Disclaimer © Masashi Kishinoto

Rate : Teen

Warning : Terinspirasi Humor Internet

.

L.A Lights

.

"Aku tinggal dulu, Teme! selamat bermimpi. gyahahaha" sosok pria bertampang teler berkepala duren itu bersuara pada sosok pria kece yang keluar dari mobilnya.

"Mati saja kau!" Sasuke langsung membanting pintu mobil Naruto tanpa dosa dan menyelonong memasuki rumahnya.

"Aku pulang!" ucapanya kala sampai di ruang tengah rumahnya.

Hening!

"Pasti sudah-hiks, tidur semua." katanya lagi seraya berjalan menuju kulkas dan membasahi tenggorokannya yang serasa terbakar. "Ah~" Sasuke mendesah kala sensasi dingin meresap tenggorokannya.

"Hn, sebaiknya aku-hiks, tidur di sofa saja. bisa-bisa aku di hajar istriku jika ketahuan mabuk." dia bergumam dan mengambil posisi wuueenak diatas sofa. matanya mulai memejam dan bersiap memasuki alam mimpi sebelum sebuah suara mencurigakan memasuki gendang telinganya.

"Ah~ uuuuuaaahhh"

Alis kiri Sasuke naik satu sambil mengubah posisinya menjadi duduk. "Suara apaan itu? mencurigakan." onyxnya ia geser kelantai atas.

"Aaaaahhhhhyyyyeeeaaahh~ uuuuh, uuuh uuuh~"

Sasuke menggaruk ujung rambutnya yang gatal, pria kece beranak satu inipun berjalan menuju lantai atas dan menempelkan daun telinganya di daun pintu yang dia yakini adalah kamarnya dan istrinya. "Hn, benar-benar mencurigakan."

"Oohhh shit! sssstttt~"

Sasuke memijit pangkal hidungnya kala suara kali ini adalah milik lelaki. "Mencurigakan sekali." entah sudah berapa kali Sasuke mengucapkan kata keramat ini.

"OOOHHH GOOOOODDD"

Mata hitam sayu Sasuke terbelalak, segera saja dia mundur dan memasang kuda-kuda andalannya. lutut kanan dia tekuk kedepan, kedua tangannya dia angkat keatas.

"HYYYAATTT!"

Sasuke berputar dua kali, kaki kanannya melayang menuju pintu dihadapannya dan ...

"DOBRAK NO JUTSU!"

BRAK!

Pintunya jebol.

Mata Sasuke semakin terbelalak melihat pemandangan istrinya sedang telentang dengan keringat di sekujur tubuh, dan nafas yang tersenggal.

"Ada apa-hiks, Sakura?" tanyanya dengan efek cegukan yang masih setia menempel padanya.

Dengan nafas yang semakin memburu plus keringat yang kian membanjiri jidatnya, Sakura berteriak. "AKU SERANGAN JANTUNG PAPA."

Segera saja Sasuke cabut secepat kilat menuju lantai bawah untuk mengambil ponselnya seraya memencet nomor telpon disana.

Maaf nomor yang anda tuju sedang melakukan hungungan intim, ah~

"BANGKE!" umpat Sasuke secara spontan dan sedikit terkejut akan suara operator barusan. di pencetnya nomor lain secepat kilat seraya menunggu tersambung dengan kesabaran tinggal seupil.

Maaf nomor yang anda tuju orangnya sedang buang hajat.

"SEMPAK!" umpat Sasuke kedua kalinya. di pencetnya nomor lain dan menunggu dengan hidung kembang kempis.

Sekali lagi maaf, nomor yang anda tuju orangnya modar! dan disitulah kadang saya merasa sedih.

Sasuke sweatdrop.

"Papa!"

Sasuke menoleh kebelakang dan memasang senyum kecil ditengah kepanikannya. "Ada apa, Sarada? kenapa tak tidur?"

Bocah cilik berumur empat tahun itu memeluk boneka siputnya erat. "Tadi Sarada lihat paman Itachi telanjang di lemari kamar Mama dan Papa."

"BAJINGAN!" Sasuke membanting ponselnya hingga hancur berkeping-keping dan lari menuju lantai atas kembali.

"ITACHI! KELUAR KAU TENGIK!"

Sakura syok, pucat pasi melihat suaminya berjalan menuju lemari pakaiannya. "Jangan di buka sayang!" katanya was-was.

Sasuke tak menggubris dan membuka lemari pakaian itu. dan nampaklah Itachi telanjang bulat dengan keringat segede biji jagung numpuk di jidatnya.

"KAKAK MACAM APA KAU, HAH!" Sasuke mencengkram leher Itachi dan menyeretnya keluar dari lemari. tak memperdulikan teriakan Sakura.

"A-aku bisa je-jelaskan, Otouto," Itachi makin pucat, dia menelan ludah, Glek!

"JELASKAN APANYA, HAH?" hidung Sasuke makin kembang kempis.

"Tunggu , Otouto, bi-biar kuje-"

"SUDAH TAU SAKURA JANTUNGAN KAU MALAH TELANJANG SEPERTI ORANG KURANG WARAS DAN MENAKUTI SARADA. DASAR GOBLOK!"

.

.

.

.

.

Itachi dan Sakura tepar disertai buih.

~OWARI~

Hahaha, Author lagi demen sama Humor nih. maaf kalau jelek dan gajebo.