Just You

Disclamer

Naruto isn't mine

Rate: T

Pair: SasuSaku

WARNING

OOC, Gajelism, Typo(s),EYD hancur, alur cepat, pendeskripisian kurang dan lain-lain

Fiksi ini adalah sequel dari oneshoot Fictionku yang berjudul 'Only You'

Bisa dibilang lanjutan juga bisa di bilang awal

Tapi fiksi ini dimulai setelah fiksi 'Only You' terjadi(?)

Setting:Tokyo, Winter

.

Don't Like? Don't Read.

.

ENJOY!

.

Doubleshoot Fiction

Chapter #1

Sakura Haruno kini sedang menyebrang dengan tangan penuh dengan kantong belanjaan. Setelah ia memastikan jalanan sepi, ia pun bergegas melangkahkan kedua kakinya menuju apartemen sahabatnya, Ino Yamanaka yang terletak di seberang minimarket tempat ia bekerja part time. Setelah berhasil menyebrang, gadis beriris emerald ini pun bergegas memasuki lift dan menekan nomor 6.

Ting.

Terdengar bunyi yang menandakan bahwa lift telah sampai ke lantai yang di inginkan. Sedetik kemudian, pintu lift pun terbuka otomatis. Sakura langsung keluar dari lift tersebut dengan tangan masih penuh dengan kantong belanjaan dan bergegas menuju apartemen sahabatnya. Setelah sampai di depan apartemen Ino, Sakura meletakkan kantong belanjaannya di lantai kemudian ia langsung menekan sebuah tombol merah kecil yang memiliki symbol lonceng pada sisi kanannya.

Ting Tong

"Siapa?" terdengar suara seorang perempuan dari dalam apartemen.

"Ck, jangan bercanda, Pig. Aku tahu kau itu sudah melihat wajahku dari layar interkommu," tukas Sakura memasang wajah kesal.

"Hanya bercanda Forehead!" balas perempuan itu tertawa.

"Buka pintunya, Pig! Atau kau akan menyesal karena aku tidak akan membuatkanmu telur gulung kesukaanmu!" ancam gadis berambut soft pink itu dengan mata melotot.

"Baiklah, baiklah." Pintu apartemen pun terbuka beberapa detik setelah Ino menyerah. Tanpa menunggu di persilahkan, Sakura langsung menenteng kantong belanjaannya lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen Ino.

"Jadi, kau mau minum apa?" tanya Ino seraya menuju ke arah dapur.

Sakura menoleh sebentar ke arah sahabatnya yang tengah mengeluarkan 2 buah cangkir.

"Terserah, yang penting itu bisa menghangatkan tubuhku ini, Pig." Jawab Sakura lalu kembali memasukkan barang belanjaannya ke dalam kulkas Ino.

.

.

"Ini, minumanmu." tutur Ino seraya meletakkan secangkir cokelat panas di hadapan Sakura. Kini mereka berdua sedang duduk di lantai yang beralaskan karpet bermotif bunga matahari dengan meja berkaki rendah di hadapan mereka.

"Thanks." Jawab Sakura singkat menangkupkan cangkir tersebut seraya mendekatkan indra penciumannya ke cangkir tersebut untuk menghirup aromanya.

"Ck, apakah kau sudah menghidupkan penghangat ruangan,Pig?" gerutu Sakura menolehkan kepalanya kepada sahabatnya yang kini sedang menyesap kopi susu kesukaannya.

"Sudah kok." Balas Ino singkat lalu mengambil remote televisi yang berada di sofa yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Sakura hanya bisa menatap Ino dengan pandangan tidak percaya. Ino yang sudah biasa mendapat pandangan seperti itu hanya menanggapinya dengan kening berkerut samar.

"Ah, apa kau punya mantel? Atau sweeter mungkin? Aku kedinginan." Tutur Sakura mengalihkan pembicaraan.

"Ada kok. Tunggu sebentar." Ino pun beranjak dari tempat duduknya dan langsung berjalan menuju kamarnya. Tak lama kemudian, ia keluar dengan menenteng sweeter putih dan kemudian menyerahkannya kepada Sakura.

"Thanks," ujar Sakura tersenyum simpul yang dibalas dengan anggukan kepala Ino.

"Kenapa kau tidak membawa sweeter Forehead? Sekarang sedang musim dingin asal kau tahu," tutur Ino seraya memindahkan channel televisi.

"Tanpa kau beritahu pun aku juga sudah tau, Pig," ujar Sakura berdecak pelan. "Tadi aku sudah terlambat. Maka dari itu aku langsung keluar apartemen tanpa membawa sweeterku. Padahal sweeterku sudah kuletakkan diatas sofa dan parahnya, tadi bus yang membawaku ke daerahmu ini lambat sekali datangnya. Saatku tanya sopirnya, katanya tadi busnya sedikit bermasalah saat diperiksa di tempat pemberhentian bus. Huh." Jelas Sakura mengeluh panjang lebar lalu menyesap tehnya yang masih hangat. Rasa hangat pun mulai menjalari tubuh Sakura dan memberikan kenikmatan tersendiri pada si pemilik tubuh.

"Sudah kubilang Forehead, kau tinggal saja bersamaku. Jadinya, kau tidak perlu repot-repot naik bus untuk sampai ke tempat kerjamu yang jelas-jelas ada di sebrang apartemenku!" kata gadis berambut pirang terang itu tersenyum seraya menepuk punggung sahabatnya itu.

"Aku tidak mau, Pig. Lagipula aku bekerja di minimarket itu hanya sekedar iseng mengisi waktu luang. Tidak lebih," Tolak Sakura lembut. Ino hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika mendengar penolakan Sakura.

"Baiklah, baiklah. Aku juga tidak mau menampungmu di rumahku sampai tua kok. Tenang saja," gurau Ino seraya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya. "Hm ngomong-ngomong, bagaimana hubunganmu dengan Sasuke setelah kejadian di taman itu?" tanya Ino masih fokus pada layar televisinya. Ia tidak sadar bahwa pertanyaannya itu telah membuat Sakura berhenti meminum tehnya. Tiba-tiba, Sakura jadi teringat pada hari dimana Sasuke mengungkapkan bahwa ia masih berhubungan dengan Ino selama tiga tahun terakhir itu. Tiba-tiba, terlintas sebuah ide nakal di pikiran Sakura.

"Masih tetap buruk,Pig. Sasuke sekarang malah tidak pernah menghubungiku," tutur Sakura berdusta. Bohong kalau Sasuke tidak pernah menghubungi Sakura. Sekarang saja, Sakura dapat merasakan ponselnya bergetar pertanda e-mail masuk. Pasti dari Sasuke-kun, pikir Sakura.

Mendengar itu, Ino langsung menolehkan kepalanya dan mengubah posisi duduknya. "Apa? Masa iya si Uchiha itu mencampakkanmu?" Ino membelalakkan matanya tidak percaya.

"Aku serius, Pig!" ujar Sakura meyakinkan sahabatnya. Mendengar perkataan sahabatnya itu, Ino hanya dapat menggelengkan kepalanya perlahan seraya beranjak kembali ke kamarnya untuk mengambil ponselnya yang sengaja ia tinggal di kasurnya. Beberapa menit kemudian, Ino keluar dengan tangan kanan memegang sebuah ponsel.

"Kau tenang saja, Forehead. Aku akan menelepon si Uchiha itu sekarang," Jemari Ino langsung menari lincah di tombol ponselnya. Sakura sempat tertegun melihat tingkah sahabatnya ini. Namun, setelah berselang beberapa detik, Sakura pun langsung tersadar dan langsung merebut ponsel yang bermerek Samsung dari tangan pemiliknya dan langsung menyembunyikan ponsel itu dibelakang punggungnya.

"Hei, kembalikan Forehead!" pinta Ino berusaha menggapai ponselnya. Sebagai jawaban atas permintaan Ino, Sakura hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya memejamkan mata membayangkan apa yang terjadi nantinya jika Ino menelepon Sasuke.

Bisa mati aku kalau sampai Ino menelepon Sasuke-kun. Bisa-bisa Sasuke-kun benar-benar tidak akan menghubungiku sama sekali lagi, batin Sakura bergidik ketakutan.

"Kau kenapa sih, Forehead? Kau mau kubantu apa tidak?" tawar Ino menatap iris emerald sahabatnya itu.

'Jujur, tidak. Jujur, tidak.' Batin gadis beriris emerald itu memainkan jemarinya.

"Forehead!" ucap Ino mengguncang bahu Sakura sehingga membuat Sakura tersentak kaget dan menatap Ino dengan ekspresi bingung.

"Apa?" Hanya itu balasan dari Sakura. Mendengar itu, Ino hanya bisa menggeram pelan sambil menggelengkan kepalanya.

"Ck, apa yang kau pikirkan seda—" belum sempat Ino meneruskan perkataannya, tiba-tiba ponsel Ino yang berada dalam genggaman Sakura berbunyi.

"Kemarikan ponselku, Forehead." Ino mengulurkan tangan kanannya meminta ponsel Samsungnya di kembalikan.

"Nih," Sakura mengembalikan ponsel Ino dengan hati bimbang. Ino tersenyum singkat ke arah Sakura yang mengisyaratkan terima kasih lalu ia menatap layar ponselnya.

"Wah, panjang umur nih si Uchiha," Ino menyeringai ketika ia melihat layar ponselnya yang menampilkan contact name Uchiha Sasuke. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba tubuh Sakura langsung menegang seketika. Mati aku!, seru Sakura dalam hati.

-TBC-

Author ga pandai bikin judul-_-"

Pendek? Iya! Aku memang sengaja buat chapter pertama pendek dulu. Aku mau liat respon readers. Kalau yang review lebih dari 6, aku bakal lanjutin fict ini. Hahaw :D#ngarep. Kayaknya ga bakal sampai 6 deh-_-. Ck, terserah deh mau berapa yang penting nih fict lanjut/tidaknya itu tergantung moodku dalam menulis plus kalau tugas sekolah ga numpuk hhe.

Review 'YES' Flame 'NO'

Kita bisa bicarakan ini dengan baik okeii?:**

Akhir kata,

KEEP OR DELETE?