Fiksi ini hanya berupa sekumpulan cerita – cerita singkat yang terinspirasi dari kejadian – kejadian kecil yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari – hari.

Bagaimana kalau Sasuke, Naruto, dan Gaara pergi ke pasar untuk membeli daging? Kejadian apa saja yang mungkin terjadi? Ikuti cerita selengkapnya disini.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning : AU, OOC, typo

Dedicated for Asahina Yuuhi and Asahina Julie

Brought to you by Arizona Renichi

Ayam ?

Cast : Sasuke, Naruto & Gaara

.

.

Sasuke sedikit mengernyit melihat lalat – lalat yang berterbangan di sekitar mereka, belum lagi lorong – lorong sempit yang penuh dengan manusia yang amat sangat memungkinkan terjadinya senggol menyenggol dan skinship, belum lagi teriakan – teriakan para pedagang yang menawarkan dagangannya, hingga teriakan histeris para wanita yang mengagumi ketampanannya. Ah, mungkin bukan cuma ketampanannya sendiri mengingat di belangkangnya sekarang ada dua orang yang bisa dibilang cukup atau sangat tampan juga, Naruto dan Gaara.

Kalian mungkin bingung kenapa pria – pria kece ini bisa ada di tengah pasar seperti ini? Hmmm, kejadian tersebut berawal dari ibu Sasuke yang berniat memasakan makan siang untuk ketiga sekawan ini yang kebetulan sering kali menghabiskan waktu bersama di rumah keluarga Uchiha, setelah itu Nyonya Uchiha mulai menanyakan menu apa yang ingin mereka santap, dan dengan semangatnya si rambut pirang a.k.a Dobe Naruto menjawab kalau ia ingin makan sup dan rendang, berhubung tidak ada persediaan daging di rumah itu, maka diutuslah tiga orang ini untuk membeli daging di pasar.

.

.

"Uhm, Sasuke kenapa harus masuk sedalam ini? Aku lihat banyak yang menjual daging di depan sana," tanya Naruto.

"Berisik, ikuti saja," jawab Sasuke.

Jujur saja Naruto mulai merasa tidak betah berada di sini, terlebih ia menyadari bahwa sudah banyak penjual daging yang dilewati Sasuke. Memangnya dia mau membeli daging yang seperti apa coba? Tapi karena bos kali ini Sasuke dan mereka cuma numpang makan gratis, jadi Naruto terpaksa menahan keinginan untuk protesnya.

Gaara yang berada di sampingnya hanya menyeringai, "Sabarlah, Naruto, yang gratis pun perlu perjuangan."

Di tengah – tengah perjalanan menuju penjual daging yang sesuai dengan keinginan si Uchiha bungsu, mereka bertiga melewati beberepa penjual daging ayam. Sesekali terdengar para penjual tersebut menawarkan dagangannya, "Beli ayam, mas?" seperti itulah kalimat yang acap kali terdengar.

Mereka bertiga hanya menanggapinya dengan senyum, sedikit gelengan, atau beberapa isyarat dan gesture yang menunjukan penolakan, hingga pada akhirnya sesuatu yang tidak terduga terjadi, seorang penjual ayam tersenyum ke arah mereka bertiga, sementara Naruto dan Gaara asyik mengobrol, penjual tersebut mulai melancarkan aksinya, "Ayam?" tanya sang penjual, Naruto dan Gaara hanya diam, dan meneruskan langkah, sementara Sasuke tehenti dan menolehkan pandangannya ke sang penjual ayam, lalu akhirnya melanjutkan langkahnya kembali tanpa memberikan respon lain pada sang penjual.

Sementara itu Naruto dan Gaara mulai menyadari ada sesuatu yang salah, sesuatu yang mengganjal, mereka mulai berpikir dan mengingat apa yang baru saja terjadi, dan ketika memori mereka menemukan titik permasalahannya keduanya bertatap muka, seperti mengetahui apa yang ada di pikiran masing – masing maka meledaklah tawa mereka.

Sasuke yang mulai merasa terganggu dengan cekikikan kawan – kawannya hanya menoleh ke arah mereka berdua, sampai akhirnya rasa penasaran menggelitik otaknya, dan dengan polosnya ia bertanya, "Ada apa?"

Gaara yang lebih dahulu bisa menguasai diri akhirnya memutuskan untuk menjelaskan.

"Hn, tidak ada. Hanya saja apa kau ingat ketika penjual ayam tadi memanggilmu?"

"Memanggilku?" tanya Sasuke.

"Hu—uh," jawab Gaara disertai anggukan.

"Seingatku dia hanya menawarkan ayam, apa ada yang salah?"

Naruto yang sudah tidak tahan akhirnya tertawa lagi sambil menepuk bahu Sasuke.

"Dasar teme, coba kau ingat dia hanya menyebutkan "Ayam?", dan kau menoleh. Kau tahu kenapa kami tidak menoleh? Karena kami merasa bukan AYAM. Sedangkan kau menoleh dengan anggunnya ke arah penjual ayam itu, seolah – olah kau lah yang bernama ayam. Rupanya kau benar – benar mendalami peran yang di dukung model rambutmu itu," jelas Naruto.

"Cih," dengus Sasuke lalu lanjut melangkah meninggalkan teman – temannya yang kini mulai tertawa puas karena berhasil mejahilinya.

.

.

AYAM? - END

.

.

A/N : Saya muncul kembali dengan fiksi yang luar biasa gaje dan garing, entahlah saya hanya sedang ingin mengeluarkan ide ringan dan tidak penting seperti ini untuk bisa dinikmati bersama (?), rencananya fanfic ini akan saya buat jadi beberapa chapter tapi dengann cerita yang berbeda- beda. Semoga saja para readers terhibur, ada masih banyak kekurangan saya mohon kritik dan saran yang membangun, so, tinggalkan jejak, please :*