***** Yuki Jaeger *****

.

"Maafkan aku…" guram sesosok tubuh menghadap kesamping yang tergolek lemah di atas kasur. Sosok tanpa pertahanan apapun, tidak ada satu kainpun yang melekat pada tubuhnya. Tubuh polos yang dipenuhi luka gores dan memer, darah pun masih senantiasa mengalir dari luka-luka tersebut.

Matanya yang dulunya tajam kini hanya mampu menatap kosong sekitarnya. Jejak air mata masih membekas di pipinya. Dia lemah, semua itu karena orang itu. orang yang merenggut semua yang ia miliki. Semuanya… hingga kini dia tidak memiliki apa pun lagi, bahkan jiwanya pun menghilang.

Dia sekarang hanya seonggok mayat hidup. Bolehkah dia mati saat ini juga? Bebannya akan menghilang sepenuhnya jika itu terjadi.

"Kau sudah tidur, Sasuke?"

Sebuah langkah kaki mendekat. Sosok laki-laki yang hanya menggunakan handuk itu duduk disamping Sasuke –sosok laki-laki tadi-. Mereka tidak berhadapan, karena tubuh Sasuke menghadap kelain.

Sebuah tangan membelai rambut biru malam itu, membelainya penuh kasih. "Sasuke, kau adalah milikku, sejak awal sampai kapanpun, tidak akan ada yang bisa menggubahnya," sebuah kecupan ditelinga Sasuke, "Oyasumi," guram laki-laki itu sambil menutupi tubuh orang yang dicintainya dengan selimut dan beranjak keluar.

.

***** Yuki Jaeger *****

"MAAFKAN AKU"

Naruto by Masashi Kishimoto

Story by Yuki Jaeger

***** Yuki Jaeger *****

.

Main Chara :

Uchiha Sasuke/ Kidou Sasuke (16 tahun)

Hyuga Neji (19 tahun)

Uzumaki Naruto (16 tahun)

.

Main Pairing :

NaruSasu

NejiSasu

.

***** Yuki Jaeger *****

Warning: ini saya publish dalam 2 chapter, chap 2 nya dalam tahap pengerjaan, OOC. Yaoi, BL, Lime (kalau emang kerasa), typo(s) Death Chara (Maybe), gaje, alur yang cepat, cerita rada senetron, beberapa bagian terinspirasi dari anime. Pokoknya gaje.

Summary: "Maafkan aku…" / "Kenapa kau minta maaf?" / "Maaf telah jatuh cinta padamu…"

.

***** Yuki Jaeger *****

Don't Like Don't Read

.

3 bulan sebelumnya

Hari ini adalah hari upacara penerimaan murid baru. Murid lama maupun murid baru dikumpulkan di Aula mendengarkan kepala sekolah yang sedang berpidato. Percayalah hal itu mombosankan, saking membosankannya ada murid yang tidur.

"Lamanya…" guram seorang murid pirang.

Beberapa jam kemudian acara selesai dilaksanakan, murid-murid berbondong-bondong keluar dari Aula leknat (?) itu. Mereka akan mencari kelas yang selama setahun kedepan akan ditempati.

Seorang murid baru berdiam ditengah lorong jalan, menghadap ke jendela yang menampilkan birunya langit. "Aoi…" guramnya. /aoi=biru/. *bruk* murid itu terjatuh karena ditabrak murid lainnya. Tidak ada yang mempedulikanya, bahkan murid yang menabrak tadi pun langsung pergi.

"Daijoubu desu ka?" tanya seseorang yang berdiri dihadapan murid tadi, seorang laki-laki dengan rambut pirang dan mata beririskan biru langit. Tangannya terulur memberikan bantuan. /Daijoubu desu ka=Apa kau baik-baik saja/.

"Aoi…" guram murid itu sambil menatap lurus warna mata sang penolong. Tangannya terjulur menyambut tangan si pirang itu. Untuk beberapa saat mereka saling menyelami dua iris yang bertolak belakang itu, hitamnya malam dan birunya langit siang. "Aku baik-baik saja," ucapnya sambil melepaskan genggaman tangan itu.

"Baguslah, kalau begitu aku pergi dulu," ucap pemuda pirang itu sambil berjalan meninggalkan murid itu.

.

Sasuke, murid baru hanya bisa menatap keadaan kelasnya dalam diam, meski dia jenius, dia bingung apa yang harus dilakukan. Sejujurnya ini pertama kalinya dia masuk sekolah umum, selama ini dia home schooling. Ada alasan untuk itu, dan menjelaskannya kan sedikit rumit.

Huf, seharusnya dia tidak memaksa untuk masuk sekolah umum kalau tahu ini yang akan terjadi. Tidak, dia tahu ini yang akan terjadi. Tapi dia memaksakan diri. Dia ingin mempunyai teman, selama dia hidup sampai sekarang dia hanya punya satu teman. Ironis bukan?

"Hey, kau yang tadi kan?" tanya seseorang yang duduk disamping Sasuke.

Pemuda onyx ini melihat ke orang tersebut, sejak kapan orang ini duduk disampingnya? Saking asiknya Sasuke melamun sampai-sampai dia tidak sadar ada orang yang duduk disampingnya. Benar juga, dia pernah bertemu dengan orang ini beberapa menit yang lalu. Jadi, mereka sekelas?

"Namaku Naruto, Uzumaki Naruto," ucapnya sambil tersenyum lebar yang menenggelamkan matanya.

"Sasuke, Kidou Sasuke," ucap Sasuke datar.

Sasuke memandang Naruto dalam diam. Anak itu kelihatanya anak yang supel. Dalam beberapa saat saja dia bisa mendapatkan banyak teman. Dia anak yang ceria dan aktif berbeda denganya yang pendiam dan pasif. Bolehkah mereka menjadi teman?

.

***** Yuki Jaeger *****

Sasuke berjalan memesuki rumahnya, "Tadaima," ucapnya sambil melepaskan sepatu yang dia pakai. "Okaeri," terdengar sahutan wanita dari dalam rumah. Tumben ibunya ada dirumah jam segini, biasanya ia bekerja.

Sasuke ingin langsung berjalan kekemarnya, namun ia medengar sepertinya ibunya berbicara dengan seseorang. Pemuda itu mengurungkan niatnya ke kemar dan langsung berjalan kedapur, dimana ia yakin ibunya ada disini.

Disana dia menemukan ibunya sedang berbicara dengan pemuda yang duduk diatas kursi roda. Dia kenal pemuda itu, Hyuga Neji, teman pertamanya.

"Hai Sasuke," ucapnya lembut. "Bagaimana sekolahmu?" tanyanya ramah, Sasuke tahu itu hanya basa-basi saja. Dari semua orang yang ada, Nejilah yang paling menentang keputusan Sasuke untuk bersekolah di sekolah umum.

"Sasuke, bawa Neji ke kemarmu. Dia pasti leleh dari tadi menemani Kaa-san," ucap wanita yang mirip Sasuke itu, kecuali gendernya.

"Aku sama sekali tidak leleh, Kaa-san. Aku senang menemani Kaa-san," ucap Neji sambil tersenyum kearah wanita itu.

Sasuke dan Neji bukan saudara, Neji juga tidak punya hubungan apa-apa dengan Mikoto, hanya saja dia sudah terbiasa memanggil Mikoto dengan sebutan 'Kaa-san,' mungkin karena waktu kecil dia dirawat oleh Mikoto dan dia tidak mempunyai ibu karena ibunya meninggal karena melahirkan ssi bungsu Hyuga. Ibu Sasuke ini bekerja pada keluarga Hyuga, dia bertugas merawat Neji dan juga adiknya Hinata.

"Kau anak yang baik, tapi kau harus istirahat," ucap Mikoto –ibunya Sasuke- sambil mengelus kepala Neji lembut.

.

"Kenapa kau kesini?" tanya Sasuke sambil mendorong kursi roda Neji.

"Memangnya kenapa? Aku merindukanmu," ucap Neji.

Kamar Sasuke ada dilantai dua rumahnya, makanya dia harus membantu Neji karena kaki Neji tidak bisa digunakan, mungkin. Neji tidak bisa berjalan lagi karena kesalahannya. Seandainya waktu itu dia tidak memaksa untuk keluar rumah, mungkin Neji tidak akan kecelakaan. Seandainya Neji waktu itu tidak mengejarnya, pemuda itu pasti masih bisa menggunakan kakinya hingga sekarang

..

"Sasuke?" panggil Neji.

"Eh?" secara cepat pemuda itu menoleh kearah Neji.

"Kau melamun?" tanyannya.

"Maaf…"

"Bagimana dengan sekolahmu?" tanya Neji. Sebenarnya Neji sejak awal bersikeras menolak Sasuke untuk sekolah di tempat umum. Lebih baik dia homeschooling dengan adiknya Hinata yang seumuran dengannya, tapi pemuda Kidou itu malah bersikeras menolaknya.

"Menyenagkan, aku bertemu dengan banyak orang," jawabnya antusias, sungguh berbeda dengan Sasuke yang biasanya. "Diantara mereka ada yang menarik, dia pemuda dengan rambut pirang, dia kelihatanya mengasikan. Bolehkah aku_"

"Tidak," potong Neji, "Kau tidak boleh jadi temannya," ucapnya lagi tidak menghilangkan nada ramahnya, namun terasa begitu menusuk.

"Tapi…"

"Dengarkan aku Sasuke!"

Inilah salah satu alasan Neji menentang keputusan Sasuke, dia tidak ingin ada orang lain yang dekat dengan pemuda onyx itu selain dia. Sasuke adalah miliknya dan itu mutlak adanya.

.

'Ting tong, ting tong,' terdengar bunyi bel yang ditekan pertanda ada seseorang yang datang. Saseke berjalan mendekati jendela kamarnya demi melihat orang yang datang. Neji hanya menatap Sasuke dalam diam.

'Naruto? Bagaimana dia tahu rumahku?' pikirnya. Ada rasa gelisah yang coba ia sembunyikan dari raut datarnya.

"Siapa?" tanya Neji dingin. Sasuke tahu Neji tidak akan menyukai hal ini. Neji sudah mengatakan tidak untuk dia berteman dengan orang lain dan kata itu mutlak, Sasuke tidak bisa menolaknya. Meski Sasuke sangat ingin berteman dengan Naruto.

"Bukan siapa-siapa, aku akan melihatnya dulu kebawah," ucap Sasuke sambil membuka pintu dan berjalan keluar. Sasuke harus menyuruh Naruto pergi secepatnya dari rumahnya. Secara tergesa-gesa ia menuruni tangga dan berlari ke pintu depan.

.

"Yo," ucap Naruto ketika Sasuke membuka pintu. Tangganya terangkat dengan posisi seperti menyapa teman dekat padahal dia baru bertemu tadi pagi.

"Apa yang kau lakukan dirumahku? Dan bagaiman kau tahu rumahku?" tanya Sasuke datar.

"Ayolah kita kan teman, dan aku mengikutimu," ucapnya sambil menjulurkan lidah.

Teman? Kata yang sangat ingin Sasuke dengar dari Naruto, tapi dia tidak bisa. Dia tidak bisa berteman dengan Naruto meski dia sangat ingin.

"Pergi!" perintah Sasuke datar.

"Hah?" pemuda pirang itu binggung, jadi dia diusir sekarang? Dia memang tahu kalau mengikuti orang lain memang termasuk kejahatan, apa lagi orang yang baru dikenal. Tapi dia tidak tahu kalau reaksi Sasuke akan menolaknya dalam artian mengusirnya

"Ku bilang pergi, Dobe!" ucapnya sedikit membentak, 'Kumohon.'

"Kau dengar apa katanya? Pergi dari sini!" ucap seseorang dari belekang Sasuke. Nada orang itu terlalu dingin dan menusuk, seakan-akan ingin membunuh.

Sasuke langsung menoleh kaget kebelakang, 'Ck, kenapa dia bisa disini?' pikir Sasuke sambil menggigit bibirnya gelisah. Bukannya tadi Neji ada di kamar Sasuke dan kamarnya Sasuke itu ada ditingkat dua. Bagaimana Neji bisa ada dibawah?

"Em, baiklah kalau begitu aku permisi dulu," ucap Naruto sambil menatap mata Sasuke sendu. Dari mata Sasuke dia bisa melihat penyesalan yang pemuda onyx itu rasa, mata itu seperti berkata maaf padanya. Sebenarnya apa yang terjadi? "Sampai bertemu besok, Kidou!" ucapnya berusaha ceria, mencoba mengurangi rasa sesak yang tiba-tiba terasa di jantungnya.

"Maafkan aku," guram Sasuke pelan yang hanya datap didengar olehnya seorang. Naruto berlari pergi, Sasuke sadar saat memandang bahu lebar Naruto, bahu itu sedikit bergetar. Apa dia benar-benar menyakitinya?

Sasuke meremas celananya kuat sampai sebuah tangan menyentuh tangannya itu. "Ayo kita masuk," ucap pemilik tangan itu -Neji-.

.

Naruto sama sekali tidak mengajak berbicara Sasuke sama sekali, terhitung sejak kejadian itu sudah seminggu lamanya.

Teman-teman atau lebih tepatnya orang dalam kelasnya sudah mulai berteman akrab satu sama lain, misalnya saja Shikamaru dan Choji. Ehem, lupakan mereka sudah berteman dari SD. Misalnya saja Shikamaru dan Naruto, Kiba dan Naruto, Chouji dan Naruto, Shino dan Naru… cih kenapa semuanya Naruto?

Sasuke memang bukan orang yang cupu, malah dia menduduki paringkat pangeran di kelasnya. Dia tampan cenderung manis, dingin, cool, cuek dan menyebalkan. Ck, dia selalu mengabaikan orang disekitarnya. Bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan teman? Sifatnya bertolak belakang dengan Naruto, kecuali sifat menyebalkannya. Jika kau tanya Sasuke, orang paling menyebalkan adalah Naruto. Tunggu kenapa dia malah mengatakan Naruto menyebalkan? Apa ia iri dengan sifat Naruto atau ia cemburu pada pemuda Uzumaki itu.

'Kau tidak boleh berteman dengan siapa pun, karena yang berteman denganmu akan mendapat sial, kau pembawa sial Sasuke,' kata-kata Neji terngiang ditelingannya, 'Pembawa sial ya…' kepala sang Kidou jatuh ke atas meja dengan bertempukan tangan sebagai bantal. Kepalanya sedikit pusing sekarang. Apa dia sakit?

Kepalanya ia sembunyikan dibalik tangannya ia sedar ada yang memperhatikannya, sepasang mata shappire menatapnya sendu.

.

Sasuke membuka matanya, terbangun dari tidurnya yang terasa sangat lama. 'jam berapa sekarang?' setelah kesadarannya sepenuhnya pulih ia menyadari bahwa dia tidak lagi di kelasnya, namun diruang bercat putih dengan bau obat yang kental.

Sasuke berusaha bangkit dari tidurnya, namun terhalang oleh sesuatu di bahu kanannya. Cepat-cepat Sasuke menoleh dan mendapati warna pirang yang Sasuke yakin itu rambut, tunggu? Pirang? Jangan-jangan…

Seseorang yang ada disamping Sasuke itu menggeliat pelan. Terbangun kemudian menegakan tubuhnya sambil mengucek mata. Oarng itu melihat kearah Sasuke, "Kau sudah bangun Sasuke?" tanyanya. Sasuke manatap Naruto dalan diam, sama sekali tidak menjawab pertanyaan sang Uzumaki. "Kau pingsan dikelas jadinya aku membawamu ke UKS," pemuda pirang itu menceritakan tanpa ditanya, "tadinya kami berpikir kau tidur, tapi ternyata kau pingsan kalau saja Kakashi-sensei tidak mengecek keadaanmu."

Sasuke berusaha bangun dari duduknya, namun gagal jika saja tidak dibantu Uzumaki itu berdiri dari kursinya dan kedua tangannya memengang dua bahu Sasuke. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Kepalannya langsung tertunduk dan menyentuh dada Naruto.

"Kau baik-baik saja?" tanya pemuda pirang itu khawatir.

"Hn, sekarang jam berapa?" tanyanya lemah.

"Jam tiga, sekolah bubar sejak sejam yang lalu." Tangan Sasuke terjulur berpegang pada bahu Naruto, menjadikan bahu iitu sebagai bantuan untuk dia berdiri.

"Kau mau kemana?" tanya Naruto khawatir. "Kau harus istirahat!"

"Tidak, aku harus pulang!" ucapnya keras kepala.

"Kau bahkan tidak bisa berdiri sendiri!" ucap Naruto.

"Tapi aku harus pulang sekarang," ucapnya lemah kemudia ia jatuh kepelukan Naruto. Ck, kenapa Sasuke selalu membuat orang khawatir seperti ini? Satu tangan Naruto diselipkan ke antara lutut pemuda onyx itu, sedangkan satunya lagi berada dipunggung Sasuke, kemudian dia mengangkat pemuda itu kembali ke kasurnya.

.

***** Yuki Jaeger *****

Keadaan Sasuke sudah lumaian membaik, panasnya sudah sedikit menurun. Dia sudah bisa pulang sekarang sendiri. Tapi sayangnya itu tidak bisa terjadi,Naruto memaksanya untuk mengantar pemuda itu pulang dengan dalih khawatir.

Apa-apaan itu, mereka saja bukan teman! Untuk apa khawatir coba? Itu yang dipikirkan Sasuke. Tunggu dulu, sebenarnya Sasuke mengkhawatirkan Naruto juga. Berdekatan dengannya sama saja mendekati kesialan, itu yang dipikirkan Sasuke. Benar Sasuke adalah pembawa sial, jika Sasuke bersama Naruto, pasti akan terjadi hal yang buruk pada pemuda itu.

Terbukti kan? Sasuke itu pembawa sial. Saat di perjalanan pulang tadi, Naruto hampir saja ditabrak oleh orang kalau saja dia tidak dapat menghindar dengan baik.

.

Sasuke masuk kedalam rumahnya, "Tadaima," guramnya lemah.

Tidak ada sahutan, apa ibunya belum pulang?

Tangannya memegang keningnya sendiri, Apa panasnya kembali naik? Ck, menyebalkan.

Pemuda itu berjalan sambil bersandar pada dinding, tubuhnya benar-benar lebih lemah dari sebelumnya. Kepalanya juga pusing. Lebih baik ia cepat kekamarnya dan beristirahat disana.

.

Ada yang aneh dengan mulutnya sekarang. Apa demam bisa menyebabkan rasa aneh pada mulutnya? Kebanyakan orang mungkin akan merasa tidak nafsu makan, tapi apa ini? Ada sesuatu yang bergerak didalam mulutnya. Sasuke ingin membuka matanya namun mata itu masih enggan membuka.

"Akh…"

Benda itu menari-nari dalam mulutnya, menyusuri deretan giginya, mengelituk bagian atas mulutnya dan mengajak menari lidahnya.

"Akh, ah…"

Sasuke mulai kehabisan nafas sekarang, tubuh Sasuke mulai memberontak, lidahnya ia gunakan untuk mendorong benda itu dari mulutnya. Berusaha mencari nafas, mata Sasuke terbuka dan melihat apa yang mengganggu jalur nafasnya.

Disana dia melihat seorang laki-laki diatas tubuhnya, menempelkan bibir laki-laki itu dengan bibirnya. Mata laki-laki itu tertutup, seakan menikmati perlakuannya.

"Kau bangun?" Neji melepaskan ciumannya. "Ku dengar kau demam, ciuman itu paling ampuh menyembuhkan demam," ucap Neji sambil tersenyum.

.

***** Yuki Jaeger *****

"Kenapa kau bisa sakit?" guram Sasuke pada Naruto yang sedang istirahat di ruang UKS.

Sekarang mereka ada diruang UKS, Iruka-sensei menyuruh Sasuke untuk menjaga Naruto yang tiba-tiba saja terserang demam. Sungguh aneh memeng mengingat orang bodoh bisa sakit karena menurut survey (?) orang bodoh tidak akan sakit. Jangan tanya survey darimana.

Sejujurnya Sasuke merasa bertanggung jawab, mungkin saja pemuda pirang ini tertular demamnya kemarin. Tunggu dulu, seingatnya kemarin dia hanya menyentuh sedikit tubuh Naruto, bukan menyentuh dalam arti itu, hanya menyentuh dalam arti berpegangan dengan Naruto.

Kalau Naruto saja yang hanya tersentuh sedikit, bagaimana dengan Neji? Mereka bahkan bertukar saliva kemarin, meski itu hanya sepihak. Jangan ingatkan itu, wajah Sasuke memerah sekarang.

.

"Kau bisa kembali ke kelas, kau tidak perlu merawatku," ucap Naruto serak ketika ia bangun dari tidurnya. Saat dia bangun dia mendapati Sasuke duduk di sampingnya.

"Mana bisa begitu, sedikitnya aku bertanggung jawab karena kau seperti ini karena aku," ucap Sasuke.

Hening menyelimuti mereka berdua. Naruto yang pada dasarnya berisik, tidak akan tahan dengan keheningan ini. Dalam otak kecilnya *dirasengan* berusaha mencari topik yang cocok untuk dibicarakan.

"Kidou," panggilnya.

"Hn?"

"Kidou," panggilnya lagi.

"Hn?"

"Kidou," panggilnya lagi.

Sasuke tidak menyahut lagi, dia mencoba menyibukan dirinya dengan buku yang ia bawa, menciptakan keheningan diantara mereka.

.

"Bagaimana kalau aku sembuh kau menamaniku ke festival hanabi?" tanya Naruto memecahkan keheningan yang sempat tercipta secara tiba-tiba.

Sasuke mamandang Naruto sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya pada buku yang dia baca. Naruto tahu Sasuke menolak ajakannya, dia menyadari dari tatapan mata itu. tapi dia bukan orang yang pantang menyerah, ditolak beberapa kali pun bukan halangan baginya untuk terus maju.

"Ayolah, pasti akan menyenagkan," ucapnya lagi mencoba membujuk.

Pemuda Onyx itu menatap si pirang lagi, Sasuke ingin pergi ke festival, dia belum pernah ke festival. Namun, dia harus menolak ajakan itu meski dalam hati kecilnya dia sangat ingin.

"Tidak, aku-"

"Aku akan menunggumu," ucap Naruto memotaong ucapan Sasuke.

"Hn."

Hening menyelimuti keadaan mereka hingga bel istirahat berbunyi.

.

***** Yuki Jaeger *****

Beberapa hari kemudian,

Naruto sudah sampai di festival, sekarang masih jam tiga lima puluh, dia datang sepuluh menit lebih awal. Pemuda pirang ini memang tidak ingin membuat Sasuke menunggu, makanya dia datang lebih awal. Dia duduk disalah satu tangga yang ada disana, mengamati orang-orang yang berlalu lalang.

'Tik tik tik,' waktu berlalu dengan cepat. Langit yang tadi berwarna biru berubah menjadi bias keoranyean. Naruto menghela nafas pelan. Diambilnya ponsel yang ada disaku jaketnya. Mengirim pesan pada Sasuke tidak ada salahnyakan?

To: Kidou

From: Uzumaki

Subjeck: -

'Aku sudah menunggumu selama dua jam, apa terjadi sesuatu?'

Sand… Pesannya sudah terkirim, kembali Naruto mengamati langit jingga itu sambil menunggu balasan sang Kidou. Belum ada balasan hingga jingga berubah warna lagi menjadi biru malam.

Ponsel Naruto bergetar pelan, ada pesan yang masuk. Cepat-cepat pemuda Uzumaki itu melihatnya. Ada sebaris kalimat yang membuat jantunggnya entah kenapa terasa sakit.

To : Uzumaki

From : Kidou

Subjeck : -

'Maafkan aku'

Kata yang mengatakan Sasuke tidak akan datang. Naruto meremas handphone keras. Perasaan nya benar-benar bercampur aduk antara kesal dan sedih. "Kuso!" dia benar-benar merasa dipermainkan, dia seperti orang bodoh, menunggu orang yang tidak pasti akan datang.

Lagipula Sasuke tidak pernah mengatakan 'ya' pada ajakannya. A.. tidak, dia mengatakan 'hn,' dan mungkin Naruto salah karena menafsirkan kata itu sebagai 'ya'. Tapi dia yakin itu artinya 'ya', Naruto yakin Sasuke ingin pergi bersamanya.

.

***** Yuki Jaeger *****

Ditempat Sasuke

Pemuda Kidou ini sedang duduk ditemani buah-buahan dan dua gelas teh hangat. Disampingnya duduk pemuda lain yang sedang menonton tv. Pemuda dengan rambut coklat dan sepasang mata lavender, Hyuga Neji.

Sasuke sedang mengupas apel ditangnnya dalam diam, pikirannya melayang pada pemuda Uzumaki yang mungkin saat ini masih menunggunya.

"Kenapa kau diam Sasuke?" ucap Neji lembut. Tangannya membelai lembut rambut Sasuke. Menyisirnya dan menyelipkan rambut itu ditelingga pemuda onyx itu. Membuat leher putih yang jenjang itu terlihat.

"Aku ingin pergi ke festival," ucap Sasuke. Dia benar-benar ingin pergi kesana, menemui Naruto.

"Sasuke," nada lembut itu kini berubah menjadi tajam, "Aku tidak bisa pergi kemana-mana, makanya kau juga tidak bisa," desisnya tajam, "dan ini semua karena kesalahan kau sendiri."

Tangan Neji terjulur mengambil pisau yang ada ditangan Sasuke. Pemuda onyx ini hanya bisa menutup matanya erat, dia takut sekarang. Neji secara perlahan membelai leher Sasuke dengan pisau yang ia pegang, "akan kubuat tanda bahwa kau milikku!"

"Tidak!" ucap Sasuke mencoba menghindar, namun tangan Neji yang sudah dari tadi ada dilehernya, menariknya. Mencekiknya hingga Sasuke sulit bernafas, "Kumo…hon… hen… tikan..." Kesadaran Sasuke hampir hilang sepenuhnya, saat dia merasakan goresan pisau yang menyayat kulitnya.

.

***** Yuki Jaeger *****

Tsuzuku

***** Yuki Jaeger *****

.

Maaf buat Neji begini *kabur* #diuner-uber Neji fans pakai obor#

Disini saya pakai marga Kidou buat Sasuke, karena dalam marga Uchiha ada 'sesuatu' *plak*

Ini rated M pertama saya, jadi maaf jika banyak kekurangan.

Mohon R&R nya, chapter selanjutnya akan secepatnya saya update bila tidak ada halangan