Dua insan kini sedang menikmati pemandangan danau, sambil duduk di atas pelabuhan kecil yang terbuat dari kayu. Gadis berambut pink memainkan kakinya di bawah sana, membuat gemericik air danau, kedua matanya tidak lepas dari langit biru Konohagakure, memandangi titik-titik awan yang berarak dari selatan. Berkebalikan dengan kegiatan gadis di sampingnya, pemuda berambut coklat menemani gadis itu sambil menunduk, menatap air danau yang memantulkan bayangan dirinya, namun tidak begitu jelas karena gerakan kaki gadis berambut pink membuat gelombang-gelombang di air. Dengan sengaja, sang gadis menggeser duduk lalu merapatkan diri ke pemuda berambut coklat, meminta perhatian pemuda itu, merebahkan kepala di atas pundak lebarnya,
"Neji..." Panggilnya perlahan,
"Hn?"
"Apa kau mencintaiku?"
Yang di tanya menjawab dengan desahan. Lalu berucap,"Berapa kali kau akan mengulang pertanyaan yang sama Haruno?"
Gadis itu meringis,"Aku meragukan jawabanmu. Kau bahkan masih memanggil nama belakangku, padahal aku sudah menjadi kekasihmu Hyuuga-san!"
Neji menyunggingkan senyum tipis, merengkuh gadisnya kedalam pelukan, mendekapnya erat seakan takut kehilangan. Jantung Neji berdetak tak karuan, bagaimana tidak? Saat ini dia sedang memeluk gadis yang di sukainya! Lupakan Neji stoic, kaku, dan dingin. Cinta membuat orang melakukan hal-hal di luar kebiasaannya, lebih memenangkan perasaan daripada logika.
Neji mendekatkan bibirnya ke daun telinga gadis itu, lalu berbisik pelan,"Aku sangat mencintaimu Sakura."
Sakura, nama gadis itu, mendapati hatinya menghangat. Dia merasa geli pada perutnya, seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan. Pelukan kekasihnya menambah sensasi tersendiri, dia menyamankan diri dalam sana, menikmati aroma tubuh Neji. Beribu kata tak terjelaskan mengalir dalam hatinya. Betapa bahagia dirinya... Dulu dia sempat berpikir tidak pernah bisa merasakan cinta lagi ketika ia jatuh cinta pada Uchiha Sasuke, pemuda itu pergi, meninggalkan diri dan kotanya, membawa separuh hatinya. Sampai saat ini Sakura mengakui dia belum bisa melupakan Uchiha, dan Neji mengerti, sebisa mungkin dia ingin mendampingi gadis itu melupakan Uchiha Sasuke.
We were as one babe, for a moment in time
And it seemed everlasting, that you would always be mine
.
.
.
Pemuda berambut coklat panjang terlihat sedang berdiri di depan rumah minimalis, dan dari papan kayu di tembok pagar, tertulis marga penghuni rumah itu, Haruno.
"Neji! Kenapa tidak masuk saja sih?" Tukas Sakura sambil menutup pagar rumahnya, Neji hanya tersenyum tipis, tidak menghiraukan teguran Sakura, gadis berambut dengan warna yang senada bunga Sakura itu memasang muka sebal,
"Sakura,"
"Hn?"
Neji lalu tiba-tiba menggenggam tangan Sakura, membuatnya sedikit tersentak. Langkah mereka tidak terhenti, kaki kedua orang itu terus menapaki jalanan, membawa mereka ke arah rumah sakit tempat Sakura bekerja. Seperti biasa, Neji yang sedang tidak dalam misi mengantar kekasihnya bekerja.
"Dingin kan?" Neji menarik tangan gadisnya ke dalam saku jaket, tindakan Neji membuat Sakura sedikit merona. Cuaca hari itu memang sedang dingin, menjelang musim dingin, suhu cuaca semakin menurun, hampir menyentuh titik terendah. Hembusan angin tidak lagi sejuk, siapapun yang merasakan dapat menggigil di buatnya. Dua pasangan itu berjalan dalam diam, terlarut dalam keheningan. Jalanan masih lengang, hanya segelintir orang saja yang berlalu-lalang, cuaca pagi dingin membuat orang-orang lebih memilih bergelut di tempat tidur. Diam-diam Sakura memandangi Neji, kekasihnya itu memang sangat baik, memilih mengantarkannya dalam cuaca seperti ini, mengorbankan kehangatan yang di tawarkan selimut juga kenyamanan dari tempat tidur. Merasa di perhatikan, Neji berbalik, bola mata keperakannya beradu dengan emerald Sakura. Sejenak mereka saling berpandangan, saling menghanyutkan diri satu sama lain, entah sejak kapan Sakura merasa mata Neji begitu indah, tak lupa ia mengagumi wajah tampan kekasihnya, garis rahang tegas, bibir tipis, hidung mancung. Sakura menahan napas, jantungnya berdegup tidak karuan. Dia memandangi lekat-lekat wajah Neji, bahkan karena terlalu memerhatikan, Sakura bisa melihat pori-pori kulit pemuda berkulit putih susu itu, menghafal jumlah bulu matanya, meneliti kerutan-kerutan jika Neji menggerak-gerakkan wajahnya,
"Sakura?" Suara baritone Neji menyadarkan Sakura dari kekagumannya,"Kau sakit? Wajahmu merah,"
Yang di tanya menjawab dengan gelengan. Masih dengan raut wajah khawatir, pemuda itu menawarkan gadisnya pulang ke rumah jika merasa tidak enak badan. Setelah bersikeras meyakinkan Neji bahwa dia tidak apa-apa, mereka melanjutkan perjalanan. Suasana kembali hening. Dalam saku jaket, Neji menggenggam erat tangan Sakura.
.
.
.
.
"Yap! Tenang saja!" Gadis berambut pirang menjawab lawan bicaranya dengan riang,"Baiklah, aku mau menemui Sakura dulu, dah!"
Dia berpamitan, melambaikan tangan dan langsung menuju ruangan Sakura.
Gadis berambut merah muda mengenakan jas putih yang menguatkan statusnya sebagai seorang dokter rumah sakit itu sibuk berkutat bersama tumpukan kertas-kertas pasiennya, dia mengangkat wajah dari dokumen di mejanya ketika sahabat berambut pirangnya masuk setelah mengetuk pintu terlebih dulu,
"Hey hey! Lihat betapa sibuk nona Haruno Sakura ini,"
Sakura menarik napas sebentar, sekedar melepas segala kepenatan yang ada,"Hahh... Kau mau menggantikanku Ino?"
Ino segera menggerakkan salah satu tangannya,"Tidak,"
Sakura tersenyum miris, emeraldnya tertuju pada benda dalam genggaman Ino. Paham arah pandangan Sakura, Ino maju mendekat ke meja kerja sahabatnya, perlahan ia meletakkan sebuket bunga mawar dengan hati-hati, seakan-akan benda itu serapuh kaca. Sakura kembali menatap Ino,
"Dari Lee," Ino memasang senyum manis, Sakura membelalakan matanya,
"Bercanda, dari Neji,"
Emerald gadis berambut merah muda itu melembut. Ah, Neji selalu bisa membuatnya senang. Dia tidak menyangka Neji yang dulu dingin, datar, tidak pernah berekspresi, kini menjadi orang paling romantis.
"Ini hari peringatan 5 tahun kalian kan?"
Sakura mengangguk,
"Aku akan mengurus pasien-pasienmu. Selesaikan berkas-berkas itu, lalu pulanglah, temui Neji,"
"Terima kasih Ino," sahabat Ino itu tersenyum lembut, betapa Ino sangat mengerti dirinya. Mereka pernah jatuh cinta pada orang yang sama, dan Ino berkorban demi sahabatnya itu, merelakan Sakura bersama Sasuke. Toh perasaannya pada sang Uchiha hanya sekedar perasaan kagum, tidak seperti Sakura yang benar-benar sudah terjatuh dalam kubangan cinta pada Uchiha Sasuke. Dia tidak ingin melihat Sakura bersedih lagi, Ino tidak bisa melupakan kejadian saat Sasuke meninggalkan Konoha, sahabat pinknya bahkan tidak makan selama 3 hari! Hanya termangu di atas tempat tidur, seperti orang sakit jiwa. Kekuatan cinta sangatlah luar biasa. Sebisa mungkin dia ingin membuat Sakura kembali bahagia, apalagi Neji sangat mencintainya, terlihat jelas dari pancaran mata keperakannya tiap memandangi Sakura.
"Saki,"
"Hn?"
"Kau sudah melupakan Sasuke?"
"..." hening sejenak, Sakura termenung. Kegiatannya terhenti, pikirannya berusaha memikirkan apa yang di rasakannya kini. Mencintai Neji? Ya, tentu saja, pemuda itu sudah membuat Sakura kembali jatuh cinta. Tapi separuh hatinya masih ada pada Sasuke,"Entahlah Ino, menurutmu?"
"Kau masih...?" Ino berharap Sakura menggelengkan kepala. Namun Sakura mengangguk,
Gadis pirang itu tersenyum sedih,"Aku akan kembali bekerja,"
"Ya, terima kasih pig."
"Kembali forehead."
.
.
.
Ino menyusuri lorong rumah sakit. Benaknya masih di penuhi tentang Sakura. Memang dia tidak berhak ikut campur kehidupan orang lain, tapi dia tidak ingin sahabatnya hidup dalam kesengsaraan, kepahitan, kesedihan. Hanya karena kepergian seorang Uchiha. Jika Sakura adalah dirinya, sudah di buang jauh-jauh pemuda berambut chicken butt itu, mungkin dia sudah mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik sekarang, seseorang seperti Hyuuga Neji. Tapi Sakura adalah Sakura, gadis lugu dan polos, tetap menanti pujaannya, berharap lelaki idaman itu kembali, menyatakan cinta dan mereka hidup bahagia. Tipe pecinta klasik.
Derap cepat, lebih terdengar seperti suara lari mengimbangi gesekan roda tempat terbaringnya pasien gawat darurat terngiang dari ujung pandangan dari tempat Ino berpijak. Dari sudut pandangnya, dua perawat memegang infus dan mendorong ranjang beroda, juga seorang petugas berbaju putih terlihat ikut membantu. Betapa terkejutnya Ino mendapati siapa yang terbaring di atas ranjang beroda itu saat orang-orang berpakaian putih-putih mendorong benda beroda itu melewatinya. Salah seorang perawat menjauh dari ranjang yang terus bergerak ke arah unit gawat darurat, dia mengangkat gagang telepon di dinding rumah sakit yang biasa di gunakan untuk menghubungi dokter yang sedang bertugas, perawat itu baru menekan dua angka ketika sebuah tangan menghentikan tindakannya,
"Dokter Yamanaka?"
"Aku akan menggantikan Haruno,"
Sang perawat mengangguk patuh lalu segera berlari ke unit gawat darurat. Tanpa membuang waktu, Ino mengikuti perawat itu. Pasien yang baru saja di antarkan sedang dalam keadaan genting, antara hidup dan mati. Dia masih terbaring tak berdaya ketika para perawat memasangkan alat bantu di seluruh tubuh yang penuh luka berdarah-darah itu.
"Tekanan darahnya menurun!"
"Pacu jantungnya!" Ino memberikan aba-aba. Dia mengenakan masker serta sarung tangan dan mulai bekerja.
.
.
.
.
TOK! TOK!
"Silahkan masuk," ujar Sakura tidak lepas dari berkas-berkas di depannya, dia harus segera menyelesaikan tugasnya. Sebentar lagi, Sakura sudah berjanji akan pulang cepat, Neji mengajak makan malam bersama di rumahnya. Ini hari penting bagi dia dan Neji, jadi Sakura tidak ingin mengecewakan Neji,
"Sakura,"
Suara baritone menyapa Sakura, mengalun berat di telinga gadis bersurai merah muda itu. Dia mengenal suara yang begitu familiar tersebut. Sakura menoleh, matanya melebar, mulutnya yang sedaritadi terkatup perlahan menganga,
"!"
To be continued...
Fiuwh! Akhirnya jadi juga! Awal mulanya fic ini di rencanakan complete, tidak bersambung. Tapi entah mengapa jadinya seperti ini, saya juga tak mengerti. Huahahaha.
Fic ini saya bikin dengan bertemakan songfic karena saya terinspirasi dari lagu Mariah Carey yang di bawakan dalam versi David Cook -Always be my Baby, makanya saya mw buat satu chapter langsung tamat.
Ini pertama kalinya saya menulis di fandom Naruto. Saya sudah jatuh cinta dengan fandom ini. Saya sangat suka pair SasuSaku, GaaraSaku, NejiSaku, SaiSaku, KakaSaku. Ada yang mau buatkan satu untukku? Yang romantis tapi, *puppy eyes*
Hahahaha, (з ̴̴͡͡ ̴̴͡͡" ω ̴̴͡͡ ̴̴͡͡")з
Oh ya, saya mau bertanya, saya tidak mengikuti Naruto shippuden, jd sy mau bertanya, silahkan di jawab bagi yang tau dan mau menjawab,
1. Siapa pasangan sakura di akhir ceritanya? Neji jg sapa?
2. Apakah Naruto bertarung dgn Sasuke untuk mmbawa plg Sasuke? Atau nanti Sasuke mati?
3. Memangnya Sasuke suka sama Hinata?
Saya lupa mau tanya apalagi, silahkan di jawab dulu yang di atas, hehe.
Akhir kata, selamat menikmati cerita ini. Kritik dan saran saya terima
Review! :)
