HAPPY INDEPENDENCE DAY MY BELOVED COUNTRY INDONESIA LOVE YUUU! 3

UWAAAAA BERTEMU LAGI DENGAN SAYA AUTHOR GALAU BABOOO~ Kite lagi kite lagi kite lagi kite lagi nongol di fanfict /plak! (gara-gara sahur nonton Sahurnya OVJ mulu nih -_-)

Sebelumnya, Tavi berterimakasih banyak sekali pada teman-teman,senpai sekalian yang dengan baik hati mau me-review fanfict galau Tavi 'Destino' dan sekarang dengan kekuatan dan tekad yang sama (?) Tavia akan mempersembahkan sebuah fanfict galau lagii *joget* and... THIS IS IT!

WHITE ROSES

Fandom : Bleach

Genre : Romance, Hurt/Comfort, galau, Galau!, GALAU!

Rated : K/T

Pairing : IchiRuki

Disclaimer : Tite Kubo

WARNING!

AU - OOC - GAJE - ANEH - GALAU - GALAU - GALAU - GALAU

.

.

.

.

Rukia POV's

Hi, namaku Rukia Kuchiki. Aku hanya seorang gadis kecil yang sederhana. Orang tuaku sudah ada di alam yang lebih indah. Walaupun aku terlihat sendirian tetapi aku tidak tinggal sendirian. Aku tinggal bersama Chappy. Boneka kelinci kecilku yang manis. Aku selalu tersenyum. Padahal, belum tentu orang tersenyum itu tidak memiliki kesedihan.

Aku menyukai seseorang laki-laki. Dia lebih tinggi dibandingkan denganku, rambutnya berwarna oranye menyala, matanya berwarna coklat musim gugur, sangat menghanyutkan. Aku tidak tau namanya karena aku hanya memandangnya saja setiap hari. Kenapa aku bisa melihatnya setiap hari? Karena dia selalu melewati rumahku untuk berlari pagi. Selalu setiap hari. Dari pukul setengah 6 pagi sampai dengan pukul 7. Aku tidak berani menemuinya.

Pagi ini aku harus membeli bahan makanan yang sudah habis dirumahku. Aku menaiki sepeda untuk pergi ke toko terdekat yang jaraknya saja 3 km. ketika aku dalam perjalanan pulang, aku melihat ada seorang anak kecil yang sedang menyebrang jalanan, dari kanan jalan ada truk yang sedang melaju cepat.

AWAS!

Sraak!

BRUK!

Lalu semuanya menghitam.

##Tavia##

"Em dimana ini?" ucapku pelan.

Rasanya bagian kanan kepalaku, kaki kanan dan tangan kanan ku sakit.

"Eh? Nee-san sudah bangun?" tanya seorang anak kecil berambut coklat yang manis.

"Um.. Ya. Eh? Kau kan yang tadi menyebrang itu kan? Bagaimana keadaanmu? Ada yang sakit?" sungguh, aku sangat menghawatirkan keadaan gadis yang belum kukenal itu. Aku serasa mengulagi kejadian setahun yang lalu saat.. orang tuaku..ah sudahlah yang lalu jangan dipikirkan.

Anak itu menjawab..

"Aku tidak apa-apa Nee-san,seharusnya aku yang bertanya pada Nee-san"

Eh? Aku? Saat itu aku baru menyadari bahwa ternyata aku sedang berada di sebuah ruangan rumah sakit. Dan aku langsung mengingat ketika 5 tahun yang lalu.. aku juga berada disini. Tetapi bukan aku yang berbaring kesakitan, melainkan ...

"Hiks.. hiks.."

"N-Nee-san kenapa?" tanya gadis kecil itu.

Sebenarnya aku ingin menjawab hanya saja bibirku tidak bisa mengucap sepatah kata-pun. Aku hanya bisa berkata..

"T-Takut.. Tolong.." rintihku.

Dipikiranku hanya terbayang saat Kedua orang tuaku meninggal. Itu juga disebuah ruangan putih seperti ini, rumah sakit.

"Y-Yuzu! Ada apa ini?" tanya seorang laki-laki.

"Nee-san ini sepertinya trauma pada rumah sakit Ichi-nii. Dari tadi dia berkata tolong dan takut"

Normal POV's

Pluk..

Grep..

Tiba-tiba Rukia memeluk lelaki itu.

"E-EH?" ucap laki-laki itu kaget.

"Dia pasti takut Ichi-nii biarkan saja Nee-san ini memeluk Ichi-nii sebentar" saran Yuzu

"A-Aku takut.. Ayah, Ibu.. hiks" Air mata Rukia jatuh ke telapak tangan laki-laki itu.

Awalnya laki-laki itu memandang aneh, tetapi setelah Yuzu keluar untuk memanggil dokter lama kelamaan pandangan lelaki itu melembut. Bahkan Ia mengelus-elus puncak kepala Rukia.

"Sudah.. sudah. Tenang. Aku ada disini" ucap lelaki itu berulang-ulang.

Entah apa ajaibnya kata-kata itu, tetapi dengan terus mengatakannya tangis Rukia semakin meredup. Dan pada akhirnya Rukia tertidur.

##Tavia##

"Em.. dimana aku?" tanya Rukia.

Ketika Ia membuka matanya, yang muncul bukanlah warna putih dan bau rumah sakit, tapi ini adalah warna oranye dan bau parfum.

"KYAAA!" teriak Rukia.

Ada beberapa alasan sebab Ia berteriak.

Yang pertama: Ia berada di tempat asing yang tidak Ia ketahui. Mungkin saja Ia diculik bukan?

Yang kedua: bau parfum itu kini berubah menjadi bau maskulin laki-laki. Jangan-jangan Ia di ... Wah bisa gawat!

Yang ketiga: ketika Ia membuka matanya dan mencoba melihat dengan jelas Ia benar-benar melihat seorang pria berambut orange. Tunggu, berambut orange? Jangan-jangan..

Yang keempat: iris mata lelaki itu berwarna coklat musim gugur seperti orang yang sering melewati rumahnya. Apakah dia itu.. orang yang selama ini Rukia sukai?

Dan yang kelima: ORANG ITU SEDANG MENEMPELKAN DHINYA KE DAHI RUKIA! JARAK MEREKA SANGAAAT DEKAAT!

Wajah Rukia langsung merah padam. Lelaki itu langsung menjauh dari Rukia. Rukia menampakan wajah sangarnya.

"T-Tunggu, ini bukan seperti yang kau pikirkan" ucap lelaki itu membela diri.

"A-APA YANG KAU LAKUKAN PADAKU JERUUK!" .

Setelah beberapa saat

"M-Maaf! Aku sangat minta maaf! A-aku kira jeruk itu akan melakukan sesuatu padaku, yah seperti itu..." ucap Rukia sambil menunduk menahan malu.

"Wah, pikiranmu itu mesum juga ya Midget! Aku kan hanya mengecek suhu tubuhmu saja" balas pemuda berambut orange.

"Tapi tidak perlu menempelkan dahimu kedahiku juga kan?" sanggah Rukia.

"Hei, sudah-sudah, kalian ini cepat akrab ya." Ucap lelaki yang mirip si orange itu. Rukia dan lelaki itu langsung diam.

"Ngomong-ngomong namamu siapa nak?" lanjutnya.

"R-Rukia paman.." ucap Rukia pelan

"Eh? Rukia-nee, Arigatou sudah mau menyelamatkan aku tadi dijalan. Aku tidak tau akan terjadi apa kalau Nee-san tidak melompat dan menyelamatkanku waktu itu. Namaku Yuzu. Salam kenal Rukia-nee" Ucap anak berambut coklat itu sambil membungkuk.

"E-Eh? Douita. T-tidak usah sungkan Yuzu-chan" balas Rukia.

"Oiya, aku harus pulang kerumah" ucap Rukia sambil berusaha melangkah pergi.

'Kalau disini terus, bisa-bisa aku ketahuan suka dengan jeruk bodoh menyebalkan tapi tampan(?) itu' ucap Rukia dalam hatinya.

"E-EHH!" Rukia hampir terjatuh kalau saja tubuhnya tidak ditahan oleh tubuh lelaki berambut orange itu.

Amber dan violet saling menatap. Tapi, tiba-tiba sang violet kembali kealam sadarnya lebih dulu dibanding sang amber.

"Em.. Arigatou..." ucapan terima kasih Rukia (SENGAJA) Ia potong. Untuk apa? Ya untuk mengetahui nama seorang pangeran yang telah meluluhkan hatinya saat pertemuan -pandangan- pertama itu.

"Ichigo. Ichigo Kurosaki"

Blush..

Walaupun ditahan, tetapi rona merah diwajah Rukia tetap saja keluar.

'Sial!' umpat Rukia.

"EHEM!" deheman lelaki yang mirip Ichigo itu membuyarkan lamunan 2 sejoli itu.

"Rukia-chan, namaku Isshin Kurosaki. Yang telah diselamatkan olehmu adalah Yuzu Kurosaki, yang sedang duduk disebelah Yuzu itu adalah kembaran Yuzu, Karin Kurosaki. Dan yang mesum tadi adalah Ichigo Kurosaki, MY SON!" jelas Isshin sambil bergaya aneh-aneh.

"dan juga.. selamat datang dikeluarga Kurosaki" lanjutnya.

"EH? T-TIDAK USAH! A-aku punya rumah kok dan.."

"Kau sedang sakit. Berdiri saja tidak bisa. Sudahlah mengalah saja" potong Ichigo.

'K-kalau begini masa aku harus satu rumah dengan orang yang aku sukai sih? Aduh.. benar aku memang susah berjalan tapi kan..' pikiran Rukia-pun terpotong oleh suara manis seorang gadis kecil.

"Sudah Nee-san, tak apa kok. Anggap saja sebagai balasan telah menyelamatkan Yuzu" potong Karin.

Akhirnya Rukia mengangguk.

.

.

.

.

Sudah sekitar 4 hari ini Rukia berada di kediaman Kurosaki.

GUBRAK

GUBRAK

"MY SOOON!" jerit Isshin sambil berusaha memeluk Ichigo.

"Hn.." Rukia terbangun dari alam tidurnya.

"Eh? Kau terbangun ya? Maaf. Ayah memang begitu" ucap Ichigo lembut.

Sudah seminggu pula Ia selalu dirawat oleh Ichigo. Kenapa Ichigo yang merawatnya? Karena ayah Ichigo yang seorang dokter itu harus berangkat pagi dan pulang malam sedangkan Ichigo yang sudah kuliah bisa mengambil jam kuliah sesukanya, toh Universitas itu milik ayahnya.

"T-tidak apa-apa kok Ichigo" ucap Rukia pelan sambil mendudukan dirinya diranjang. Tiba-tiba tangan kekar Ichigo menyentuh punggung Rukia, Ia bermaksud membantu Rukia berdiri.

"Ciee Ichi-nii dan Ruki-nee jangan pacaran di kamar. Gaboleh tau" ucap Yuzu, menggoda Ichigo dan Rukia.

"YUZU!" ucap dua sejoli itu bersamaan, wajah mereka seketika memerah.

"Oiya, Ruki-nee bagaimana keadaan kaki Nee-san? Terus pusingnya?" tanya Karin.

Karin menjadi 'suster' yang menjaga Rukia. Mengapa tidak Yuzu saja? Karena dia memiliki banyak organisasi di sekolahnya. Sedangkan Karin, Ia hanya ikut organisasi pecinta sepak bola di sekolahnya. Jadi, Karin tidak se-sibuk Yuzu dan bisa meluangkan waktunya untuk pulang cepat.

"Em.. sudah baikan. Aku sudah bisa berjalan kok! Nih lihat ya!" kata Rukia

"HEH! Gak gak gak boleh (?) kakimu itu masih memar, luka dikepalamu juga belum sembuh benar." Larang Ichigo.

Rukia.. merengut, cemberut.

"Iya iya, kalau kamu mau menuruti perintahku, nanti waktu aku pulang kuliah akan aku belikan boneka Chappy yang terbaru! Bagaimana?" ucap pemuda oranye itu merayu seorang pecinta Chappy.

Rukia menggeleng.

"kalau begitu, akan aku belikan… ice cream Chappy! Nah itu!" tawar Ichigo

Rukia kembali menggeleng.

"Lalu? Kau mau apa?"

"SUSHI CHAPPY!" jeritnya dengan lantang.

"oke, akan aku belikan ya." Ucap Ichigo

*Dalam hati Ichigo berpikir 'memang ada sushi Chappy?' *

Rukia menggeleng lagi.

"Lah? Katanya mau sushi?"

"iya, tapi makan di restorannya. Ya ya? Ichi baik deh!" pinta Rukia sambil mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya.

Ichigo hanya bisa memutar kepalanya.

"huft. Apa boleh buat"

"BENER? HOREE!" seru Rukia sambil memeluk Ichigo. Ichigo yang awalnya kaget lama kelamaan membalas pelukan Rukia.

Yuzu, Karin dan paman Isshin yang masih ada di ruangan itu hanya bisa ber- sweatdropped ria. Dan tentunya tersenyum. Karena baru kali ini mereka melihat Ichigo benar-benar memutar otaknya dan mengalah.. pada seorang wanita.

.

.

.

.

Sudah genap 10 hari Rukia tinggal dikediaman Kurosaki. Rukia masih menyimpan perasaannya pada Ichigo.

Minggu 15 November 2011 08:10 –Rumah kediaman Kurosaki

"Eh Midget, kau mau ikut aku berkeliling kota gak?" tanya Ichigo.

Mata Rukia langsung berbinar-binar dan kepalanya mengangguk dengan cepat.

Ichigo langsung meraih tangan Rukia.

"Heh Ichi! Aku bisa jatuh!" jerit Rukia

"Kau kan sudah bisa berjalan cebol!" balas Ichigo

"Ihh, kan aku masih menggunakan baju rumah" ucap Rukia memberi alasan.

"Tak apa. Begitu saja kau sudah cantik kok" kata-kata Ichigo itu berhasil membungkam mulut Rukia.

ICHIGO POV's

Rok putih selutut dan rambut hitam pendeknya melambai-lambai. Kaos violetnya sangat cocok dengan iris violetnya yang cantik. Satu kata yang bisa mendeskripsikan dirinya dimataku.. sempurna(?).

Aku memandangnya dari lensa kameraku. Sosoknya yang anggun benar-benar bisa menggetarkan hati siapa saja.

CTAK..

CTAK..

CTAK..

Aku terus memotret sosoknya yang indah. Aku tidak peduli orang lain menganggapku aneh atau apalah. Aku tidak mempedulikannya.

"Eh Ichigo! Liat deh, ada yang melukis. Kita ke…!"

"KYAA! ICHI SEJAK KAPAN KAMU MEMOTRETKU?" seru Rukia kaget.

Ekspresinya sangat manis. Aku tidak berhenti memotretnya. Sampai tiba-tiba..

GREP..

Dia memelukku. Lama. Ya, cukup lama untuk mengambil perhatian orang-orang disekitar situ. Aku mematung. Hangat.

"Eh? M-maaf! Aku hanya ingin kau berhenti memotretku baka!" ucap Rukia dengan wajah yang merona.

Aku hanya tersenyum. Lalu mengelus puncak kepalanya, seperti biasa.

"Ya sudah. Kita kesana." Ucapku sambil menggandeng tangan Rukia.

NORMAL POV's

"Em.. permisi, mau di lukis dong" ucap Rukia ramah.

"Ya.." jawab seorang laki-laki berambut hitam.

"Wah! Namamu siapa? Mirip sekali dengan baka strawberry ini!" tunjuk Rukia pada Ichigo.

Kedua orang itu memang mirip. Dari tinggi, postur tubuh, rambut. Hanya saja yang membedakannya adalah warna rambut dan kerutan yang hanya dimiliki oleh Ichigo.

"K-kaien. Namaku Kaien" jawab laki-laki itu.

"HEH! Rukia, jangan menyamakan aku dengan orang lain. Kaien, lukis saja langsung" protes Ichigo.

Pada saat Kaien melukis Rukia dan Ichigo, Ia melihat keakraban dan kasih sayang yang terpancar dari mata keduanya. Diam-diam Kaien juga mengagumi Rukia.

'Manis' pikirnya dalam hati.

'sepertinya mereka adalah sepasang kekasih' batin Kaien.

Pandangan Kaien tiba-tiba terlihat sendu. Ia mengingat seseorang. Seseorang yang dulu pernah mengisi hatinya. Orang itu mirip dengan gadis yang di depannya. Bedanya hanya rambut gadis yang disukai Kaien itu panjang dan warna matanya coklat musim gugur.

"Senna.." guman Kaien pelan.

"Eh? Kau berkata apa Kai-san?" tanya Rukia.

Kaien hanya menggeleng.

'lihat Senna? Dia juga memanggilku Kai, sama sepertimu. Apakah itu tandanya aku boleh menyayangi gadis di depanku ini?' guman Kaien dalam hatinya.

Beberapa menit kemudian.

"selesai.." ucap Kaien.

"Arigatou Kaien" ucap Ichigo.

"Arigatou Kai-san!" seru Rukia dengan riangnya.

"Senna, sepertinya aku telah jatuh cinta" ucap Kaien sambil tersenyum saat Rukia dan Ichigo sudah tidak terlihat.

.

.

.

.

TARAAAA~~

Gimana? jelek ya? Kalo ditanya galaunya mana memang belum Tavia keluarkan jurus galau hehehe. Fict ini Tavia khususkan untuk Ghina Salsabila! Karena berkat dukungan yang banyak dari Ghina, Tavia dengan lancar selamat dunia akhirat (?) bisa berani menulis fict galau lagi UOOOOOOO~

Nah, sekarang...

Mind to RnR? YOUR REVIEW MEAN A LOT FOR ME! :D

-TBPH