MY DESTINY
...
...
Cast : Lu Han, Oh Sehun, Byun Baekhyun, Park Chanyeol
Main Pair : HunHan
Slight ChanBaek
...
...
Rated : T/M
[Romance, Hurt, Angst]
Warning
[YAOI, GAY, BOYSLOVE]
.
©®Yugi-Oh794©®
.
.
.
.
Happy Reading...
Pernahkah kalian berfikir jika di kaki gunung Es ada sebuah kehidupan?
Ya, itu memang ada, Gunung yang bernama Lúshān atau Gunung Lu terletak di Tiongkok Selatan, Provinsi Jiangxi
banyak kehidupan disana seperti manusia dan hewan, tidak jarang ada manusia dari kota datang ke sana karena tempat nya yang terlalu jauh dan butuh alat transportasi khusus jika ingin kesana, selain itu tempat mereka tersembunyi karena mereka tinggal di antara kaki 2 gunung yang berseberangan
Mereka, para umat manusia yang menetap di sana adalah penduduk asli, mereka lahir di sana, berkeluarga di sana, dan menikah disana.
Terdapat beberapa rumah panggung kecil yang keseluruhan nya terbuat dari kayu, rumah-rumah itu berjejer dengan jarak 2-5 meter, rumah mereka terlihat semakin mungil karena keberadaan pepohonan tinggi yang berdiri kokoh di belakang rumah-rumah mungil itu, halaman mereka sangat rapi dan indah ada beberapa pohon cemara kecil di depan nya juga tumbuhan lain yang tahan terhadap salju
Lalu bagaimana cara mereka mendapatkan makanan?
Mereka punya ladang sendiri, terdapat rumah tanaman sederhana di masing-masing belakang rumah mereka, tiang-tiang dan dinding nya terbuat dari bambu dan kayu jati yang mereka dapatkan dari Hutan dan atap nya mereka menggunakan alat sederhana yaitu terpal, terpal akan di lepas jika matahari sudah terbit dan terpal akan kembali di pasang jika malam tiba ataupun salju dan hujan turun.
Tanaman itu di letakan di meja lebar dan panjang yang terdapat beberapa macam pot berbeda ukuran, beberapa sayuran hidroponik terletak di meja tengah dan buah-buahan terletak di meja dekat sisi-sisi dinding, dinding yang terbuat dari potongan kayu jati yang hampir keseluruhan tidak memiliki celah itu karena menghalau suhu es yang bisa saja membuat tanaman membeku, begitupun dengan alas yang terbuat dari bambu dan kayu yang menyatu.
Bagaimana dengan teknologi?
Untuk soal teknologi hanya sebagaian yang tahu itupun tidak begitu luas, mereka hanya mengenal ponsel jadul yang terdapat antena panjang di sisinya, hanya orang-orang tertentu yang memiliki barang tersebut
Di desa itu yang bernama Desa Lushan, tercatat hanya ada 80% jiwa yang tinggal disana
.
.
.
Sepasang kaki mungil itu berlarian di hamparan salju halus di ikuti beberapa kaki yang lebih mungil darinya, mereka tertawa riang ketika bola-bola salju dengan sengaja dilemparkan ke arah seseorang yang lebih tinggi di antara mereka, yang lebih tinggi ikut tertawa dan dengan semangat berlari hingga tak sengaja kakinya terantuk batu dan menyebabkan dirinya terjatuh
"Gege!" terdengar pekikan dari beberapa anak kecil yang tadi berlari, terdengar nada khawatir di dalam nya, mereka menghampiri sosok yang terjatuh dan membantu nya bangun
Seorang gadis kecil bermantel tebal panjang tiba-tiba mengenggam tangan nya, "Tangan mu dingin Ge, kenapa tidak memakai sarung tangan?"
"Oh itu-"
"Luhaaaan!"
Luhan melirik ibu nya, "Maaf seperti nya aku harus pulang, ibu ku sudah memanggil"
Mereka mengangguk sebagai jawaban dan Luhan tersenyum manis
.
"Astaga Luhannie kenapa tidak memakai sarung tangan, cuaca sangat dingin hari ini, bagaimana kalau kau sakit"
Luhan hanya menanggapi dengan terkikik, ibunya ini sangat cerewet sekali kalau menyangkut kesehatan Luhan
"Ibu aku sudah hampir 19 tahun disini, itu sudah biasa"
Ibunya berdecak "tetap saja Lu, kau itu mudah sekali sakit, ibu tidak mau hal itu terjadi"
Baru saja Luhan hendak membalas ocehan ibunya tapi tertunda ketika suara deritan pintu terdengar, Luhan menoleh dan seketika matanya membulat Lucu
"Ayaah!" Luhan memekik senang dan segera memeluk Ayah nya erat, sang ayah tertawa melihat tingkah menggemaskan anaknya
"Sebenarnya umurmu 19 apa 9 tahun huh?"
Luhan melepaskan pelukan nya dan cemberut, bibirnya maju beberapa senti membuat sang ibu yang berdiri tak jauh darinya memekik gemas
"Ayah bawa apa dari kota?"
Sang ayah tersenyum mendapati wajah antusias anaknya yang seperti nya sangat menanti hadiah darinya.
Sebuah kotak besar ia keluarkan dari tas jinjing dan diserahkankan nya pada Luhan
Luhan menerimanya dengan mata berbinar kemudian dibukanya kotak itu, "Woah ayah, ini...ini bagus sekali" ujarnya dengan mata berkaca-kaca, ia menatap ayah nya dan tersenyum lebar
"Kau senang?"
Luhan menghambur ke pelukan ayah nya, "Tentu saja aku senang"
Sang ibu tersenyum cantik melihat pemandangan di depan nya, ia berinisiatif ikut memeluk keluarga terkasih dan menciumi pipi tembam Luhan gemas, Luhan terkikik geli ketika ayahnya juga ikut menciumi pipi nya yang lain.
Dalam hati Luhan sangat mensyukuri karena memiliki orangtua yang lengkap dan menyanginya, ia berharap akan terus seperti ini kedepannya.
Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk mencintai kedua orangtua nya tanpa menyakiti hati mereka, dan Luhan tidak akan segan-segan untuk melindungi mereka dari ancaman bahaya walaupun Luhan lah yang sebenarnya patut di lindungi
.
.
Luhan terus memperhatikan hadiah dari ayahnya yang berupa sepasang sarung tangan pink (Luhan sangat menyukai warna tersebut), ear muff, syal, sepatu dan topi putih rajut dari wool
Topi rajut itu ia pakai kemudian bercermin dan saat itu dirinya merasa aneh dengan wajah nya sendiri ketika memakai topi itu karena dirinya mirip seperti...
"Bayi?"
Itu bukan gumaman Luhan, tapi memang suara seseorang dan terkesan nada ejekan di dalamnya, Luhan sangat hafal pemilik suara ini sekaligus tidak suka ketika Luhan baru menyadari orang itu mengahampiri nya, dia sangat tidak sopan memasuki kamar nya tanpa permisi, jika kedua orangtua nya mungkin Luhan dengan senang hati membiarkan nya tapi masalahnya dia bukan orangtua Luhan
Luhan berbalik dan menatap judes pemuda seumuran yang berada di depannya, Luhan sangat tak menyukai sikap dia yang angkuh dan selalu bersikap seenaknya, walaupun dia sepupu Luhan tapi untuk yang satu ini tidak akan ada kata maklum bagi nya
"Kau terlihat seperti bayi, uhh Lucunyaaa"
Luhan menepis sepasang tangan yang menarik-narik pipinya, "Bian, kenapa kau kesini?" tanya Luhan sinis
"Aishh sudah ku bilang jangan panggil aku dengan nama itu, nama ku Byun Baekhyun bukan Bian Boxian oke"
"Terserah, dan sekarang kau keluar dari kamarku"
Baekhyun menggeleng, raut nya berubah serius kali ini, dengan cekatan Baekhyun menutup pintu kamar dan menghampiri Luhan
Luhan kebingungan dengan sikap Baekhyun, kini mulai bermunculan pikiran-pikiran negatif di otaknya sebelum Baekhyun angkat suara
"Aku ada misi"
Alis Luhan menyatu karena tidak paham dengan ucapan Baekhyun
"Aku berencana akan mengajak mu ke Hutan Montana, aku tahu kau pun ingin kesana kan?" tanya nya dengan suara sengaja di rendahkan untuk antipasi supaya orangtua Luhan tidak mendengar percakapan mereka yang terbilang rahasia
Raut wajah Luhan berubah gelisah, pikiran nya bercabang antara memenuhi keinginan nya yang sudah lama ingin ia lakukan dan resiko jika ia pergi kesana
Luhan tahu jika orangtua nya sering menceritakan tentang Hutan itu sejak ia kecil jika Hutan itu terlarang dan tidak ada satupun penduduk desa Lushan yang pernah kesana karena ibunya bilang Hutan itu angker dan tempat berkumpul nya para siluman dan arwah penasaran
Tapi perkataan ayah nya lebih masuk akal karena ia pernah menjelaskan hal yang membuat Hutan itu terlarang bagi penduduk Lushan karena banyak pendaki dan orang asing disana yang dikhawatirkan jika melihat penduduk Lushan mereka akan mengikuti dan menghancurkan desanya, karena sejauh ini tidak pernah ada yang tahu tentang desa terpencil ini
"Ku rasa itu terlalu jauh, kita harus ke tenggara dan menaiki gunung selama berjam-jam tanpa bekal dan keahlian itu sangat tidak mungkin"
"Kau kira kita akan mendaki dan tak membawa bekal?aku juga malas jika seperti itu, kita tidak punya peralatan khusus"
Luhan semakin bingung "Lalu kenapa kau ingin mengajakku kesana?"
"Karena ada jalan yang lebih mudah kita lewati"
Luhan tampak berfikir kemudian menatap Baekhyun dan tersenyum
"Kapan kita akan kesana?"
Baekhyun ikut tersenyum karena ia sudah tahu jika Luhan menyetujuinya
"Besok, pukul 4 pagi kita bertemu di bawah Pohon Cemara dekat perbatasan Desa"
.
.
.
Hutan montana adalah salah satu formasi hutan tropika basah yang terbentuk di wilayah pegunungan. hutan ini kerap diselimuti awan pada ketinggian atap tajuk (kanopi)nya. Pepohonan dan tanah dihutan ini tertutupi oleh lumut, yang tumbuh berlimpah-limpah.
Yang membuat Luhan ingin kesini adalah karena Hutan itu berkabut atau berawan hingga menghalangi cahaya matahari dan udaranya juga lembab, juga banyak anggrek dan tanaman yang ingin Luhan bawa pulang untuk di hadiahkan pada Ibu nya
Tepat jam 4 pagi Luhan menuju tempat yang di maksud Baekhyun, dibawah pohon cemara. Dia mendapati Baekhyun yang sudah berdiri di sana
"Kau menungguku? apa aku terlambat?"
"Ya. Kau tidak terlambat karena aku datang kesini 10 menit sebelum kau datang"
Setelah itu mereka mulai berjalan menuju tempat tujuan, sesekali berbincang agar suasana tak canggung dan membosankan
"Mantelmu bagus. Apa itu baru?"
"Ya, ayahku yang memberikan nya, ini mantel mahal dari kota" ucap Baekhyun bangga
"Akupun, seluruh yang aku pakai adalah pemberian ayahku, ini juga pasti mahal karena dari kota"
"Kau lupa, Ayah kita memang ke kota bersama, asal kau ingat jika Ayah ku adalah Hyung ayahmu"
Luhan mengangguk, dia sekarang mulai bersikap lebih baik pada Baekhyun tidak dengan nada sinis lagi
"Baek apa kau sadar jika kita mempunyai wajah Korea?"
Baekhyun menatap Luhan "Ayah kita kan memang Asli Korea Lu, kau seperti bukan orang China karena mengalir darah Ayahmu. wajahmu cantik seperti ibumu tapi matamu bulat seperti orang Korea" Baekhyun tertawa karena ucapan nya barusan yang mengatai Luhan cantik, mengejek Luhan seolah sudah menjadi kebiasaan nya dari dulu
"Orang Korea dan China itu memiliki postur tinggi, tapi kau? Terlihat seperti bocah usia 15 tahun hahaha" Baekhyun semakin tertawa terbahak, menurutnya seru sekali jika membuat Luhan kesal, lihatlah wajahnya yang lucu itu ketika sedang kesal
Luhan berhenti berjalan dan pegangan pada tas punggungnya mengerat, wajahnya juga memerah. Baekhyun ikut berhenti dan mulai menebak apa yang akan terjadi setelah nya
"Kau mengatai ku pendek begitu?"
"Tidak. Kau yang mengatakan nya sendiri Lu"
"Sadarkah kau bahwa kau juga pendek, Lihatlah bokongmu yang seperti sapi, bibir mu yang seperti bebek ketika mengoceh dan jari keriting mu yang jelek itu"
"Yak!"
Luhan tertawa dan berlari menghindari kejaran Baekhyun
.
.
.
.
.
.
Tbc...
Jika dapat respon baik aku akan lanjut, :D mohon jangan bersembunyi, butuh semangat... .*keliatanJonesNya XD
terimakasih untuk blog (pasuruan stiewalisongo web id/) yg menjelaskan tentang hutan :)
Oh ya jangan ragu untuk mengingatkan ku jika ada kesalahan di chap ini, aku masih belajar nulis :D
ini terinspirasi dari Film Time riders - Luhan, ketika liat gunung es itu jadi kepikiran ini, tapi dengan alur yang beda kok
