Title : A Kiss To Love You

Author : Sohwa Park

Genre : Romance, fantasy.

Main Cast :
Park Chanyeol
Byun Baekhyun

Support Cast
Do Kyungsoo
Kim Jongin
Oh Sehun
Xi Luhan
Kim Junmyeon
Zhang Yixing

Pair : ChanBaek (Slight! Other EXO's Official Pairing)

Rated : M

Summary : Baekhyun yang tidak mengerti akan karya seni tiba-tiba saja membeli sebuah lukisan wajah seseorang yang menarik hatinya untuk pertama kali. Dan tanpa ia duga, ternyata lukisan itu bisa hidup karena sebuah ciuman. "PARK CHANYEOL APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN BRAKU?" | "Aku hanya sedang mengira-ngira seberapa besar payudaramu." | "Hei, menikahlah denganku, karena kurasa kau lah orang yang kucari selama ini Baekhyun-ah."

Warning! This is GS ff (for uke!), banyak adegan mature! Dianjurkan untuk 17+ (tapi kalo yang udah merasa gede sebelum waktunya boleh baca kok xD tapi dosa tanggung sendiri-sendiri :p)
If you don't like GS ff or ChanBaek pair or rated M or this story, please don't read this story, okay? I'll more happy if you can precious me^^

.

.

.

.

.
Happy Reading~

.

.

.
.

.

.

"Hey, kau tahu? Lukisan-lukisan di pameran siang nanti katanya akan benar-benar menakjubkan, Baekhyun-ah. Huaa.. Ada Ratu Elisabeth beserta wibawa kerennya sebagai Ratu, Miss Korea pertama dengan segala keanggunannya, bahkan sang King Of Pop Michael Jackson juga ada disana. Bisa kau bayangkan bagaimana kerennya bukan? Aku pasti akan mati jika tidak pergi kesana siang ini." Seorang gadis bermata bulat dengan gembira membuncah bercerita kepada seorang gadis mungil bermata sipit di sebelahnya. Mereka sedang menikmati jam istirahat mereka di taman belakang kampus karena keduanya yang sama-sama sedang malas untuk sekedar pergi ke cafetaria kampus atau ke cáfe depan kampus untuk mengisi perut mereka. Awalnya mereka hanya bercerita tentang pelajaran tambahan kuliah mereka masing-masing nanti yang pasti akan sangat membosankan, kemudian bercanda sebentar dengan membuat lelucon tentang rambut klimis dan kacamata tebal seorang mahasiswa culun yang tadi lewat didepan mereka, tentu saja mereka membuat lelucon setelah lelaki culun itu pergi. Dan entah kenapa tiba-tiba si gadis mata bulat bernama Do Kyungsoo itu bercerita tentang sesuatu yang membuat si mata sipit atau Baekhyun jadi memberengut tidak minat. Oh ayolah, Baekhyun itu jurusan kedokteran, jadi bagaimana ia bisa paham tentang pahatan-pahatan patung atau goresan-goresan pensil dan cat dalam selembar kertas? Dia tidak mengerti dari sudut mana sebuah mahakarya -mereka menyebutnya begitu- bisa mendapat nilai A+, A, B+, dan bagaimana bisa harga barang aneh itu bernilai sangat mahal? Katakanlah Baekhyun itu buta seni -kenyataannya memang begitu- sehingga ia tak tahu akan hal itu semua. Berbeda dengan gadis mata bulat itu pastinya. Hei, gadis itu jurusan seni. Hampir seluruh anak cabang jurusan seni di kampusnya mampu ia kuasai. Dari mulai menyanyi, menari, membuat patung, membuat gerabah, menganyam, melukis, bahkan memasak -oh apakah yang satu ini termasuk karya seni? Lupakan-.
Baekhyun menanggapi dengan malas. "Kau lagi-lagi bicara tentang benda-benda yang selalu kau sebut karya seni yang kau tahu sendiri jika aku tidak mengerti sama sekali tentang semua itu. Dan apa tadi? Kau menyuruhku datang kesana? Lalu setelah itu apa lagi? Kau akan meninggalkanku sendirian di sudut pameran lukis seperti 2 minggu lalu karena terlalu sibuk dengan dunia karya senimu, begitu? Kalau memang iya, tidak terima kasih. Aku sudah cukup muak diacuhkan sekali." Gadis itu membuka buku tebalnya. Tanpa Kyungsoo lihat pun dia sudah tau jika gadis sipit itu pasti sedang membaca sesuatu tentang miopi, stroke, dan sejenisnya.
Kyungsoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hei, bukan maksudku seperti itu. Kau tahu kan, 2 minggu lalu itu sedang maraknya manga Jepang sebagai trendsetter pameran lukis di Korea? Tentu saja aku tidak ingin ketinggalan untuk mendapatkan manga impianku juga.. Tapi maaf, jika aku sampai mengabaikanmu, Baekhyun-ah. Aku terlalu senang saat itu sampai-sampai hampir meledak dan akhirnya lupa akan keberadaanmu. Tapi aku janji, di pameran siang nanti aku tidak akan meninggalkanmu atau mengabaikanmu lagi. Kau bisa pegang ucapanku kali ini." Kyungsoo menautkan jarinya dengan jari Baekhyun yang diam dipinggiran bukunya. Melihat itu akhirnya Baekhyun pun ikut menautkan jari lentiknya dengan jari Kyungsoo. Jika sudah bertautan jari kelingking seperti ini pasti Kyungsoo akan bersungguh-sungguh. Ini memang terlihat kekanakkan, tapi ya beginilah gaya Kyungsoo. Senyuman Baekhyun merekah. Ia senang memiliki sahabat seperti Kyungsoo, walaupun terkadang gadis bermata bulat itu sering membuatnya kesal.

.

.

.
Sore pun tiba, terlihat seorang gadis mungil bermata sipit tengah duduk manis di depan meja rias dikamarnya dengan seorang gadis yang tak kalah mungil dengan mata bulat yang tengah memakaikan sesuatu diantara matanya.
"Kyungsoo, kita hanya pergi ke pameran lukisan, bukan acara kencan. Tidak perlu berlebihan begini." Protes gadis bermata sipit namun tetap saja menurut saat Kyungsoo menyuruhnya untuk membuka mata dengan lebar.
"Aish Baekhyun-ah, diamlah. Ikuti saja apa kataku dan lihat hasilnya nanti." Kyungsoo masih tetap fokus mempoleskan sesuatu dikedua mata Baekhyun.
"Nah sudah. Coba lihat ke cermin." Perintah Kyungsoo setelah ia selesai 'sedikit mendekorasi' wajah Baekhyun.
Baekhyun pun menurut, ditatapnya pantulan wajahnya yang ada di cermin. Gadis itu merasa takjub melihat perubahan dirinya sendiri. Mata sipitnya yang biasanya terlihat imut dan kekanakkan itu kini berubah lebih 'garang' dengan eyeliner tebal yang sengaja Kyungsoo pakaikan untuknya. Sebenarnya gadis itu masih tetap terlihat imut, namun dengan penambahan eyeliner tebal itu membuat matanya terlihat semakin tajam namun imut disaat yang bersamaan. Baekhyun sepertinya harus berterimakasih kepada Kyungsoo karena telah memberikan sedikit perubahan untuknya yang ia sukai hasilnya.
"Bagaimana?" Tanya Kyungsoo tiba-tiba.
Baekhyun menoleh, kemudian tersenyum manis. "Bagus." Jawab gadis itu sambil memperlihatkan jempol tangannya.
"Haa~ sudah kubilang, matamu itu pasti akan keren saat kuberi sentuhan-sentuhan sejenis ini, Baekhyun-ah. Kau sih tidak mau dari dulu kudandani seperti ini. Aku yakin jika penampilanmu kau rubah pasti akan ada banyak sekali pria di kampus yang jatuh hati padamu." Kyungsoo sedikit menggoda Baekhyun.
"Hei, sudahlah. Lagipula aku tidak tertarik dengan pria-pria dikampus. Mereka terlalu bukan tipeku. Lagipula aku mau kau dandani hanya untuk ke pameran saja. Tidak lebih. Ah sudahlah, lebih baik kita segera berangkat sebelum pameran itu tutup. Memangnya kau mau lukisan Monalisa mu diambil oleh orang lain?" Baekhyun sedikit menakut-nakuti Kyungsoo. Dan itu berhasil.
"Oh astaga! Kau benar! Ayo kita pergi!"
Dan berakhir dengan Baekhyun yang diseret-seret Kyungsoo menuju garasi depan.

.

.

.

Disinilah mereka berdua sekarang. Pameran lukisan mingguan yang diadakan di sudut pusat perbelanjaaan Myeongdong. Sebenarnya memang tidak banyak yang tahu akan keberadaan pameran lukisan mingguan ini, mungkin karena para anak muda pengunjung setia Myeongdong yang tidak tertarik dengan keindahan lukisan-lukisan itu atau karena mereka tidak tau akan keberadaan pameran itu. Yeah, pamerannya memang berada di tempat yang jarang sekali dijamah oleh pengunjung Myeongdong. Namun berbeda dengan mereka yang mengerti akan karya seni, mereka dengan setia akan selalu datang ke pameran ini untuk berburu lukisan-lukisan yang akan keluar berbeda tiap minggunya. Sebenarnya lukisan di sana memang bukanlah dari seniman terkenal, lukisan disana hanya memiliki gambar yang sama dengan lukisan-lukisan terkenal dari seluruh dunia. Entahlah siapa yang berhasil membuat 'salinannya' itu. Sebenarnya dulu lukisan disini illegal keberadaannya, namun seiring berjalannya waktu akhirnya pemerintah Korea membuat sebuah acara seperti penggalangan lukisan dengan cuma-cuma. Namun nantinya akan tetap memberikan keuntungan dari hasil penggalangan lukisan itu kepada mereka yang telah berhasil membuatnya, jika lukisan mereka laku terjual. Sebuah ide yang cukup cemerlang juga pikir Baekhyun. Selain tidak merugikan pihak seniman aslinya karena telah dipaten hanya di Korea saja, hal itu juga dapat membantu perekonomian para seniman tidak terkenal yang karyanya patut diberikan apresiasi.

.

.
Baekhyun dan Kyungsoo berjalan ke arah barat, ini sebenarnya ide Kyungsoo, katanya ia ingin melihat karya seni terbaru dari pemilik signature K.A.I yang lukisannya selalu berada di bagian paling ujung sebelah barat pameran. Entah kenapa gadis itu selalu terkesan dengan karya seni si K.A.I ini. Dia selalu membuat lukisan tentang kehidupan seorang gadis berkebangsaan Belanda yang entah kenapa selalu merasa kesepian di dalam kehidupannya yang tergolong sangat mewah tanpa kekurangan sedikitpun. Kyungsoo tidak tau apakah gadis itu benar-benar ada di dunia nyata atau tidak. Yang jelas, si K.A.I ini selalu membuat suasana lukisannya terasa penuh dengan aura kesedihan dan penyesalan. Entahlah apa yang sebenarnya K.A.I maksudkan dalam lukisan itu, Kyungsoo tidak terlalu paham. Yang jelas, Kyungsoo menyukai konsep dan alur cerita dalam lukisannya.
Hari ini K.A.I membuat lukisan dengan tokoh yang sama, si gadis pirang Belanda, namun kali ini gadis itu terlihat kebingungan, seperti sedang mencari jalan keluar untuk melarikan diri. Dengan latar hutan, hutan yang rimbun, Kyungsoo yakin jika gadis itu memang sedang berusaha kabur atau mungkin sedang berlari dari kejaran para pengawal-pengawalnya. Masuk akal sebenarnya, di lukisan minggu lalu, gadis itu terlihat sedang memegang kunci perak dengan ekspresi wajah haru. Ia yakin gadis itu sudah berhasil kabur sekarang, namun harus tetap berhati-hati akan pengawal-pengawalnya.
Cukup lama Kyungsoo termangu dengan lukisan di tangannya itu membuat Baekhyun sedikit jenuh dan akhirnya menepuk bahu gadis itu malas agar segera tersadar dari lamunan-anehnya-itu, menurut Baekhyun.
"Oh, maaf Baekhyun-ah. Aku mengabaikanmu lagi." Gadis itu masih belum membalikkan tubuhnya menghadap Baekhyun. Kepalanya menunduk, perlahan sebelah tangannya mengusap airmata yang entah kenapa bisa turun dari pelupuk matanya. Baekhyun juga menyadari jika Kyungsoo menangis. Dipegangnya pundak gadis itu perlahan. "Kau menangis, Kyung?' Baekhyun bertanya pelan. Tak mau mengagetkan gadis itu.
"Ah.. Tidak. Mataku hanya kemasukan debu." Bohongnya.
"Jangan berbohong, aku tahu kau menangis. Ada apa? Ceritakan padaku." Hibur Baekhyun kepada Kyungsoo. Dia menepuk pundak gadis itu pelan.
"Ani. Aku hanya terlalu terharu dengan perjuangan gadis di dalam lukisan ini, Baekhyun-ah." Kyungsoo tersenyum haru memandang lukisan gadis Belanda di tangannya.
Baekhyun melirik sekilas lukisan ditangan Kyungsoo.
""Hei bukankah dia yang ada dilukisan yang kau beli 2 minggu yang lalu itu?" Celetuk Baekhyun pelan.
"Kau benar. Setelah penantian lamanya, akhirnya gadis ini bisa melarikan diri dari neraka berkedok surga di istananya itu. Tak kusangka gadis ini begitu gigih dalam mencapai keinginannya. Itu yang membuatku terharu." Cerita Kyungsoo. Digeganggamnya dengan erat ujung vigura lukisan berharganya itu. Seolah takut jika ia memegangnya dengan lemah lukisan itu akan lari dari tangannya. Berlebihan sebenarnya.
"Kuperhatikan kau selalu membeli lukisan dari si pemilik signature K.A.I akhir-akhir ini." Baekhyun melirik signature K.A.I yang tertulis di sudut kanan bagian bawah lukisan yang dipegang Kyungsoo.
"Ya, karena bagiku lukisan K.A.I penuh akan makna. Dia seolah melukis dengan perasaannya, hingga makna-makna dalam lukisan itu benar-benar bisa tersampaikan ke hati penikmat lukisannya. Dia adalah pelukis yang hebat." Kyungsoo tertegun dengan ucapannya sendiri. Apa benar begitu? Dan dia juga memuji K.A.I. Itu keluar begitu saja dari mulutnya yang sepertinya ucapan itu berasal dari hatinya.
"Hei, benarkah? Jadi kau adalah penikmat emm.. Mungkin pengagum lukisan K.A.I?" Goda Baekhyun dengan nada mengejek.
"Hei, hei, apa maksudmu? Tentu saja aku menikmati dan mengagumi lukisannya. Dia pintar melukis, pintar membuat kiasan-kiasan bermakna didalam ukisannya. Tentu saja aku menyukai itu, memangnya kau yang tidak tahu seni?" Kyungsoo sedikut meninggikan suaranya saat menjawab godaan Baekhyun. Mendengarnya membuat Baekhyun memutar kedua bola matanya malas. Menurut Baekhyun, Kyungsoo ini terlalu berlebihan. Ia hanya menggodanya tadi.
"Tidak perlu pakai emosi seperti itu Kyungsoo, aku hanya bercanda. Dan ya ya ya aku memang tidak tahu seni sepertimu makanya aku tidak mengerti makna kiasan atau apapun yang kau bicarakan tadi. Dan oh ya, apa kau sudah selesai? Sebaiknya kita segera pulang karena hari ini aku sangat lelah dan ingin segera pulang untuk tidur. Eotte?" Baekhyun menatap Kyungsoo datar dan dibalas kedipan beberapa kali oleh gadis mata bulat di depannya.
Baekhyun memutar bola matanya malas -lagi-. Kyungsoo terlalu lambat mengerti atau bagaimana sih?
"Tapi aku belum selesai, Baekhyun. Aku masih harus mencari 1 lukisan lagi untuk oppaku. Mm... Selagi aku mencari lukisan lagi, bagaimana jika kau lihat-lihat saja dulu lukisan disini? Hari ini tidak terlalu buruk, aku melihat ada lukisan-lukisan keren tadi di ujung sana. Coba carilah.. Dan semoga kau menyukai salah satunya." Kyungsoo berteriak kepada Baekhyun diujung kalimatnya karena ia yang telah pergi menjauh ke arah lain. Baekhyun kembali memutar bola matanya, ia menyesal mempercayai janji -bodoh sialan- Kyungsoo, ternyata si burung hantu itu masih sama saja. Diketukkannya sepatu cats pinknya yang berhiaskan permata indah ke lantai kayu di bawahnya hingga menimbulkan suara 'tak tak tak' yang berisik. Tentu saja jika sudah seperti ini ia akan sangat merasa bosan. Tidak ada sesuatu yang bisa dikerjakannya, ia hanya sendiri sekarang. Blazer coklat susunya sedikit ia singkap keatas dibagian lengannya. Kemudian dilipatnya kedua tangannya di area dada. Ini lah yang selalu ia lakukan ketika bosan. Baekhyun memajukan bibirnya kesal. Tunggu, ia ingat sesuatu! Bukankah tadi Kyungsoo menyarankannya untuk melihat-lihat lukisan di ujung pameran? Kenapa tidak ia coba saja? Daripada dia mati bosan hanya berdiri seperti orang bodoh disini lebih baik dia ikuti saran Kyungsoo yang sebenarnya tidak menarik itu. Daripada mati bosan, lebih baik dilakukan saja. Yakinnya dalam hati.
Akhirnya Baekhyun meninggalkan tempatnya tadi berdiri menuju ujung pameran. Sesampainya disana, Baekhyun benar-benar disuguhi dengan berbagai macam lukisan indah. Lukisan-lukisan itu berbeda dengan lukisan-lukisan yang dipajang di depan pameran. Jika lukisan di depan sana didominasi oleh gambar tokoh dunia dan hampir semuanya adalah gambar wanita, lain halnya di bagian ujung sini, disini lebih didominasi oleh gambar wajah para lelaki misterius. Hanya gambar wajahnya saja. Ada berbagai ekspresi disana. Namun Baekhyun tiba-tiba saja tertarik dengan sebuah lukisan yang dipajang dibagian paling ujung pameran. Gambar seorang wajah lelaki korea dengan tatapan mata begitu dalam. Poni coklat tuanya menutupi sebelah matanya namun tak sampai seluruhnya, hanya sebagian mata saja. Namun itu cukup membuat Baekhyun terpana dengan sebuah lukisan untuk pertama kalinya. Dan jangan lupakan rahang tegas dalam lukisan itu, belum lagi bibirnya yang terlihat begitu indah dan hidup. Tak sadar Baekhyun memegang dan mengusap bibir dalam lukisan itu. Tak beberapa lama ia pun tersadar dan menggeleng. Apa-apaan kau ini Baekhyun? Bisa-bisanya kau terbuai dengan bibir sebuah gambar lukisan. Aish jangan gila! Bisiknya dalan hati.
Dengan tekad kuat, gadis itu akhirnya pergi ke tempat kasir untuk membayar sebuah lukisan yang berhasil menariknya tersebut. Dan untuk pertama kali, gadis itu membeli sebuah lukisan. Menakjubkan.

.

.

.
Setelah menunggu Kyungsoo yang sangat lamban, akhirnya ia sampai juga di apartemennya. Badannya rasanya lelah sekali menemani Kyungsoo ke pameran hingga hampir sore. Direbahkannya tubuh kecilnya itu ke ranjang empuknya. Ia jadi kembali teringat dengan lukisan di samping tubuhnya. Dikeluarkannya lukisan itu dari dalam kertas coklat pembungkusnya. Ia mengamati kembali wajah yang terlukis dengan indah disana. Indah sekali. Pikir Baekhyun. Bagaimana bisa seseorang membuat lukisan seindah dan sesempurna ini? Apa yang membuatnya adalah malaikat? Hei tidak mungkin! Mana mungkin begitu? Kau ini ada-ada saja Baekhyun-ssi.
Entah mata Baekhyun yang salah atau bagaimana, ia tadi melihat bibir dalam lukisan itu tersenyum. Perlahan ia mengerjapkan matanya 3 kali dengan bibir terbuka. Kaget tentu saja. Apa benar lukisan itu tadi tersenyum? Baekhyun menggelengkan kepalanya berulang kali. Mungkin itu hanya halusinasinya karena terlalu lelah.
"Hah.. Tidak mungkin!" Tampiknya. Dipejamkan matanya perlahan.
"Apanya yang tidak mungkin?' Astaga! Suara siapa itu? Baekhyun tidak berhalusinasi sekarang! Dia barusan mendengar suara seorang pria. Dia benar-benar yakin mendengar suara seorang pria. Suaranya berat dan dalam. Ia jadi takut untuk membuka matanya. Apa jangan-jangan itu hantu? Aish.. Tapi mana mungkin sore-sore ada hantu?
"Hei, buka matamu. Aku disini." Ujar suara itu lagi. Perlahan Baekhyun membuka matanya, agak takut sebenarnya. Dibuka kelopak matanya sedikit, menatap ke sekeliling kamarnya.
"Dibawah sini." Ujar suara itu lagi.
Baekhyun pun perlahan menatap ke arah bawah dan betapa terkejutnya Baekhyun sekarang. Lukisan itu.. oh astaga.. Apa ini?! Wajah dalam lukisan itu hidup! Ini benar-benar nyata! Wajah itu hidup, dan kini sedang menatap Baekhyun tajam.
"Kyaaaa... Kau siapa?!" Teriak Baekhyun kaget dan melemparkan lukisan itu ke ujung ranjangnya. Dadanya berdetak begitu kencang. Ia takut, kaget, semuanya menjadi satu. Bagaimana ini bisa terjadi? Lukisan itu... Hidup?
"Akh.. Sshh.. Kau ini kasar sekali." Keluh makhluk aneh dalam lukisan itu meringis kesakitan.
"Diam! Jangan berbicara!" Teriak Baekhyun masih ketakutan dan bersembunyi di balik sofanya.
"Aish.. Hei, kenapa kau tetap disitu? Kemarilah. Ada yang ingin kusampaikan padamu." Ujar lelaki dalam lukisan itu.
"Tidak mau!" Bantah Baekhyun cepat. Masih bersembunyi di balik sofa.
Lelaki dalam lukisan itu memutar matanya malas
"Tidak usah takut begitu. Aku bukan hantu asal kau tahu. Jadi kemarilah." Ujar lelaki dalan lukisan itu pelan.
Baekhyun menurut walau dia enggan, masih takut sebenarnya. Ia duduk di sebelah lukisan itu yang kini menatapnya datar.
"Ba-bagaimana bisa kau-"
"Hidup?" Potong lelaki dalam lukisan itu cepat. Baekhyun menganggukkan kepala pelan.
"Jadi kau benar-benar ingin tau?" Tanya lelaki itu.
"Sebenarnya tidak juga sih."
"Aish.. Jawaban macam apa itu? Tidak, aku tidak mau mendengar yang seperti itu." Lelaki itu menutup matanya angkuh sambil menggelengkan kepalanya. Membuat poninya yang lumayan panjang itu bergerak kesana kemari. Lucu. Batin Baekhyun.
"Astaga.. Kau ini cerewet sekali. Baiklah-baiklah. Aku ingin tau kenapa. Cepat katakan!" Cibir Baekhyun pada awal kalimat dan diakhiri dengan perintah di akhir kalimat.
"Itu karena tadi kau sudah mengusap bibirku 3 kali." Jawab pria itu enteng. Mendengarnya Baekhyun jadi merasa malu bukan main. Duh, dia ketahuan. Padahal dia tidak sengaja melakukannya.
Baekhyun ingat, saat dipameran tadi ia memang menyentuh bibir dalam lukisan itu. Apa ini semacam mantra lampu ajaib Aladdin?
"Apa kau temannya Aladdin?" Tanya Baekhyun bodoh.
"Al-apa?" Pria itu bingung.
"Aladdin. Ya, semacam itu. Kau bisa hdiup jika disentuh 3 kali." Jawab Baekhyun asal.
Pria itu memutar bola matanya. Gadis ini terlalu lugu, polos atau bodoh sih?
"Tidak. Aku bukan teman Aladdin." Jawab pria itu datar.
"Jadi, bagaimana bisa?" Tanya Baekhyun penasaran.
Lelaki itu menghela nafasnya pelan. Bersiap untuk menceritakan alur hidupnya yang aneh.

...

"Apa? Jadi kau dikutuk?" Tanya Baekhyun setelah mendengar cerita lelaki itu dengan perhatian yang penuh.
"Ya, begitulah. Sialan sekali. Gara-gara iseng pergi ke pesta lampion dan bertemu penyihir berkedok peramal sialan itu, aku jadi berakhir berada di dalam lukisan bodoh seperti ini. Huh." Lelaki itu terlihat kesal. Melihatnya Baekhyun jadi kasihan. Pasti pria itu begitu tersiksa bertahun-tahun terjebak dalam lukisan itu. Apalagi tidak bisa melakukan apa-apa.
"Tapi syukurlah kau berhasil menyelamatkanku dari tempat sialan bernama pameran itu. Kau tahu? Setiap hari aku diangkut kesana kemari dan dipajang seperti pecundang minta dibeli. Itu sangat menyiksaku." keluh pria itu tak ada habisnya. Baekhyun hanya menatap pria dalam lukisan itu. Mukanya masih merengut seperti saat pertama kali bercerita soal nasibnya tadi.
"Hmm.. ngomong-ngomong aku belum tahu namamu, dan bisakah kau katakan padaku bagaimana caranya agar kau bisa terbebas seluruhnya dari dalam lukisan itu? Kenalkan, namaku Byun Baekhyun." Tanya Baekhyun. Entah pikiran dari mana itu. Tiba-tiba saja kata-kata itu melintas dengan sendirinya dari mulutnya. Ia agak salah tingkah setelahnya. Aish.. Apa aku terlalu tidak sabaran? Batinnya merutuki.
"Namaku Park Chanyeol, dan-" ada jeda sebentar, pria itu menatap Baekhyun dalam. "-ada satu cara untuk memecahkan kutukannya. Namun hanya bersifat sementara." Jawab pria itu pelan.
"Apa?" Tanya Baekhyun reflek. Astaga, ada apa sebenarnya dengan anak ini? Kenapa mulutnya tidak bisa dikontrol sekali?
Pria itu kembali menatap lurus kedepan, tak lagi menatap Baekhyun. Perlahan ia memejamkan matanya.
"Dengan berciuman." Jawabnya pelan. Sangat pelan. Namun seseorang disampingnya masih bisa mendengarnya, dengan jelas.
Mata Baekhyun membelalak.
"Ap-apa? Ber-Berciuman?" Tanyanya lagi. Tidak percaya.
Pria itu mengangguk. "Penyihir berkedok peramal sialan itu bilang begitu. Aku akan bisa terbebas dari lukisan ini untuk sementara hanya dengan cara berciuman dengan seorang gadis." Jawab Chanyeol.
Baekhyun gelagapan. Ia tak tau harus berkata apa saat ini. Ia terlalu terkejut dengan caranya. Padahal ia begitu berharap jika laki-laki itu bisa segera bebas. Entah apa tujuan Baekhyun menginginkan lelaki itu untuk terbebas dari sana. Ouh, gadis itu benar-benar gugup sekarang.
"Dan cara untuk terbebas dari kutukkan ini untuk selamanya adalah..." lelaki itu mengehentikan ucapannya sejenak. Membuat Baekhyun semakin penasaran.
"Menemukan cinta sejatiku dan.. melakukan seks dengannya."
Baekhyun diam. Ekspresinya tak terbaca. Apakah dia terkejut? Senang? -tapi karena apa?- Atau apa? Terlalu sulit untuk dibaca.
"Hei, Byun Baekhyun.." panggil Chanyeol pelan. Mendengar suara berat itu, Baekhyun segera tersedar dari lamunannya. Ia menatap pria dalam lukisan itu tak mengerti.
"A-apa?" Tanya Baekhyun tergagap.
"Kau.. Cantik juga. Bolehkah aku meminta bantuanmu untuk melepaskan kutukanku yang bersifat untuk sementara itu?" Tanya lelaki itu dengan suaranya yang terdengar semakin dalam. Astaga. Seksi sekali suaranya. Batin Baekhyun.
"Apa? Maksudmu.. Kita-"
"Berciuman." Potong lelaki itu enteng. Oh astaga. Kenapa dia enteng sekali menyebut kata itu? Seolah berciuman adalah hal yang wajar dilakukan saja.
"H-hei.. mana mungkin-"
"Aku tau kau tertarik padaku sejak pertama kali melihatku Baekhyun-ah." Pria itu menatap Baekhyun intens. Baekhyun sukses membelalakkan mata sipitnya. A-apa? Bagaimana lelaki itu bisa tahu? Apa dia punya kekuatan magis untuk membaca pikiran seseorang? Hii.. Baekhyun ngeri sendiri dibuatnya. Lain kali ia harus berhati-hati jika dekat-dekat dengan lelaki ini. Ia harus bisa mengontrol perasaannya. Astaga.
Baekhyun masih terdiam
"Baekhyun-ah..."
"IYA IYA AKU MAU BERCIUMAN DENGANMU!" Teriak Baekhyun spontan. Matanya kini membelalak semakin lebar dari sebelumnya. Ditutupnya mulut sialannya itu. Bodoh bodoh bodoh! Apa yang tadi kau katakan hah? Dimana harga dirimu sebagai wanita?! Kenapa kalimat sialan seperti itu bisa terucap dengan lantang dari bibir indahmu Baekhyun-ah? Dasar bodoh kau Byun Baekhyun! Kau bodoh! Baekhyun terus saja mengumpat di dalam hatinya. Sambil memukul kepalanya berulang kali membuat seseorang di dalam lukisan menatapnya dengan sebuah senyum yang melengkung indah dibibir seksinya.
Gadis itu membuka matanya. Menatap Chanyeol yang juga menatapnya dengan senyuman merekah. Oh astaga apa-apaan senyuman itu? Tolong jangan tersenyum seperti itu! Kau membuat dadaku susah untuk bernafas tau tidak?! Pekik Baekhyun dalam hati. Ia kembali menundukkan kepalanya malu. Dirasakannya pipinya yang memanas. Apa aku merona? Batinnya sambil menepuk-nepuk pipinya pelan.
"Hei, berhentilah. Kau ini lucu sekali." Ujar Chanyeol tidak tahan.
Baekhyun menatap Chanyeol dengan mengedipkan kedua matanya beberapa kali. Membuatnya semakin lucu saja. Chanyeol tersenyum geli dengan tingkah gadis ini.
"Baek, kemarilah.."
Gadis itu menurut, ia meghampiri lukisan tempat Chanyeol terperangkap. Ditatapnya mata memikat itu. Mata itu menguncinya seakan tidak memperbolehkan dirinya untuk menatap objek lain selain kedua onyx hitam kelam didepannya.
Entah dorongan dari mana, Baekhyun dan Chanyeol pun memajukan wajah mereka. Semakin dekat dan dekat hingga bibir keduanya benar-benar menyatu. Baekhyun memejamkan matanya merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Berbeda dengan Chanyeol yang terus menatap wajah Baekhyun yang terpejam. Ia tersenyum disela ciumannya dan Baekhyun dapat merasakannya. Mata terpejam itu pun terbuka kembali dan hal pertama yang dilihatnya adalah onyx hitam kelam itu. Masih sama. Menatapnya dalan. Seakan onyx itu bisa saja melubangi kedua obsidian Baekhyun. Mereka berciuman sambil terus bertatapan. Hingga Baekhyun bisa merasakan sepasang tangan meraih kedua pinggang rampingnya. Chanyeol terus mengulum bibir Baekhyun atas dan bawah. Namun gadis itu hanya diam karena ia tidak tau harus berbuat apa. Ini adalah ciuman pertamanya. Kedua tangan itu perlahan merambat semakin ke pinggang bagian bawahnya. Mengelusnya intens. Baekhyun memejamkan matanya lagi. Kali ini ia membalas lumatan Chanyeol, mengandalkan insting nya dengan membalas lumatan-lumatan lembut itu.
Mengerti jika Baekhyun membalasnya, Chanyeol pun semakin memperdalam ciumannya itu. Ditekannya tengkuk Baekhyun agar ciuman itu semakin dalam. Ciuman yang tadinya lembut itu kini berubah menjadi lumatan-lumatan penuh nafsu. Saliva mereka tumpah kemana-mana. Dan perang lidah pun tak terelakan lagi. Membuat seseorang disana harus menghentikan kegiatannya karena nafas yang sudah terasa habis.
"Uhukk.. Uhukk.." Baekhyun terbatuk-batuk setelah melepas tautan bibirnya dengan sepihak.
Dan betapa terkejutnya dia kini. Posisinya dengan Chanyeol! Lelaki itu sedang berbaring dibawah dengan Baekhyun yang berada di atas. Matanya kembali membelalak saat merasakan dimana arah tangannya kini berada. 'Ya Tuhan.. kumohon, jangan sampai dia sadar.' Batinnya memohon. Matanya terpejam erat. Tak berani menatap objek di depannya apalagi memindahkan tangan kurang ajarnya. Sialan sekali kau tangan! Batin Baekhyun menjerit.
"Sudah puas menyentuh penisku?" Bisik sebuah suara berat tepat ditelinganya
Baekhyun membelalak.

.

.

.
.

"KYAAAA AKU TIDAK SENGAJA!"

.

.

.

.
To Be Continued...

Bhaq.. Apa ini? Maaf ya ffnya ancur banget. Tiba2 otak nista gue kepikiran buat ff :" ya jadilah deh ff absurd bin bobrok cem gini. Mianhamnida :3
Gue author newbie didunia perFFN-an so butuh banyak support dari reader semua :)
Oiya, Maaf kalo pendek banget.. Sengaja di bikin pendek sebenernya :v buat permulaan :v kalo respon bagus ya bakalan di lanjut tp kalo gak ya udin ampe chap 1 aja :"v
So, ditunggu review kalian buat ff absurd ini.. Ini buat kelangsungan hidup(?) ff ini loh :"