Shingeki no Kyojin © Hajime Isayama

Warning : AU, Abal, Gaje, typo(s), Garing, OOC (Maybe), Judul gak sesuai sama isi, don't like do't read

.

.

.Rivaille tidak menyukai hari ini. Bukan karena hari ini ia harus lembur atau menandatangani proposal yang menggunung, jujur ia tak keberatan karena itu tugasnya. Tapi rapat, duduk membicarakan hal – hal –yang menurutnya bisa dibicarakan 10 menit- selama berjam – jam? Oh ayolah, bahkan membersihkan seluruh lantai kantornya mungkin lebih baik.

Pria raven itu memicingkan matanya heran. Seharusnya ia masih berkutat dengan kasur empuknya, karena ia telah bersusah payah menyelesaikan pekerjaannya hanya untuk bermalas – malasan hari ini. Bagaimana bisa capten america beralis ulat bulu –yang kebetulan menjadi atasannya- itu repot – repot menjemputnya tadi pagi hanya untuk membahas kerjasama perusahaan?

Rivaille berdecih kesal saat melihat jarum pendek arlojinya bergeser dua angka lebih jauh. Kau tahu, mungkin saat ini kau bisa merasakan aura gelap yang menusuk. Oh jangan lupakan tatapan matanya saat melihat orang – orang berjas itu. Setujui-dan-jangan-protes-aku-ingin-pulang. Begitu kira – kira.

Drrtt.

Diliriknya handphone pintar yang tergeletak di sebelahnya.

1 message recieved

Bocah Jaeger

Wajah muram Rivaille berubah sedikit cerah. Bagaimana tidak? Si bocah yang entah kenapa tiba – tiba berlibur bersama kekasih atasannya itu akhirnya mengirim pesan.

Rivaille – san ingat ini hari apa?

Pria itu mendengus. Pertanyaan macam apa ini?

Hari kamis. Apa kau tidak punya kalender, bocah?

Send.

Tak lama kemudian handphonenya bergetar lagi. Kali ini Rivaille tak bergeming. Negosiasinya lebih penting. Setidaknya begitu jika ia tak mau gajinya dipotong bapak – bapak pedopil rambut klimis.

Rivaille tak banyak bicara. Hanya menggumam semaunya. Tapi entah kenapa mereka setuju dengan penawaran kerjasama.

Luar binasa.

Akhirnya setelah 1 jam dilupakan, handphone itu kembali digenggam hangat oleh pemiliknya. Tidak langsung dimasukkan ke saku jas seperti biasa, tapi setidaknya bisa mengurangi dinginnya pendingin ruangan.

1 message recieved

Bocah Jaeger

Kalau begitu apa Rivaille – san tahu ini tanggal berapa?

Alisnya berkedut. Apa bocah itu tidak bisa bertanya dengan Arlert eh?

26 Februari 2015. Apa kau benar – benar tak tahu ada kalender di handphone mu? Apa gapteknya Irvin menular kepadamu?

Send.

Ia tak habis pikir bocah brunnette itu tak mengerti cara mengoperasikan handphone nya dengan baik. Lalu untuk apa ia membelikan handphone canggih yang mainstream itu? Apa ia masih terlalu polos? Tapi seingatnya ia telah membuat bocah itu tak polos saat usianya 19. You know what i mean.

Sementara itu diseberang sana si bocah eh ralat, pemuda yang sekarang berusia 20 tahun itu mengerucutkan bibirnya.

Seharusnya berpacaran dengan seseorang yang lebih tua itu menguntungkan. Lebih perhatian, lebih pengertian, lebih peka, dan lebih – lebih lainnya. Tapi kenapa kekasih kurang tinggi berwajah temboknya itu tidak peka sama sekali, tidak ada romantis – romantisnya.

Kaa-san, tou-san. Maafkan Eren punya pacar yang terlalu kalem.

Akhirnya si brunette menyerah. Iyain aja lah.

'Oh iya' ketiknya pasrah.

Tanya hari dikira tidak punya kalender.

Tanya tanggal dikira gaptek.

Kokoronya lelah kode – kode. Jadi anak pramuka itu tidak mudah.

"Min, Rivaille – san jaad." Katanya alay.

Sementara sahabatnya –Armin Arlert- hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang susah diartikan. Antara prihatin sahabatnya jadi alay dan tidak terima kekasih tersayang dibilang gaptek.

.

.

Sesampainya dirumah, Rivaille merebahkan badannya disofa. Kerjasama lancar, tapi pantatnya pegal. Semua memang butuh pengorbanan.

Semangat pulang kerumah Rivaille tiba – biba lenyap ketika menyadari bahwa Erennya tak ada di rumah.

'Sudah tidak ada di rumah, mengirim pesan tidak jelas. Maunya apa?' batinnya nelangsa.

Perutnya ingin diisi. Beruntung ia bisa memasak, jomblo 3 tahun memberinya pelajaran, tak baik menggantungkan orang, apa lagi urusan masak memasak.

Akhirnya setelah melihat isi kulkas, Rivaille memutuskan untuk memasak omelet. Maklum kulkas kurang terawat saat Eren berlibur seminggu ini.

Sebenarnya ia bisa menelepon mas – mas mekdi, atau mbak – mbak keefsi. Tapi ia ingin berhemat. Hitung – hitung menabung untuk pernikahannya dengan pemuda dengan iris emerald itu.

Walaupun sebenarnya alasan utama Rivaille adalah masa aktif kartu yang sudah habis karena tidak pernah diisi pulsa. Stt. Tapi jangan bilang siapa – siapa.

Pandangan Rivaille menyapu seluruh bagian dapur. Mengoreksi kalau saja ada debu nakal menempel di perabotnya. Tatapannya terhenti di kalender. Tepat di tanggal 26 Februari, atau hari ini. Kenapa di lingkari merah?

'Pasti ini pekerjaan bocah itu.' Batinnya.

Setelah memastikan omeletnyamatang dan komporya dimatikan, Rivaille memandang kalender itu lebih dekat. Kepo ceritanya.

3rd monthsarry .

Begitu kira – kira.

Ooh jadi ini alasan tanya tanggal dan lain – lain?

Tanpa pikir panjang Rivaille menyambar handphonenya, menelepon Eren tentunya.

Tak lama setelah itu Eren mengangkat telepon.

'moshi moshi?'

"happy 3rd monthsarry. Kenapa tak langsung bilang saja, bocah?"

'eh?'

"kode – kode saja, aku mana tahu?"

'...' eren cengo.

"Ich liebe dich"

'ich liebe dich auch'


a/n

sebenernya ini cerita pengen dipublish tanggal 26 kemarin.

tapi apa daya mata nggak bisa diajak kompromi hikz /curhat/

fic ini didedikasihan untuk samwan's day /ciyee~

mind to review?