Fall for giant
Disclaimer: Saya hanya meminjam nama mereka. Saya tidak punya apapun kecuali jalan cerita.
Warning: Typo(s), Tidak suka, jangan baca (simple bukan), Pelampiasan terhadap dunia nyata, ide cerita pasaran, jika ada kesamaan jalan cerita, itu bukan suatu unsur yang disengaja. BoyxBoy. DLL
Happy Reading
Ini kali pertamanya melangkahkan kakinya pada tempat seperti ini. Bukannya dia kudet atau semacamnya, tapi karena "itu buang buang waktu." Ujarnya saat Jongdae temannnya menyarankan dirinya untuk sedikit menikmati hidup.
Dan berakhirlah dia disini, Baekhyun, di sebuah kafe hangat, ramai memang tapi cukup tenang. Awalnya Jongdae memang memaksanya untuk masuk kedalam kafe yang bukanya –menurutnya- dini hari, yeah itu ekstrim. Namun Jongdae cukup bijak menyarankannya untuk merilekskan tulang lehernya ditempat yang lumayan tenang ini, ditemani secangkir moccacino, dengan krim yang banyak, dan alunan musik klasik.
Mungkin Jongdae akan bilang, tempat ini cocok untuk tidur, namun Jongdae sangat tahu seleranya. "Dentuman drum yang berlebihan dan cahaya yang menyorot-nyorot itu membuatku pusing dan ingin muntah." Satu kalimat yang keluar dari mulutnya pada suatu hari, membuat Jongdae mengambil kesimpulan bulat bahwa kawannya itu berbeda selera dengannya.
Musik klasik yang mengalun dari alat dekat barista itu berhenti. Dua orang dari belakang panggung mini yang di sediakan di kafe itu, berjalan menuju tengah panggung kecil itu. Mengambil sebuah kursi, dan yang perempuan –salah satu dari dua orang tadi- mulai duduk dengan anggun, seraya merengkuh gitar akustik.
Dan perempuan itu sepenuhnya berhasil mengalihkan perhatiannya dari Tab yang sedari tadi dia geser geser. Matanya dia sipitkan untuk memfokuskan pandangannya kearah dua orang yang sedang perkenalan akan melantunkan beberapa lagu. Dan dia mengenal laki-laki yang mulai meraih mikropone dan melantunkan sebuah lagu.
"Kyungsoo?"
.
.
.
Meriah. Tepuk tangan meriah menyambut dua orang yang mulai membungkuk. Baekhyun masih memberi atensi penuh pada perempuan yang mengiringi lagu yang dinyanyikan Kyungsoo. Cantik pikirnya. Perempuan itu menunduk setelah Kyungsoo meninggalkannya diatas panggung. Perempuan itu tersenyum. Dan Baekhyun terpesona.
Jantungnya berdebar, dia menyukai senyum perempuan yang mulai melangkahkan kaki meninggalkan panggung mini itu. Baekhyun ingin melihat lagi senyum itu, ya dia ingin melihatnya sekali lagi.
Maka bermodal tinggat kepercayaan diri yang super, Baekhyun meninggalkan kursinya dan juga Tab-nya dimeja pelanggan, menuju kearah Kyungsoo yang sekarang sudah duduk didepan meja dan berbincang dengan barista muda disana. Sementara perempuan incaran Baekhyun duduk disamping Kyungsoo, meminta tambahan krim dan gula untuk kopinya.
"Hai." Sapanya, Kyungsoo menoleh, matanya membulat.
"Baekhyun-ah, kenapa kau disini?" Tanya Kyungsoo, ya selain Jongdae, Kyungsoo sepertinya mengerti betul setiap sudut kawannya itu. Baekhyun mengerucut lucu.
"Memangnya salah jika aku disini?"
"Tidak, kupikir, arsitektur selalu sibuk."
"Berterima kasihlah, aku pandai nan cerdas, baru saja menyelesaikan maket mempesona untuk dosen sialan yang punya banyak jam terbang itu, dan disinilah aku."
Baekhyun berujar seraya menepuk-nepuk dadanya bangga, Kyungsoo hanya membulatkan bibirnya tanda mengerti, mengabaikan kenyataan bahwa Baekhyun sedang mencuri-curi pandang kearah perempuan yang duduk disebelahnya.
"ini bukan gayamu Baek, kalau kau hanya menikmati musik klasiknya, kau bisa pergi ke perpustakaan dekat rumahku, itu sama."
Baekhyun mendengus. Oh begitulah imejnya dimata teman-temannya? cupu dan kudet? Dan hanya perpustakaan yang dikelilingi buku tebal yang cocok untuknya?
"Aku normal, dan bisa menikmati secangkir kopi Kyungsoo." Kyungsoo mengibas-ngibaskan tangannya didepan mukanya.
"Tidak, tidak Baek. Aku tahu semua orang bisa menikmati kopi, tapi kau hanya akan keluar ruanganmu yang pengap itu jika diminta dosen dan tuntutan tugasmu, selanjutnya kau akan berbaring diantara sketsa gagalmu, dan menolak untuk pergi bersama teman-temanmu."
"Oh baiklah kau menemukan Baekhyun yang baru."
Ujar Baekhyun, dan Kyungsoo mengangkat cangkirnya, dan menyesapnya sedikit.
"Jadi, kau menyanyi disini?"
"Lama Baek, kau kemana saja, part time ku disini." Dan akhirnya mata bulat Kyungsoo menagkap gelagat mencurigakan Baekhyun yang sedari tadi mencuri-curi pandang kearah perempuan disampingnya yang sibuk dengan ponselnya.
Kungsoo mengernyitkan dahinya, ya dia sangat tahu, Baekhyun bukan tipe-tipe yang mudah menutupi perasaan sukanya jika menemukan sesuatu yang menarik hatinya.
"Baekhyun," Kyungsoo menegurnya, sementara yang ditegur, semakin memfokuskan pandangannya pada objek yang menarik hatinya.
"Baek?" sekali lagi, sekarang fokus Baekhyun teralihkan.
"Y-ya?" Sedikit tergagap, menyadari tatapan Kyungsoo sudah berubah menjadi tatapan penuh selidik.
"Kau menyukainya?" Kyungsoo memang blak-blakan, sama seperti diri Baekhyun, oh sekarang dia mengerti mengapa Jongdae selalu gusar dengan perkataan blak-blakannya. Demi langit dan bumi, ingin sekali dia memotong lidah Kyungsoo saat itu juga. Baekhyun tersentak, sementara perempuan incaran Baekhyun menganggkat kepalanya, dan menoleh kearahnya.
Tatapan mereka bertemu, dan detik berikutnya, si perempuan tersenyum yang menurut Baekhyun terlalu manis, detik selanjutnya, pipi Baekhyun merona, jantungnya berpacu melihat senyum yang tadi dia lihat di panggung, yang berhasil mempesonanya, ditujukan untuknya. 'Matikan aku' jerit batinnya.
"Ya-yang benar saja, ahahaha tidak mungkin, tidak mungkin." Sekarang Baekhyun mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajahnya, memotong pandangannya dari tatapan si perempuan, yang sekarang memandang Kyungsoo dan Baekhyun bergantian.
Baekhyun gugup, Kyungsoo langsung sadar akan hal itu, dia menghela nafasnya. Dia mungkin salah, seharusnya dia mengenalkan dulu si perempuan dengan si Baekhyun. Sekarang dia menyadari sesuatu lagi. Sedikit sakit hati, mengetahui Baekhyun menyapanya hanya untuk modus.
"ByunBaek, kenalkan temanku Park Chanyeol, Chanyeol, kenalkan temanku Byun Baekhyun." Kyungsoo mempersilahkan keduanya berjabat tangan. Baekhyun sedikit terkejut mendengar nama perempuan manis yang duduk disamping Kyungsoo, well terdengan laki! Sekali.
"Park siapa?" Baekhyun mengulurkan tangannya, berharap dia salah dengar, karena nama itu tidak cocok untuk perempuan manis –menurut Baekhyun- , dia berharap mendengar nama yang lebih feminim setelahnya, ya dengan begitu dia bisa modus lagi, seperti "Wah nama yang cantik, sama seperti pemiliknya," Kurang lebih seperti itu.
Chanyeol mau membuka mulutnya untuk menjawab namun disela oleh Kyungsoo.
"Chanyeol." Dan Chanyeol hanya bisa memberikan senyum terbaiknya, tidak jadi menjawab. Oh sial! Telapak tangan Baekhyun mulai berkeringat melihat senyum itu lagi. mereka berjabat tangan. Well tangan Chanyeol tidak selentik yang Baekhyun kira, benar panjang, namun tidak selentik miliknya. Yeah tak masalah, yang penting Baekhyun menyukai senyum perempuan yang ada di hadapannya ini. Argh! bahkan Baekhyun rela minum kopi pahit asal perempuan ini terus tersenyum untuknya.
Semuanya membuat lidah Baekhyun kelu untuk mengatakan sesuatu tentang Chanyeol. Apa ini yang disebut cinta pada pandangan pertama? Ah rasanya sangat menyesakkan sekaligus membahagiakan dan Baekhyun meruntuki perasaannya yang bercampur campur itu.
Lihat, rambut hitam kecoklatan yang bergelombang itu, sengaja diikat dua rendah dibawah daun telinga, poninya yang menutupi dahi dan tak lupa sebuah bando yang mempermanis tampilannya, dan juga dandanan yang sangat natural itu. Hati Baekhyun cenut-cenut.
'Aaarrggghhh! Nona Chanyeol anda cantik sekali, ayo nikaaah!' kurang lebih begitulah jerit hati Baekhyun sedari tadi, namun tak ada yang keluar dari mulutnya, mengetahui dirinya sangat terbiasa menyuarakan apa-apa saja yang dia rasakan, namun berbeda untuk kali ini, sumpah Baekhyun tersiksa, sebagai gantinya hanya keringat dingin yang keluar dari pelipisnya sebagai ganti menahan jeritan hatinya.
Kyungsoo yang semakin menyadari tingkah Baekhyun, dan juga keringat dingin yang keluar dari pelipis kawannya itu, membulatkan matanya sebelum membekap mulutnya sendiri, agar tawanya tidak meledak kala itu juga. dia menghentak-hentakkan kakinya, untuk mengehentikan tawanya yang mulai menggila dibalik bekapan tangannya sendiri.
"A-apa sih Kyung- "
"Hyung!" Seseorang berseru, intrupsi Baekhyun terhadap sikap Kyungsoo terintrupsi oleh seruan yang lain. Mereka bertiga menoleh kearah sumber suara.
"Jongin-ah, kami menunggumu." Ujar Kyungsoo setelah menenangkan gelak tawa yang dia tahan.
"Ayo pulang. Eh Baekhyun hyung? Tumben." Ujar pemuda yang menghampiri mereka. Baekhyun mendengus.
"Aku ingin refresing Jong."
"Oh kupikir tempat refresingmu itu di perpustakaan dekat rumah kyungsoo hyung. Atau kedai eskrim yang memutar backsound yang diulang ulang itu." Baekhyun memutar bola matanya malas, sudah cukup memberi informasi kebenaran yang membuat dirinya tampak tidak keren di depan Chanyeol. Diliriknya Chanyeol yang masih memandang bodoh kearah Jongin dan Kyungsoo yang sedang berdiri.
"Lalu kenapa kau ada disini, kupikir kafe seperti ini bukanlah levelmu Jongin."
"Ah aku hanya menjemput Kyungsoo hyung kok."
"Menjemput? Oh jadi sekarang kalian sudah terikat hubungan yang jelas?"
"Tentu saja hubungan kami jelas ByunBaek, apa lagi kalau bukan hubungan senior dan juniornya, dasar kau ini." Kyungsoo menghadiahi dorprize istimewa, sentilan kecil namun mengilukan didahi Baekhyun. Dan sekilas nampak gurat kecewa diwajah Jongin. Yah tabahlah Jong-jong
"Dan Chanyeol hy-" Jongin mengalihkan atensinya kearah Chanyeol yang masih terduduk, Chanyeol mendongak menatap lelaki yang lebih muda. Dan detik berikutnya saat mata mereka bertemu, gelak Jongin membahana, keras dan sangat mengintimidasi.
Mulut Jongin terbuka lebar, matanya sampai terpejam. Kyungsoo mau tak mau harus ikut tertawa mendengar tawa Jongin yang berlebihan. Baekhyun hanya menampilkan ekspresi bingung orang bodoh, sementara Chanyeol hanya mengerucut imut. Baekhyun yang melihat kerucut menggemaskan itu berharap semoga suatu saat dia bisa mengecupnya. Eh? Apa? Apa yang dia pikirkan tadi?
"Nah Noona kau ikut dengan kami?" Ujar Jongin disela-sela tawanya, sementara Kyungsoo menunduk seraya menggeleng-gelengkan kepalanya disertai desis-desis tawa yang ditahan.
Chanyeol bangkit dari duduknya, dan benar-benar mengejutkan. Nah nah Baekhyun mendapat banyak kejutan hari ini dari Chanyeol perempuan yang baru saja dia kenal ini. Yang benar saja, ketika Chanyeol bangkit dari duduknya, Baekhyun baru menyadari ada perempuan yang tingginya menjulang seperti itu. Bahkan pemain basket perempuan saja belum tentu ada yang setinggi Chanyeol.
Baekhyun menganga, mengetahui bahkan Jongin-pun kalah tinggi oleh perempuan ini. Sial, dia bukan perempuan dia raksasa. Ya raksasa. Dan terburuknya Baekhyun jatuh cinta pada raksasa
"Nah Baek, kami harus pulang, jika kau ingin lebih lama berbincang dengaku, sesekali pergilah kekantin kampus,jangan hanya mendekam di perpustakaan. Atau kau mau melihat penampilan kami lagi disini besok?"
"Ah? I-iya." Baekhyun masih belum pulih dari keterkejutannya, dia masih menatap pada sosok tinggi itu. Yang benar saja, nanti jika mereka kencan berdua begitu bagaimana kata orang, bukan dikira pacar, tapi dikira adik, bahkan yang lebih mengerikan adalah dikira anaknya.
Tidak, tidak itu mengerikan. Sepertinya Baekhyun harus ikut program peninggi badan setelah ini. Dia tidak akan punya muka jika nantinya dia harus menembak Chanyeol yang lebih tinggi darinya itu. Nanti dikiranya dia hanyalah bocah yang menyatakan cinta pada ibunya, itu buruk.
Kyungsoo menatapnya dengan tatapan yang penuh akan makna 'jika kau ingin mengetahui lebih tentang Chanyeol, kau bisa menemuiku.' Seperti itulah makna tersirat dari kedua netra Kyungsoo.
Kemudian mata Baekhyun menatap kearah Jongin yang sibuk dari tadi menggoda Chanyeolnya /?/ sedangkan Chanyeol terus saja memukul kepala Jongin dengan mesra –menurut penglihatan Baekhyun- padahal jelas-jelas sesekali Jongin menggerang kesakitan, namun segera tersamarkan dengan tawanya.
"Ap-Apa- "
"Tenang saja, Chanyeol ikut kok, ya kalau kau mau menonton penampilan kami besok." Kyungsoo memotong pertanyaan Baekhyun. Baekhyun mulai mengira Kyungsoo adalah cenayang yang bisa membaca pikirannya. Itu mengerikan.
"Baiklah." Ujar Baekhyun akhirnya. Dilihatnya Chanyeol yang tak lagi menghiraukan gurauan Jongin, melambai kearah Baekhyun seraya memperlihatkan senyumnya yang terlalu cerah. Yak Baekhyun silau. Kembali dia menahan nafasnya, jantungnya bekerja luar biasa lagi.
Mereka pun berpamitan pada Barista yang ada dibelakang meja panjang itu dan juga Baekhyun yang masih membatu. Memikirkan senyum manis Chanyeol, dan juga keterkejutannya akan tinggi Chanyeol yang benar-benar mengintimidasinya. Juga keterkejutan-keterkejutan yang lain.
Bukankah dia sama sekali belum mendengar suara Chanyeol selama perbincangannya dengan Kyungsoo dan juga Jongin? Bahkan ketika Jongin menggodanya tadi, ya meski Baekhyun tidak tahu pasti Jongin menggoda Chanyeolnya seperti apa, yang pasti tadi Chanyeol hanya meringis gemas dan memukul mukul keras kepala Jongin. Obsesi baru bagi Baekhyun, mengetahui lebih tentang Chanyeol.
Dan Baekhyun sudah membutakan matanya, persetan dengan tinggi Chanyeol yang mengintimidasi, ataupun jemarinya yang jauh lebih lentik miliknya dari pada milik Chanyeol. Atau juga nama Chanyeol yang jauh dari kata feminim. Yang terpenting dia harus bisa melihat senyum itu lagi, ya itu candu Baekhyun yang baru.
.
.
.
Bersambung
Halo apa kabar, semoga semua baik-baik saja ehem *lirik tulisan diatas* APAAN TUH ANCUR BANGET TEMAN! GUE NULIS APAAN SIH?! *capslock jebol* yea seperti warning diatas, ini pelampiasan terhadap dunia nyata, jadi maaf kalau ini absurd banget. Jadi kritik dan saran teman semua benar-benar dibutuhkan. Nah nah mind to review? Review anda cahaya hamba.
Smile with light arumighty
