"Aku akan setuju dengan Naruto bahwa kau itu menyebalkan, Sasuke. Dasar merepotkan"

"Hn. Kau sudah mengenal ku lama kan?" kata Sasuke panjang.

"Terserah! Kita harus memikirkan rencananya" kata shikamaru lagi. Dijawab "hn" lagi.

"Apapun yang terjadi, tujuan kita harusntercapai. Siapapun yang menghalangi harus kita singkirkan, Sasuke" katanya shikamari percaya diri.

.

,

,

,

Sementara itu.

Disuatu tempat, dimana banyak gedung pencakar lagit. Sebuah kita bernama kuoh. Terlihat seorang pemuda sedang berjalan santai menuju suatu tempat. Pemuda ini berambut coklat, parasnya cukup tampan. Terliahat membawa sebuah tas, dan mengenakan seragam sekolah.

"Ano, apa kamu Hyodou Issei?" Tanya seorang gadis cantik berambut hitam.

"Ya?" Jawab issei.

"Nama ku yuuma. Aku selalu memperhatikanmu dan sekarang aku dapat kesempatan" kata gadis bernama yuuma.

"Kesempatan" ujar issei bingung.

"Aku menyukaimu sejak lama. Maukah mau untuk menjadi kekasih ku? Kumohon!" Kata yuuma memohon.

Mendengarnya tentu saja issei gelagapan. Ini pertamakalinya ada gadis yang mau memdekatinya. Bahkan menembaknya secara terang terangan. "Anoo, kenapa. Maksudku apa kau tidak salah bicara. Ah tidak! Maksudku benarkah itu.?" Kata issei.

.

.

.

Konoha sore hari

Naruto P.O.V

"Apa dia tidak bisa sehari saja tak mengacaukan hari ku" aku menggumam pelan. Yaa. saat ini sama seperti hari hari sebelumnya tak ada bosan dia mengganggu-ku. Aku tak habis giliran kenapa dia menjadi sangat menyebalkan seperti itu. Bukankah dulu dia menyukai ku? Kenapa sekarang seperti bertolak belakang? ARGHHHH! Itu tidak penting. Lagi pula siapa yang peduli? Kau suka atau tidak, tetap saja tidak berguna.

"Seperti biasa! Seorang yang putus asa selalu melamun, menyedihkan" lagi. Dia lagi-lagi mengejek ku. Apa maunya gadis ini.

"Apa mau mu. Hyuga?" Tanya ku kubuat tajam. Takutlah Hyuga.

"Tidak ada. Hanya menyapa orang lemah yang kehilangan gurunya" brengsek! Dia memgatakan lagi.

"Guru yaa! Kudengar kau berlatih dengan Tsunade akhir-akhir ini?" Kata ku membuat umpan.

"Tentu saja, dia hebat, dan panggilah dia Tsunade-sama" apa-apaan masudnya itu.

"Hebat? Bahkan dia akan mati jika aku tidak datang" kata ku. Kenapa kau Hyuga? Haha aku menyehringgai, aku tak bisa menahan senyum ini.

"Tutup mulut mu berengsek! Tak akan kubiarkan kau menghinanya" katanya. Dia sepertinya marah. Hinata melesat cepat dan memukul ku dan aku tak sempat menghindar. Tubuhku terasa remuk. Tak puas dia berlari ke arah ku dan menginjak perutku.

'Sial.' Aku memegang kakinya dan melemparkan Hinata kesapampin. Kurang ajar gadis itu. Aku segera berlari kearahnya dengan cepat. Lalu memukulnya bertub-tubi, sampai dia menubrukku. Aku sedikit terkejut dengan aksinya. Dia menduki perutku dan memukul wajah ku.

"Hinata, Naruto. Oi.. henti kan kalian" itu suara Kiba. Hinata masih saja memukul sambil merancau tak jelas. Kunai dan Shino lalu menjauhkan Hinata dari ku, tapi Hinata seakan masih belum puas. Hinata masih berusaha lepas dari kiba dan shino.

"Kalian ini! Seperti anak kecil saja" kata Kiba, mencoba menasehati. Dia yang akan kecil Kiba, pikirku.

"Dia yang mulai duluan" kata Hinata yang menyalahkan ku

"Kau yang duluan memukul ku gadis sialan" kata ku tak terima katakan kejadian ini bukan kali pertama. Bukan salah ku, aku hanya membela diri. Katakan jika gadis itu tak menggangguku maka yang seperti ini tidak akan terjadi.

"Oi oi! Apa-apaan ini. Kalian ini ninja, jangan membuat malu dengan kelakuan kalian" kata Kiba lagi. Aku mulai bosan dengan kata-katanya.

"Diam kau anjing" kata ku dan gadis Hyuga barengan. Ku tatap dia tajam, dia juga membalasnya tak kalah tajam. Bisa ku lihat nafasnya memburu, keringat membuat bajunya basah, dan katakan dia sangat stop. Tak ada waktu untuk itu.

Aku yang bosan dengan omelan Kiba akhirnya pergi , dan di sinilah sekarang. Di atas pahatan patung Hokage ke empat. Aku sadar aku sekarang berubah seperti itu. Itu juga demi ambisi ku, aku tak akan kuat jika seperti dulu. Ku rebahkan badan ku dan tidur.

Normal P.O.V

Hari berganti. Setiap hari masih saja ada pertengkaran Hinata dengan Naruto. Seiring waktu berjalan dan saking seringnya, teman mereka menganggap nya hal wajar. Jika tak bertengkar malah jadi aneh kata mereka.

Pertengkaran sudah tak seburuk yang sudah-sudah. Mereka hanya saling ejek tanpa ada kekerasan, mungkin. Maksudnya jarang-jarang olahraga gulat nya. Bagi yang belum mengerti hubungan mereka pasti mengira mereka adalah pasangan kekasih yang lagi masa-masa kritis.

Suatu hari. Di kantor Hokage.

"Nara Shikamaru, Uzumaki Naruto, Uchiha Sasuke, dan Hyuga Hinata. Ku perintahkan kalian menuju reruntuhan kusagakure untuk membantu tim investigasi. Menurut laporan yang kuterima, muncul naga merah di sana. Masih belum diketahui dari mana naga itu muncul. Jadi, berhati-hatilah" kata Hokage kelima.

"Hai" mereka pun pergi dari kantor Hokage.

Mereka melesat cepat melompat dari cabang pohon ke cabang yang lain. Mereka melakukan perjalanan dengan diam. Heran juga Hinata tak berulah.

"Ck. Ini yang tak ku suka menjalankan misi bersama mereka" gumam Hinata pelan. Tapi dapat didengar Naruto.

"Jika begitu kembalilah, cerewet" balas Naruto sungut.

"Jangan harap, aku tak akan kalah dari mu" kata Hinata sarkastik.

"Terserah! Kuharap kau tak mengganggu" kata Naruto tak kalah dari Hinata.

Merekapun kembali diam. Sampai Shikamaru berhenti tiba-tiba. "Ada apa Shikamaru?" Tanya Naruto.

"Rencana" kata Sasuke singkat. Naruto yang mulai mengerti menagngguk.

Sasuke menglihkan pada Hinata, dan memyeringgai.

"Apa?" Kata Hinata bingung. 'Apa rencana mereka?'

Mereka bertiga berniat melumpuhkan Hinata dengan membuatnya tak sadarkan diri. Namun sebelum itu dapat terlaksana, muncul seekor naga besar berwana merah. Muncul secara misterius dari sebuah robekan di udara yang tercipta dengan sendirinya. Naga itu menyerang mereka dengan sabetan ekornya. Mareka mampu menghindar, tapi tidak dengan Hinata. Hinata terlalu terkejut hingga membuatnya terlambat menghindar. Terkena sabetan itupun membuat Hinata terpental dan menabrak pohon hingga pingsan.

Naruto dan Sasuke yang melihat naga itu berlari menyerang dengan pedang masing masing. Tebasan demi tetebasan mereka lakukan. Shikamaru tak hanya menonton saja, dia menjadi backup Sasuke dan Naruto dengan jurus bayangnnya.

Sisik naga itu sangat kuat. Bahkan kusanagi tak mampu menggores nya. "Kertas seperti tongkat enma" kata Sasuke entah pada siapa. Sahikamaru lalu teringat pada asuma ["chakra angin dapat memotong apapun"] "angin. Naruto! Gunakan chakra angin" kata shikamaru sedikit berteriak.

Naruto lalu mangalirkan chara angin kembali pedang nya, semakin tipis semakin tajam. Naruto kembali menyerang naga itu dibantu Sasuke untuk mengalihkan perhatian, dan shikamaru sebagai pertahanan yang absolut. Sasuke menebas naga itu namun ekor naga itu menyabetnya hingga terlempar. Melihat kesempatan Naruto menebaskan pedangnya dan berhasil. Naruto berhasil membuat sayatan kecil pada tubuh naga itu.

Naga itu kemudian mengamuk dan menyemburkan api ke arah atau mereka. Sementara Hinata aman karena barada di belakang naga. Shikamaru membuat pertahanan dengan jutsu bayangannya, melindungi dirinya, dan ke-dua temannya. Setelah api mereda mereka bertiga shunshin ke belakang naga itu dan membuat serangan balasan.

"Katon : Gouka Mekkyaku" Sasuke berniat membakar naga itu dengan semburan api intens. Api bukan kelemahan naga kan? Itu yang mereka tahu.

"Futon: Shinku Renpa" Naruto mengayunkan pedangnya. Lalu tercipta badai pedang angin. Jutsu ini didapat dari gulungan danzo yang dia curi, berhasil dia kembangkan.

"BLAAAARR!"

Terjadi ledakan besar di sana, dan asapntebal menyelimuti area ledakan. Setelah ledakan telah reda, dan asap menipis mereka mendekat kearah Hinata untuk memastikan kondisinya. Setelah itu mereka mengalihkan pandangan pada naga merah itu. Terlihat banyak luka tebasan di badan naga itu. Jika yang terkena manusia sudah pasti akan hancur.

Lalu pada luka tabasan itu muncul pendar putih yang menyilaukan mata, bahkan sharingan Sasuke tak bisa melihat apa yang terjadi. Disaat itu pula Hinata siuman, dan yang dilihatnya hanya cahaya menyilaukan. Lalu ada semacam tali yang terbuat dari energi aneh menarik mereka berempat mendekat pada naga itu.

"BLAAAARR!"

Setelahnya terdadi ledakan saat mereka bersentuhan dengan naga itu. Ledakan besar itu mereda, asap pun menipis. Dalam titik ledakan tak ada apapun dan siapa pun, hanya cekungan pada tanah yang berdiameter 20-meter dengan kedalaman 10 meter.

.

.

.

Di suatu tempat.

Hamparan tanah lapang yang di tumbuhi rumput. Tanah lapang ini sangat luas mungkin luasnya memcapai 10000m2 . Lalu dari ketiadaan muncul semacam roberkan pada udara kosong, semakin besar berwarna hitam kebiruan, dan memunculkan kepala naga dari dalam roberkan itu. Setelahnya kepala naga itu kembali masuk ke dalam robeka itu. Sebelum roberkan dimensi itu tertutup empat sosok manusia dalam keadaan pingsan keluar dari dalamnya, dan akhirnya terjatuh ke tanah. Tak lamapun robekan dimensi itu tertutup lagi dan hilang tanpa bekas.

"Egh" salah satu dari mereka sadar. Dia seorang gadis yang tergolong cantik.

Lalu diikuti yang lain juga mulai sadar. "Apa yang terjadi, tebayo?" Kata Naruto entah pada siapa.

"Entahlah, ayo pergi" kata Shikamaru.

" kemana?" Tanya Hinata. Tanpa mempedulikan Hinata mereka segera pergi tak tentu arah.

Tentu Hinata kesal.

"Oi. TUNGGU!" teriak Hinata lalu menyusul mereka.

Sekali lagi saya minta maaf. Karena fic yang sebelumnya banyak menuai kontrofersi, jadi saya ubah jalan ceritanya. Dengan tetap mengcover secene naruhina milik senior rifuki, saya harap senior tidak mempermasalahkan ini. Alasan lain saya merubah latar ceritanya adalah dalam cerita sebelumnya, setelah saya tinjau memang banyak yang tidak masuk akal. Jadi dengan pembaruan ini saya harap lebih baik. Maaf jika mengecewakan.

Tbc

kunjungi fan page syn fukai synfiksi