TITLE : REGRET
AUTHOR : TIAN YERIN a.k.a Wulan Titin
PAIRING :
* KIM TAEHYUNG
* JEON JUNGKOOK
RATED : T+
GENRE : HURT , ANGST
Happy Reading
.
.
.
[Jungkook POV]
Hai! Namaku Jeon Jungkook! Atau akrab dipanggil Kookie! Sekarang aku sedang duduk sembari menatapi layar HP ku. Heum, apa ada pesan masuk darinya? Ya, mulai beberapa hari lalu aku selalu fokus pada HP ku hanya sekedar memastikan apakah dirinya mengirimiku sms atau tidak. Kalian mau tahu namanya? Heum, Kim Tae Hyung. Ia asli orang Korea sama seperti ku namun kini sedang melanjutkan studi di Jepang sedangkan aku di Busan. Maka dari itu kami hanya bisa bertukar kata lewat sms. Tiap kali ingin ku telepon, ia selalu berkata 'nanti saja' atau 'malam saja'. Ya, aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Padahal aku hanya ingin tahu bagaimana suaranya. Aku penasaran, kerap kali ku katakan padanya bahwa aku rindu dirinya dan aku ingin sekali mendengar suaranya. Tapi semua itu runtuh karena alasannya tadi.
Haah.. Entahlah , aku tidak tahu apa yang terjadi pada ku. Aku namja dia pun sama. Awalnya aku mengenalnya hanya sebatas teman di dunia maya. Entah kenapa, sekarang kami sudah saling mengenal begitu jauh. Aku sangat menyayangi TaeTae hyung. Itu panggilan sayang ku untuknya. Rasanya aku ingin sekali pergi kesana kalau saja aku tidak ingat akan kondisi 'l000 wajah' ku ini. Tubuhku memang sangat rentan. Terpapar cahaya atau bergerak terlalu banyak bisa membuat kondisi ku menurun. Oleh karena itu, niat ku untuk pergi kesana harus ku buang jauh jauh.
[Normal POV]
Tampak seorang namja manis berkulit cerah sedang duduk bersandar di kepala kasurnya. Meluruskan tulang punggung yang nampaknya sudah sangat sulit digerakkan. Namja yang akrab di panggil Kookie ini sesekali menatap keluar jendela kamarnya , bergantian pula ia menatap layar HP nya.
Drrt.. Drrt..
Kookie menatap layar HP nya, kemudian membuka sms yang baru saja masuk dengan bibir tersenyum manis.
From : TaeTae
~ Kookie.. Sedang apa? Sudah sarapan?
Kookie membalas dengan cepat sms dari Taehyung. Dengan senyum yang masih tersungging di bibir ranumnya yang kian memucat.
To : TaeTae
~Kookie masih di atas kasur. Kookie tidak lapar hyung
SENT
Kookie memainkan jarinya sembari menunggu balasan dari TaeTae nya. Sudah hampir 30 menit, tapi Taehyung tidak kunjung membalas pesannya. Ntah kenapa Kookie merasa kecewa. Ia merasa tidak ada satu pun yang menemaninya kala itu.
Kookie mendekati jendela dan menatap cuaca cerah dengan sinar matahari yang begitu terik. Didalam hatinya ia sangat ingin keluar kesana dan bermain bersama teman-teman sebagaimana apa yang anak seusianya lakukan. Tapi itu tidak mungkin. Karena cahaya matahari adalah sesuatu yang buruk untuknya.
.
.
.
TOK TOK TOK
CKLEK
Seorang wanita paruh baya yang masih tampak cantik memasuki ruangan disana dengan tangan yang membawa nampan berisi menu sehari-hari yang biasa Kookie makan.
"Jungkookie.. Eomma bawakan bubur. Ayo makan dulu, lalu minum obat mu"
"Aah eomma… Nanti Kookie akan makan bubur itu sendiri"
"Sekarang Jungkookie bukan nanti"
"Sekarang Kookie tidak lapar eomma"
"Haah, tapi kau janji jika jam 10 nanti bubur ini harus sudah habis"
"Haha, iya eomma.. Pasti habis!"
"Kau selalu mengatakan itu, tapi tidak dengan kenyataannya"
Kookie terkekeh dihadapan sang ibu. Matanya menyipit dan gigi kelincinya terekspos dengan sangat lucu.
"Ya sudah, eomma keluar dulu ya. Kalau ada apa apa, pencet bel saja atau telepon eomma"
"Sip eomma..."
Ibu dari Kookie ini menatap putra semata wayangnya dengan tatapan penuh kasih sayang. Membelai lembut surai legam anaknya sejenak. Kemudian ia beranjak keluar kamar Kookie dengan senyum cantiknya.
Selepas eomma-nya meninggalkan kamarnya, Kookie kembali menatap layar HP nya penuh harap. Ia membuka kotak pesannya dan mulai mengetikkan sesuatu pada layar HP nya.
To : TaeTae
~Hyungie kemana? Kookie kesepian disini sendiri.
SENT
Jam berdenting perlahan, bergeser detik dan berganti menit demi menit. Waktu sudah terulur selama satu jam. Masih tak ada balasan dari Taehyung dan Kookie mulai merasa benar benar sedih. Lalu Kookie memutuskan untuk tidur tanpa memakan buburnya terlebih dahulu. Ia melupakan janjinya pada sang ibu.
.
.
.
Hari demi hari kini selalu Kookie hadapi dengan lebih banyak senyuman karena sekarang ia mempunyai tambahan semangat dari seseorang, yaitu Taehyung. Kookie mampu menjalani harinya karena Taehyung. Tapi setelah Kookie tersenyum bagai malaikat, ia selalu menunjukkan gurat sedih lewat pancaran mata teduhnya. Itu semua karena sms yang Kookie kirim tak kunjung mendapat balasan dari Taehyung, satu satunya orang yang bisa membuat semangat hidup Kookie bangkit lagi.
Sudah beberapa minggu ini ia tidak mendapat kabar dari TaeTae nya. Sudah berkali kali ia mencoba mengiriminya sms bahkan telepon. Tapi itu semua selalu di abaikan oleh Taehyung.
Lambat laun Kookie mulai kembali ke pribadinya yang lama. Menjadi tertutup atau biasa disebut Introvert. Tidak ada lagi Kookie yang tersenyum atau pun Kookie yang selalu bersenda gurau dengan sang eomma. Ia kini lebih suka menghabiskan waktunya dengan menatap jam di kamarnya dan membiarkan HP nya tergeletak di meja kamarnya. Ia menulikan pendengarannya pada siapa pun yang masuk ke kamarnya, siapa pun yang mengajaknya berkomunikasi. Ia hanya akan menatap jam dinding dengan diam.
Saat hujan tiba, ia merasa senang, ia langsung membuka jendela dan duduk menatap turunnya hujan dari dalam kamarnya. Walaupun ia tahu hal tersebut sangat menyiksa tubuhnya, ia tak peduli. Ia hanya ingin dapat merasakan tajamnya udara dingin yang menusuk kulitnya.
.
.
.
Kookie berjalan kearah kamar mandi. Ia melenggang masuk lalu menutup pintu itu tanpa menguncinya. Ia memposisikan dirinya didepan kaca lalu membuka baju seragamnya. Ia menatap dirinya yang kian kurus. Ada banyak ruam yang terlukis ditubuhnya.
Kookie meraba wajahnya. Bintik-bintik merah yang membuat wajahnya tak lagi menarik. Lambang yang seperti kupu-kupu ini membuatnya malu bahkan hanya untuk keluar kamarnya.
Cukup lama ia merenung didepan kaca. Mengamati pantulan tubuhnya yang sangat jauh berbeda dengan 4 tahun yang lalu. Ia mengamit kembali seragamnya dan memakainya lagi. Tak lama setelah rapi ia membuka knop itu.
Kookie berlajan menjauhi kamar mandi dan mendudukkan dirinya kembali di atas kasur. Dengan gerakan perlahan , ia mulai mengetik sesuatu di layar HP nya.
To : TaeTae
~Hyung, apa kabar? Hyungie dimana? TaeTae hyung, Kookie mau telepon hyung bisa?
SENT
Kookie meletakkan kembali HP nya di atas meja dan menatap jam dikamarnya. Beberapa menit ia terhanyut dalam keheningan sesaat.
Drrt.. Drrt..
Kookie terlonjak kaget karena HP nya berdering tanda masuk sms. Ia memasang senyum manisnya saat mengetahui bahwa itu sms dari Taehyung. Ia begitu tergesa-gesa saat membukanya. Tapi sesaat setelahnya, senyum manis itu perlahan tergantikan dengan senyum miris.
From : TaeTae
~Tidak bisa Kookie, Kookie bisa mengerti hyung kan?
To : TaeTae
~Kookie mengerti. Bahkan sekarang Kookie sangat mengerti. Tae hyung pasti sangat sibuk.
SENT
Air wajah Kookie meredup. Wajahnya mulai memerah. Ia mulai mendongak, mata bulatnya kini terpejam erat. Mencoba meminimalisir desiran-desiran halus didadanya.
Drrt.. Drrt..
From : TaeTae
~Ok. Kookie mau dengar suara hyung kan? Hyung cari tempat dulu ya
To : Tao
~Tidak perlu hyung, Kookie serius. Kookie minta maaf jika sering menginterupsi kegiatan hyung disana, gomawo sudah mau menjadi teman Kookie satu satunya selama ini. Kookie jadi terhibur berkat adanya Tae hyung. Jangan hubungi Kookie lagi. Tae hyung jaga kesehatan ya. Kookie sayang hyung. Saranghae.
SENT
Kookie berjalan kearah jendela tempat biasanya ia merenung. Meninggalkan HP nya diatas kasur. Ia menatap hujan yang sudah berlangsung 30 menit yang lalu. Tangannya terulur menggapai bulir-bulir itu. Dingin? Tidak. Ia tak merasakan apa-apa.
Kookie meremas dadanya. Menyandarkan tubuhnya didinding disebelah jendelanya. Tubuhnya merosot begitu saja. Ia mulai menangis sambil memeluk lututnya setelah susah payah menahan luapan yang menggebu-gebu itu.
Kookie merasa bodoh karena sudah berkata seperti dalam sms nya. Tapi apa boleh buat? Kesabarannya sudah tak mampu untuk dibendung lagi. Kookie memang mecintai Taehyung. Dan dengan polosnya ia berpikir Taehyung pasti akan merasa jijik padanya setelah ini.
Kookie terus menangis terisak di sana. Sampai sampai ada dering panggilan masuk berbunyi dari HP nya tengah menginterupsi kegiatan menangisnya. Ia berjalan ke arah kasur untuk meraih HP nya. Kemudian mengusap air matanya dengan kasar.
'TaeTae hyung..'
Kookie me-reject panggilan itu dengan cepat. HP nya terus saja berdering tanda panggilan masuk. Tapi Kookie seolah menulikan pendengarannya. Saat ia sudah mulai tenang, ia mengambil HP nya dan membuka panggilan tak terjawab dari Taehyung yang berjumlah 10.
Drrt Drrt
'ah, dia lagi..'
Kookie ingin sekali me-reject panggilan tersebut. Tapi tiba tiba ia iba. Ia merasa kasihan padanya dan kemudian menerima panggilan dari Taehyung. Kookie hanya menempelkan HP nya pada daun telinganya. Tidak berniat sedikit pun untuk mengucapkan sesuatu.
"Kookie, kau disana?"
"…"
"Kookie kumohon, ayolah jawab aku.."
'Suaranya.. Suara yang sejak lama ingin ku dengar.. Suara yang begitu indah dan menenangkan'
"Kookie? Jeon Jungkook, kau disana?"
"…"
"Jawab aku Kookie.."
"…"
"Kook_"
"Kau mau apa?"
"Jungkook! Syukurlah.. Ku kira kau marah pada ku"
"Matikan"
"A-apa?"
"Matikan HP mu"
"Kook_"
"Ku bilang matikan! Hiks"
"Kookie.. kau kenapa?"
'aku sakit hyung!'
"Kookie.."
"Gwaenchanna"
"Tapi kau menangis.."
"…"
"Kook?"
"…"
"Jeon Jungkook, nado saranghae"
Kookie terpaku mendengar kata laknat itu. Apa benar Taehyung mengatakan itu dalam keadaan sadar? Atau itu hanya sebuah rasa iba padanya? Kookie sungguh bingung harus berkata apa.
"Kook, aku serius. Aku tidak main main"
"…"
"Kookie.. Kookie.. Hei Jeon Jungkook.. Oh, baiklah .."
Suara Taehyung terdengar frustasi disana. Terdengar pula desahan kasar diseberang sana.
"Hyung"
"Heum?"
"Let's just be friend!"
"…"
"TaeTae hyung?"
Tuut.. Tuut.. Tuut..
Kookie menangis sejadi jadinya setelah sambungan panggilannya terputus beberapa detik lalu. Mengapa ia harus jatuh cinta pada sesama namja, terlebih pada Taehyung. Sosok yang sangat jauh dari gapaiannya. Jauh dari sudut mata yang tidak akan mungkin dapat ia lihat.
.
.
Mrs. Jeon memasukin kamar anaknya dan mendapati anaknya yang tak menyentuh sarapannya dan hanya bergelung dengan selimutnya. Ia menyingkap selimut itu dan menyentuh tubuh ringkih anaknya.
"Kookie sayang"
"Eomma, apa masih belum ada?"
Mrs. Jeon menggeleng lemah dan Kookie hanya menatap ibunya yang menunduk sedih. Ia tak sanggup melihat ibunya bersedih seperti itu.
Kookie menggapai jemari ibunya kemudian tersenyum hangat. Mencoba membuat ibunya lebih tenang. Namun tetap saja, seorang ibu yang melihat anaknya seperti ini terasa begitu menyakitkan.
.
.
.
Berminggu minggu bahkan beberapa bulan telah terlewati. Tidak ada kabar lagi dari Taehyung. Itu membuat keadaan Kookie semakin menurun. Memang benar adanya bila ia yang menyatakan cinta lebih dahulu dan ia juga yang memutuskan untuk sekedar berteman. Ia memiliki alasan yang cukup kuat. Ia hanya tak ingin menyakiti perasaan hyung tersayangnya dikemudian hari. Ia mengakui dirinya memang egois. Tapi mengingat fakta tentang dirinya, ia tak kuasa membayangkan apa yang akan dirasakan oleh Taehyung nantinya. Kookie hanya mencoba peduli pada TaeTae nya.
.
.
.
3 bulan berlalu. Kini, Kookie hanya bisa membuka matanya perlahan, tidak bisa bergerak lebih, hampir seluruh tubuhnya dihiasi oleh alat bantu medis yang melekat kuat. Keadaan nya kini tampak amat menyedihkan. Disana tampak Mrs. Jeon yang tak kuasa menahan air matanya. Ia bersandar pada dada bidang suaminya.
"Eom_ma…"
"Ya sayang?" Suara Mrs. Jeon terdengar bergetar.
"Tolong kemarikan HP ku. A-aku ingin mengirim pesan"
"Kau lemah sayang, biar eomma yang mengetik untuk mu"
Kookie mengangguk lemah pada sang eomma. Kemudian ia menyebutkan apa saja hal yang ingin ia sampaikan pada seseorang yang jauh disana. Sesekali ia tersenyum samar. Setelah selesai, ia pun tersenyum pada sang eomma. Senyum yang sangat damai sebelum ia pergi melepas segalanya.
.
.
.
Di suatu tempat yang jauh, seorang namja tampan berkulit tan dengan mata elangnya tampak terkejut saat mendapat sms dari seseorang asal Busan. Dengan langkah terburu, ia langsung menuju bandara dengan segala persiapan yang sudah sangat lama ia persiapkan. Ia langsung memesan tiket menuju Seoul, Korea, tempat namja yang mengiriminya sms tadi –Jungkook- . Ia sangat sangat menyesal. Bahkan ia tak tahu bila Jungkook saat ini berada di rumah sakit di Seoul. Ia sejatinya tak tahu bahwa Jungkook sedang dirawat. Taehyung merutuki segala kebodohannya dulu. Ia duduk di kursi pesawat dengan tangan yang terus berusaha mengusap airmata nya.
'Maafkan aku, Kookie.. Nado jeongmal saranghaeyo'
THE END
Isi SMS Kookie ke Taehyung
~Hyung, ini Kookie.. Kookie harap hyungie selalu sehat disana. Maaf jika Kookie tidak bisa selalu menemani hyungie. Maaf juga sudah buat hyung kecewa waktu itu padahal Kookie yang menyatakannya duluan. Kookie hanya mau bilang bahwa Kookie sangat sangat mencintai hyung. Saranghae, jeongmal! Hyung, sepertinya Kookie harus pergi jauh kali ini. Yang penting hyung harus selalu sehat untuk Kookie, janji? Aah, hyung, Kookie menderita Lupus. Dokter bilang kondisi Kookie sudah berada di grade tertinggi. Kookie Uga tak kunjung mendapat transplantasi ginjal. Tubuh Kookie rasanya benar-benar tak sanggup berperang lebih lama dari ini hyung. Sekali lagi, mianhe , waktu itu aku sungguh tak bermaksud menyakiti perasaan mu. Kookie hanya tak mau hyung tersakiti bila bersama Kookie lebih dari ini. Hyung, Kookie ngantuk. Kookie mau istirahat. Kookie ada di Seoul Hospital kamar 401 jika hyung ingin menjenguk Kookie. Tapi jangan mengejek ku jelek ne. Sampai jumpa lagi TaeTae hyung.
.
.
.
Halo temn-teman!
Jumpa lagi sama aku
Sebenarnya FF ini remake dari pair TaoKai, aku lagi nyari inspirasi buat FF yang ber-chapter
Ya ini untuk mengisi kekosongan waktu juga
Maklum ya bila ada typo dab rentetan kesalahan lainnya
Semoga kalian suka
Ga suka juga gapapa sih
Jangan lupa klo udah baca komen atau fav in gitu hehe
See you on next FF
