-Lost-
*Prolog*
Story by: Kiriko Alicia
Vocaloid belongs to Crypton Media and Yamaha Corp
Rating: T
Pairing (Main): Kagamine Rin X Kagamine Len; Gumi Megpoid X Gumo Megpoid
Genre: Mystery, Fantasy, Romance
Warning: Cerita gaje, alur lambat/ngebut, typo bertaburan dimana-mana, dan cerita ini dapat mengakibatkan berbagai macam reaksi terhadap para pembacanya (Menangis terharu, tertawa ngakak, kesel-kesel sendiri karena pairing lainnya tidak sesuai harapan, dll). All in Normal PoV.
Summary: Tujuh tahun yang lalu, ia menghilang. Lalu sekarang, ia kembali, dengan wujud lain dari dirinya…
20 Agustus, 2007, Kyoto…
Terlihat empat orang anak kecil berumuran tujuh tahun yang kini tengah berlari dengan nafas yang terengah-engah. Mereka terlihat pucat pasi dan sangat ketakutan. Dua diantaranya laki-laki, dan sisanya adalah perempuan. Kini mereka tengah berlari, menghindari kegelapan yang akan menenggelamkan mereka.
Sinar matahari masuk ke dalam hutan melalui celah diantara pepohonan yang besar. Burung-burung pipit berkicau pelan, ikut mengambil peran dalam kejadian itu. Suasana hutan saat itu sangat sunyi dan mencekam, memberi nuansa suram dalam hutan itu.
'Hutan Kegelapan' adalah nama hutan itu. Atau bisa dipanggil juga 'Yami no Mori'. Yami yang berarti kegelapan, serta Mori yang berarti hutan. Hutan itu terkenal angker dan berbahaya. Banyak makhluk misterius yang tinggal disana.
Juga, beberapa orang yang pergi kesana kabarnya tidak kembali lagi. Karenanya, bisanya para orangtua tidak mengijinkan anak-anak mereka untuk bermain disana. Namun keempat anak ini melawan perintah orangtua mereka dan satu nyawa harus ditebus karenanya…
"A-Aku tidak kuat lagi…," Pekik salah satu gadis yang kini tengah berlari-lari. Nafasnya terengah-engah, wajahnya juga pucat. Bukan hanya karena lelah, namun juga karena ketakutan. Gadis berambut honeyblond sebahu berpita ini kini tengah menghentikan langkahnya.
Sedangkan kabut gelap yang berada di belakangnya semakin mendekat kearahnya. Salah satu temannya yang lain, pemuda berambut honey blond dikuncir ponytail langsung dengan sigap menarik tangan si gadis, membuat kabut gelap itu tidak dapat meraihnya dan membawanya pergi.
Anak laki-laki itu pun berlari kencang, sesekali ia melirik gadis yang berada di belakangnya. Gadis berambut honey blond itu kini hanya bisa berjalan tertatih-tatih dengan keringat bercucuran.
Namun anak lelaki itu tahu bahwa mereka tidak dapat menghentikan langkah mereka, karenanya mereka pun terus berlari, mencari jalan keluar. Mereka pun segera berlari menyusul kedua teman mereka yang kini berada jauh di depan mereka.
"Kalian lama sekali!" Ucap pemuda berambut hijau lumut dengan googles di atas kepalanya sambil terus berlari dan tanpa mengalihkan pandangannya. Gadis yang kini juga sedang berlari disebelahnya mengangguk singkat.
"Iya, kalian lama."
"Maaf, maaf…," Jawab sang pemuda berambut honeyblond sambil memusatkan pandangannya terus kearah depan. Kakinya dengan cepat menginjak rerumputan.
"L-Len, kau bisa melepaskan tanganku sekarang… Aku sudah tidak apa-apa…!" Ucap gadis berambut honeyblond yang kini merintih kesakitan karena cengkraman tangan pemuda berambut honeyblond yang ternyata bernama Len.
"Kau yakin? Kalau begitu baiklah!" Ucap Len lalu melepaskan pegangan tangannya pada sang gadis. Gadis honeyblond itu pun tersenyum kecut sekilas dan segera menghentikan langkahnya. Sedangkan teman-teman si gadis yang tidak menyadarinya hanya bisa terus berlari mencari jalan keluar dari hutan mematikan itu.
Kabut gelap itu semakin mendekat dan mendekat kearah si gadis. Namun, gadis itu hanya tersenyum kecil, tidak menampakkan ketakutan di dalam hatinya sama sekali. Ia mengepalkan tangannya, tanda bahwa ia kini sudah membulatkan tekad.
Perlahan tapi pasti, tubuhnya kini mulai diselubungi oleh kabut kegelapan tersebut sehingga tubuhnya mulai terlihat transparan.
"Sayonara…," Gumam gadis itu pelan.
"Dan… Gomenasai…," Lanjutnya, sebelum menghilang ditelan kabut hitam tersebut.
.
.
.
"Itu jalan keluar!" Pekik gadis berambut hijau lumut itu dengan suara ceria sambil menunjuk celah diantara pepohonan. Ia pun mempercepat langkahnya, merasa mendapatkan pencerahan karena berhasil menemukan jalan pulang.
"Benar! Itu jalan keluarnya!" Timpal sang pemuda berambut hijau lumut dan ber-googles yang berada disebelahnya dengan sama-sama semangatnya. Mereka bertiga pun mempercepat langkah mereka agar sampai ke tujuan… Tanpa mengetahui bahwa salah satu dari mereka kini sudah menghilang.
"Rin…, lihat! Sebentar lagi kita akan keluar dari sini!" Ucap Len dengan riang. Namun, tidak ada jawaban. Len yang mengira Rin-sang gadis berambut honeyblond- kelelahan, sehingga tidak dapat menjawab pun tidak mempermasalahkannya dan terus berlari menuju sang cahaya.
.
.
.
"Akhinya keluar juga dari hutan itu!" Pekik gadis berambut hijau lumut itu dengan gembira sambil mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Nafasnya masih sedikit terengah-engah karena ia berlari dengan menggunakan seluruh tenaganya.
"Iya, Gumi… Akhirnya kita keluar juga dari tempat itu!" Balas sang pemuda berambut hijau lumut dan ber-googles (juga dengan sedikit terengah-engah), menjawab ucapan sang gadis berambut hijau lumut-Gumi.
"Hosh hosh, iya… Aku benar-benar lelah sekarang!" Timpal Len sembari membaringkan tubuhnya ke hamparan rerumputan yang luas itu. Lalu ia pun mencari posisi yang nyaman.
Kini mereka berada di hamparan padang rumput yang luas. Memang, jika kau keluar dari hutan itu, kau akan segera sampai di hamparan padang rumput yang luas dan bersih. Padang rumput tersebut merupakan tempat yang nyaman untuk istirahat. Diujung padang rumput itu pun terdapat sebuah sungai kecil yang airnya dapat langsung kau minum.
Kau juga dapat melihat pemandangan indah dari sini. Langit biru yang indah, serta pemandangan matahari terbenam yang akan membuatmu terpukau. Kau juga dapat melihat berjuta-juta bintang yang menghiasi langit pada malam hari di tempat ini.
Seakan-akan terhanyut oleh kelelahan sendiri, mereka merupakan satu hal yang penting. Namun mereka pun akan segera menyadarinya…
"Tunggu dulu… Dimana Rin?" Tanya pemuda berambut hijau lumut ber-googles itu sambil melirik kearah gadis yang berada disebelahnya, Gumi dengan tatapan curiga, ia merasa ada sesuatu yang salah saat ini.
"Kenapa kau melihatku, Gumo? Tadi kan ia sedang bersama dengan Len!" Balas Gumi sambil memiringkan kepalanya sedikit, kebinggungan. Gumo kini semakin merasa panik. Len yang mendengar namanya disebut kini menoleh kearah mereka.
"Ada apa?" Tanyanya dengan suara yang agak keras. Gumi dan Gumo langsung menatap kearah Len sejenak, sebelum otak mereka berdua mendapat sebuah kesimpulan yang sama. Sontak, mata kedua manusia berambut hijau lumut itu segera membulat sempurna.
"Len… Rin menghilang…"
.
Alicia: YEEYY! BALIK LAGI KE FICT ALICEE! XD X3 Ohya, ini fict bagus ngak? Atau malah jelek? Idenya sih sudah lama, tapi baru sempat nulis sekarang karena masih debat pairing sama otak –w-a. Ohya, untuk HLC (Hate Love Connection) Alice sudah ada idenya untuk chap 2~! Ta-da-da! *dikeroyok readers*
Semuanya + Alicia: Jadi… Mohon reviewnya ya! *teriak-teriak pakai pengeras suara yang sontak diprotes sama para pembaca*
.
Lanjut atau delete?
