Nightmare
By LynCliff
Disclaimer : Wonkyu and other isn't mine, this story is mine
-Kesamaan cerita hanya kebetulan, ide murni keluar dari kepala author-
(Tweet Siwon oppa yang author salah gunakan jadi Fanfic :3 Sebenernya ke Yokohama itu untuk Fanmeeting Elf jepang -plak)
Cast :
Choi Siwon
Cho Kyuhyun
Other
Genre : Romance
Rate : T
Warning : Author nubi, BL, YAOI, AU, Alur kecepetan, Kejadian yang author tambahin sendiri, Minim kosa kata korea, Typo dan Miss Typo bertebaran.
A/N : Kenapa Siwon bisa masuk ke kamar Kyu? itu karena Siwon udah minta kunci duplikat ke pihak hotel.
.
"Tunggu aku. Kita akan bersenang-senang bersama."
Pesan terakhir Siwon sebelum pesawat itu lepas landas. Kyuhyun tersenyum sambil meroll naik turun mouse di tangan kanannya, melihat tweet-tweet terbaru kekasihnya di twitter. Siwon sangat perhatian, Siwon tahu kalau Kyu pasti akan kesepian di Jepang. Usai dari US, Siwon rela pergi ke Jepang demi Kyu. Alasannya memang kerja, tapi Kyu tahu modus seorang Siwon. Tidak ada yang lebih indah dari malam ini. Dikunjungi kekasih, eh? Kyuhyun sudah seperti remaja baru pertama jatuh cinta. Pria bermarga Cho itu kembali tersenyum.
Kyu menutup laptopnya. Dia melirik jadwal kegiatannya untuk besok yang dua jam lalu tergeletak di kasurnya. Kyu membaca sambil mendengarkan televisi, iseng-iseng mengisi kesunyian kamar hotel. Berita sama, berisi politik dan selebriti. Kyu tidak menyimak, hanya mendengar Host.
"Sebuah pesawat dikabarkan hilang jejak dari Gimpo-Tokyo . Dikabarkan pesawat hilang jejak 5 menit lalu. Yang paling membuat orang-orang sedih adalah di dalam pesawat itu seorang musisi asal Korea, Choi Siwon ikut menumpang. Dikabarkan musisi itu.."
Eh?
Kyuhyun menurunkan jadwalnya. Dia menatap bingung ke arah televisi kamarnya. Tadi dia salah dengar, kan? Siapa tadi? Musisi asal korea bernama Choi Siwon? Itu bukan Choi Siwon, Wonnie hyungnya, kan? Itu Choi Siwon yang lain, kan? Elak Kyu dalam hati. Layar berubah menjadi foto-foto daftar nama penumpang sebelum pesawat hilang jejak. Kyu mengamati satu persatu. Choi Siwon tertulis di sana. Kyu hampir jantungan, pria itu mendekat ke televisi. Foto-foto kekasihnya sebelum berangkat dari Gimpo ditayangkan. Benar, itu Choi Siwon. Choi Siwon, Wonnie hyungnya.
Cepat-cepat Kyu mencari ponsel yang tadi dia gelatakkan begitu saja di samping bantal. Memencet tombol panggil saat nomor Siwon muncul di layarnya. Kyu mengigit jarinya, sangat cemas. Untuk memastikan kabar itu Kyu harus siap mental. Panggilan belum terjawab. Lama, Kyu berdebar. Benarkah? Benarkah kekasihnya itu hilang di langit sana?
"Ayolah Wonnie, angkat telephonku! Ayo.."
Tuttuttuuuut..
"Argh, Aku lupa! Pasti handphonenya dimatikan!"
Kyu melempar ponselnya ke tempat tidur. Dia mengambil bantal sebagai pelampiasan. Kyu kembali setia untuk melihat televisi. Berita masih seputar hilangnya pesawat yang ditumpangi kekasihnya. Komunikasi terakhir dengan pilot, perkiraan cuaca sebelumnya, keadaan pesawat, semuanya seolah masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Kyu terus berdoa semoga pesawat itu segera ditemukan.
Namun sudah diketahui, bahwa pesawat yang hilang jejak itu,
Kemungkinan ditemukan sangat kecil.
Berita habis, Kyu menunduk. Jari telunjuknya tergerak untuk mematikkan televisi. Angin malam menyeruak masuk ke kamarnya. Tirai hotel sedikit bergerak. Kyu mengigil, namun dia tidak peduli. Masih menunduk, bahu pria itu terlihat bergetar. Satu isakan terdengar. Pipi tembem magnae Super Junior itu memerah, basah. Mata Kyu terpejam erat dibalik lengkungan lengannya sendiri. Bantal hotel menjadi wadah tetesan air matanya.
Isak itu mengeras. Tangis Kyu pecah malam itu juga. Ponselnya menampilkan foto terakhir Siwon di pesawat, Kyu meliirik sebentar, lalu terisak lagi dengan masih memandangi foto itu. Andai foto itu bisa menyampaikan kesedihannya sekarang. Andai dia bisa mengucapkan kata terakhir. Tidak, Kyu tidak ingin ada kata terakhir. Andai saja Siwon tidak nekat menemuinya ke Jepang.
Kyu menyeka air matanya. Kini dia menyesal. Kenapa cinta harus semenyakitkan ini? Mereka masih muda. Menjalin hubungan resmipun belum. Masih untung fans tidak membash mereka saat dia dan Wonnie hyungnya berskinship ria. Kini, orang yang setiap malam Kyu bayangkan sudah tiada. Tambatan hatinya pergi. Wonnie hyungnya hilang di angkasa sana. Kyu kembali menunduk, masih memandang foto Siwon. Air matanya meleleh lagi. Kyu tidak menghapusnya.
"Kyunnie.."
.
Kyu kembali terisak. Dia merasakan fatamorgana. Tidak mungkin Siwon memanggilnya. Dia hanya berhalusinasi.
"Kyunnie.. hei."
Kyu tetap menunduk. Mengacuhkan suara yang memanggilnya lembut.
"Kyu BabyKyu.. Kyunnie."
CUP
Kyu merasakan ciuman lembut di keningnya itu. Tiba-tiba kepalanya pusing. Semuanya menjadi hitam, berputar-putar. Kyu ingin menjerit tapi tidak bisa. Emosinya campur aduk. Sedih menjadi panik. Dunianya seperti terbalik.
"Kyunnie."
"HA!"
"Hei.."
Kyuhyun tersentak. Seseorang memegang bahunya. Dia menengok, lalu menemukan Siwon dengan sebuah jaket yang sama seperti di tweetnya. Pria itu tampak menarik sebuah koper sebelum berdiri di sampingnya. Kyuhyun masih melongo, Siwon menatap Kyu bingung. Dia menyeka jejak air mata di pipi Kyu. Lalu menarik Kyu ke dalam pelukannya.
"Kau kenapa, baby?"
Kyu tidak menjawab. Otaknya sibuk menganalisa semua yang ada di depannya sekarang. Siwon, masih hidup? itu yang saat ini Kyu pikirkan. Merasakan Kyu tidak merespon, Siwon menarik dagu Kyu. Memberikan kekasihnya sebuah ciuman ringan namun memabukkan.
"Kau ini kenapa? Mimpi buruk? Kau tadi menangis, baby. "
"W-Wonnie.."
Siwon kembali memeluk Kyu, pria itu mengelus rambut kecoklatan Kyu sembari menciumi kepala Kyu. Menyesap bau Shampoo khas seorang Cho Kyuhyun.
"Aku di sini, Baby."
"J-Jadi..tadi cuma mimpi?"
"Aku di sini, lihat? Memangnya apa yang kau impikkan?"
Kyu mengangkat wajahnya. Dia melihat Siwon merentangkan kedua tangannya, pose dimana sebuah pelukan gratis selalu Siwon berikan padanya, sebenarnya selalu gratis, si. Wonnie di depannya hidup, berbicara, Kyu bisa merasakan kehangatan tubuh kekar itu tadi. Jadi, yang tadi itu hanya mimpi? Dia mimpi buruk?
"Wonnie!"
Tanpa aba-aba Kyu langsung menghambur ke dalam pelukkan Siwon. Dia memeluk tubuh kekasihnya yang sangat dia takutkan beberapa menit lalu. Dia takut kehilangan Siwon, sangat takut.
"Huaaaa! Tadi aku bermimpi mendengar pesawatmu hilang jejak! Aku sangat takut! Aku takut kehilanganmu! Mimpi itu sangat nyata! Aku hanya bisa menangis! aku belum siap..jika..jika..kau betulan mau meninggalkanku! Aku takut hal itu jadi nyata."
Kyu menenggelamkan hidungnya di dada bidang Siwon. Bau maskulin pria itu tetap memabukkan seperti biasanya. Kyu mulai tenang. Siwon memeluk balik Kyuhyun.
"Sssshht, Aku di sini. Aku masih ada untukmu. Maafkan aku sampai membuatmu menangis. Itu hanya mimpi, Kyunnie."
"Ne, Aku tahu."
"Sudah mendingan?" dirasanya punggung Kyuhyun berhenti bergetar. Nafas magnae itu lebih teratur.
"Um."
"Kan aku bilang supaya menungguku."
"Aku sudah menunggumu huks, kau lama."
"Kalau begitu kita akan bersenang-senang bersama."
"Eh?"
Siwon menyeringai. Kyuhyun sempat bergetar juga mendengar kata ambigu itu, namun memang inilah yang dia tunggu. Kata-kata Siwon sukses membuat Kyu melupakan mimpi buruknya. Siwon masih memeluk Kyu, menunggu persetujuan dari kekasihnya itu. Sedetik kemudian Kyu mendongak, tanda bahwa Siwon mendapat persetujuan.
"Ne, ayo bersenang-senang."
Mimpi buruk apapun, asalkan Kyu menemukan sosok Choi Siwon di sampingnya, seketika itu juga rasa takut pergi dari pikirannya. Siwon memulai, meski tubuhnya agak lelah karena perjalanan Jepang-Korea tadi, namun demi Kyu dia tidak akan membuang waktu seperti ini begitu saja. Aktifitas erotis yang sudah sering mereka lakukan kini mereka lakukan lagi. Namun malam ini sedikit spesial, karena aktifitas ini Kyu terbebas dari mimpi buruknya. Kyuhyun tidur terlelap dalam pelukan kekasihnya. Pelukan itu menjadi tameng Kyu dari ancaman mimpi buruknya. Kyuhyun tersenyum dalam tidurnya, mimpi buruk tergantikan oleh mimpi indah.
The End.
Author tau :3 endingnya rada gaje, tapi hati sudah nekat publish ini fic jadi...ya, begitulah :3
Thanks buat reader yang udah review di fanfic sebelah ^^ sorry banget gak bisa Lyn sebutin satu-satu.
