Chapter: 1/?
Pairings: Sichul (main), Kangteuk (side)
Music: Super Junior - Happiness


.

Seoul, Korsel, 15.00 P. M..

Namaku Kim Heechul. Umurku 19 tahun.

Aku mempunyai kakak laki-laki bernama Kim Youngwoon alias Kangin. Orang tuaku sudah tidak ada. Mereka kecelakaan mobil 2 tahun yang lalu.

Sekarang aku berada di sebuah apartemen besar di pinggiran Kota Seoul. Sebenarnya aku kesini karena disuruh kakakku. Katanya dia sudah mempunyai pacar baru dan mengundangku untuk ke apartemen pacarnya.

Sayangnya.. AKU TERSESAT...

"Duhh.. kok apartemen pacar kakak besar banget sih? jadi tersesat deh.. uhh..."

Aku melihat orang-orang sekitarku. Tak ada satu pun yang bisa kuminta tolong.

BRUK!

"Aduh! kalau jalan pake mata dong! nggak punya ma.."

Kalimatku terputus.

OMG! ganteng banget nih orang! mungkin bisa ngalahin Justin Bieber atau David Archuletta.

"Ah.. maaf saya lagi terburu-buru, kamu tak apa-apa?"

"Ah.. ng.. nggak apa-apa kok. Harusnya aku yang minta maaf."

"Oh.. kalau begitu baguslah."

Dia tersenyum. Menampilkan kedua lesung pipinya.

Aku yakin kalau sekarang ada teman-teman cewekku, mereka pasti langsung tewas sekarang. Nggak usah jauh-jauh deh, aku sendiri juga pasti pingsan sekarang.

"Ya sudah, aku duluan ya, daa.."

"Ah! tung.."

Sebelum aku menyelesaikan kata-kataku, dia sudah pergi jauh.

Siapa ya dia? belum sempat aku tanya namanya, dia udah pergi jauh. Mungkin lagi ada urusan penting.

Aku mengingat-ngingat lagi mukanya. Mukanya yang sempurna, putih, badanya yang tinggi, berbentuk..

'Meong meong!'

"Aduh! siapa sih yang nelpon! ganggu orang ngayal aja."

Pip!

"Halo Heechul, kamu dimana? kok lama banget sih? kakak udah nungguin dari tadi. Jangan bilang kamu tersesat."

"Ah! maaf hyung, tadi aku ada urusan sebentar sama temanku jadi telat deh, hehe.. sebentar lagi aku kesana hyung. Daa.."

Pip!

Dengan cepat, aku pencet tombol naik yang berada di sebelah pintu lift. Butuh waktu 5 menit untuk menunggu. Pintu lift akhirnya terbuka dan untunglah nggak ada siapa-siapa di dalamnya.

Aku pencet tombol yang menunjukkan lantai 5. Sambil menunggu, aku ambil HPku dan headsetku. Akhir-akhir ini aku sedang suka dengerin lagunya Westlife, hehe.

Pintu lift terbuka. Refleks aku keluar dari lift tersebut dan mencari kamar yang bernomer '223'.

"Dimana ya kamarnya? ah! ketemu!"

TING TONG!

"Ah! Heechul! ayo masuk. Dari mana saja kamu? lama banget."

"Abis apartemen pacar kakak besar banget sih. Jadi lama kesininya, hehe."

"Haha.. masa sih? oia Heechul kenalin, pacar kakak, namanya Park Jungsu."

"Hai, salam kenal. Kamu adiknya Kangin ya? cantik banget. Cowok or cewek?"

"Haha.. tentu saja aku cowok kak. Kakak juga kalau diperhatikan baik-baik mirip cewek."

"Haha.. masa sih? aku cowok tulen tau. Panggil aku Leeteuk aja ya, supaya akrab hehe."

"Sip. Kakak juga panggil aku Heechul aja."

"Sip bos, hehe."

Tanpa sadar, aku sudah mulai akrab dengan pacar kakakku. Kuakui secara fisik, dia orangnya putih, lumayan tinggi dan keren. Kalau dari sifatnya, dia orangnya baik dan friendly. Aku senang kakakku bisa mendapatkan pacar seperti dia.

"Haha.. sepertinya kamu bisa akrab ya sama pacar kakak. Oia gimana kuliahmu? lancar?"

"Ya.. gitu deh. Hehe.."

"Heechul, Heechul, kakak tau kok nilai kamu sekarang merosot. Kenapa nilaimu buruk sekali Heechul?"

"Huh! aku udah berusaha tau kak! otakku saja yang bego."

"Hush! nggak boleh ngomong gitu. Ya sudahlah kakak ngerti. Ntar kakak ajarin, ok?"

"Hehe.. ok deh bos. Kalau sama kakak kan enak daripada sama guruku yang super judes itu, iuuhh... malas bangettt.."

"Haha.. jangan gitu. Bagaimanapun juga dia gurumu. Kamu harus tetap hormat sama dia."

"Ya, ya."

Kakakku adalah guru di sebuah SMA elit di Seoul. IQnya 140. Pernah mendapat beasiswa sekolah ke Jerman dan Kanada.

Beda sekali denganku. Yang bisa kubanggakan dari diriku hanyalah tampangku yang bisa dibilang cantik banget dan mirip banget kayak cewek. IQku pas-pasan. Tak pernah mendapat prestasi apapun.

Meski begitu, kakakku selalu baik kepadaku. Tak pernah sekalipun dia membentakku atau menamparku. Kalau pun aku ada salah dengan kakakku, mungkin dia hanya menasihatiku, seperti tadi.

"Tapi, sebelum belajar, kalian harus makan dulu masakanku. Kamu juga pasti lapar kan Heechul."

"Haha.. hyung tau aja. Perutku emang keroncongan dari tadi."

"Heechul, asal kamu tau aja, pacar tersayang kakak ini masakanya paling top sekorea, wkwk.."

"Haha.. bisa aja kamu Kangin. Ya sudah kamu makan sana sama Heechul, udah aku siapin tuh di meja makan."

Tanpa aba-aba, aku dan kakakku langsung ngacir ke meja makan. Leeteuk yang melihat kami hanya menggeleng-geleng kepala.

Ternyata emang benar kata kakakku. Masakan Leeteuk enak banget! malah mungkin bisa ngalahin masakan restoran perancis berbintang lima atau restoran mewah manapun.

Dengan lahap, aku habiskan semua makanan yang tersedia. Sempat juga aku berebutan makanan dengan Kangin, tapi tetap saja aku yang menang, wkwk.

"Oia Heechul, kamu mau nggak guru privat?"

Tanpa sadar, aku berhenti makan.

"Ha? guru privat?"

"Ya, kebetulan apartemenya juga disini dan dia kebetulan punya waktu senggang buat ngajarin kamu. Tenang saja, orangnya baik kok, ganteng lagi, wkwk."

"Hm.. gimana ya kak? aku pikir-pikir dulu ya kak. Soalnya aku kan juga ada kegiatan basket di kuliah."

"Ya terserah kamu, tapi kakak yakin kamu pasti nyesel kalau nolak, wkwk."

Aku terdiam. Bingung mau menerima tawaran kakakku ini atau tidak.

"Orangnya cakep banget loh, mirip sama idolamu, Bryan 'Westlife'."

DEG!

Waduh! kayaknya aku nggak bisa nolak nih...

.

.

Apartemen Leeteuk, 16.30 P. M..

Hari sudah sore. Cuaca di luar apartemen terlihat agak mendung.

Aku sedang tidur-tiduran di kamarku sekarang. Sebetulnya ini kamar Kangin, cuman kata Kangin kamar ini untukku selama aku menginap disini. Sedangkan kamar Kangin sekarang tepat berada di sebelah kamarku ini.

Kangin dan Leeteuk sedang kencan sekarang. Huh! jahat sekali mereka! meninggalkanku sendirian disini. Sebenarnya sempat aku larang, cuman entah kenapa begitu melihat 'puppy eyes' Leeteuk, aku langsung berubah pikiran.

Aku baru sadar kalau aku telah ditipu oleh Leeteuk! dan sekarang disinilah aku, sendirian, di sebuah apartemen besar.

Kata Kangin, aku disuruh menunggu disini. Guru privat yang ditawarkan Kangin kemarin ternyata sudah dibayar dan dia akan datang sebentar lagi. Padahal baru kusetujui kemarin.

TING TONG!

"Ya.. sebentar."

Dengan gontai, aku bangun dari tempat tidurku, menuju ke arah pintu apartemen Leeteuk.

Aku tercenang. Bilang ini mimpi...

"Loh? kamu kan yang tadi siang nggak sengaja kutabrak. Ternyata kamu ya yang minta les privat?"

"Eh.. ah.. i.. iya, oia, masuk dulu."

"Makasih."

Dia tersenyum. Senyum yang sama seperti waktu tabrakan tadi. Plus lesung pipinya yang tadi bikin aku tewas.

Badanku bagai mayat hidup sekarang, alias kayak mumi. Tanganku bergetar hebat. Keringatku tak henti-hentinya keluar dari dalam tubuhku. Mungkin kalau Kangin melihatku sekarang, pasti dia akan tertawa terbahak-bahak sekarang.

"Oia, kenalin dulu, namaku Choi Siwon. Tapi kamu bisa memanggilku Siwon. Salam kenal ya. Aku guru privatmu yang kemarin sudah dibayar oleh kakakmu."

"Namaku Kim Heechul. Kamu bisa panggil aku Heechul. Sa.. salam kenal."

Refleks kusodorkan tanganku ke arahnya. Bisa kurasakan tanganku bergetar hebat sekarang. Mungkin aku dianggap aneh sekarang.

Tak ada tanggapan. Kulihat dia hanya tersenyum atau mungkin bisa dibilang nyegir ke arahku. Mukaku merah padam. Sumpah ini orang cakep banget! ngalahin Bryan 'Westlife', idolaku yang paling cakep bagiku!

"Ma.. maaf.. apa ada yang aneh denganku?"

"Ah.. tidak kok. Aku hanya bingung, kakakmu bilang kamu cowok, tapi kulihat aslinya cewek kok, mana cantik banget malah."

Mukaku memerah lagi. Sumpah kalau ada kakakku nih sekarang, dia pasti akan terbahak-bahak banget, sampai-sampai bumi berguncang hebat(?).

"Aku tuh sebenarnya cowok. Semua orang pasti nyangka aku cewek."

"Owh.. hha.. ya sudah kita mulai belajarnya ya."

Aku mengangguk. Sebenarnya aku mau bertanya lebih jauh tentang dia, tapi ntar mungkin aku akan dianggap aneh sama dia.

Dia memberiku buku kecil. Ugh! kamus matematika! pelajaran yang sangat kubenci! tapi anehnya malah kuterima *masa ditolak!

Pelajaran kami mulai dengan pelajaran matematika. Aku senang dengan cara ngajarnya yang jelas. Dia juga sabar mengajariku. Sesekali dia tertawa melihat kebodohanku ketika menghitung persamaan yang rumit.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 6 sore. Langit mulai agak gelap.

"Wah.. udah jam 6 nih. Nggak terasa ya udah satu setengah jam. Oia mana kakakmu?"

"Dia lagi pergi sama pacarnya. Emang ada apa? ada pesan untuk kakakku?"

"Nggak kok, haha. Cuma nanya aja. Pantas sepi."

'Aneh. Ada urusan apa dia dengan kakakku?'

TING TONG!

"Ah! pasti itu kakak, sebentar ya."

"Ya."

'Duh! senyum itu lagi! ingin rasanya aku tetap disini dan memandang terus senyumnya..'

"Hai Heechul, maaf kami lama. Gurunya udah datang belum?"

"Udah kak. Tuh di ruang TV."

Dengan cuek, kakakku langsung pergi menuju arah ruang TV. Bisa kulihat Siwon tersenyum ke arah Kangin dan tentunya Kangin membalas senyumanya. Hei! ada apa nih! kok kayak udah kenal lama!

"Hai Siwon, maaf ya aku lama. Leeteuk nih biasa, belanja."

"Haha.. gpp kok. Santai aja. Oia kamu udah jelasin ke Heechul soal pertunangan itu?"

"Oia! hehe, mian hyung. Lupa."

"Huft. Capek deh. Kamu jelasin deh sekarang, daripada lupa ntar."

Kangin nyengir geje.

Tiba-tiba, kurasakan atmosfer di ruangan ini mulai serius. Pertunangan! siapa dengan siapa? kok kakak nggak bilang apa-apa sama aku?

"Heechul, kenalkan, ini Choi Siwon, tunanganmu."

Bisa kurasakan bumi bergetar hebat sekarang.

"Sebenarnya kalian sudah dijodohkan sejak umurmu 2 tahun."

Bukan bumi saja yang bergetar hebat sekarang, gunung pun juga ikut meletus sekarang.

"Mungkin kamu kaget mendengarnya. Tapi kakak harus bilang perjodohan ini ke kamu secepatnya. Orang tua Siwon juga bilang gitu."

Perang Dunia ke 3 telah dimulai sekarang.

"Hei Heechul, kok kamu bengong sih? kamu dengerin ucapanku kan?"

"Ah.. i.. iya hyung. Aku denger kok. Hyung kok baru bilang sekarang tentang pertunangan ini?"

"Maaf. Takutnya kamu nggak siap dengernya. Jadi baru sekarang deh hyung beritahu ke kamu tentang pertunangan ini."

Aku hanya bisa diam sekarang. Tidak percaya dengan semua kata kakakku barusan.

"Heechul, mulai hari ini kamu akan tinggal dengan Siwon. Siwon, jaga adikku baik-baik ya."

"Ya, hyung, pasti."

APA!

Ingin rasanya sekarang aku bangun dari mimpi anehku ini.

"Heechul, kok bengong terus sih? sana beresin dulu barang-barangmu. Siwon akan membantumu."

Mimpi macam apa ini! Kangin bilang aku sudah ditunangkan, lalu dia suruh aku beres-beres sekarang..

Sumpah ini mimpi nggak lucu sama sekali..!

.

.

Tbc-