Mystery of Game Hotel Asylum 626
.
.
.
Disclaimer:
Saint Seiya Lost Canvas by: Shiori Teshirogi
Mystery of Game Hotel Asylum 626 by: VanillaVania
.
.
Dont Like, Dont Read!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Part 1: The Beginning of the Incident
Matahari sudah terbenam. Para Goldies, Pope, Athena, juga Tenma, Yato dan Yuzuriha sedang berkumpul di kuil Pope untuk makan malam bersama. Apakah semua Goldies berkumpul? Ternyata ada seorang Goldies yang tidak hadir di kuil Pope.
"Shion, Hasgard, Aspros, Defteros, Manigoldo, Regulus… Regulus dimana ya?" Athena Sasha bingung sambil melihat sekeliling.
"Ah iya, pantas saja ada yang kurang." Ujar Shion.
"Sisyphus, kemana keponakanmu itu?" Tanya Manigoldo.
"Ah, kemana ya? Akan kuhubungi Regulus dahulu." Kata Sisyphus mengeluarkan ponselnya lalu mengetikkan nomor keponakannya.
Tut
Tut
Tut
"Tidak diangkat." Sisyphus memasukkan lagi ponselnya.
Ya, para Goldies kita baru saja belajar mengenai teknologi pada zaman inkarnasi mereka. Sehingga mereka dibekali peralatan teknologi termasuk telepon ponsel. Selain itu, di setiap kuil diberi listrik dari zaman inkarnasi mereka oleh Athena Saori.
"Apa perlu aku dan Yato yang menjemputnya?" Tanya Tenma.
"Ya sudah. Jangan lama-lama ya" jawab Sasha
"Iya, jangan lama-lama. Aku sudah lapar."
"Manigoldo!" bentak Pope
Di gelap malam yang hanya diterangi bintang, Tenma dan Yato berjalan menuju ke kuil Leo. Ada perasaan takut juga saat mereka berjalan di kegelapan itu. Akhirnya mereka sampai di kuil Leo dan apa yang mereka temukan? Ya, mereka menemukan sang pemilik kuil Leo sedang bermain laptop. Sebelum masuk ke kuil, Tenma punya rencana untuk mengagetkan Regulus.
"1…2…3…" bisik Tenma kepada Yato. "Dorrrr!" teriak Tenma dan Yato yang secara langsung mengaggetkan teman mereka yang langsung melompat kaget.
Dan tiba-tiba di layar laptop tersebut keluar gambar…
"Waaaa! Hantu!" Tenma, Yato, dan Regulus melompat kaget dan langsung berlari
Sementara itu di tempat Pope…
"Siapa tadi yang berteriak hantu?" Tanya Manigoldo kaget."
"Kalau sudah menyangkut hantu saja, langsung cepat." Kata Albafica dengan suara pelan.
"Seperti teriakkan dari suara si bodoh Tenma." Dengus Manigoldo
"Ehm…" sepertinya Sasha tersinggung karena teman kecilnya dipanggil si bodoh.
"Sepertinya di teriakkan tersebut aku mendengar suara keponakkanku." Kata Sisyphus khawatir
"Waaa…" teriak Tenma, Yato dan Regulus saat sampai di tempat Pope.
"Ada apa? Kenapa muka kalian bisa pucat seperti ini?" Tanya Pope
"Kami melihat hantu." Ujar mereka serempak.
"Hantu?" Pope melirik tajam ke Manigoldo
"Aku? Ada apa denganku? Bukan aku yang melakukannya. Percayalah."
"Hmm… Memangnya kalian melihat hantu itu dimana?" tanya Pope
"Kami melihatnya di sebuah kotak di kuil Regulus." Jawab Yato Polos.
"Itu laptop ku, Yato." Jawab Regulus yang sweatdrop.
Semua Goldies disana langsung sweatdrop juga.
"Baiklah, karena kalian sudah berada disini. Mari kita makan." Sasha tersenyum.
"Makanya kamu jangan bandel, kalau waktunya makan kamu jangan main sendiri. Nanti saja mainnya sesudah makan." Ujar Sisyphus menasehati
"Baiklah." Tenma, Yato, dan Regulus menunduk.
Sesudah makan malam, Regulus langsung berlari menuju kuilnya. Ternyata tenma dan Yato mengikutinya.
"Yah, laptop ku tidak bisa menyala."
"Hantunya sudah hilang, ya?" Tanya Tenma
"Waaa…. Kalian mengikutiku ya?" Tanya Regulus yang setengah kaget.
"Iya, habisnya kami penasaran. Kenapa hantu itu bisa ada di lep… lep… Apa itu namanya."
"Itu namanya laptop, Yato." Jawab Regulus
"Ya, seperti itulah namanya." Kata Yato yang pusing.
"Iya, sebenarnya saat aku dikasih laptop sama Aiolia-san aku menemukan kertas ini. Kertas yang isinya: saat matahari terbenam atau saat jam di laptop menunjukkan jam 06:00 p.m harus membuka alamat web ini." Menunjukkan kertas itu ke Tenma dan Yato. "Tapi, sekarang laptop ku ini tidak bisa menyala lagi. Padahal tadi menyala. Hmm…. Tolong nyalakan lampu. Mungkin baterai laptop ini habis, aku mau mencari chargernya."
"Baiklah." Jawab Tenma dan Yato serempak
Klik
"Oke, sudah kutemukan." Kata Regulus sambil memegang charger
Klik
Klik
Klik
Klik
"Tenma, Yato. Jangan bermain lampu!" bentak Regulus
"Siapa yang bermain lampu? Kami sedang melihat ponselmu." Jawab Tenma
"Ponselnya mirip sekali dengan ponsel Sisyphus-san." Ujar Yato memerhatikan ponsel itu.
Klik
Klik
Regulus melihat kearah stop kontak lampu itu.
"Aneh, Kalian sedang bermain dengan ponselku, lalu siapa yang memainan stop…" perkataan Regulus terpotong
Klik
Klik
Klik
"Hiii… Kuilmu seram sekali…" ujar Yato mendekat ke Tenma
Tiba-tiba dibalik gelapnya kuil Leo, mereka melihat sebuah bayangan dari dalam kamar tidur Regulus. Bayangan dengan postur badan dan wajah yang sama saat mereka melihatnya di laptop Regulus.
"Eh, eh… Siapa itu? Tanya Yato
"Siapa Tenma?" Tanya Regulus yang mencoba mengutak-atik laptopnya
"Hei, siapa kau?" bentak Tenma
Bayangan itu semakin mendekat…
"Itu… Itu… Itu…" Yato gemetar
"Sia…" Regulus kaget melihat sesosok bayangan hitam dan tangannya seperti membawa pisau, dan terdengar tetesan bunyi darah.
"Ha… Ha… Hantu!" ketiganya berteriak histeris dan langsung berlari.
"Regulus, kenapa kau tidak memakai Lightning Plasma mu untuk mengusir hantu itu?" Tanya Tenma yang masih berlari
"Memangnya hantu bisa diusir?" tanya Regulus sambil sweatdrop
"Kata Sasha bisa." ujar Tenma polos.
"Hanya karena Sasha teman masa kecilmu, kau jadi membawa namanya." Jawab Regulus
"Tapi memang benar. Alone juga pernah mencobanya."
"Berhasil?" Yato penasaran
"Aku tidak tahu." Jawab Tenma polos
"Yah, kau tidak usah berbicara kalau tidak tahu!" Regulus cemberut
"Huh" Yato dan Regulus cemberut
"Hahahaha… Maaf, maaf…"Jawab Tenma yang tertawa
"Tapi, mungkin saja hantu bisa diusir oleh Lightning Plasma mu." Kata Yato
"Kau serius?"
"Kita belum tahu kalau belum mencoba" seru Tenma
"Benar juga ya"
"Kau mau mencobanya?" tanya Tenma dan Yato
"Mau sih…"
"Kalau begitu, ayo kita balik lagi dan mencobanya."Jawab Yato dan Tenma semangat.
"Ah, kalau begitu caranya aku tidak mau. Kau sendiri kenapa tidak memakai Meteor Pegasus mu?"tanya Regulus
"Aku takut."jawab Tenma memainkan jarinya
"Kalau begitu kita impas. Karena sama-sama takut."seru Regulus
Mereka berlari di sepanjang tangga itu. Malam tanpa bulan purnama membuat suasana semakin mencekam di sekitarnya. Pohon-pohon yang daunnya sudah berguguran membuat bayangan seperti monster berjari dan berkuku panjang yang siap menerkam dan memakan mereka kapan saja.
Srek srek
"Tenma, kau dengar itu?"tanya Yato yang masih berlari dengan Tenma dan Regulus
"Dengar apa?"
Srek srek
"T..t..te…ten..ten…Tenma…"
"Yato, kenapa bicara mu menjadi tidak lancar?" tanya Tenma sambil sweatdrop
Srek srek
"Tenmaaa…" Regulus berteriak yang membuat ketiganya berhenti berlari
"Hiaaattt!" Tenma mengeluarkan kuda-kudanya
Srekkkk
"Waaaaa…"teriak ketiganya
Kwokkk
"Yah, hanya kodok!" Yato sweatdrop
"Aku kira hantu." Regulus sweatdrop
"Kalian jangan berpikiran aneh-aneh. Kamu juga Regulus. Jangan terlalu takut sama hantu itu."
"Siapa yang terlalu takut?" Jawab Regulus
"Keringat dingin di dahimu tidak pernah bohong."Tenma menunjuk keringat di dahinya.
"Hehehe…"Regulus terkekeh.
"Kalian ini sih terlalu takut. Aku tidak pernah takut pada apapun. Termasuk Hades." Kata Tenma sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.
Tiba-tiba sesosok hitam besar berada di belakang Saint Pegasus itu.
"Te… Tenma… I… Itu…" Yato dan Regulus pucat menunjuk kebelakang Tenma
"Apalagi? Kalian ini…"
"Kau yakin tidak takut pada apapun?"Tanya Yato dan Regulus
"A..ah..?" Tenma pelan-pelan memutar kepala dan badannya melihat apa yang ada dibelakang.
"Waaaa!" teriak mereka serempak
"Apa-apaan kalian ini? Sedang apa kalian? Meneriaki orang secara tiba-tiba" ternyata sosok hitam besar itu adalah Kardia.
"Kardia-san!"seru mereka beramai-ramai
"Iya, memang aku Kardia, kau kira aku ini apa?"tanya Kardia dengan nada tidak senang
"Hantu."jawab Yato, Tenma dan Regulus dengan muka polos
"Enak saja kalian ini!"Kardia menghela nafasnya
"Hehehe..." Mereka tertawa kecil.
"Kardia-san sedang apa disini?" Tanya Regulus
"Sedang apa? Kalian pikir aku sedang apa?"Kardia balik nanya
"Sedang menghirup udara segar."Jawab Tenma polos.
"Haduh." Kardia menepuk kening nya. "Aku itu tadi melihat seorang wanita memegang pisau yang ada darahnya, lalu aku mencoba mengejarnya. Akhirnya aku kehilangan jejaknya dan menemukan kalian."
"Kardia-san melihatnya juga?"Tanya Regulus
"Melihat apa? Wanita dengan pisau itu?" Tanya Yato
" Iya."Jawab Kardia
"Dimana? Kapan?"Tanya Tenma
"Di depan kuilku. Sepertinya sudah agak lama. Memangnya kenapa?"
"Ah, tadi kami juga melihat wanita itu di kuil Regulus. Mungkin waktunya sama sepeti saat kau melihatnya." Ujar Tenma
"Ah, kalian tidak sedang bercanda kan?"
"Buat apa kami bercanda?"jawab mereka serempak
"Waaaaaaa…." Terdengar teriakkan dari bawah tangga
"Seperti suara Aspros dan Defteros."ujar Kardia yang menggaruk telinganya.
Tap tap tap tap tap
"Hahh, hahh, hahh…" Aspros dan Defteros berhenti berlari di depan Kardia, Tenma, Regulus, dan Yato
"Aspros, Defteros, kalian kenapa? Muka kalian pucat sekali." Tanya Kardia
"Aku melihat seorang ga…" Perkataan Aspros terpotong.
"Dia bukan gadis, Aspros. Dia hantu. Kakinya melayang di udara." Jawab Defteros.
"Tapi dia gadis, buktinya kita bisa pegang." Aspros membela diri
"Tapi saat kau memakai Galaxian Explosion, serangan itu malah menembus badannya. Dan dia tidak terluka sama sekali." Kata Defteros
"Tapi dia itu…"
"Sudahlah, begini saja. Kalau dia bukan hantu, kenapa kau mengajakku untuk lari?" Tanya Defteros
"Karena aku takut kita akan diserang." Jawab Aspros
"Diserang bagaimana? Bukannya kau selalu membalas serangannya kalau dari musuh, terlebih lagi jika musuh itu manusia?"
"Tapi kondisi sekarang berbeda." Aspros membela diri
"Itu berarti kau mengakui kalau dia itu hantu."
"Ah, aku menyerah. Iya, mungkin dia hantu!"
"Sudah, sudah… Kalian ini tidak di kuil, tidak dimana-mana selalu bertengkar." Seru Tenma
"Iya, Tidak bisakah kalian rukun sehari saja?" Tanya Kardia kepada si kembar
"Tidak!" jawab sikembar serempak
"Haduh…" Yato, Regulus, Tenma, dan Kardia Face Palm serempak
"Eh, kalian merasa ada yang aneh?" Tanya Regulus
"Aneh?" Aspros balik nanya.
"Ah iya aneh. Makan malam tadi aneh. Salad nya pahit di mulutku" Jawab Defteros
"Defteros, yang aneh bukan itu. Yang aneh Sanctuary kita tidak punya lampu taman." Ujar Aspros
"Daridulu kan memang tidak ada lampu taman?"Tanya Defteros lagi
"Aku tidak tahu… Hehehe"
"Kamu cari ribut sama aku?" Tantang Defteros
"Kamu yang cari ribut duluan. Aku naik darah nih" Kata Aspros yang memang daritadi sudah naik darah.
"Sudahlah, kalian ini! Baru beberapa detik saja sudah bertengkar lagi. Hobi ya?" Kardia melerai si kembar itu.
"Iya!" jawab si kembar serempak
"Haduh…" Yato, Regulus, Tenma, dan Kardia Face Palm serempak lagi
"Bukan itu, maksudku aneh nya itu, disaat bersamaan kita bisa bertemu hantu perempuan itu." kata Regulus dengan muka pucat.
"Ah, iya benar juga kata Regulus. Kita bertemu hantu itu secara bersamaan." Ujar Kardia yang mukanya tiba-tiba memucat.
"Aku juga merasa aneh terhadap hal itu." Aspros memucat.
"Tapi, apa itu hantu?" Tanya Yato yang memucat mukanya
"Hahaha… Kau yang berteriak hantu, kau yang meragukan itu hantu atau bukan." Tenma tertawa, tetapi mukanya memucat.
"Mungkin dia bukan hantu." Defteros memucat juga.
"Ta… Tapi… Hantu itu kenapa bisa... Bisa… bisa…"
"Bisa apa, Tenma?" Tanya Tenma
"Bisa… Bisa… Bisa itu lho…"
"Bisa apa?!" Tanya mereka yang mulai marah."
"Bisa menampakkan dirinya dihadapan kita semua!" Tenma berteriak
"Hey!" teriak seseorang dari belakang
"Manigoldo!" Jawab mereka serempak
"Berisik sekali kalian! Ini sudah malam!" Bentak Manigoldo
"Manigoldo, kau dari mana?" Tanya Kardia
"Aku baru saja dari kuil Albafica. Kalian ini sedang apa di depan kuil Scorpio beramai-ramai seperti ini? Dan menghalangi jalanku?"
"Ahh…"
"Kenapa, Yato? Ada yang salah?" Tanya Manigoldo
"Ah… Itu…" Wajah Yato memucat
"Ada hantu!" Regulus setengah teriak
"Hantu? Hahahahaha… Mana mungkin ada?" Manigoldo tertawa
"Tapi kami melihatnya sendiri tadi." Jawab Tenma dengan muka polos (lagi)
"Iya, kami melihatnya secara bersamaan." Jawab Aspros dan Kardia serempak
"Hei, Aspros, Kardia, sejak kapan kalian menjadi penakut begitu hanya karena hantu atau ilusinasi kalian?"
"Kami tidak takut, hanya saja itu mengganggu." Defteros membela Kardia dan Aspros
"Kau memang adik yang baik, Defteros. Selalu membela kakakmu. Hahahaha… Mungkin kalian cuma berhalusinasi? Atau kalian kurang tidur?" Manigoldo tertawa (lagi)
"Ah? Sepertinya kami tidak berhalusinasi." Ujar Kardia yang bingung
"Atau mungkin ini ulahmu yang ingin membuat kami takut, heh? Manigoldo?" kata Aspros
"Aku? Mana mungkin aku melakukannya? Buat apa aku membuat kalian takut"
Tap, tap, tap
"Eh? Suara apa lagi itu?" Tanya Kardia yang kesal karena daritadi suasana dibuat mencekam
Tiba-tiba mereka melihat bayangan yang sepertinya bayangan itu dari sesuatu dibelakang mereka.
"Kakak, itu apa?" Tanya Defteros yang langsung mendekat ke Aspros.
"Eh, tumben sekali kau memanggilku kakak?" Aspros terkekeh pelan
"Bukan itu masalahnya sekarang, lihat bayangan hitam itu." Defteros menunjuk bayangan hitam yang ada di depan mereka sekarang.
"Yato, Regulus, bagaimana kita melihat ke belakang bersama-sama, jadi kalau takut juga bersama-sama." Usul Tenma berbisik bisik
"Usul yang bagus Tenma. Oke, aku akan memberitahu yang lain juga." Regulus setuju dan langsung membisikkan usul Tenma
"Kardia-san, Aspros-san, Defteros-san, Manigoldo-san. Bagaimana kita melihat ke belakang bersama-sama, jadi kalau takut juga bersama-sama." Regulus berbisik kepada senior mereka
"Ah, boleh juga usul si Regulus ini. " Manigoldo setuju
"Hmm… Oke." Kardia setuju
"Oke." Defteros setuju
"Hmm…" Aspros berdeham setuju
"Baiklah, aku hitung ya, kalau aku bilang "OKE!" semua melihat kebelakang!" ujar Tenma semangat.
"1…
2…
3…
OKE!" mereka akhirnya menghadap kebelakang dan…
Siiingggg…
Krik
Krik
Angin malam yang dingin berhembus sehingga pohon-pohon disekitar bergoyang dan membuat suasana sekeliling semakin mencekam. Disaat itu juga saat mereka menghadap ke belakang dan melihat apa yang ada dibelakangnya… Dan…
"Waaaa…" teriak Kardia, Aspros, Defteros dan Manigoldo bersamaan.
"Ahhhhhh… Hantunya besar sekali…" Regulus, Tenma dan Yato langsung jatuh terduduk.
"Ehmm…" sesosok bayangan besar itu maju satu langkah.
"Pak Tua?" Manigoldo kaget.
"Pope?" ujar Kardia, Aspros, Defteros, Regulus, Yato dan Tenma bersamaan.
"Iya. Kalian sedang apa malam-malam membuat keributan disini? Athena-sama sedang tidur. Dan kau Manigoldo, bukankah aku menyuruhmu menemuiku sesudah makan malam?"
"Ah, iya, aku lupa. Tadi aku habis dari kuil Albafica."
"Tadi kami melihat hantu." Seru Regulus
"Iya, kami melihat dalam waktu yang bersamaan." Tenma semangat.
"Kamu kok malah semangat sih?" tanya Yato
"Oh iya, ya. Hehehe…" Tenma terkekeh kecil
"Kalian tidak sedang membual kan?" Tanya Pope ragu
"Bagaimana mungkin kami bisa membual di saat seperti ini?"
"Hmmm…" sepertinya muka Pope menunjukkan kalau dia tahu sesuatu. "Mungkin kalian lelah. Kalian butuh istirahat. Kembalilah ke kuil masing-masing dan istirahatlah."
"Ba… Baik." Ujar mereka serempak dan langsung berjalan ke kuil masing-masing.
"Manigoldo…" ujar Pope pergi ke kuilnya.
"Ahh… Iya, iya…" Manigoldo mengikuti Pope.
Mereka pun pulang ke kuil masing-masing, kecuali Manigoldo yang harus membicarakan sesuatu bersama Pope dan Tenma dan Yato, mereka tidak kembali, Regulus mengajak mereka menginap di kuilnya dengan alasan ingin membuat Pajamas Party, padahal Regulus takut tidur sendirian akibat peristiwa tadi.
TBC~
Gomenne minna, Fic ini yang sebelumnya kehapus TTwTT
Author banyak kerjaan, yah gak banyak juga. Tergantung mood nya juga sih. Hehehe ^^v
Minta Kritik dan saran ya / di review. Maklum masih pemula *bows*
Arigatou readers ^_^)
