"Yunho-ah, aku tidak tahan untuk seperti ini terus. Sebaiknya kita sampai disini saja, ne?"
"..."
"Aku akan merapikan baju dan barang-barangku sekarang. Gomawo, untuk selama ini. Mianhae, kalau aku sering merepotkanmu. Aku pergi."
Tittle: When I Was Your Man
Author: YunnieBoo10
Cast: Yunho, Jaejoong, dan kawanannya
Disclaimer: God
Warning: Songfict
Same bed, but it feels just a little bit bigger now
Yunho membolak-balikkan tubuhnya gusar. Mengacak-acak sprei kasur dengan gerakan tubuhnya. Sampai akhirnya ia bangkit, duduk dikasurnya dan mengacak-acak rambutnya. Yunho menatap ruangan yang tersisa dikasurnya. Kasur yang biasa ia tempati entah kenapa terasa lebih besar. Dan Yunho tersadar. Ada seseorang yang sudah pergi dan meninggalkan ruangan kosong dikasur Queen Size Yunho tersebut.
Our song on the radio, but it don't sound the same
Yunho mengeluarkan mobil sedan hitamnya dengan hati-hati dari parkiran apartemennya. Setelah Yunho meluncurkan mobilnya ke jalan raya bebas Seoul ia mulai menyalakan AC dan radio yang ada di mobilnya. Dan terputarlah sebuah lagu yang membuat hati Yunho terasa tersilet-silet saat itu juga. Lagu yang sudah sangat lama. Lagu yang berasal dari boyband beranggotakan 5 orang yang debut pada tahun 2003. Boyband yang selalu menjadi favorite Yunho dengan seseorang yang biasanya ada disamping Yunho. Dan lagu yang diputar adalah lagu debut boyband tersebut yang kebetulan adalah lagu favorite Yunho dengan orang itu. Lagu yang selalu dinyanyikan oleh mereka berdua. Lagu yang benar-benar…lagu mereka.
In my heart in my soul nayege sarangiran
Ajig osaeghajiman uh uh baby
Isesang modun gor noyege jugoshipo ggumesorado
When our friends talk about you all that it does is just tear me down
Cause my heart breaks a little when I hear your name
Yunho sadar. 3 bulan sudah sejak orang itu meninggalkannya, banyak yang berubah darinya. Perusahaan yang dibinanya tidak pernah ia urus. Semua tugasnya selalu ia serahkan ke sekertarisnya yang untunglah mengerti tentang keadaan dirinya. Ia tidak pernah kekantor. Apartemennya tidak terurus. Ia tidak pernah memesan orang untuk membersihkan apartemennya karena dulu, ada orang itu yang selalu dengan rajinnya membersihkan apartemennya. Ususnya sudah sangat jarang merasakan nasi. Yang masuk kedalam ususnya hanyalah ramen, ramen dan sesekali makanan dari luar yang diberikan oleh teman-temannya yang mampir ke apartemennya.
Dan untuk hari ini. Yunho akan mengecek keadaan kantornya. Hanya mengecek lalu pulang. Saat sampai dikantor, Yunho segera diberi laporan ini-itu oleh sekertarisnya dan Yunho bersyukur karena selama kantor tidak ia urus, semuanya masih berjalan lancar. Saat sedang merapikan tasnya untuk hendak pulang tiba-tiba masuklah sahabat Yunho sedari dulu kedalam ruangannya.
"Yunho-ah! Tumben sekali kau ke kantor?" sapa Park Yoochun sahabat Yunho sedari Yunho SMP.
"Ya, hanya untuk mengecek saja. Sekarang aku mau pulang." jawab Yunho singkat. Yoochun berdecak pelan lalu merangkul pundak Yunho.
"Ya, Yunho. Ikutlah aku ke club malam ini. Lepaskanlah penatmu yang sudah membuat rambutmu rontok itu. Lupakan sedikit masalahmu tentang Jae—"
"Jangan sebut namanya!" Yunho berseru memotong ucapan Yoochun membuat Yoochun kaget dan agak menjauh dari Yunho.
"Mianhae, Yoochun-ah. Aku selalu sakit setiap mendengar namanya dan untuk ajakanmu, aku menolak. Aku ingin istirahat saja," ujar Yunho seraya menutup resleting tasnya dan segera keluar dari ruangannya. Meninggalkan Yoochun yang menatap Yunho kasian.
Too young, too dumb to realize
Yunho sadar. Bahwa ia terlalu bodoh dan tidak peduli untuk sadar dengan semua yang orang itu rasakan hingga semuanya seperti ini.
That I should have bought you flowers and held your hand
Should have gave you all my hours when I had the chance
Take you to every party cause all you wanted to do was dance
Yunho seharusnya memberikan orang itu bunga disaat-saat istimewa seperti peringatan hari jadi mereka atau ulang tahun orang itu. Bukan malah sibuk dengan pekerjaannya dikantor. Yunho seharusnya memegang tangan orang itu disaat mereka pergi berdua. Bukan handphone atau tabletnya. Ketika ada waktu luang seharusnya Yunho memberikan waktu luangnya ke orang itu, bukan malah mengerjakan perkerjaannya yang masih bisa dikerjakan esok-esok hari. Dan seharusnya, setiap orang itu mengajak Yunho ke pesta ulang tahun salah satu temannya, Yunho seharusnya menerimanya. Karena sebenarnya Yunho tau. Orang itu sangat ingin menari dan orang itu hanya ingin menari, bersama Yunho.
My pride, my ego, my needs and my selfish ways
Caused a good strong man like you to walk out my life
Yunho berdiri didepan pintu masuk apartemennya dan menatap kosong kedepan. Semua yang ia punya. Yang ia miliki. Tanpa sadar sudah membuatnya menjadi sosok yang sangat menjijikan. Kesombongannya terhadap kesuksesan yang ia raih membuat ia tidak ingin kehilangan kesuksesan tersebut. Keegoisannya yang membuatnya merasa tidak ingin ada orang lain yang lebih sukses darinya. Kebutuhannya yang semuanya sudah terpenuhi membuatnya ingin menambah-nambah untuk membuat semua orang semakin berpikir bahwa ia orang yang sangat punya semuanya. Dan keegoisannya itu ia jalani tanpa menyadari bahwa ada sosok yang terluka dibelakangnya. Sosok yang membutuhkannya. Membutuhkan belaian kasih dan sayangnya. Membutuhkan pelukan, ciuman dan kehangatan yang dimilikinya.
Yunho tidak pernah sadar bahwa semua keegoisannya itu membuat sosok yang bahkan begitu kuat seperti orang itu, berjalan pergi dari kehidupan Yunho.
Now I never, never get to clean up the mess I made
And it haunts me every time I close my eyes
Sebulan ini, Yunho mencoba bangkit dari kesedihannya. Ia kembali kekantornya. Ia membersihkan rumahnya. Ia mulai sering menerima ajakan Yoochun untuk pergi ke club bersama teman-temannya yang lain. Tapi entah kenapa Yunho selalu merasa tidak enak. Ada sesuatu yang mengganjal. Menyebabkan semua hal yang dilakukannya selalu berakhir kekacauan. Saat membaca laporan keuangan, ia salah membaca angka dan membentak-bentak karyawannya yang bekerja dibidang keuangan perusahaan. Saat mencoba membersihkan rumahnya, ia malah memecahkan vas bunga yang ia beli jutaan won saat ia tugas diluar negeri dan saat ingin mengambil pecahan vas tersebut, tangannya malah terluka. Dan juga saat kemarin ia di club, ia mabuk dan membuatnya berkhayal bahwa orang itu berada dihadapannya menari dengan lelaki lain dan membuat Yunho memukul lelaki tersebut.
Semuanya kacau dan Yunho bingung bagaimana harus menyelesaikan semuanya. Yunho bingung. Yunho takut. Setiap akan tidur ia selalu dihantui oleh kesalahan-kesalahan yang ia perbuat. Entah itu kesalahan dulu maupun kesalahan sekarang. Yunho takut.
Yunho membutuhkan orang itu.
Saat minggu pagi, Yunho dikejutkan oleh Yoochun yang datang ke Apartemennya dengan menggunakan kaus oblong, celana training dan handuk kecil dipundaknya seraya mengucapkan, "Ayo kita lari pagi!" dan membuat Yunho tidak bisa berkata apa-apa selain menyetujui ajakan Yoochun.
Dan Yunho menyesal.
Saat sedang berlari kecil disekeliling taman kota Seoul, Yunho melihat orang itu. Sedang tertawa bahagia dengan lelaki lain. Dihadapannya. Dihadapan Yunho, orang itu tertawa bersama, orang lain.
Yoochun yang menyadari arah pandang Yunho segera menarik tangan Yunho dan mengajak Yunho untuk pergi dari tempat itu. Tetapi Yunho menolak, Yunho menyuruh Yoochun untuk pulang duluan. Ada sesuatu yang Yunho ingin bilang pada orang itu. Dan Yoochun menurut.
Lama Yunho terdiam ditempatnya. Menunggu saat yang tepat untuk berbicara dengan orang itu. Sampai akhirnya lelaki yang bersama orang itu beranjak dari sebelah orang itu dan pergi entah kemana. Saat itu juga Yunho bergegas menghampiri orang itu.
"Kim Jaejoong," panggil Yunho.
Orang itu menoleh. Dan Yunho akhirnya, setelah 4 bulan tidak melihatnya, Yunho kembali melihat wajah itu. Wajah yang sangat cantik. Yang dihiasi dengan mata hitam, bulat dan besar, bibir yang merah merona, hidung yang mancung, pipi yang tirus serta kulit wajahnya yang begitu putih.
Orang itu terkejut saat ia menoleh dan melihat Yunho sudah ada dihadapannya. Tetapi dengan baik ia menutupi kekagetannya dengan baik. Dengan senyum menghiasi bibir merahnya, ia membalas sapaan Yunho, "Ya?"
Yunho mengambil nafas yang dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Ia berdehem kecil lalu menatap mata bulat orang itu, "Walaupun ini sakit tapi aku harus bilang bahwa pertama-tama, aku tau aku salah."
Orang itu, atau bisa kita sebut Jaejoong, menghilangkan senyum yang ada dibibirnya. Tetapi ia tidak membalas perkataan Yunho. Dan Yunho kembali melanjutkan, "Aku tau, sudah sangat terlambat untuk aku meminta maaf padamu,"
"Tapi yang harus kau tau…"
Yunho terdiam. Jaejoong juga ikut diam. Sampai akhirnya Jaejoong sudah tidak sabar dan memaksa Yunho melanjutkan perkataannya, "Ya?"
"Aku harap, lelaki yang tadi bersamamu selalu memberikanmu bunga saat hari jadi kalian atau saat ulang tahunmu. Aku harap ia selalu memegang tanganmu. Selalu memberikan waktu luangnya untukmu. Dan aku harap, ia selalu membawamu ke pesta karena aku tau seberapa cintanya kau menari. Aku harap ia melakukan semua yang harusnya aku lakukan, ketika aku adalah milikmu."
Although it hurts I'll be the first to say that I was wrong
Oh, I know I'm probably much too late
To try and apologize for my mistakes
But I just want you to know
I hope he buys you flowers, I hope he holds your hand
Give you all his hours when he has the chance
Take you to every party cause I remember how much you loved to dance
Do all the things I should have done when I was your man
END
Curcolan
HAI SEMUA! MIAN NE AKU NGEPOST FICT GA JELAS LAGI HEHE! Fic lama banget ini. Fic yang sebenernya mau aku jadiin fict debut *eaaaa* tapi blm pede buat publish cerita akhirnya aku diemin. Terus kemaren pada lagi bersih-bersih kamar nemu flashdisk aku jaman dulu (ga jaman dulu juga sih. Orang flashdisk aku kelas 9 HAHAHA) terus pas dibuka isinya fict ini. Yaudah aku publish aja deh. Daripada didelete sayang….terus buat sequel "Dream High" mian ne aku belum bisa bikin:( aku sibuk banget terus bingung nyari idenya. Maafkan aku :'''''( makanya fic ini sebagai permintaan maaf juga hehehe.
Ne, last word,
Review. ne?
