My Little Family

fic ini sequel dari My Innocent Uke semoga suka... ^^

Romance/Family/Humor

Pair : Sasuke.U And Naruto.U

Slight pair : ItaKyuu, NejiGaa

Sum : kehidupan keluarga kecil Sasuke dan Naruto yang diberkahi sang malaikat kecil, menambah kebahagiaan yang telah keluarga kecil itu dapatkan.

Disc : Masashi Kishimoto

Warn : OOC, Typo, Yaoi, Boys Love, Shou Ai, Mpreg, DLDR! NO FLAME!

By : Hye Rin No Hyuuga.

Chapter 1

Happy reading...

" teme...bantu aku! Kau mandikan Sanna dan aku memasak untuk sarapan kita! "

Disebuah rumah minimalis terdengar suara yang sangat ' merdu ' dari seorang pemuda berambut pirang yang nampak sedang menggendong seorang balita perempuan berambut raven, berkulit putih dan bermata blue saphire yang tampak menangis di gendongan sang ' ibu ' yang tampak sibuk menenangkan sang buah hati yang bernama Uchiha Sanna. Siapa lagi sang ' ibu ' jika bukan Uzumaki Naruto yang sejak tiga tahun yang lalu berganti marga menjadi Uchiha Naruto setelah menikah dengan Uchiha Sasuke, suaminya sekaligus ayah dari buah hati mereka, yaitu Sanna. Tapi disaat sang ' istri ' sedang sibuk- sibuknya memasak, Sanna yang masih berusia satu setengah tahun itu terbangun dari tidurnya karena mengompol dan menangis, hingga mengharuskannya berlarian dari dapur ke kamar anaknya yang ada di lantai dua. Sedangkan sang suami dengan santainya membaca korang di ruang tamu di temani dengan secangkir teh hangat. Benar- benar tak menghiraukan kesibukan ' istrinya '. Hingga akhirnya ' istrinya ' itu mengeluarkan suara ' merdunya ' dengan death glare yang sama sekali tak mempan untuk Sasuke agar Sasuke setidaknya membantunya dengan memandikan anak mereka.

" hn... " gumam Sasuke sembari melipat koran yang sedang ia baca dan meletakkannya di atas meja kaca dihadapannya.

Sasuke segera menghampiri Naruto. Lebih baik ia membantu ' istrinya ' itu sebelun sang 'istri' marah dan ngambek padanya yang berujung pada ia yang tak mendapat 'jatah' selama satu bulan. Ia tak mau hal menakutkan itu terulang lagi untuk yang ketiga kalinya.

" kenapa menangis sayang...sini ikut tou-san... " ujar Sasuke sembari mengambil alih Sanna dari gendongan Naruto.

Sanna langsung menggapai- gapaikan kedua tangan mungilnya meminta untuk digendong oleh sang ayah. Setelah berada di gendongan sang ayah, balita yang baru bisa berjalan itu langsung melesakkan wajahnya yang nampak memerah dan di basahi oleh air mata itu di ceruk leher sang ayah. Isakkan- isakan kecil masih terdengar di telinga Sasuke. Anak cantiknya ini sudah berhenti menangis dan hanya tersisa suara isakannya saja yang terdengar lucu. Naruto tampak cemberut karena anaknya itu langsung diam saat suaminya itu yang menggendongnya. Memang Sanna lebih dekat dengan ayahnya di bandingkan dengan ' ibunya ' saat menagis begini. Pasti tangisannya akan diam saat tau jika sang ayah yang menggendongnya. Hal itulah yang sering membuat Naruto beranggapan pasti jika besar nanti anaknya itu mewarisi seatus persen sifat ayahnya. Pendiam dan dingin, Naruto pusing sendiri jika membayangkan hal itu. Tak bisa ia bayangkan jika anak perempuannya yang cantik itu akan memiliki sifat yang pendiam dan dingin seperti suaminya.

" mandi dulu, ne...kita main bebek karet kesukaanmu... " ujar Sasuke.

" jangan terlalu lama memandikannya, ini masih pagi nanti Sanna sakit... " ujar Naruto.

" iya... " jawab Sasuke.

Sasuke pergi kekamar mandi yang ada dikamar anaknya di lantai dua. Tak lama, sampailah Sasuke dikamar anaknnya yang bernuansa pink lembut dengan dinding yang bergambar teddy bear dan sebuah box bayi di tengah ruangan. Kamar yang tak terlalu luas untuk Sanna namun sangat tertata rapi dengan banyak boneka yang tertata di meja dan sebuah boneka beruang besar berwarna pink yang tergeletak di lantai dekat box tidur Sanna. Sasuke meletakkan Sanna di boxnya sementara ia menyiapkan pakaian Sanna terlebih dahulu. Di bukannya lemari pakaian Sanna dan mulai memilah baju untuk anaknya. Pilihannya jatuh pada baju rok terusan berwarna baby blue dengan gambar hello kitty di tengah depannya dan celana pink bergambar bebek kuning. Setelah baju untuk anaknya ia dapatkan, ia segera menghampiri anaknya yang nampak sedang bermain dengan boneka dan tertawa senang karena boneka itu dibentur- benturkannya dengan boneka yang lainnya. Sasuke tersenyum, lucu sekali jika anaknya itu tertawa lebar seperti itu, mirip sekali dengan 'ibunya'. Tetapi jika sudah asik dengan dunianya seperti ini, anaknya itu akan susah jika di ajak mandi. Pasti akhirnya akan menangis karena acara bermainnya di ganggu.

" anak tou-san mandi dulu,ne... " ujar Sasuke sembari menggendong anaknya dan meletakkan boneka kecil yang sejak tadi di mainkan oleh anaknya.

Sanna mulai terisak karena bonekanya diambil dan diletakkan oleh ayahnya dan tangisnya pun terdengar. Sasuke tak peduli dan segera membawa anaknya ke kamar mandi untuk segerra dimandikan. Anak kecil memang rewel dan mudah menangis, jadi Sasuke tak terlalu ambil pusing dengan anaknya yang memang sering menangis.

lima belas menit kemudian Sasuke selesai memandikan anaknya dan memakaikan baju pada anaknya. Sekarang anak semata wayangnya itu tampak sangat manis dengan rambutnya yang di ikat dua dengan pita kecil, sungguh amat manis dan imut. Sasuke menggendong anaknya dan keluar dari kamar menuju ke dapur untuk sarapan. Anaknya harus makan dan pasti 'istrinya' sudah membuatkan makanan untuk mereka.

Sesampainya diruang makan, Sasuke duduk disamping Naruto yang sudah duduk manis di kursinya, memangku Sanna yang masih menangis terisak sejak tadi. Membuat Naruto menatap kearah suami dan anaknya.

" uhh...sini- sini...makan sama kaa- san ne? Kenapa menangis sayang... " ujar Naruto sembari mengambil alih anaknya dari sang suami karena yang pasti suaminya itu tak akan bisa makan jika anaknya rewel seperti itu.

" sejak tadi habis mandi dia menangis karena mainannya aku ambil... " jawab Sasuke sembari mulai memoles roti bakarnya dengan selai.

" akhir- akhir ini Sanna memang rewel...aku khawatir jika nanti Sanna sakit karena terlalu banyak menangis... " ujar Naruto yang kini sedang memberi anaknya susu botol.

" aku juga...lebih baik nanti Sanna kita bawa ke rumah sakit, akan aku periksa disana... " ujar Sasuke.

Kalian tak lupa, kan jika Sasuke itu seorang dokter?. Sasuke khawatir dengan keadaan anak mereka karena akhir- akhir ini Sanna memang rewel dan sering menangis. Padahal biasanya Sanna anak yang pendiam, jarang menangis. Hal itu membuat Sasuke maupun Naruto tak tenang. Naruto mulai menyuapi anaknya dengan bubur hangat yang sudah ia buat sendiri. Mereka tak memberi makanan anak mereka dengan makanan instan kecuali susu karena tak ada di antara mereka yang bisa menghasilkan ASI (?) untuk anak mereka. Intinya mereka sangat menjaga pola makan untuk anak semata wayang mereka. Sedangkan Sasuke mulai memakan roti bakar miliknya sambil sesekali mengelap bibir anaknya yang belepotan bubur.

= (^^)= =(^^)=

Sasuke, Naruto dan anak putri mereka kini dalam perjalanan menuju kerumah sakit tempat Sasuke bekerja menjadi dokter spesialis bedah disana. Sudah satu tahun Sasuke menekuni bidangnya itu. Tak jarang juga ia sering pulang tengah malam karena banyak pasien yang memerlukan pertolongannya. Bahkan ia jarang sekali bisa berada dirumahnya, berkumpul bersama keluarganya. Jika bukan ia yang mengambil cuti yang itupun jarang bisa ia dapatkan. Hanya dihari ini saja ia beruntung karena tak ada jadwalnya untuk ia mengoperasi pasiennya setelah satu minggu penuh ia menangani banyak pasien yang harus ia operasi. Hari ini ia tak ada pasien yang harus ia operasi, jadi hari ini ia hanya mampir kerumah sakit sebentar untuk mengecek kondisi pasiennya yang baru saja menjalani operasi empat hari yang lalu, memeriksa rutin kesehatan anaknya dan ia memutuskan untuk mengajak anak dan 'istrinya' untuk pergi jalan- jalan. Kapan lagi ia bisa bersama dengan keluarganya seharian jika ia tidak memanfaatkan waktu luangnya hari ini?. Ini kesempatan yang sangat bagus untuknya.

Sasuke memperlambat laju mobil sportnya saat sudah memasuki rumah sakit Central Konoha usaha milik keluarganya. Memasuki halaman parkir pribadi khusus untuk dokter yang bekerja disana. Setelah memparkirkan mobilnya dengan baik disana, Sasuke dan Naruto segera keluar dari mobil mereka, dengan Naruto yang menggendong Sanna yang tampak mengoceh dengan lucunya. Sasuke dan Naruto berjalan memasuki rumah sakit. Sesekali suster- suster yang nampak membawa klip board dengan hasil pemeriksaan pasien di atasnya, menyapa Sasuke dengan tersenyum genit, tanpa peduli ada sang ' istri ' dari dokter muda itu dan sang anak yang berjalan disampingnya. Sasuke tak peduli sedangkan Naruto sudah melempar death glare pada suster- suster yang menyapa suaminya dengan genit membuatnya ingin sekali melempar suster- suster itu dengan popok bekas anaknya (?). kejam sekali.

" aku benci sekali dengan suster disini! Kenapa harus menyapamu dengan genit seperti itu! " ujar Naruto kesal.

" hn...biarkan saja tak perlu di hiraukan... " jawab Sasuke.

" tapi itu menyebalkan teme! Apa mereka tak tau kau sudah menikah dan mempunyai anak? Benar- benar menyebalkan... " Naruto makin kesal dengan suaminya yang seperti menganggap enteng hal yang membuatnya kesal ini.

Apa setiap harinya suaminya ini memang seperti ini? Apa setiap haru juga suaminya ini selaluu membiarkan suster- suster genit itu menyapanya dengan cara menjijikan seperti itu?. Naruto tak habis pikir memikirkannya. Membuatnya benar- benar muak dan rasanya ia ingin mengikuti suaminya itu bekerja setiap hari agar tak ada yang mengganggu suaminya.

Cklek...

Sasuke membuka pintu ruangan pribadinya yang ada di lantai dua. Tanpa terasa mereka sudah tiba di ruang praktek pribadi Sasuke. Naruto terus menggerutu seputar suster- suster genit itu. Sedangkan Sasuke sudah duduk di mejanya, melepas jasnya, menyampirkannya disandaran kursi empuknya dan menggantinya dengan jas dokter putihnya. Dilihatnya sang 'istri' yang sedang mengaduk tas kecil yang berisi susu botol milik anak mereka. Mengambil susu yang masih berisi penuh dan meminumkannya pada Sanna yang kini tampak mulai merengek. Beginilah anak mereka, tak suka jika terlalu lama dibawa keluar, terkecuali pergi ketempat yang menyenangkan seperti taman bermain atau kebun binatang, pasti anak mereka itu tidak akan rewel dan akan betah seharian disana.

" sudahlah dobe, jangan cemburu seperti itu...kau tau? Wajahmu jelek jika ditekuk seperti itu... " ujar Sasuke saat melihat wajah istrinya yang nampak ditekuk dengan menanyunkan bibirnya.

" aku benci teme! " seru Naruto.

What?

Apa salahnya? Apakah salahnya jika ada seseorang yang memandangnya atau menyapanya dengan genit? Salahkan wajahnya yang terlewat tampan ini – narisis -. Kenapa 'istrinya' bisa mengataka ia benci padanya? Mengapa ia disalahkan disini?. Oh...nampaknya 'istrinya' itu tipe yang pencemburu dan itu artinya 'istrinya' itu sudah tak sepolos dulu.

" apa salahku? Jangan salahkan aku...salahkan suster- suster itu... " ujar Sasuke sembari menghampiri Naruto.

Naruto makin manyun.

" oke, minum susunya cukup sayang, sekarang ikut tou-san, ne?tou-san akan memeriksa kesehatanmu... " ujar Sasuke sembari mengambil alih anaknya yang dipangku oleh 'istrinya'.

Sanna tampak merengek karena kegiatannya meminum susu harus diganggu oleh sang ayah. Sasuke membawa anaknya ketempat tidur yang biasa digunakannya jika akan memeriksa pasiennya. Dibaringkannya anaknya disana dan mulai berkutik memeriksa anaknya. Naruto hanya diam melihat saja, toh dia juga tak mengerti dengan apa yang suaminya itu lakukan. Beberapa saat kemudian. Sasuke selesai memeriksa keadaan anaknya dan mengalungka kembali stetoskopnya dilehernya. Digendongnya lagi anaknya dan dibawanya kearah sang 'istri'. Anaknya itu sehat- sehat saja seperti biasanya, hanya saja memang akhir- akhir ini anaknya itu menjadi rewel. Entah kenapa, maklum saja jika mood anak kecil itu mudah berubah. Sasuke selalu memperhatikan pola makan dan kesehatan keluarganya. Tak boleh ada yang sakit dianta anak dan 'istrinya'. Maka dari itu sejak pertama kali Sanna mulai bisa memakan makanan Sasuke selalu memperhatikan menu makanan untuk anaknya. Tak dibiarkannya anaknya itu memakan bubur instan atau apapun itu yang mengandung pengawet makanan.

" Sanna baik- baik saja...tak ada masalah kesehatan sedikitpun... " ujar sasuke.

" syukurlah...tapi Sanna akhir- akhir ini rewel sekali... " ujar Naruto.

Sasuke duduk disamping 'istrinya' dengan memangku Sanna yang kini tampak mengantuk. Lihatlah mata bulat birunya yang mulai sayup. Nampaknya rencananya untuk pergi ketaman bermain hari ini harus dibatalkan. Mana tega Sasuke melihat anaknya yang sedang tidur harus dibawa jalan- jalan ketaman bermain?.

" nampaknya aku harus mengantarmu pulang...tidak baik jika Sanna tidur disini... " ujar Sasuke.

" ya... " jawab Naruto.

=(^^)= =(^^)=

" yah! Keiji Uchiha! Hentikan! Jangan lari- lari! Awas jika sampai kau jatuh!. Keriput!hentikan anakmu! "

Terdengar suara teriakan disebuah rumah minimalis di daerah pinggiran Konoha yang jau dari keramaian kota. Kita lihat apa yang terjadi dirumah minimalis yang terkesan mewah itu. Terlihat seorang anak laki- laki berambut kemerahan, bermata onyx dan berkulit putih. Tampak berlari- lari senang mengejar seekor kupu- kupu yang terbang rendah didepan anak berusia kurang lebih 3 tahun itu. Anak yang merupakan pasangan dari Itachi Uchiha dan Namikaze ( Uchiha ) Kyuubi.

" biarkan saja Kyuu, kalau sudah jauh baru kau bawa kemari lagi Kei... " ujar sang suami yang tak lain adalah Itachi.

Itachi dan Kyuubi menikah setelah satu bulan adik- adik mereka menikah. Dan sekarang, mereka di berkahi seorang malaikat kecil yang sangat mirip dengan san ' ibu ' mulai dari wajah, kenakalannya dan sifatnya yang sama sekali tak bisa diam. Seorang malaikat kecil yang tampan seperti sang ayah. Anak semata wayang dari pasangan muda ini.

Kyuubi tampak mendengus mendengar ucapan suaminya. Bagaimana bisa suaminya itu terus memanjakan Keiji? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada anak mereka?. Kyuubi tak ingin anaknya itu jadi anak yang nakal hanya karena syahnya yang selalu memanjakannya. Bukan bermaksud Kyuubi ingin menjadi ' ibu ' yang kejam untuk anaknya, hanua saja Kyuubi tak ingin anaknya itu tumbuh menjadi anak yang manja. Sedangkan Kei kecil tampak makin senang mengejar kupu- kupu yang terbang rendah di depannya dengan suara tawanya yang terdengar lucu dan pipi chubbynya yang memerah saat tertawa. Ouwh...manis sekali...

Bruk..

Saking asyiknya berlari, Kei sama sekali tak menyadari ada sebuah batu kecil yang muncul di permukaan tanah berumput yang ia lewati untuk berlari- lari dan akhirnya ujung sepatunya tersandung batu itu hingga ia jatuh terjerembab dengan kening yang membentur tanah cukup keras.

" hiks.. " masih dengan posisinya yang tertelungkup, Keiji mulai terisak menangis saat merasakan perih di lutut dan keningnya yang mulai berdarah.

Kyuubi yang melihat anaknya terjatuh pun segera berlari menghampiri san anak yang kini makin menagis kencang karena kesakitan. Begitu juga dengan Itachi yang segera berlari menghampiri anak dan 'istri'nya. Dilihatnya Kyuubi yang sudah menggendong anak mereka dengan kaos putihya yang dijadikan untuk menahan darah yang keluar dari kening Kei. Kyuubi tampak sangat ketakutan. Ia sangat khawatir karena melihat darah yang cukup banyak keluar dari luka di kening anaknya. Membuat kaos putihnya ternoda oleh darah anaknya.

" Itachi, kita harus segera kerumah sakit secepatnya! " panik Kyuubi.

Tanpa banyak bicara lagi, Itachi dan Kyuubi segera pergi menuju kerumah sakit, tak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk pada anak mereka.

=(^^)= =(^^)=

Saat ini Itachi dan Kyuubi yang sudah berada dirumah sakit, duduk menunggu di kursi tunggu di depan ruang periksa tempat adiknya ( Sasuke ) memeriksa luka di kening Keiji, anak mereka. Untungnya Sasuke baru mau pulang saat itu setelah adiknya itu memeriksa satu pasien terakhirnya. Tepat saat itu Kyuubi dan Itachi datang dan segera meminta Sasuke agar mengobati luka di kening Kei. Keduanya duduk dengan di temani Naruto yang masih nampak menggendong Sanna yang tampak masih tertidur dengan nyenyak. Tampak Kyuubi yang tak bisa duduk dengan tenang dan Itachi yg menenangkan 'istrinya' dengan memeluknya. Tak bisa dipungkiri ia juga sangat khawatir mengingant darah yang keluar dari luka di kening anaknya cukup banyak. Anaknya pasti merasa sangat kesakitan, Itachi sangat tak tega jika melihat anaknya menangis karena kesakitan seperti tadi.

" sstt...tenanglah, tak akan terjadi sesuatu dengan Kei... " ujar Itachi sembari mengusap- usap pundak Kyuubi.

" kau tidak lihat darahnya keluar sangat banyak? Kalau terjadi sesuatu dengan Kei bagaimana? Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan anakku... " ujar Kyuubi marah.

" aku juga khawatir Kyuu, tapi cobalah untuk tenag. Tak ada gunanya jika kau terus panik... "

" tapi Kei anakku! Aku khawatir terjadi sesuatu yang buruk padanya! "

" dia juga anakku, anak kita. Tapi cobalah untuk tenang... "

" benar kata nii-san...Kyuu tenang saja, Sasuke pasti bisa mengobati Kei... " ujar Naruto berusaha ikut menenangkan kakaknya.

Akhirnya Kyuubi membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya dan menangis tanpa suara disana. Ia sangat khawatir dengan putra semata wayangnya. Ia tak mau terjadi hal yang buruk pada anaknya.

Cklek...

Pintu ruang periksa milik Sasuke terbuka dan keluarlah Sasuke dengan menggendong keponakannya – Keiji – yang tampak ada balutan kecil di kening kanannya dan masih tampak terisak dengan menggenggam erat jas dokter Sasuke bagian dada. Wajahnya yang memerah tampak lucu dengan matanya yang sembab dan mulutnya yang kebawah saat menahan isakannya. Sangat imut. Melihat Sasuke dan anaknnya yang keluar, Kyuubi dan Itachi juga Naruto langsung menghampiri Sasuke. Kyuubi langsung mengambil alih Keiji yang berada dalam gendongan Sasuke. Di dekapnya anaknya itu dengan erat dan sesekali mencium pipi chubby anaknya.

" kaa-can...hiks...cakiiitt... " rengek Keiji sembari menyentuh luka dikeningnya yang di perban bermaksud menunjukkan bagian keningnya yang terasa sakit.

" sssttt...tak apa sayang...lukanya akan cepat sembuh... "

Cup...

Kyuubi mencium luka dikening Keiji yang masih bebrbekas daranh yang bercampur dengan obat merah.

" ... sudah sembuh, ne...sakitnya pergi...sekarang diam jangan menangis, ne? Nanti kaa-san berikan ice cream... " ujar Kyuubi berusaha menenangkan anaknya yang masih terisak kecil.

" ice cleam? Kei bileh minya yang lasa cokelat? " ujar Kei.

" tentu sayang...Kei boleh minta ice cream rasa apa saja yang Kei mau. Sekarang jangan menangis lagi, ne? Kei mau membuat kaa-san sedih? "

Keiji menggeleng dengan imutya sembari mengusap air matanya dengan kedua tangan mungilnya.

" Kei tidak mau kaa-can cedih...tapi kening Kei cakiittt... "

" jagoan kaa-san tidak boleh cengeng, ne? Anak laki- laki tak boleh cengeng. Lukanya akan cepat sembuh... "

Kyuubi masih terus menyakinkan Keiji agar berhenti menangis. Kyuubi tak tega melihat anaknya itu menangis karena merasakan sakit. Ia juga bisa merasakan apa yang Keiji rasakan. Anaknya itu darah dagingnya dan Itachi, sebagai orang tua ia bisa merasakan apa yang anaknya rasakan. Apalagi saat melihat anaknya menangis kesakitan, ia juga merasakan sakit dihatinya. Ia juga sedih saat melihat anaknya menangis kesakitan.

" bagaimana lukanya, Sasuke? Apa ada yang mengkhawatirkan? " tanya Itachi.

" tak ada luka serius aniki, hanya luka lecet saja dan sedikit robek namun tak perlu sampai dijahit karena lukanya tidak dalam...jadi keponakanku baik- baik saja. Kei sudah kuberi obat agar lukanya cepat mengering. Aku tak tega melihat keponakanku kesakitan... " jawab Sasuke panjang lebar.

Asal kalian tahu saja, Sasuke sangat memanjakan keponakannya itu. Ia menganggap keponakannya itu sebagai anaknya sendiri. Ia selalu memenuhi apapun yang keponakannya itu minta. Begitu juga dengan Sanna, ia sangat memanjakan anaknya itu dan sangat overprotective terhadap anaknya maupun ' istrinya '.

" syukurlah... aku khawatir jika terjadi sesuatu dengan Kei... " ujar Itachi.

" kita mau pulang, kasihan Sanna jika terus tidur dengan di gendong seperti itu, pasti sangat tak nyaman. Kau mau ikut kerumah? " ujar Sasuke sambil melepas jas dokternya.

" tidak, kami juga akan pulang. Kasihan Kei, dia butuh istirahat... " jawab Itachi.

Akhirnya kedua keluarga itu bersamaan pulang kerumah masing- masing. Hari ini adalah hari yang melelahkan sekaligus hari yang sangat buruk bagi Itachi dan Kyuubi. Jadi lebih baik mereka pulang dan beristirahat.

=(^^)= =(^^)=

Malam ini udara semakin dingin karena memang saat ini sudah memasuki musin semi, yang membuat cuaca di kota Konoha semakin dingin.

Disebuah rumah yang di dominasi oleh kaca yang cukup besar dengan halamannya yang luas. Awalnya rumah itu sudah gelap karena memang saat ini sudah pukul dua belas malam dan seluruh penghuni rumah yang terdiri dari sepasang suami 'istri' dan tiga orang maid, pasti sudah pergi kealam mimpi. Tapi tiba- tiba saja terlihat lampu yang menyala terang di sebuah kamar dilantai dua rumah itu. Mari kita lihat siapa penghuni kamar itu. Terlihat di balik selimut putih tebal di kamar utama ( bisa dilihat dari kamarnya yang cukup luas dan tampak mewah ) diatas ranjang king size, terdapat dua orang pemuda beranbut merah dan berambut cokelat. Si pemuda berambut merah yang tak lain adalah Sabaku ( Hyuuga ) Gaara tampak terbangun terduduk sembari mengelus perutnya yang tampak membuncit. Ya, Gaara yang merupakan ' istri ' dari si rambut cokelat atau lebih tepatnya Hyuuga Neji. Mereka menikah satu tahu setelah Itachi dan Kyuubi menikah. Kini Gaara tengah mengandung janin yang masih memasuki bulan ke tujuh yang itu artinya tiga bulan lagi malaikat kecil mereka akan lahir kedunia. Siapa yang sangka jika, Gaara adalah pemuda yang istimewa karena memiliki rahim yang bisa dibuahi sama seperti Naruto dan Kyuubi?. Tuhan memang sangat adil terhadap umatnya. Ini adalah mikjizat terindah yang pernah Neji dapatkan. Meskipun sesama pria namun nyatanya ia masih bisa memiliki keturunan. Gaara merasakan ia yang ingin sekali melihat Keiji dan Sanna sekarang juga. Entah mengapa, tapi ia sangat ingin kedua anak dari sahabatnya itu menginap dirumahnya malam ini. Padahal baru beberapa hari yang lalu ia mengajak Sanna dan Keiji agar menginap dirumahnya dan membuat Neji kesusahan mengurus kedua anak kecil yang sedang masa active itu.

Diusap- usapnya perutnya yang membuncit besar itu padahal usia kandungannya masih bulan ketujuh, tapi perutnya sudah seperti orang yang hamil sembilan bulan. Itu dikarenakan Gaara sedang mengandung anak kembar perempuan makanya tak heran jika perut Gaara sangat besar jika di lihat dari usia kandungannya yang masih tujuh bulan. Gaara memutuskan untuk membangunkan suaminya yang nampak tertidur pulas. Asal kalian tau saja, Neji baru pulang dari mengurus pekerjaannya di perusahaannya hingga ia baru bisa pulang satu jam yang lalu. Pukul 11 malam. Neji sangat lelah hingga ia tak makan malam dan langsung tidur. Pekerjaannya dikantor hari ini sangat menumpuk karena akan ada launching prodak elektronik terbaru. Hingga mengharuskannya mengurus ini dan itu hingga malam. Yang membuatnya sangat lelah.

" Neji, bangun... " ujar Gaara sembari mengguncang pelan tubuh suaminya.

" ngghh... " Neji hanya melenguh kecil namun sama sekali tak membuka matanya.

" bangun... " ujar gaara lagi yang kini dengan kejamnya menarikpaksa selimut yang suaminya kenakan.

Hal itu membuat Neji terganggu dan perlahan matanya terbuka. Dilihatnya sosok manis 'istrinya' dalam balutan piyama merah maroonya. Gaara tampak mempoutkan bibirnya. Semenjak Gaara hamil, moodnya itu sering berubah- ubah. Kadang gaara bisa sangat manja padanya, mmudah marah dan mudah menangis juga. Benar- benar moody orang yang sedang hamil itu menakutkan. Pernah satu kali Neji pulang larut malam karena pekerjaan dan lupa tak memngabari Gaara. Alhasil saat ia pulang, 'istrinya' itu dengan senag hati mengusirnya, menyuruhnya tidur diluar. Akhirnya dengan sangat terpaksa, Neji tidur di rumah Sasuke dan Naruto. Ia tak mungkin harus tidur seperti gelandangan di teras rumahnya.

" ada apa Gaara? Ini sudah malam...aku masih mengantuk... " ujar Neji.

" aku ingin Sanna dan Keiji tidur disini sekarang juga! " jawab Gaara.

Jderr...

Serasa ada petir yang menyambar kepalanya di malam bolong (?). apa katanya? Telinganya masih normal kan?. Ia tak salah dengar, kan jika ' istrinya ' itu meminta kedua anak dari sahabatnya untuk menginap dirumah mereka malam- malam begini?. Yang benar saja, bahkan mungkin kedua keluarga itu sudah tidur mengingat ini sudah tengah malam. Mana mungkin ia menculik anakk orang malam- malam begini?. Aishhh...ngidam 'istrinya' itu memang aneh- aneh.

" ini sudah malam, mereka semua pasti sudah tidur, besok saja... "

" tidak mau! Pokoknya aku mau sekarang juga! Kalau tidak besok aku akan pulang ke suna dan baru kembali tiga bulan lagi! " seru Gaara.

Jdeng...

Aishh...rasanya Neji seperti tertimpa batu besar mendengar 'istrinya' yang oh sungguh sangat egois itu. Kalian dengar? Ancaman macam apa itu? Akan pulang kesuna selama tiga bulan?. Oh ayolah, tak bertemu dengan 'istrinya' satu hari saja ia sudah sangat merindukan 'istrinya' itu. Palagi jika di tinggal selama tiga bulan? Bisa- bisa ia mati karena merindukan ' istrinya' itu.

" oke oke...baiklah princess...kau menang, aku akan menculik kedua baby yang lucu itu untukmu... " ujar Neji.

Neji segera beranjak dari tempat tidur mereka, menyambar jaket hitamnya, mengambil kunci mobilnya, memakai sepatunya yang ia simpan di rak sepatu yang ada dikamar mereka dan tak membuang waktu segera berangkat kerumah Sasuke dan Itachi untuk 'menculik' kedua malaikat kecil keluarga itu. Apapun demi 'istrinya', asalkan Gaara tak marah padanya dan pulang kerumah. Ini baru awal penderitaannya, belum lagi jika kedua malaikat kecilnya lahir didunia ini. Oh, pasti ia akan sangat repot mengurusi kedua anak kembar yang sangat ia nantikan kelahirannya itu.

TBC –

Akhirnya selesai juga prolognya...hehe...masih ada penderitaan- penderitaan yang menanti pasangan- pasangan gaje itu hahaha...dan juga makasih banyak bagi yang uda ripiu fic My Innocent Uke hingga tamat. Satu lagi, buat 'Keiji Wolf' aku pinjem namanya yah...hehe...entah kenapa jadinya kepikiran namamu...hehe...gak apa, kan?. LANJUT or DELETE? Semua tergantung seberapa banyak yang meripiu...arigatou... ^^