Naruto milik Masashi Kishimoto

Chapter 1

Seorang gadis kecil berlarian mengejar sebuah sapu tangannya yang terbang terbawa angin. Rambut pink pendeknya dibiarkan tergerai tertiup angin. Ia terus mengejar, hingga akhirnya terjatuh direrumputan yang hijau dan cukup empuk.

"Sakura, kau tidak apa-apa?"

Seorang anak laki-laki menghampirinya dengan nafas terengah-engah. Ternyata, sedari tadi, ia ikut berlari untuk mengejar sapu tangan milik sang gadis kecil.

Sang gadis kecil hanya menggeleng kecil. "Tapi sapu tanganku tersangkut dipohon itu." Jawabnya sambil mengerucutkan bibir dan menunjuk kearah sebuah pohon yang rindang.

"Sudahlah, kau kan bisa membeli yang baru dan lebih bagus." Suaranya yang agak cempreng seperti memberikan sebuah saran.

"Tapi itukan kenang-kenangan dari Itachi-nii, Sasuke-kun!"

Sakura berdiri dengan melipat kedua tangan didadanya. Anak laki-laki yang bernama Sasuke pun terkekeh melihat tingkah laku Sakura yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Nii-chan juga pasti akan memakluminya, Sakura. Ayo kita pulang, lalu bicaralah pada nii-chan mengenai sapu tanganmu yang tersangkut itu." Ajak Sasuke yang sudah membalikan badan untuk berjalan pulang.

"Hei, tunggu aku, Sasuke-kun." Sakura berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan langkah Sasuke.

.

.

.

Setibanya dirumah Sasuke, Sakura langsung menemui kakak dari temannya itu, yaitu Uchiha Itachi. Ia sedang duduk disofa dengan buku Sains yang tengah ia baca. Itachi sedikit melirik saat tahu keberadaan Sakura.

"A-ano..Itachi-nii." Ujar Sakura dengan mengetuk-ngetukan kedua telunjuknya, yang menandakan ia sedang gugup.

Sedangkan Itachi hanya terlihat bingung dengan tingkah dari teman adiknya ini. Yang sudah ia anggap seperti adik perempuannya.

"Ada apa, Sakura?" Itachi menyunggingkan senyuman ramahnya yang membuat wajah dari sulung Uchiha ini terlihat tampan dan dewasa.

"Soal sapu tangan pemberian Itachi-nii.."

"Hn?"

"Aku..aku tidak sengaja menerbangkannya, sapu tangan itu tertiup angin, lalu tersangkut diatas pohon. Gomen, aku sangat ceroboh."

Sakura menggigit bibirnya pelan, ingin sekali rasanya menumpahkan air matanya. Tapi ia tidak ingin dianggap anak yang cengeng. Walau kenyataannya ia memang cengeng.

"Sou..tidak apa-apa Sakura-chan." Balas Itachi sambil mengusap pelan rambut Sakura.

"Tapi itukan pemberian dari Itachi-nii yang sangat berharga." Suaranya terdengar serak dan pelan.

"Sudahlah. Lagipula, aku bisa memberikan hadiah lain yang lebih bagus padamu."

Itachi mencoba untuk menghibur Sakura. Dan kelihatannya berhasil. Dalam sekejap, Sakura langsung berhambur memeluknya dengan erat. Seakan tak mau melepaskan, sembari menangis.

"Arigatou, Itachi-nii. Aku sangat senang!"

Itachi hanya terkekeh melihat tingkah Sakura, dan membalas dengan mengelus rambut softpinknya. Kemudian, ia melirik kearah pintu ruang tamu. Terlihat Sasuke yang ternyata mengintip pembicaraannya dengan Sakura sedari tadi.

"Kemarilah, Sasuke." Ia mengajak Sasuke agar ikut bergabung dengannya dan Sakura.

Lalu dengan sigap, Sasuke berlari kecil dan ikut memeluk sang kakak dengan erat, sama seperti yang dilakukan Sakura. "Nii-chan, aku juga ingin diberi hadiah." Ujar Sasuke dengan nada yang cukup manja.

"Hn, kalian akan aku berikan hadiah. Tapi, berjanjilah. Agar kalian lulus, dan bisa masuk ke sekolah menengah pertama." Katanya dengan senyum tipis.

Dan dibalas dengan anggukan cepat oleh Sasuke dan Sakura.

"Aku janji." Sakura mendongak untuk melihat wajah Itachi. Sasuke pun juga melakukan hal yang sama.

"Aku menyayangimu, Itachi-nii."

"Aku menyayangimu, nii-chan."

Keduanya mengucapkan hal yang membuat Itachi tertegun, dan sekaligus membuat hatinya hangat. Baginya, Sakura sudah ia anggap seperti adik kandungnya sendiri. Dan baginya, Sasuke adalah adik laki-laki yang paling berharga yang ia miliki selama hidupnya.

"Aku juga menyayangi kalian berdua." Ujar Itachi.

.

.

.

Dan seketika, semua kenangan manis yang mereka lalui hilang sekejap saja. Saat itu, Sasuke dan Sakura baru saja lulus dari sekolah dasar, dan akan memasuki sekolah menengah pertama. Mereka baru saja akan menemui Itachi dirumah Sasuke, dan ingin menagih janji yang ia ucapkan dulu. Namun, yang ia dapatkan adalah berita tragis yang menimpa sulung dari Uchiha tersebut.

Itachi mengalami kecelakaan besar saat menaiki bus umum yang hendak ditujunya untuk perjalanan ke kampus. Dan ia tewas ditempat.

Hal ini membuat Sasuke dan Sakura menelan pil pahit yang mereka rasakan. Tak terkecuali Sasuke, ia adalah orang yang paling kehilangan atas insiden tersebut. Selama ini, ia hanya hidup bersama sang kakak.

Orang tuanya telah pergi meninggalkan mereka sejak tujuh tahun yang lalu. Dan sekarang, Itachi pun ikut menyusul kepergian kedua orang tuanya.

"Sasuke-kun, aku turut berduka."

Sekarang, mereka sedang berada di pemakaman Itachi. Semua orang telah pergi meninggalakan pemakaman. Lalu, hanya tersisa Sasuke, Sakura, dan orang tua Sakura.

"Nak Sasuke. Bagaimana kalau sementara, kau tinggal dirumah kami. Masih ada satu kamar kosong, kau boleh tidur disitu." Ujar ayah Sakura menawarkan kepada Sasuke.

"Iya, Sasuke-kun. Mungkin lebih baik kita tinggal bersama."

Sebelah tangan Sakura memegang bahu Sasuke yang masih berdiri disamping batu nisan sang kakak. Sedangkan Sasuke hanya diam dan menampakan raut wajah kosong.

Kamisama, kemana perginya raut wajah Sasuke yang dulu? Hati Sakura terasa nyeri melihat keadaan Sasuke yang seperti mayat hidup..

"Tinggalkan aku sendiri." Terdengar suara kecil yang keluar dari mulut Sasuke.

"Tapi, Sasu-"

"Tinggalkan aku sendiri! Kau tidak tuli kan?!"

Kali ini Sasuke berteriak, membuat Sakura terkejut sekaligus takut. Baru kali ini ia melihat Sasuke sangat marah dan membentaknya. Sang ibu yang melihat hanya mendekati Sakura dan merangkulnya.

"Sudahlah Sakura-chan. Mungkin Sasuke butuh waktu untuk menyendiri," Katanya sambil mengelus pundak Sakura.

Sedangkan Sakura hanya menunduk, menangisi sikap Sasuke dan kepergian Itachi yang terlalu cepat baginya. Ia sedih melihat Sasuke yang membentaknya, sedih melihat keadaan Sasuke saat ini. Sangat sedih.

"Baiklah, kalau mau mu seperti itu. Aku pulang, Sasuke-kun. Kalau kau butuh teman curhat, kau bisa kerumahku." Sakura dan kedua orang tuanya mulai beranjak pergi dari pemakaman. Meninggalkan Sasuke yang sendirian.

'Ku harap kau baik-baik saja, Sasuke-kun.' Tambah Sakura dalam hati.

.

.

.

Sesaat kemudian, tangis Sasuke pun pecah. Tidak akan ada orang yang mendengar tangis pilunya. Ia menangiskan kepergian sang kakak yang sangat ia sayangi.

"Niichan, aku telah lulus dan masuk ke sekolah menengah pertama. Aku menepati janji yang kau berikan. Tapi..tapi kenapa kau yang melanggarnya. Hiks..hiks.." Sasuke menangis dengan sesegukan. Ia mengepalkan tangannya dengan kencang.

"Hiks..hiks..kau berjanji akan memberiku hadiah. Jadi, ini kah hadiah yang kau berikan untukku?!"

Tidak henti-hentinya Sasuke meluapkan emosinya. Meluapkan kesedihan yang paling terdalam. Kesedihan yang tidak akan pernah ia lupakan sampai kapanpun.

'Selamat tinggal, nii-chan'

.

.

.

Tbc

Cuap-cuap Author:

Haiyaaa. Ini fic pertama ku yang paling gaje. Maafkan kalo masih amburadul dan penulisannya yang acakadul. Masih newbie soalnya :v

Read and Review, please? ^^