DISCLAIMER: I DON'T OWN ALL OF THEM! THEIR OWNER OWN THEM!
WARNING: OOC, GILA, STRESS, TIMELINE AMBURADUL, OC PARA ORANG TIDAK TERDUGA.
Genre: Adventure
A/N:
Kuroshitsuji Time Line: Sebelum bertemu dengan Ash.
Bleach Time Line: Waktu Hitsugaya dan kawan-kawannya pergi ke real world, sebelum bertemu Karin.
Naruto Time Line: Waktu Naruto berumur 12 tahun, sebelum bertemu Gaara.
Please enjoy
Awal Mula
"Bocchan! Bocchan! Bangun, ada surat penting!"
"Ada apa Sebastian? Aku kan masih mengantuk!"
"Maafkan saya, tetapi ada surat penting dari Undertaker!"
Ciel akhirnya terduduk di kasurnya setelah membaca surat itu. Sebuah surat undangan dari 'Undertaker' yang tidak di duga-duga. Dengan enggan, akhirnya Ciel menerima undangan tersebut dan segera bersiap untuk pergi ke tempat suram tersebut.
.
.
.
Tok tok tok.
"Ah, akhirnya tamuku yang terakhir datang juga. Selamat datang."
"Tamu… Yang terakhir?"
Ciel dan Sebastian memasuki tempat Undertaker dan… Di sana ada Grell, William, Ronald, Soma, dan Agni. Tunngu dulu, Soma dan Agni?
"Apa-apaan ini? Kau menyuruhku datang pagi-pagi hanya untuk berkumpul seperti ini? Ah! Kenapa tadi aku harus percaya dan datang? Ayo Sebastian, kita pulang!"
"Dasar anak kecil, aku belum selesai bicara. Aku punya rahasia kecil untuk di sampaikan pada kalian semua! Apa kau yakin tidak ingin mendengarnya?"
Langkah Ciel terhenti saat Undertaker mengatakan 'rahasia kecil'. Maksudnya? Apa ia akan menceritakan bagaimana cara Sebastian membuatnya tertawa? Atau apa? Akhirnya Ciel hanya menahan gengsi dan kembali ke dalam tempat kecil itu.
"Ehm, baiklah, rapat pagi hari ini akan segera dimulai, harap tenang." Kata Undertaker.
"Uuuwwaahh~ Undertaker-chan, harusnya kau itu berdandan dulu seperti Willi-chan yang tadi pagi bangun pagi hanya untuk berpose di kamar mandi dan membuatku menunggu selama beberapa jam untuk mandi!" Ucap Grell antusias, buka aib.
"Dia bohong! Enak saja!" Balas William dengan wajah semerah rambut Grell.
"Bisakah kita memulai rapat tidak penting ini? Aku sudah lelah menunggu seperti ini." Kata Ciel diiringi Sebastian yang berdiri di sampingnya.
"Baiklah, sebenarnya, aku memiliki rahasia. Aku sedang membuat mesin waktu, siapa tau berguna untuk kalian. Tapi aku juga belum dapat menyimpulkan kalau percobaanku ini berhasil atau tidak."
"Jadi… Kamu hanya mau menceritakan itu? Sebastian, ayo pulang!"
"Oi~ Sahabatku Ciel, kau tidak penasaran dengan mesin itu?" Tanya Soma pada Ciel yang sudah berdiri dan menuju ke pintu keluar.
"Sama sekali tidak menarik." Jawab Ciel dengan dinginnya yang menusuk hati Soma.
Soma yang hatinya tertusuk oleh kata-kata Ciel pun pingsan dan Agni kaget. Karena Agni kaget, ia tidak sengaja mendorong Grell. Grell yang belum siap mental itu berteriak dan tersentak pada peti mati milik Undertaker. Peti mati yang tidak bersalah itu akhirnya jatuh dan menimpa mesin waktu milik Undertaker yang belum pernah uji coba tersebut.
Tiba-tiba mesin itu menyala dan akhirnya menghisap semua makhluk hidup yang ada di rumah kesayangan Undertaker. Ciel, William, Undertaker, Grell, Sebastian, Ronald, Agni, dan Soma yang pingsan akhirnya dengan sukses terhisap ke dalam mesin itu dan setelah menghisap makhluk-makhluk itu, mesin itu meledak begitu saja.
.
.
.
"Hitsugaya-taicho, rupanya anda disini!"
"Ada apa, Urahara-san? Kau ke sini untuk menyeret Abarai dan Yoruichi-san pergi ya?"
"Bukan begitu, tetapi saya mengundang anda ke toko saya untuk melihat penemuan terbaru saya. Oh iya, untuk itu, tolong bawa Abarai dan Yoruichi ya."
.
.
.
Saat Hitsugaya, Renji, dan Yoruichi sampai, ternyata di sana ada seorang Ishida Uryuu yang sedang duduk di toko dengan santainya minum teh. Tetapi tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat dahsyat dari dalam toko itu. Mereka semua lalu turun ke ruang bawah tanah rahasia milik Urahara.
Ternyata ledakan itu memang berasal dari sana. Hitsugaya dan yang lainnya berusaha mendekat, tetapi yang terjadi adalah asap ledakan itu memenuhi ruangan. Hitsugaya tidak bisa melihat apa-apa lagi karena terlalu gelap dan ia terpisah dari yang lainnya. Saat itu juga, Hitsugaya terhisap ke dalam sebuah lubang aneh seperti lubang hitam.
Hitsugaya, Renji, Ishida, Yoruichi, dan Urahara terhisap oleh sebuah lubang hitam dan pergi entah menuju kemana. Sesaat setelah semua kejadian itu, Ururu dan Jinta pergi ke ruang bawah tanah dan tidak menemukan apa-apa. Mereka berpikir mungkin Urahara sedang pergi bersama yang lainnya.
.
.
.
"Paman! 1 mangkuk lagi!" Teriak Naruto.
"Ini, makanlah yang banyak. Kamu harus mempunyai banyak tenaga untuk ujian!"
"Baiklah paman!"
Setelah Naruto selesai makan ramen di kedai Ichiraku, ia di sapa oleh seseorang berpakaian jubah serba hitam. Lalu ia meminta Naruto untuk ikut dengannya ke suatu tempat. Saat sudah sampai ternyata mereka ada di pojokan Konoha. Naruto hanya kebingungan mengapa mereka datang ke tempat seperti ini.
"Kakak, kenapa kita datang ke tempat seperti ini? Ini kan hanya jalan buntu?" Tanya Naruto dengan polosnya.
"Ya, memang tempat ini yang kita tuju, Naruto."
"Aduh, kakak ini sebenarnya siapa sih?"
"Aku? Itu tidak penting. Kau mau aku ajari jurus yang hebat?"
"Wah jurus baru? Keren! Apa itu, kak?"
"Begini, Setelah aku membaca mantra, akan muncul sebuah gulungan. Saat itulah, kau harus memegang kertas itu dan membacanya. Mengerti?"
"Ya kakak, ayo mulai!"
.
.
.
POOOFF
"Sekarang Naruto! Pegang kertasnya dan baca isinya! Cepat!"
"Я була дитиною, який піде на місце, де я буду зустрічатися з новими людьми і спробує повернутися в світ я прийшов з"
"UWAAAAAHH! APA YANG TERJADI?" Teriak Naruto.
Naruto yang baru menyelesaikan kalimat dalam gulungan tersebut langsung bercahaya dan menjadi huruf-huruf dan angka-angka yang beterbangan di langit. Seketika huruf-huruf maupun angka-angka itu memudar dan hilang dari tempat tersebut.
"MWAHAHAHAHA! Aku memang kejam ya?" Ujar orang misterius itu. Orang itu kemudian melepas tudung penutup kepalanya dan menampakan rambut merah panjangnya. Setelah itu ia melepaskan jubah hitamnya dan tampaklah seorang dengan rambut merah panjang dan memakai baju dengan lengan kepanjangan dan celana hitam panjang. Terlihat juga ia menggunakan kaus kaki panjang dan syal berwarna pink belang-belang. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Cheshire Grell si author mutlak gak becus ini.
"Ah, ini demi kelanjutan fiction ini juga kan?" Katanya sambil berjalan dan menabrak pohon karena lupa pakai kacamata merah kesayangannya. Setelah memakai kacamata itu, ia lalu menghilang entah kemana sambil tertawa-tawa dengan sebab yang tidak di ketahui.
.
.
.
"Sebas… Tian…" Ujar Ciel setengah sadar.
"Sebastian?" Ujarnya lagi karena tidak mendapat jawaban "Yes, My Lord"nya Sebastian yang biasanya. Karena tidak ada jawaban yang terdengar, Ciel langsung terduduk dari posisinya yang tadi tiduran. Dilihatnya sekeliling, meja kayu, sofa abu-abu, tanaman-tanaman hias, foto-foto, dan sebuah benda berbentuk kotak hitam yang tidak terdefinisikan. Ternyata ia sedang berada di sebuah rumah yang tidak terlalu besar.
"A… Aduh! Sakit sekali kepalaku!" Teriak seorang anak di belakang Ciel. Ciel pun sadar kalau di ruangan itu bukan hanya ia sendiri, melainkan ada 2 orang anak.
"Si… Siapa kau?" Tanya Ciel yang kaget dan anak tadi juga kaget melihat Ciel dan spontan juga menanyakan hal yang sama pada Ciel. Seorang anak kemudian sadar dari pingsannya dan bangun. Ciel dan anak tadi melihat anak itu sadar dan segera memberi segudang pertanyaan yang sama.
"Aku Uzumaki Naruto! Salam kenal!" Kata si anak berambut pirang.
"Ci-"
"TADAIMA!" Sela seseorang yang berteriak sembari membuka pintu rumah tersebut.
Saat orang itu masuk ke dalam rumah tercintanya, ia bertatapan dengan 3 pasang mata. Serentak makhluk hidup yang ada di dalamnya berteriak-teriak seperti orang kesambet petir yang tidak sengaja menyambar mereka secara acak.
"Ka… KALIAN SIAPA? KENAPA KALIAN ADA DI RUMAHKU? KALIAN MALING YA?" Teriak Si Pemilik Rumah.
"Enak saja, kami juga tidak mengerti kenapa kami bisa di sini!" Teriak sang makhluk bernama Naruto.
.
.
.
Setelah beberapa jam, mereka berempat akhirnya berkumpul di ruang tengah rumah tersebut.
"Kalian siapa?" Tanya Sang Pemilik rumah.
"Aku Uzumaki Naruto!" Jawab Naruto dengan semangat tahun 45 milik Indonesia.
"Hitsugaya Toushiro, kapten divisi 10." Ujar sang anak berambut putih. 3 orang lainnya hanya sweatdropped.
"Ciel Phantomhive." Kata si anak berambut biru kelabu dan tidak berantusias seperti Naruto.
"Oh gitu, baiklah, Namaku Arleena Lauren, tapi panggil saja aku Aria."
.
.
.
"Jadi, kami tidur dimana, Aria-chan?" Tanya Naruto.
"Aduh, jangan panggil aku dengan 'chan', panggil saja dengan 'san'."
"Aria-san, itu apa ya?" Tanya Ciel dengan wajah tidak bermutu pada sebuah kotak hitam yang tidak terdefinisikan namanya tersebut.
"Oh itu kan TV, masa gak tau?" Tanya Aria balik pada Ciel.
"Oh TV… Tapi… TV itu apa?"
Aria hanya sweatdropped dan menjelaskannya pada Ciel kalau TV itu bisa di gunakan untuk menonton acara dengan cara menyalakannya. Ciel hanya terkagum-kagum. Sekarang Naruto dan Hitsugaya yang sweatdropped.
Setelah Aria mengantar 3 serangkai yang entah bagaimana muncul, ia memutuskan untuk menanyakan bagaimana mereka bisa muncul di rumahnya esok hari karena hari ternyata sudah malam.
.
.
.
"Bocchan!" Teriak Sebastian terbangun dari pingsannya. Sekelilingnya hanya terlihat perapian, pintu yang tertutup dari kain, dinding yang terbuat dari bambu, dan karpet yang terbuat dari kulit binatang. Makhluk-makhluk lainnya hanya memperhatikannya dengan tatapan ingin memangsanya. Sebastian sudah siap dengan posisi bertarungnya.
.
.
.
T.B.C.
Fic ini hancur yah? Abal? Jelek? Kritikan dan saran di terima kok. Please review if you don't mind~
