Ansatsu Kyoshitsu © Matsui Yuusei
.
Warning : OOC, Typo(s), serta kesalahan sejenis.
.
AN : Sebelumnya author mau menyampaikan kalau fic ini terinspirasi dari lagu Nobody's Home milik ONE OK ROCK, jadi jika menemukan sebagian kemiripan dalam isi cerita itu memang disengaja.
So, happy reading minna-san!
.
.
.
Kau tahu? Saat aku pulang ke rumah aku tidak merasakan ada seseorang di sana. Itu bukan konotasi, terkadang kau memang tidak ada saat kubuka pintu besar yang dingin itu. Ketika ada pun tidak ada sambutan hangat okaeri yang tertangkap indra pendengarku.
Itu sama saja kan? Sama-sama seperti tidak ada seseorang di rumah.
Bagaimana kau melakukannya?
Duduk diam di depan laptop atau lembaran dokumen laporan mengenai sekolah, sekolah, dan sekolah. Apa kau tidak lelah hanya bekerja di kantormu hingga harus membawanya ke meja makan juga?
Bagaimana kau melakukannya?
Hanya duduk diam tanpa melirikku saat aku melewatimu yang masih dalam posisi kerja. Apa tidak pernah terbesit untuk mengucapkan pertanyaan sederhana berbunyi bagaimana harimu di sekolah?
Bagaimana kau melakukannya... padaku?
Aku merasa tidak ada orang di rumah.
Kau menekanku, membuatku jenius. Ya, aku adalah jenius buatan tangan ayahku. Aku merasa hancur saat menyadari aku dibentuk oleh ayahku, bukan dibesarkan.
Mimpimu dan mimpiku. Tujuanmu dan tujuanku. Itu tidak sama, itu tidak pernah menjadi impian kita. Tujuan kita. Kenapa?
Aku merasa tidak ada orang yang menungguku di balik rumah dengan tulisan kediaman Asano itu. Yang kutahu hanya kepala sekolah yang lembur mengerjakan tugasnya. Seorang guru yang mendidik muridnya. Pekerja keras yang mewujudkan impiannya.
Bukan seorang ayah yang menunggu anaknya. Bukan.
Aku merindukan masa-masa itu. Masa dimana aku dimanja. Saat dimana aku selalu dengan semangat menceritakan semua keseharianku. Ketika dimana ucapan okaeri adalah kata paling indah yang menghangatkan hatiku.
Aku merindukannya. Aku ingin mengalaminya lagi.
Tidak mungkin aku dimanja, aku sadar usiaku. Mustahil juga bagiku untuk bercerita banyak, aku orang pendiam. Setidaknya aku masih berharap pada pertanyaan bagaimana harimu di sekolah dan ucapan okaeri.
Ne, ayah... aku anakmu kan? Bagaimana kau bersikap padaku? Aku selalu merasa tidak ada orang di rumah.
