BASED ON MASASHI KISHIMOTO's CHARACTERS
Dan aku kembali ke sini lagi. Di tempat awal pertemuan kita. Dan kali ini aku sendiri, tanpa adanya kau di sisiku.
FLASHBACK
Pertemuan ini tidak direncanakan sebenarnya, hanya saja aku berada diantara dua orang yang sedang kasmaran kala itu. Siapa lagi kalau bukan Sakura dan Sasuke. Dan dengan bodohnya aku tersangkut diantara gelombang cinta yang mereka umbar sedari tadi. Kalau bukan karena paksaan sahabat pinkku ini, aku pasti tidak mau menjadi nyamuk diantara mereka.
Lalu pria dengan senyum matahari ini datang sembari terus meminta maaf kepada Sakura dan Sasuke. "Kenalkan sahabat kami, Hinata. Lalu Hinata,pria bodoh ini bernama Naruto. Teman kami sedari kecil" kata Sasuke dengan wajah kesalnya.
Pria dengan senyum matahari ini mengulurkan tangan ke arahku. Dengan wajah yang kuyakin sudah bersemu merah, aku membalas uluran tangannya.
FLASHBACK END
Dan aku masih mengingat kenangan itu. Bagaimana bisa aku melupakannya begitu saja?. Disaat aku tersadar bahwa aku menemukan cinta pertamaku. Pria dengan senyum mataharinya. Pria yang menyebabkan jantungku berdegub kencang, dan wajahku tak henti hentinya memerah.
Dan hubungan kami pun berlanjut dengan tukaran email. Dia sering menghubungiku,atau sekedar menanyakan keadaanku. Dia memberikan perhatian yang lebih, sehingga menyakinkanku kalau dia juga memiliki rasa sepertiku.
Namun sayangnya, itu semua hanya anganku saja. Entah karena aku yang terlampau takut menyatakan perasaanku, atau dia hanya menganggapku sebagai sahabat. Entah karena aku yang terlalu lamban merespon semua perhatiannya, atau dia hanya menguji kepolosanku yang tak mengerti akan cinta. Aku tidak mengerti itu.
Setelah dua tahun kebersamaan kami, walau hubungan ini hanya via elektrik. Karena dia tidak berada di kota yang sama denganku. Aku dikejutkan dengan kabar pertunangannya dengan gadis bernama Shion. Dan kabar itu kudapat dari Sakura yang tidak mengetahui bahwa hubungan perkenalanku dan Naruto berlanjut selama ini. Karena aku selalu tertutup untuk urusan percintaan.
Karena bagiku cintaku tidak untuk diumbar. Cukup hanya aku dan Tuhan yang tau bagaimana rasa ini sebenarnya. Aku tidak berani untuk berharap, jika semuanya belum pasti.
Dan aku kembali ketempat ini. Tempat awal pertemuan kami. Dan aku masih mengingat jelas pernyataannya waktu itu, "Langit senja ini seperti warna kita bukan? Ada perpaduan warnaku dan warnamu di dalamnya. Orange dan Ungu. Aku suka dengan penyatuan itu".
Aku tersenyum kecut mengingat perkataannya kala itu. Langit senja hari ini, menjadi saksi bahwa rasaku tak kan pernah berbalas. Tapi akan selalu tetap ada untuknya. Untuk dia, pria dengan senyum matahari yang menjadi cinta pertamaku.
