Halo... maaf ya ff yang sebelumnya gak dilanjutin lagi *deep bow*
Sekarang beneran gak ada waktu buat lanjutin ff yang panjang gitu hehhe,
Makanya sekarang sy mau buat short fanfic yang mudah2an bisa diupdate tiap hari hehe.
Doakan saja supaya ff ini selesai ^^
Minta reviewnya ya^^

[SFF] When There's a Hello, There will be a Goodbye

PART 1

Cast :

- Lee Taemin

- Choi Minho

Jangan pernah berharap apa yang kau inginkan akan tercapai dalam waktu yang singkat. Dan jangan pula kau berharap bahwa apa yang kau impikan selama ini akan terjadi suatu saat nanti. Mungkin kau juga berharap bahwa kelak kau tidak akan menangis karena mereka meninggalkanmu..., karna hal itu tidak akan terjadi.

When there's a hello, there will be a goodbye...

Aku berjalan menelusuri taman kota yang berseberangan dengan daerah tempat ku terbangun. Tidak ada kesenangan yang kutemui. Aku bingung. Lelah. Aku pun tidak tahu harus berbuat apa. Pijakan demi pijakan kulalui hingga tubuhku sempoyongan kemudian terjatuh.

Segalanya gelap. Tubuhku lemah tak berdaya hingga aku merasakan seseorang memelukku. Membawaku menjauh dari keramaian manusia-manusia yang sibuk menatapku dengan heran. Lelaki itu berbisik,

"Hey bro, are you okay?" tanyanya dengan nada suara yang berat. Aku tidak dapat membalasnya dan segalanya mulai gelap.

Aku terbangun dengan menatap dinding kamar yang putih bersih. Aku tak tahu berada dimana, tapi satu hal yang aku tahu.., aku menyukai tempat ini. Hangat dan membuatku tidak ingin beranjak bangun, hingga seseorang masuk dari balik pintu dan tersenyum kaku padaku.

"Hei kau sudah bangun?"

Aku masih tidak menjawab dan hanya menatap kosong kepada lelaki yang ia ingat tadi menyelamatkanku di taman.

"Aku tidak tahu rumahmu dimana. Kartu pelajarmu rusak Lee Tae-ssi," tambahnya padaku sambil menunjukkan kartu pelajar milikku yang ia temukan.

"Ini rumahmu?" tanyaku sambil kembali menatap pada dinding kamar.

"Apa kau kira aku akan membawamu ke rumah sakit? Aku tidak punya uang yang lebih. Nenekku sedang pergi dan memberiku uang jajan terbatas. Jadi... silahkan kau bangun dan pulang ke rumahmu,"

"Apa kau tahu rumahku dimana?" aku kembali bertanya dan memberikan tatapan kosong padanya.

Ia menghela nafas.

Namun aku tetap menatapnya..

"Apa kau temanku?" tanyaku lagi untuk kesekian kalinya.

"Namaku... Lee Tae..?" Mungkin itu pertanyaan terakhir yang aku berikan padanya hingga ia menarikku berdiri dan membawaku ke tempat lain yang membuatku tidak nyaman.

Kantor polisi...

Mereka menulisnya dengan huruf yang amat besar di depan kantor mereka. Dan aku baru tahu kalau kini aku berada di Busan.

"Aku sudah memberikan kartu pelajarmu yang hancur itu kepada mereka. Kurasa kau berasal dari Seoul dan aku tidak tahu kenapa kau bisa berada disini. Aku tidak bisa menemukan apapun disana. Hanya namamu saja yang terlihat. Jadi.. apa kau ingat sesuatu?" ucapnya panjang lebar.

"Jadi... apakah kau bisa mengisi perutku... sesuatu...?"

Ia menghela nafas lagi.

"Ada toko kue di ujung jalan sana yang kurasa dapat mengenyangkan perutmu sejenak," Ia berjalan meninggalkanku dibelakangnya.

"Eh..maaf..., "

"Apa?" ia berbalik dengan postur tingginya.

"Maaf jika aku menyebalkan. Tapi apa aku bisa memegang tanganmu? Aku sungguh benar-benar tidak tahu tempat ini," pintaku perlahan.

"Huf. Baiklah" Ia menarikku kemudian berjalan dengan cepat.

"Boleh kutahu siapa namamu?"

"Lebih baik kau ingat siapa dirimu daripada bertanya namaku. Kau berjalan seperti orang gila dengan jas milik ayahmu. Kau beruntung aku menemukanmu." Jawabnya cuek dan tetap menatap lurus ke depan.

"Lalu... kenapa kau menolongku?"

"Kau ingin aku mengembalikanmu ke tempat tadi kau terjatuh?" tanyanya kesal padaku. Aku kembali menatap kosong padanya.

"Maaf. Aku tidak akan bertanya apapun lagi."

Aku menunduk dan membiarkannya membawaku ke toko kue yang ia maksud tadi.

Aku tidak tahu diriku siapa, tapi aku percaya padanya. Percaya pada seorang teman yang tengah menggandeng tanganku ini. Kuharap ia tidak akan meninggalkanku dan membiarkan aku membalas gandengan tangannya nanti.