UTS akhirnya selesaiiii~ sekarang tinggal nunggu remedial! xD #Slaap
Sebagai mengungkapkan rasa senang Leticia yang sebentar lagi akan menghadapi hari libur Leticia buat fic multichap MinYoon lagi, rencananya mau oneshot tapi takutnya kecepetan x3
Scroll kebawah and happy reading~
.
.
Warning: typo(s), shou-ai, gaje, d.l.l
.
.
Bangtan Boys © BigHit Ent.
.
.
My Sadistic Love © 02NiyuchaLeticia
.
.
.
.
"Hari ini benar-benar melelahkan." Keluh seorang namja dengan penampilan kuper bergema di sebuah ruang musik yang telah sepi. Dia adalah Min Yoongi, seorang pelajar di sebuah sekolah menengah atas jurusan seni di Seoul.
Ia menjulurkan kakinya melepaskan segala ketegangan otot-otot pada tubuhnya akibat dari kesibukan yang biasa dilalui para pelajar pada umumnya.
Suasana dalam ruangan itu begitu sepi dan hanya diterangi oleh cahaya sore hari yang menembus dari balik jendela. Entah apa yang dilakukan namja ini sampai belum pulang ke rumahnya padahal sekolahnya sudah nyaris kosong.
Dari luar ruangan terdengar suara derap langkah kaki mendekat cepat, sedetik kemudian terdengar suara seseorang membuka puntu ruang musik dengan kencang membuat suara gaduh didalam ruangan yang benar-benar sepi itu.
Orang yang baru saja merusak kesunyian itu hanya berdiri disana. Kedua bola matanya bergerak menelusuri ruangan seolah-olah sedang mencari sesuatu dan setelah menemukan apa yang ia cari cengiran lebar muncul menghiasi wajahnya. Dibalik kacamata botol susu yang Yoongi kenakan ia hanya menatapnya datar saat orang itu bergerak maju mendekat ke sebuah kursi kosong yang bersebelahan dengan kursi miliknya.
"Ah, aku sudah tahu kau pasti berada di sini."
"Apa yang kau inginkan Taehyung?" Tanya Yoongi menyilangkan kedua lengannya dihadapan dada tanda ia sedang benar-benar malas kali ini.
"Meminta bantuanmu." Jawab Taehyung simpel sembari menyeret sebuah kursi kosong tadi berhadapan dengan Yoongi dan duduk dengan santainya.
"Bantuan apa? Mengerjakan tugas rumah? Membersihkan ruang kelas? Memasak? Mencuci pakaian?" Yoongi bertanya dengan semangat.
'Rajin sekali dia.' Batin Taehyung terkikik geli.
"Tidak. Bukan itu, aku hanya ingin kau bantu aku untuk mendapatkan informasi lebih tentang Park Jimin siswa kelas 2-1 untuk bahan mading sekolah edisi 'siswa yang paling berpengaruh'. Apa kau bisa?"
"Kenapa harus aku?" Yoongi menatapnya dengan pandangan bertanya.
Taehyung menghembuskan nafas, "Aku benar-benar sibuk di bulan ini sedangkan mading akan terbit dua minggu lagi."
Yoongi mengangguk mengerti. Sahabatnya ini selain salah satu anggota Jurnalistik sekolah dia juga sedang mendapatkan tugas untuk pelaksanaan ulang tahun sekolah awal bulan nanti.
"Baiklah aku bisa."
Taehyung tersenyum cerah dengan cepat ia memekik kegirangan sembari melompat pada Yoongi untuk sekedar memberi pelukan terima kasih yang seperti pelukan kematian bagi Yoongi.
"B-bisa kau lepaskan. Aku ti-tidak bisa bernafas." Dengan susah payah Yoongi berusaha keluar dari pelukan Taehyung. Taehyung yang tersadar segera melepaskan pelukan mautnya.
"Hehe, maaf maaf aku terlalu senang. Tapi.. apa kau tidak akan apa-apa?" Tanya Taehyung dengan raut wajah cemas.
"Hah? Tentu saja aku tid-"
"Bukan itu maksudku." Taehyung berdecak sebal, "Kau tahu orang yang bernama Park Jimin itu?"
Yoongi hanya menggeleng.
Taehyung mengalihkan pandangannya dari Yoongi untuk melihat keadaan sekitar. Setelah di rasa cukup aman ia kembali memandang Yoongi yang sedang menatapnya dengan pandangan aneh. Taehyung mencoba menjelaskan apa yang ia ketahui tentang Park Jimin dengan suara pelan,
"Park Jimin, siswa kelas 2-1 adalah orang yang sadis atau bisa dibilang seperti orang yang yang memiliki gangguan jiwa..."
Yoongi mendengarkan dengan sangat serius.
"...ia pernah mematahkan tulang lengan teman sekelasnya sendiri hanya karena hal sepele. Bahkan pernah sampai ada yang koma." Lanjutnya.
Yoongi meneguk ludahnya ngeri.
"Hampir semua murid termasuk guru takut kepadanya dan mereka hanya diam tidak bisa berbuat apa-apa mengingat Park Jimin adalah cucu dari orang yang memiliki sekolah ini serta prestasinya yang di atas rata-rata." Taehyung menatap Yoongi dengan serius,
"Dan tugasmu disini adalah..." Taehyung memberikan buku catatan kecil beserta sebuah kamera digital pada Yoongi, "...mencari tahu penyebab kenapa dia bisa jadi seperti itu."
Yoongi menatap Taehyung dengan tatapan tidak percaya. Seorang kuper seperti Yoongi harus berhadapan dengan Park Jimin yang kedengarannya menyeramkan itu? apakah ia bisa?
"Jangan khawatir, jika ada apa-apa telepon saja aku." Ujar Taehyung menepuk-nepuk pundak Yoongi untuk menenangkannya.
Terdengar decitan suara kursi yang tergeser saat Taehyung bangkit dari posisi duduknya dan meninggalkan Yoongi yang masih diam mematung.
'Apakah ini mimpi?'
.
.
Yoongi berjalan ke arah ruang kelas 2-1. Bel pulang sekolah baru saja berbunyi sepuluh menit yang lalu dan ia langsung saja melangkahkan kedua kakinya untuk menemui targetnya.
Keringat dingin mengucur di dahinya, lututnya sedikit gemetaran. Sakit? Tidak Yoongi tidak sakit dia hanya merasa takut. Ya, sedikit takut.
Tap.
Dia berdiri tepat di hadapan pintu kelas dengan papan bertuliskan 'Class 2-1' . Dengan gugup Yoongi membenahi kacamatanya yang sedikit merosot lalu bertanya pada salah satu murid penghuni kelas 2-1 itu.,
"P-permisi."
"Ya?" Jawab anak itu.
"A-apa Park Jimin ada?" Yoongi menundukan kepalanya. Ia yakin pasti orang itu sedang menatapnya kaget.
"O-oh, dia masih di dalam tempat duduknya berada di pojok kanan paling belakang." Jelasnya.
"Terima kasih." Ucap Yoongi dengan pelan.
"Sama-sama, maaf aku tidak bisa mengantarmu." Balas anak itu dengan wajah ketakutan.
"Tidak apa-apa." Jawab Yoongi pelan sambil melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas 2-1.
Begitu sampai di dalam ia menatap tempat duduk di sebelah kanan paling belakang, lalu dia menemukan seorang namja yang terlihat tampan sedang memejamkan matanya dengan sepasang headset berwarna putih di telinganya.
Yoongi tersipu, ia baru pertama kali melihat seorang namja setampan itu. Rasa takut sudah tidak mempengaruhi dirinya lagi sekarang yang ada hanya perasaan kagum dan terpesona oleh namja itu.
Dengan sendirinya ia berjalan menghampirinya, setelah berada dekat Yoongi menepuk pelan pundak namja itu.
Reflek ia langsung membuka kedua matanya dan menatap Yoongi dengan tajam. Segera ia melepas headset dari telinganya.
"Jangan ganggu aku." Ucapnya dengan dingin.
"Ma-maaf, tapi apa kau ini Park Jimin?" Tanya Yoongi, suaranya sedikit bergetar.
"..."
Dia tidak menjawab tetapi bangkit dari bangkunya berusaha untuk meninggalkan kelas. Namun sebelum itu terjadi Yoongi dengan berani meraih tangannya.
"Dengan begitu aku tahu kalau kau Jimin." Ucap Yoongi dengan tegas namun gugup di saat yang bersamaan.
Namja yang ternyata adalah Jimin itu menarik kembali tanganya dengan kasar lalu menggunakan tangannya yang telah bebas untuk menarik kerah seragam yang dikenakan Yoongi hingga membuat tubuh Yoongi terangkat sedikit.
Ruang kelas sudah sepi, anak yang ditanya Yoongi adalah yang terakhir keluar.
Mendadak suasana berubah menjadi panas. Jimin masih memancarkan aura membunuhnya pada Yoongi sedangkan Yoongi sendiri hanya gemetar ketakutan.
"Apa yang kau inginkan HAH?!" Bentak Jimin sambil menghempaskan tubuh Yoongi ke dinding. Yoongi merasakan sakit di bagian punggungnya yang baru saja bertabrakan dengan dinding.
"Ma-maaf, tapi aku hanya ingin lebih dekat denganmu itu saja." Jelas Yoongi berusaha untuk bangkit kembali.
"Heh!" Jimin tersenyum meremehkan, dengan langkah berat ia mendekat ke arah Yoongi yang masih terpojok.
Braak!
Tangan kanan Jimin mendorong tembok dengan kuat menyebabkan Yoongi memejamkan matanya secara reflek.
Jimin mendekatkan wajahnya perlahan pada telinga Yoongi, "Jika kau ingin dekat denganku kau harus mau menjadi pembantu pribadi dirumahku." Ujar Jimin dengan suara rendah lalu menjauhkan wajahnya dan menatap Yoongi masih dengan seringai di wajah tampannya.
Wajah Yoongi terasa sangat panas kali ini pikiran dan mulutnya benar-benar sudah tidak bisa di ajak bekerja sama. Pandangannya mulai kabur dan tanpa sadar ia menjawab,
"Aku... mau..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Chapter satu selesai.
Kalau fic ini banyak yang suka Leticia bakal update chapter-2 hari Minggu.
Jadi, Review please! ^o^)/
.
.
.
.
#Sign Leticia
