Jaejoong membuka pintu apartemennya ketika seseorang menekan bel. Wajah Jaejoong berubah cerah setelah mengetahui siapa orang dibalik pintu apartemennya. Orang itu hanya tersenyum sekilas, lalu memperlihatkan wajah dinginnya kembali.

"Apa aku tidak boleh masuk?" sudah 2 menit mereka terpaku di depan pintu. Tak ada tanda-tanda Jaejoong akan mempersilahkan orang itu masuk.

Jaejoong menggeser tubuhnya, membiarkan orang itu lewat, lalu segera menyusul orang itu masuk ke dalam apartemennya.

Bagaimana kabarmu? Orang itu lagi yang membuka pembicaraan, sepertinya Jaejoong belum bisa keluar dari rasa terkejutnya mengetahui orang yang dirindukannya muncul di dihadapannya sekarang.

Beginilah. Cukup baik. Senyum itu masih tersungging jelas di bibirnya. Bagaimana denganmu?

Tidak lebih baik dari terakhir kita bertemu. Jaejoong melihat itu. Mata laki-laki dihadapannya sedang terlihat kecewa, marah dan sedih.

Bagaimana mungkin? Bukankah kau sudah bahagia bersama istrimu? Kudengar kau menikah 1 tahun yang lalu.

Menikah bukan berarti aku bahagia, Jaejoong. Ucapnya sarkastik. Lagipula bukan pernikahanku yang bermasalah. Tapi aku yang bermasalah semenjak kau menghilang. Kali ini matanya berubah menunjukkan penyesalan. Penyesalan yang sangat dalam.

Ada apa? Wajah penuh Tanya menghiasi Jaejoong. Dia masih tidak mengerti dengan ucapan laki-laki dihadapannya ini. Apakah dia pergipun menimbulkan masalah? Apakah dirinya selalu jadi sumber masalah?

Kau masih bertanya ada apa?

Jelaskan apapun, Yunho. Jangan membuatku bingung dengan kata-katamu.

Kau bahkan mengerti apa yang aku maksud

Aku tidak mengerti. Jangan anggap aku selalu mengerti apa yang akan kau katakan.

Kau Yunho tidak melanjutkan kalimatnya. Semua yang dipendamnya selama ini seakan tercekat di tenggorokannya. Susah sekali mengatakan Aku merasa hancur saat kau pergi Jaejoong . Padahal kalimat itu cukup mudah dikatakannya kepada orang lain.

Apa? Tanya jaejoong lagi.

Sudahlah. Aku kemari tidak untuk membicarakan tentang ini. Aku kemari membahas masalah bisnis. Lanjutnya. Percuma membicarakan semua ini. Yang penting sekarang Jaejoongnya disini. Dan dia tidak akan membiarkan Jaejoong pergi lagi.

Baiklah. Jaejoong menyerah. Yunho tidak akan bisa dibantah. Dia sudah sangat hafal itu.

Tanda tangan disini. Harusnya cukup bawahanku yang kemari, tapi dia sedang mengurus sesuatu yang lain. Ucap yunho membela diri. Bohong. Sesungguhnya dialah yang mengatur semuanya agar bisa bertemu Jaejoong hari ini.

harusnya juga kau hanya perlu bertemu manajerku, Yunho Yunho menatap Jaejoong yang mulai menggerakkan tangannya diatas kertas putih itu.

Dulu tangan itu yang disentuhnya setiap malam. Yunho menggeleng mencoba menghapus pikirannya tentang Jaejoong.

Ada lagi? Tanya Jaejoong yang sudah menutup bolpoinnya dan menyerahkan lembaran-lembaran berisi kontrak dengan perusahaan Yunho.

apa kau terbiasa tidak menyuguhi makanan dan minuman ketika ada tamu yang datang? Tanya Yunho lagi. Dia hanya tidak ingin pertemuan ini cepat berakhir.

aku tidak punya apa-apa di apartemenku. Aku juga belum memasak. Kalau kau mau menunggu, aku akan membuatkan sesuatu.

Tidak masalah. Aku sedang tidak ada jadwal hari ini. Yunho merasa Jaejoong masih mengerti maksudnya. Yunho sangat merindukan masakan Jaejoong.

Jaejoong tersenyum lalu bangkit dari duduknya, berjalan ke dapur dan mulai mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak.

ini pertama kalinya aku memasak di apartemenku ini. Ucap Jaejoong, tangannya mulai lincah mengiris berbagai macam bahan yang Yunho tidak tahu apa saja namanya.

Yunho mengikuti Jaejoong ke dapur. Dulu sebelum mereka berpisah, Yunho selalu duduk di meja makan seperti sekarang ini, menunggu Jaejoong selesai memasak. Kadang dia juga memeluk Jaejoong dan menggodanya ketika dia sedang tidak memperhatikannya. Tapi mungkin sekarang tidak mungkin lagi hal itu dilakukannya.

Kenapa pertama kali? Kau tidak memasak lagi? Yunho melihat tangan jaejoong berhenti bekerja.

untuk apa aku memasak jika aku hanya akan memakannya sendiri. Aku tidak suka makan sendirian. Jaejoong kembali melanjutkan memotong.

Apa Yoochun dan Junsu tidak pernah datang?

Jaejoong memutar tubuhnya menghadap Yunho. Apa kau tidak mendengar kabar bahwa mereka sudah menikah dan tinggal di Amerika?

Yunho mengerutkan keningnya. Yoochun dan Junsu menikah? Mustahil.

Aku tahu apa yang ada dipikiranmu sekarang, Yunho. Tapi mereka memang benar-benar menikah. Dan mereka tidak malu mengumumkan pernikahan mereka. Jantung Yunho seakan berhenti berdetak mendengar kata-kata terakhir Jaejoong. mereka tidak malu mengumumkan pernikahan mereka. Yunho tahu Jaejoong menyindirnya dengan akhir kalimatnya.

apa Sunny tahu kau datang kesini hari ini? Jaejoong mencoba menghilangkan kegalauan di wajah Yunho yang terlihat jelas.

untuk apa dia tahu?

dia istrimu Yunho! Apa kau tidak menganggapnya? Jaejoong kembali melanjutkan memasaknya yang tertunda.

Tidak jawab Yunho tegas. Aku tidak menikahinya karena keinginanku sendiri.

apapun alasannya dia itu istrimu. Tegas Jaejoong.

cukup Jessica dan Changmin yang tahu aku kemari. Ucap Yunho tak kalah tegas.

yah terserah kau saja. Aku tidak punya hak apapun mengatur dengan siapa kau harus ijin untuk pergi.

Jaejoong

Ya? tak ada jawaban setelahnya. Yunho tetap diam menatap punggung Jaejoong. Entah merasakan tatapan Yunho, atau penasaran dengan apa yang ingin dikatakan laki-laki itu, Jaejoong menatap Yunho.

Ada apa Yunho? Ada yang ingin kau katakan? JAejoong menghampiri Yunho.

Aku ingin kemari setiap hari. Boleh? Tanya Yunho akhirnya.

Ujung bibir jaejoong terangkat. tidak ada yang melarangmu, Yunho. Kau tahu itu. Tanpa sadar Yunho tersenyum mendengar jawaban Jaejoong.

diatas lemari, ada kunci cadangan apartemenku. Kau bisa membawanya. Jika aku tidak ada di rumah, kau tetap bisa masuk. Asal dengan satu syarat Yunho. Yunho menunggu syarat yang akan diucapkan Jaejoong. Jaejoong berbalik melanjutkan pekerjaannya, mematikan kompor setelah dirasa makanannya sudah matang, lalu segera kembali ke hadapan yunho dengan makanan di tangannya. aku tidak ingin jika keinginanmu untuk setiap hari kemari, disalah artikan oleh Sunny. Aku tidak ingin punya masalah apapun dengannya, dan dengan siapapun dari keluargamu. Jadi jika sesuatu terjadi, aku tidak akan pernah mau bertanggung jawab. Jaejoong tahu dia melakukan kesalahan, tapi dia juga tidak ingin memperbaikinya. Dia sangan merindukan Yunho. Dan status yunho yang sudah berkeluarga membuatnya harus bersikap seperti ini. Apapun yang dikatakan orang dia tidak akan peduli. Asal tidak ada yang mengusik hidupnya, termasuk keluarga yunho.

aku jamin itu. Jaejoong tahu, Yunho akan melakukan apapun untuknya.