"Bantal aku hilang."
"Ya terus?"
Hyunjae cemberut. "Aku pengen tidur! Tapi bantalku hilang! Ya jadi aku enggak bisa tidur! Masa kamu enggak ngerti!"
Melihat Hyunjae yang memang pemarah itu uring-uringan, Juyeon memberikan sebuah bantal yang sedari tadi ia pakai untuk menopang kepalanya. "Nih, pakai aja punya aku."
"Gak mau! Bantal bekas kena iler kamu pasti bau!"
Lah, dibantu kok malah menghina... pikir Juyeon sambil mengangkat bahu.
Ia sedang malas meladeni sang kakak tingkat yang sifatnya memang bertolak belakang dengan dirinya.
Kalau Juyeon ikut sewot, nanti mereka ujung-ujungnya malah bertengkar. Kan tidak lucu bertengkar dengan kakak senior yang paling terkenal di kampus. Takutnya Juyeon nanti diserang para fans Hyunjae lalu dibully bertahun-tahun.
"Ya udah kalau enggak mau." Ucap Juyeon enteng seraya kembali tiduran di dalam tenda sambil menonton sebuah film melalui ponselnya.
Sesekali ia tertawa ketika ada adegan yang lucu, mengabaikan kehadiran Hyunjae yang masih duduk tidak nyaman di dekat tumpukan ransel milik keduanya.
"Ck kenapa sih bantal yang aku bawa malah hilang." Gumam Hyunjae lalu mencari lagi untuk yang kelima kalinya di dalam ransel.
Ia mengumpat, meratapi kesialannya yang datang bertubi-tubi hari ini. Coba saja dia tidak ikut acara tahunan himpunan jurusannya , Hyunjae pasti sedang tidur nyaman di kamarnya yang hangat.
Bukan di dalam tenda yang dingin, jauh di dalam hutan lindung.
Mana berdua saja dengan Juyeon yang cuek.
Tanpa bantal pula.
Nikmat sekali kan deritanya ini.
Jujur saja, Hyunjae tidak suka mendapatkan bagian jaga pos jurit malam seperti ini. Selain karena lokasi pos mereka adalah yang paling jauh, ia juga tidak bisa berlama-lama berdua saja dengan Juyeon.
Soalnya kalau kelamaan bersama Juyeon di tempat kecil begini Hyunjae bisa gila.
Maklum, ia kan suka sekali pada Juyeon.
Suka sekali.
Sangaaaaaat suka sampai hatinya mau pecah karena bergetar terus-terusan.
"Lalalalalalallalalala bantalku hilang lalalalalalla sekarang aku enggak bisa tidur lalalalalalala." Hyunjae bernyanyi sembari duduk bersandar pada sebuah ransel berwarna hijau.
"Aku tidur pakai ransel lalalalalala kasihan kepalaku sakit lalalalalaLALALALALALALALALALA AKU BISA GEGAR OTAK KALAU TIDUR ENGGAK PAKAI BANTAL LALALALALALA."
"Hyung.." Juyeon mendongak dari acara rebahannya. "Berisik."
"Tapi bantalku hilang!"
Juyeon menghela napas dulu kemudian memandang Hyunjae lelah. "Memangnya hyung mau tidur sekarang?"
"Iyalah!" Jawab Hyunjae cepat.
"Ya sudah pakai bantal punyaku ya." Kata Juyeon sambil bangun lalu menyerahkan bantal miliknya pada pangkuan Hyunjae dengan sukarela.
"Dari pada kepala Hyung sakit terus gegar otak kalau tidur enggak pakai bantal, mending pakai punyaku."
"Eh-"
"Sumpah, ini baru dicuci. Enggak bau iler." Potong Juyeon sebelum Hyunjae protes lagi.
Tapi Hyunjae masih memandang Juyeon tidak enak. "Gimana kalau nanti malah kepala kamu yang gegar otak..."
"Enggak masalah. Yang penting hyung jangan nyanyi gitu lagi. Kupingku sudah minta ampun daritadi."
"Memangnya suaraku jelek apa?" Bantah Hyunjae tidak terima. "Hei aku ini lolos audisi untuk jadi trainee republik cinta loh!"
Juyeon terkekeh. "Enggak percaya hahahaha."
"Aku serius!" Hyunjae merengut. "Awas ya kalau aku jadi idol, nanti kamu suka aku!"
"Udah ah, hyung tidur sana biar bisa mimpi jadi artis betulan." Ujar Juyeon mengusir.
Hyunjae pun dengan patuh tidur beralaskan bantal biru milik Juyeon yang empuk dan wangi. Ternyata benar, benda ini baru dicuci.
"Gapapa ya aku tidur pakai bantal kamu?" Tanya Hyunjae memastikan tapi ia sudah berguling-guling nyaman memakai bantal milik Juyeon.
"Iya gapapa. Aku enggak bakal gegar otak karena gitu doang."
"Cih... lagipula kamu enggak mungkin gegar otak!" Cetus Hyunjae kemudian berbaring menghadap Juyeon sambil tertawa lucu. "Kamu kan enggak punya otak! Hahahaha"
Juyeon langsung cemberut. "Gak lucu!"
"Aku cuma bercanda kok!" Tukas Hyunjae buru-buru. "Maaf ya?"
"Enak aja minta maaf. Aku tersinggung nih! Hatiku terluka!" Juyeon mencebik lalu menarik kembali bantalnya yang sedang ditiduri oleh sang senior.
Mungkin tarikannya terlalu kencang sampai belakang kepala Hyunjae jatuh mendadak ke alas tenda dengan suara DUKKK yang lumayan kencang.
"ARRRGHHH MY PRECIOUS HEADDDDDDDDDD!"
"Juyeon tanggung jawab kamu! Aku kena gegar otak!"
Juyeon tidak bisa tidak tertawa kencang melihat Hyunjae marah-marah sambil mengusap-usap kepalanya.
"JUYEON KAMU MAU AKU PENYAKITAN YA! IBUKU BILANG KEPALA ITU SUDAH DIBERKAHI OLEH TUHAN! TIDAK BOLEH DISAKITI!"
Hyunjae mendorong kepala Juyeon emosi. Sudah ia bilang ia itu sangat melindungi kepalanya, ini lagi si Juyeon malah tega menyakiti his precious head!
"Maaf hyung hehehe." Juyeon cuma nyengir sambil tiduran menggunakan bantalnya. "Uwaaah memang enak tidur pakai bantal ini!"
"Eeeh kok bantalnya malah kamu pakai lagi! Nanti nasib kepalaku gimana!"
"Tidur pakai bantal spesial dong, hyung." Ucap Juyeon seraya merentangkan tangan kirinya lebar-lebar. "Sini, tidur pakai lenganku aja. Lebih empuk, lebih nyaman, lebih hangat..."
"Eh."
Hyunjae inginnya sih terlihat biasa saja, tapi hati dan kenyataan mana bisa ia bohongi. Wajahnya langsung matang seketika sampai telinganya ikut merah padam juga. "A-apaan sih!"
"Tidur sini. Pakai lenganku pasti lebih nyaman."
"Enggak mau! Bau ketek!"
"Aku sudah mandi kok!"
"Enggak mau pokoknya!"
"Ya sudah."
Juyeon tertawa dalam hati. Dasar Lee Jaehyun, mau sampai kapan pura-pura tidak suka begitu. Juyeon kan jadi gemas ingin segera memiliki laki-laki tercintanya itu.
Secepat kilat Juyeon menarik bahu Hyunjae supaya sang kakak tingkat terhempas jatuh lalu berbaring dengan kepala menindih lengannya.
"Hei!" Hyunjae berteriak salah tingkah saat hidungnya menabrak dada Juyeon yang dilapisi jaket hitam. "Lepasin aku!"
"Hyung, jadi pacarku yuk!"
.
FIN
.
.
.
.
.
.
Omake
"Hah? Titip bantal?" Kevin mengernyit bingung saat Juyeon mendatangi posnya berjaga sambil menenteng sebuah bantal kecil.
"Iya. Titip sehari."
"Bantal siapa ini?"
Juyeon nyengir malu. "Punya Hyunjae hyung. Titip ya. Oke?"
"Hah?" Kevin awalnya tidak mengerti kenapa bantal milik Hyunjae harus dititipkan ke tendanya. Tapi kemudian Kevin langsung terkesiap kaget saat otaknya mulai sadar maksud dan tujuan Juyeon. "Heh brengsek! Sengaja ya kamu bikin dia enggak bisa tidur! Terus dia malah kamu tidurin! Dasar tukang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan! Laki-laki biadaaaab!"
"Eeh ngaco!" Kilah Juyeon malas sambil menendang tulang betis milik temannya. "Kalau aku enggak bertindak begini, Hyunjae hyung bakal makin susah didekati. Pokoknya dia harus tidur pakai lenganku nanti malam! Aku harus pdkt!"
"Ewwh" Kevin bergidik. "Dasar cowok agresif."
"Biarin."
"Aku yakin Hyunjae hyung lebih memilih tidur pakai batu daripada pakai lengan kamu."
Juyeon melotot sensi. "Dukung rencana teman kamu ini dong! Kok malah disumpahi!"
"Iya iya terserah. Sini bantalnya biar aku simpan di dalam."
Karena langit senja semakin menggelap, Juyeon pun pamit dari pos milik Kevin dan Chanhee. Sambil berjalan menuju pos miliknya, ia deg-degan setengah mati.
Selain karena takut rencananya gagal, ia juga deg-degan memikirkan bagaimana rasanya semalaman berdua saja dengan Hyunjae di dalam hutan.
Ya ampun. Memikirkannya saja Juyeon sudah mulas.
"Hyung, sedang apa?" Juyeon bertanya ketika ia sudah sampai di pos miliknya dan Hyunjae.
"Bantalku kemana ya... kamu lihat tidak?" Hyunjae mendongak dari jongkoknya dengan muka sebal. "Aku ingat kok tadi sudah bawa. Kok sekarang hilang!"
"Ah masa? Coba cari lagi..."
.
END
.
.
.
.
Wkwkwkwk apaan dah. Ini terinspirasi dari the only zip itu lho yang bermuda line bobok bareng ututututututu gemasnyaaa.
Btw ini juga dipost dii watpad jadi bukan plagiat yha.
