Tittle: Unpredictable
Author: Dhea Andini / DRae
Genre: School life, Kingdom story
Main Cast:
Oh Se Hoon as Sehun
Xi Luhan as Luhan
Another Cast: Find it by yourself
Sumarry: Apa jadinya bila seorang putra mahkota bersekolah diskolah yang tidak terlalu 'elit' untuk-nya, itu lah yang terjadi di SM High School, kehadiran sosok putra mahkota itupun tidak luput dari perhatian seluruh penghuni sekolah kecuali satu siswa | "…AKU JUGA SEORANG PANGERAN KAU TAU!" / "... Hanya aku yang bisa membantumu" / "Aku tidak bermaksud seperti itu, ..." /Summary MACAM APA INI?! -_-/
Warns: Chaptered, alur kecepetan, OOC, yaoi (Boy x Boy)
Note: Maap yah author lama hiatus dalam dunia per-FF-an /? Karena author uda mulai sekolah dan pusing nyari bahan buat pelajaran sekolah, dan pas gue lagi makan dan ngedenger berita tentang kelahiran anak dari Kate dgn sape itu raja inggris itu lupa xD nah, lahirlah inspirasi buat ngebuat ni FF.
FF ini kalo predeksi author sendiri bakalan banyak banget chapter-nya -tapi ga sampe belasan-, jadi bagi yang masih pengen baca yah langsung baca aja dan bagi yang kagak mau baca pokoknya harus baca (‾▽‾") Yaudin cekidot, tapi sebelumnya author hanya ingin mengingatkan, Luhan milik Sehun, Sehun milik Luhan, HunHan ditakdirkan untuk bersama dan mempunyai seorang anak yaitu author sendiri, buahahaha (‾▽‾")
~ƩΧ◊PLΔИƩT~
Seperti biasa, pagi di kota Seoul tidak pernah luput dari pancaran kebahagiaan dari setiap penghuni kota tersebut, tidak jarang juga ada yang tidak ingin melakukan aktifitasnya karena alasan tertentu, sama seperti yang dialami dengan namja manis nan cantik ini, masih setia berbaring ditempat tidurnya, tidak mengubris kenyataan bila ini sudah jam setengah 7 untuk pergi kesekolah, semua semangat yang selalu ditunjukkannya pada semua orang itu pun entah kemana hilang lenyap ditelan bumi karena berita yang didengarnya kemarin dan -menurut namja itu- kehadiran 'sesuatu' yang didengarnya kemarin akan menghilangkan seluruh perhatian yang selalu ditujukan pada nya, sangat mengecewakan. /pukpuk umma '-')/
Akhirnya dengan berat hati, namja manis inipun berangkat dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, dan setelah selesai, namja satu ini langsung memakai seragamnya yang ber-nametag kan 'Xi Luhan', dan sekilas melihat penampilannya dicermin yang terpasang dilemari pakaiannya.
Pagi ini Luhan tidak berniat sarapan terlebih dahulu, Luhan langsung berangkat.
SKIP
Sesampainya disekolah, Luhan hanya memandang gerbang sekolah itu sebelum dia benar benar masuk, sesaat Luhan mulai masuk, semua namja yang berjiwa /? Seme langsung saja menggoda Luhan seperti biasa.
"Hai Luhannie, kau sangat manis hari ini"
"Luhan, ingin pergi bersamaku pulang sekolah?"
"Fighting Luhan, saranghaeyo, aku mencintaimu"
Luhan hanya tersenyum pada mereka yang memberikan atau lebih tepatnya menggoda Luhan dengan harapan bisa diterima Luhan, sesampainya dikelasnya sendiri, Luhan hampir saja ingin mengistirahatkan dirinya dibangku kesayangan nya sebelum seorang yang sangat sangat sering menggoda Luhan datang.
"Aiggooo deer, kau sangaatttttttttt manis hari ini", ucap orang -yang menurut Luhan- gila itu.
"Berhenti lah memanggilku dengan sebutan itu! Aku tidak suka!", balas Luhan sambil melipat tangan nya didepan dadanya dan tak lupa juga dia mengurucutkan bibirnya dan sedikit mengembungkan pipinya, sangat lucu pikir namja yang menggodanya tadi.
"Wae? Bukannya kau ingin?", goda namja itu. "Kau lucu sekaliiiii, mumumu", lanjut namja itu sambil mencoba mendekatkan wajah nya untuk mencium pipi Luhan, tapi gerakannya terhenti karena Luhan terlebih dahulu mendorong kening namja itu dengan jadi telunjuknya.
"Jaga pikiran pervert-mu itu Kim Jong In, aku tidak ingin diplototi oleh Diyo karena kau menciumku", ucap Luhan kesal. "Dan juga minggir, aku ingin duduk", lanjut Luhan karena acara mari-duduk-setelah-sampai nya diganggu oleh seseorang yang dipanggilnya Jongin itu.
"Arraseo! Tapi aku juga tidak ingin kau memanggilku 'Kim Jong In', oh ayolah, kau tidak perlu memanggilku dengan kata kata sepanjang itu, apa susahnya memanggilku dengan 'Kai'? Lebih singkat bukan?", protes Kai karena tidak ingin dipanggil dengan nama aslinya entah karena apa.
"Arraseo KAI", balas Luhan sambil terkikik pelan karena ulah sahabat lamanya satu ini yang -menurut Luhan- lucu.
SKIP TIME
Bel tanda pelajaran dimulaipun berbunyi dengan nyaringnya disekitar gedung sekolah yang ditempati Luhan ini, semua siswa mulai menghilang dari sekitar sekolah dan mulai masuk kekelas mereka masing masing untuk memulai kegiatan belajar mereka. Begitu juga dengan kelas Luhan, yang begitu tenang menunggu kehadiran songsaengnim mereka.
Luhan duduk sendiri dikelasnya, bangku disamping Luhan memang sengaja tidak diisi karena Luhan sendiri tidak ingin satu orangpun mengganggunya saat jam pelajaran.
Saat songsaengnim sudah masuk kekelas Luhan untuk mengajar, kali ini pelajaran bahasa inggris, salah satu pelajaran favorit Luhan. Dan akhirnya, apa yang ditakutkan Luhan sejak kemarin datang sudah, sejak songsaengnim melangkah masuk kekelas Luhan, satu orang siswa membuntuti nya dari belakang, dengan blazzer yang kancing depannya dilepaskan, rambut yang ditata 'agak' diangkat keatas yang menampilkan wajah siswa itu yang err.. Sedikit tampan, lengan blazzer itu juga digulung sampai siku oleh siswa baru itu. Semua nya hampir tidak pas dengan peraturan sekolah dan berkesan melanggar, entah apa yang membuat sekolah mau menerima siswa seperti itu.
"Annyeonghaseyo, selamat pagi", sapa guru itu saat masuk kekelas sambil berjalan menuju mejanya.
"Selamat pagi, songsaengnim", jawab siswa/i serempak pada guru didepan mereka ini, dan tidak lupa pandangan mereka pun tertuju pada namja -yang menurut Luhan- nakal itu. Suasana kelas mulai sedikit ribut dengan bisikan bisikan kecil karena membicarakan siswa baru itu.
"Pssttt.. Dia tampan sekali, ingin sekali menjadi yeojachingu nya", ucap salah satu siswi yang duduk didepan Luhan.
"Enak saja, aku yang akan menjadi namjachingunya", balas teman sebangku yeoja yang duduk didepan Luhan tadi, Luhan yang mendengar itu hanya memutar matanya bosan.
"Baiklah, hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan dirimu", ucap songsaengnim pada siswa baru itu.
"Annyeonghaseyo, Oh Sehun imnida, kalian bisa memanggilku Sehun, bangaptaeumnida", ucap Sehun sambil membungkukan badannya sopan sesaat setelah mengakhiri acara perkenalan nya.
"Sehun, kau bisa duduk disamping Luhan karena hanya bangku disana yang kosong", ucap songsaengnim, Luhan hanya cengo sesaat karena bukannya songsaengnim itu tau kalau Luhan tidak ingin SESEORANGPUN duduk disamping nya.
"SHIREOO! ANDWEE! M-A-L-D-O ANDWEEE! Kau bisa cari bangku lain, atau kau bisa masuk kelas lain saja!", teriak Luhan protes, songsaengnim yang mendengar protes Luhan itupun bukannya tidak tau kalau Luhan akan mengeluarkan protes yang sangat menyeramkan apabila dia menyuruh siswa baru ini duduk dibangku yang terletak disamping Luhan itu.
"Ani, kau harus menurut Luhan-ah, atau kau saja yang pindah kekelas lain", ucap songsaengnim tegas.
"Tapi songsaengnim.. Ayolah, pleaseeee", ucap Luhan sambil mengeluarkan 'jurus maut'-nya, puppy eyes dengan sedikit mengerjap-ngerjapkan matanya imut. Siapapun pasti akan luluh dengan 'jurus maut' Luhan itu, tapi tidak untuk songsaengnim, lebih tepatnya tidak untuk saat seperti ini.
"Andwe Luhan-ah, Sehun akan tetap duduk disebelahmu", ucap songsaengnim tegas. "Silahkan duduk Sehun-ssi", lanjut songsaengnim.
"Ne, gamshamnida", ucap Sehun dan sejurus kemudian dia langsung berjalan menuju bangku kosong disebelah Luhan. Luhan hanya menundukkan kepalanya setelah mengetahui 'jurus maut'-nya GAGAL TELAK dengan gurunya itu.
Sebelum Sehun duduk ditempat yang ditunjuk songsaengnim tadi, Sehun melihat Luhan yang menundukkan kepalanya dikursinya itu, Sehun memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu.
"Aku boleh duduk disini kan?", tanya Sehun hati hati.
"Kau masih bertanya?! Tentu saja TIDAK, bodoh!", ucap Luhan sejurus setelah Sehun bertanya dengan pertanyaan yang -menurut Luhan- bodoh itu dan jawabannya pasti tidak.
"Luhan-ssi, aku akan memperingatkanmu satu kali lagi, atau tidak kau keluar dari kelasku", ucap songsaengnim dari depan kelas karena mendengar ucapan Luhan tadi, guru itupun hanya mendesah pasrah karena tingkah salah satu murid kesayangan nya itu -yang menurut guru itu- sangat kekanak kanakan.
"Hhh... Baiklah, kau boleh duduk disitu", ucap Luhan pasrah karena bagaimanapun dia tidak ingin dikeluarkan dari kelas. "Tapi ingat! Jangan pernah menggangguku saat belajar", lanjut Luhan sambil menatap Sehun dengan death glare -yang menurut Luhan- terbaik miliknya, tapi dimata Sehun death glare macam itu terlampau imut untuk seorang Xi Luhan dan salah satu awal dari acaranya untuk mengganggu Luhan, karena Luhan sudah cukup menarik perhatian bagi seorang Oh Sehun.
'Akan kubuat kau menyesali semua perkataan kasar mu padaku', batin Sehun dan tanpa Luhan sadari Sehun menyunggingkan smirk -paling- menyeramkan miliknya.
~ƩΧ◊PLΔИƩT~
Bel istirahat berbunyi, dan entah apa yang dipikirkan Luhan saat ini, mungkin terkesan gila, Luhan berasa tidak lapar pada jam istirahat hari ini, dan juga siswa baru yang diketahui bernama Oh Sehun itu pun sama -menurut Luhan-, dia tidak bergerak satu senti PUN sejak bel istirahat berbunyi. Banyak siswi yeoja dari kelas lain yang datang ke kelas Luhan hanya ingin melihat seorang Oh Sehun, apa yang bagus dari namja nakal satu itu -batin Luhan-
"Yak! Yak! Minggirrrr! Woii mingggirrrr!", terdengar teriakan seseorang yang Luhan sangat kenal suara ini, suara seorang yang sangat Luhan benci, sebelumnya dia adalah seorang pangeran sekolah sebelum 'Oh Sehun' datang mengantikan posisinya sebagai pangeran sekolah sekarang. Sialnya namja ini menjadi namjachingu Luhan, sifatnya tidak bisa dikatakan sebagai seorang 'pangeran' dan sangat overprotectif terhadap Luhan-'nya', awalnya namja ini sangat lembut dengan Luhan saat mereka baru jadian, dan sifatnya berubah 180 derajat saat Kris –pangeran sekolah dan pacar Luhan- melihat Luhan sering digoda oleh namja yang satu sekolah dengan mereka.
Saat Kris masuk kekelas Luhan dan melihat bangku yang selalu ditempatinya saat jam istirahat seperti ini sudah diisi oleh seseorang, siapa lagi kalau bukan oleh seorang Oh Sehun. Luhan yang melihat perubahan ekspresi Kris itu hanya memutar bola mata nya malas, dan tebak apa yang akan terjadi? Sebentar lagi pertengkaran sengit antara Luhan dan Kris akan dimulai dan akan menjadi tontonan gratis bagi siswa/i yang sedang berada di kelas nya.
"Luhan, siapa namja ini?! Selingkuhanmu?!", ucap Kris tiba tiba dengan emosi yang sudah sampai diubun ubun namja tinggi ini.
"Ani, dia murid baru", balas Luhan ketus, seakan menghindari perdebatan yang akan terjadi diantara dirinya dan Kris.
"Kenapa dia harus duduk disini? Bukannya banyak tempat lain?", Tanya Kris dengan nada bicara seperti mngintrograsi, seakan Luhan yang meminta seorang putra mahkota itu duduk disebelahnya. Oh ayolah, Luhan pun menentang KERAS dengan Sehun duduk disamping nya.
"Ayolah Kris, jika aku bisa aku tidak ingin dia duduk disampingku, bisakah kau percaya pada ku sedikit saja, hah?! Kau sangat kekanak kanakan!", ucap Luhan emosi sambil melemparkan death glare-nya pada Kris. Kris yang melihat itu sudah mencapai emosi nya distadium akhir /author alay -_-/
"Kauuu!", Kris sudah mengangkat tangannya hendak menampar wajah Luhan, dan Luhan sediri sudah bersiap untuk menerima tamparan dari Kris, tapi tamparan itu tak kunjung datang, saat Luhan membuka sedikit mata nya, tangan Sehun sudah memegang tangan Kris yang ingin melayangkan tamparannya pada Luhan.
"Sebagai seorang namja, kau sangat kasar", ucap Sehun enteng sambil melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Kris secara kasar.
"Apa maumu?! Apa perlumu, hah?! Kau bahkan hanya seorang putra mahkota tidak tau diri! AKU JUGA SEORANG PANGERAN KAU TAU!", ucap Kris marah pada Sehun, karena dianggap merusak urusan orang lain.
"Apa namja sepertimu bisa dikatakan seorang 'pangeran', kurasa tidak", ucap Sehun meremehkan. Terlihat Kris sudah semakin terbawa emosi karena ucapan Sehun barusan, ketika Kris hendak mencengkram kerah kemeja Sehun, Luhan sudah lebih dulu berdiri ditengah tengah kedua 'pangeran' sekolah ini.
"Kris! Aku sudah muak dengan mu!", ucap Luhan marah dan langsung menarik pergelangan tangan Sehun untuk pergi meninggalkan Kris dikelas Luhan dan Sehun tadi, entah apa yang dipikirkan Luhan sehingga dia menarik Sehun seperti sekarang ini, itu hanya sebuah feeling.
Sampailah mereka ditaman belakang sekolah yang indah tapi sepi karena jarang ada siswa yang datang kesini karena -menurut mereka- membosankan. Mereka duduk disalah satu bangku panjang di taman tersebut, dan saat itu juga Luhan melepaskan genggaman tangannya pada Sehun, Sehun yang menyadari itu hanya mendesah kecewa didalam hati.
"Maaf karena aku membawamu kesini, dan juga… gomawo karena telah menolongku dari naga gila itu", ucap Luhan sendu pada Sehun.
"Tidak perlu berterimakasih, aku hanya tidak tega melihatmu yang diteriaki seperti itu. Aku heran kenapa kau bisa bertahan dengan namja seperti itu?", ucap Sehun sambil menyederkan badannya pada senderan bangku panjang tadi.
"Entah lah, mungkin karena aku sudah hampir terbiasa dan tidak bisa kalau Kris tidak ada disampingku", ucap Luhan jujur sembari menundukkan kepalanya, seperti tanah adalah objek penglihatan yang sangat menarik sekarang.
"Benarkah begitu? Kau itu… err.. manis", ucap Sehun sambil menolehkan kepalanya pada wajah Luhan, Luhan yang mendengar itu langsung menolehkan kepalanya pada Sehun dan cengo untuk sesaat /? Setelah sadar, barulah wajah Luhan blushing ria, pada saat itu juga Luhan mengalihkan pandangan nya kea rah lain.
"Berhenti menggodaku Sehun, a-aku tidak suka itu", ucap Luhan BOHONG, jelas jelas dia menyukainya. Mendengar perkataan itu Sehunpun hanya terkikik pelan.
"Bagaimana kalau aku membantumu?", Tanya Sehun pada Luhan.
"Membantu apa?", Tanya Luhan bingung sembari memiringkan kepalanya dan mengerjap ngerjapkan mata nya lucu.
"Jadilah namjachinguku dan putuskan Kris, aku akan membuatmu lebih bahagia daripada Kris lakukan padamu", ucap Sehun. "Dan juga, berhentilah mengerjapkan matamu itu, aku tidak tahan dengan itu", lanjut Sehun sembari mengalihkan wajahnya dari melihat Luhan tadi. Luhan hanya cengo mendengar perkataan Sehun tadi.
"Eh?! Apa kau serius?!", tanya Luhan tidak percaya pada perkataan Sehun barusan.
"Tentu saja, apa aku terlihat berbohong?", ucap Sehun sambil memperlihatkan senyum yang belum ditunjukkannya sedari dia masuk kelas tadi.
"Aku… biarkan aku berpikir", ucap Luhan malu malu. Sehun yang melihat itu hanya terkikik pelan.
"Baiklah, anything for you", ucap Sehun sembari membaringkan tubuhnya di bangku panjang tempat mereka duduk tadi dengan paha Luhan sebagai bantal bagi Sehun.
TBC
Bagaimana? Jelekkah? End ato TBC? Review lah yang paling penting, hohoho /ketawa nista/ /dilempar truk/
Sekian dulu dari author tercinta, Review-nya ditunggu yah, mowwaahhh /hoeekk/
Author sudah dipanggil umma Luhan buat pulang, katanya ntar dimarahin appa Sehun, hohoho /ketawa nista –lagi-/, bye bye
