Chapter 1
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rated : M for save
Genre : Hurt/Comfort, Family
Warning : Gaje, TYPO bertebaran, OOC, dan banyak lagi
Don't like Don't read ^_^
Pairing : SasuSaku
.
.
.
.
.
.
Namaku Haruno Sakura. Umurku 20 tahun. Masih muda bukan? Pekerjaanku sebagai Presiden Direktur di Perusahaan milik ayahku, Haruno Corp. Aku mewarisi perusahaannya karena hanya aku lah putri tunggal Haruno. Kedua orangtuaku tewas sejak aku berumur 15 tahun. Kematian mereka membuatku terkejut. Kenapa? Kalian akan tau nanti. Itulah yang menyebabkan kepribadian dan hidupku berubah. Dan satu lagi, aku mempunyai tem—maksudku rival. Namanya Uchiha Sasuke. Dia juga pewaris tunggal Uchiha Corp yang akan bersaing denganku. Aku dengar dia hidup sendiri sama sepertiku. Tapi apakah aku peduli? Kurasa tidak. Kalian akan tau jawabannya kenapa aku tak peduli dengannya. Hidupku hanya dikelilingi oleh pekerjaan dan pekerjaan dan itu sangat membosankan.
.
.
.
.
Bandara International Konoha pukul 14.00 pm.
Seorang gadis berperawakan tinggi dan mempunyai kulit putih porselen yang mulus, kaki jenjangnya yang indah dan tak lupa rambut soft pinknya sepunggung yang digerai indah menambah kesan cantik bagi siapa saja yang melihatnya. Ditambah, ia memakai kacamata hitam menutupi emerald indahnya, memakai t-shirt berwarna putih dan celana jeans serta sepatu high heels yang senada dengan rambutnya. Menambah kesan sempurna bukan?
"Nona Haruno!" teriak pemuda berambut coklat.
Gadis yang dipanggil dengan 'nona Haruno' pun segera menoleh cepat kearah sumber suara yang memanggil namanya. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya agar pemuda itu segera mendekat kearahnya.
"Kau benar nona Haruno?" Tanya pemuda itu takut-takut.
"Hei Kiba, kau lupa denganku kah?" Tanya gadis itu balik dan membuka kacamata hitamnya.
"Eh, kami-sama. Kau berubah sekali nona." Ucap pemuda yang dipanggil Kiba tersebut dengan tatapan memuja.
"Aaaah, terimakasih." Jawab Sakura malu-malu.
"Mari nona, saya bawakan koper anda. Saya disuruh untuk menjemput anda di bandara karena kepulangan anda dari Paris." Ujar Kiba.
"Terimakasih banyak Kiba." Ucap Sakura sambil tersenyum.
Kiba hanya mengangguk pelan dan membawakan koper yang dibawa Sakura. Mereka berdua pun berjalan menuju mobil yang terpakir cantik di parkiran khusus mobil di bandara tersebut.
.
.
.
.
"Nona Haruno!" ucap para pelayan ketika Sakura sudah sampai di rumah lamanya. Ya, rumah ketika ia masih tinggal bersama kedua orangtuanya.
"Kau sudah dewasa nona. Tambah cantik saja." Ucap pelayan yang lain.
"Aaa terimakasih Chiyo baa-san." Balas Sakura malu-malu.
"Kau memanjangkan rambutmu ya? Bukankah kau bilang kau tak ingin punya rambut panjang? Apa karena seorang uch-"
"Eh tidak-tidak baa-san. Ku mohon jangan sebut nama itu depanku ya. Kepalaku sedikit pusing. Aku lelah, aku ke kamar dulu ya." tukas Sakura cepat dan segera berjalan pelan kearah kamar lamanya.
"Heh? Astaga Kami-sama aku lupa kalo nona…ah sudahlah." Ujar nenek Chiyo tersebut dan segera berjalan kearah dapur.
.
.
.
.
Pemuda berambut emo sedang melamun dan menatap datar langit-langit kamarnya yang dominan berwarna biru dan putih. Ia memejamkan matanya sesekali, menyembunyikan mata onyx nya. Entah apa yang sedang difikirkan pemuda itu.
"Bagaimana kabarmu?" gumamnya pelan entah pada siapa.
Drrrt….Drrrt
Pemuda itu mengambil hp nya yang berada di sebelahnya. Ia membuka pesan masuk tersebut dan membacanya.
"Sasuke-sama. Kenapa anda tak angkat telefonnya? Ada hal yang penting yang ingin saya bicarakan."
Pria yang bernama Sasuke itu segera mencari kontak dan menelefon balik gadis yang baru saja mengirimkan pesan untuknya.
"Hn. Ada apa Ayame?"
"Presdir Haruno sudah kembali dari Paris. Besok ia akan mulai bekerja di perusahaannya. Anda diundang datang untuk menghadiri pembukaannya." Ucap gadis yang bernama Ayame tersebut.
Sasuke hanya terdiam mendengar perkataan jarak jauh dari sekretaris nya tersebut. Fikirannya kembali ke masa lalu. Ya saat kejadian menyakitkan itu.
Aku membencimu Sasuke!
Aku membencimu Sasuke!
"Hallo Sasuke-sama? Anda mendengarkanku tidak?" ucap Ayame kembali.
"Aaa iya. Besok kita kesana." Balas Sasuke dan menutup telefonnya.
"Kau kembali Sakura…" batin Sasuke sesak.
.
.
.
.
"Apa? Kau serius nona?" ucap Shion. Pelayan yang bekerja di rumah Sakura sejak 5 tahun yang lalu.
"Iya. Sejak kapan aku bercanda Shion? Kau ingin bekerja disana? Lagipula umur kita kan sama." Tanya Sakura balik.
"Aaah tidak tidak. Aku disini saja nona." Tukas Shion cepat.
Sakura hanya tersenyum lalu kembali melanjutkan makan malamnya.
"Apa kau tidak lelah nona?" Tanya nenek Chiyo sopan.
"Aaah tidak Baa-san. Aku ingin cepat-cepat memimpin perusahaan." Jawab Sakura mantap.
Nenek Chiyo hanya menganggukan kepalanya dan segera membersihkan sisa-sisa makanan dari meja makan milik keluarga Haruno tersebut.
Sakura berlari kecil menuju balkon kamarnya. Inilah yang ia rindukan, suasana di Konoha serta rumahnya beserta ayah dan ibunya.
Sakura menatap penuh arti kearah langit yang sedang memancarkan Bulan Purnama yang begitu indah. Ia tersenyum dan berdoa pada Kami-Sama. Agar jalan hidupnya tak sesakit dan sesulit dulu. Ia ingin bahagia dengan orang yang dicintainya. Heh? Siapa orang itu?
Sakura menggeleng cepat. Fikirannya kembali terusik dengan kejadian masa lalu. Ia menundukkan kepalanya berusaha menahan air mata yang tak lama lagi akan jatuh di pelupuk matanya.
"Jangan ingatkan aku dengan dia.. aku cukup tersiksa Kami-Sama." Batin Sakura miris.
.
.
.
.
Keesokan paginya..
"Sasuke-sama. Tampaknya kau terlihat buru-buru sekali?" ujar Ayame membuka percakapan.
"Hn." Hanya kata-kata ambigu-lah yang terluncur bebas dari mulut pemuda berwajah stoic ini dan hasilnya membuat gadis yang berada di sampingnya diam seribu bahasa.
"Ohayou tuan Uchiha." Ucap salah satu karyawan yang berada di perusahaan Haruno Corp tersebut.
"Hn."
Sakura segera turun dari mobil Mercedes baru berwarna putih miliknya. Ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu masuk utama Haruno Corp. terlihat dari kejauhan sudah banyak karyawan yang berbaris menyambut kedatangannya. Mau tak mau, ia menyunggingkan senyum hangat kepada karyawan yang menyapanya ramah.
"Selamat Datang Presiden Direktur kita. Haruno Sakura." Ucap gadis berambut merah yang meneriakkan nama dirinya.
Sakura hanya tersenyum dan membungkuk ramah kepada karyawan yang berbaris rapi di sebelah kanan dan kiri tubuhnya. Ia tersenyum melihat keramahan dan kesopanan karyawan yang bekerja di perusahaan ayahnya dulu yang sekarang sudah resmi menjadi miliknya.
"Aaa selamat datang Sakura-sama." Ucap gadis berambut merah tersebut.
"Iya. Terimakasih banyak kau sudah mau menyambutku." Balas Sakura sopan.
"Sudah tugasku Sakura-sama. Mulai sekarang, aku adalah sekretarismu. Perkenalkan namaku Tayuya." Ucap gadis bernama Tayuya tersebut dan membungkuk ramah.
Sakura hanya tersenyum dan membalas membungkuk kepada sekretaris barunya tersebut.
Sakura mengedarkan pandangannya ke dalam gedung mewah tersebut. Tanpa sengaja, mata emeraldnya menangkap onyx tajam milik seseorang yang sedang menatapnya. Sempat larut dalam suasana tersebut. Sakura membuang mukanya dan mengacuhkan pemuda bermata onyx tersebut.
Ia berjalan mendekat kearah tamu-tamu yang sudah menunggunya. Tamu sangat penting menurutnya. Pemegang Saham yang akan bergabung dengannya nanti.
"Ohayou." Ucap Sakura sopan.
Para pemegang saham pun menoleh cepat kearah sumber suara yang mengalun lembut tersebut. Mereka membalas sapaan Sakura dan membungkuk ramah kepada Presdir cantik baru Haruno ini.
"Bagaimana kabar anda Nona?" Tanya pria anggota saham yang bernama Teuchi.
"Baik-baik saja. Maaf jika menungguku lama." Ucap Sakura ramah dan mata emeraldnya kembali menatap tajam pria yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan?
"Selamat Datang Haruno." ucap pria berwajah stoic dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan mulus milik gadis berambut merah muda ini.
"Terimakasih." Jawab Sakura singkat dan membalas uluran tangan pria tersebut.
Sakura dengan gerakan cepat melepas tangannya yang sedang dijabat oleh pria berambut emo tersebut. Dengan membuang muka ia segera berjalan mendekat ke anggota saham lainnya.
Sasuke yang melihatnya hanya menundukkan kepalanya sesaat. Dan bergumam "Kau berbeda Sakura….."
.
.
.
.
TOK TOK TOK
"Masuk."
"Ada apa kau kesini Uchiha?" Tanya Sakura tajam.
Sasuke hanya mengernyitkan dahi bingung dan segera berjalan mendekat kearah Presdir baru tersebut.
"Aku hanya ingin menyerahkan dokumen ini padamu." Jawab Sasuke datar.
Sakura mengambil dokumen tersebut dan membacanya. Sekilas dahi lebarnya mengernyit tanda heran.
"Kau fikir aku ingin menyetujuinya? Tidak! Bawa saja dokumen ini kembali." Ujar Sakura ketus.
"Apa maksudmu? Kau menolak?" Tanya Sasuke tajam.
"Tentu. Kau fikir aku mau? Tidak. Butuh waktu untuk memikirkan hal ini. Aku tak akan mau jatuh kelubang yang sama 2 kali Uchiha." Jawab Sakura sambil tersenyum sinis.
"Sejak kapan kau memanggilku dengan panggilan margaku?"
"Sejak tadi. Sudahlah, kau bisa pergi. Aku sedang malas berdebat denganmu. Ohya, lusa akan ada rapat. Kau bisa hadir jika kau mau. Aku tak akan memaksamu."
"Aku akan datang." Tukas Sasuke cepat.
"Haa baiklah. Kau bisa pergi. Aku masih lelah Uchiha." Sanggah Sakura malas.
Sasuke hanya menatap Sakura sejenak dan berjalan kearah pintu keluar ruangan Presdir tersebut.
BLAM!
Sakura hanya menundukkan kepalanya sedih. Ia tak menyangka akan bertemu pria berambut emo itu dengan cepat. Dengan nafas yang teratur, ia sekuat tenaga untuk berusaha tidak menangis.
"Kau kuat Sakura! Ayahmu membutuhkanmu untuk memimpin perusahaan ini. Ingat masa lalumu itu. ingat!" inner Sakura berteriak.
Sakura hanya menggelengkan kepalanya lemah. Liquid bening jatuh ke pipi mulusnya tersebut.
"Sakit. Aku tersiksa dengan perasaanku. Aku tersiksa…" Gumamnya pelan.
.
.
.
.
To Be Continue
Hallo semuaa. Aku kembali dengan penname yang baru. Tentunya dengan cerita yang baru. Ohiya, ini fic selalu menghantui tidurku. Entah kenapa, ingin sekali membuat fic bertemakan saham perusahaan bisnis dan cinta yang dijadikan satu.
Saran kalian sangat dibutuhkan disini. Mohon bantuannya ya^^
Keep Or Delete?
