My Pabbo Pilot
Pairing : Kaihun, Taohun
Rated : M
Genre : Family/Drama
.
Happy Reading!
.
Lelaki itu menghela nafas lelah. Ia benar-benar tidak menyangka akan mendapat penghasilan yang lumayan–ah tidak-sangat besar terhadap perusahaan penerima jasa pembuatan rangka pesawat terbang. Ia menatap pasrah dua puluh gulungan kertas kontruksi bangunan dan rangka pesawat yang harus ia presentasikan selama dua bulan ini. Sungguh pekerjaan yang melelahkan.
"Kai, kau ada waktu?" pria itu-Kai-menatap ke arah pintu dan mendapati Sehun-kekasihnya-datang membawa secangkir teh hangat dan beberapa roti bolu yang terlihat masih hangat.
"Sehun-ah.." Sehun hanya tersenyum. Jika Kai memanggilnya seperti itu, ia pasti sedang pasrah dan sedang mempertimbangkan langkah yang akan ia ambil.
"Kau ini kenapa? Kertas kontruksi itu masih menunggu untuk kau selesaikan. Apa itu akan kau biarkan?" Sehun menatap dua puluh gulungan kertas itu dengan heran. Ia mengambil satu gulungan yang paling besar.
"Sehun-ah, yang itu jangan.."
"Airbus? Kau tidak bilang padaku kalau kau ikut andil di bagian ini?" Sehun mengerutu sebal. Ia merasa diabaikan karena hal ini. Seharusnya Kai bicara dengannya, meskipun ia menjadi dokter, ia juga pernah sekolah di bagian penerbangan.
"Kau tahu? Aku sangat ingin jika kau mengajakku berdiskusi tentang mesin-mesin itu seperti dulu lagi. Saat kau berdiskusi dengan Kris hyung, aku sangat ingin begabung..." Ucap Sehun lirih. Ia tahu pemikirannya masih kekanakkan, tapi, ia dan Kai hanya berjarak tiga bulan di tahun yang sama. Tangannya terus menggerakkan sisi kertas yang terlipat. Kai sengaja melipatnya karena rumus yang terlihat cukup berantakan masih berserakan tak karuan.
"Bahkan tentang teori keretakan sayap pesawat, kau tidak mengajakku berdiskusi..." Sehun menatap sendu sebuah rumus yang masih menggantung di cara ketiga, belum pada tahap penyelesaian. Ia sangat tahu, dulu, Kai selalu meminta bantuannya untuk mengerjakan rumus ini. Tangan kanannya mengambil pena bulu hadiah dari Krystal dan mencelupkannya ke tinta.
"Kau lupa jika alumunium ini tidak dicampurkan menjadi bahan yang sedikit lebih murni-semisal air dan logam mulia-kau tidak akan menemukan bagaimana relasi dan rumus fungsi sebuah logam itu." Ucap Sehun. Dengan terampil, ia menyelesaikan rumus yang telah Kai hitung tanpa memperhatikan ekspresi kekasihnya yang melihatnya dengan pandangan yang susah diartikan. Sejujurnya, ia merasakan rasa ingin mengetahui dan ingin diketahui. Ia tahu rumus yang sedang dikerjakan Sehun tidak semudah dengan menggunakan mantera Accio dalam serial Harry Potter kesukaan Sehun, tapi, rumus itu mengajarkan bagaimana ketekunan dan kesabaran seseorang dalam menghadapi sebuah masalah, dan Kai mendapatkannya dalam diri Sehun.
"Maafkan aku, dear. Aku tidak bisa mengajakmu dalam kegiatan ini bukan berarti aku mengabaikanmu." Kai memeluk pinggang Sehun dari belakang. Ia menyurukkan kepalannya untuk lebih dalam ke leher Sehun yang terasa sangat lembut dan wangi itu. Kai mengecupnya pelan.
"Sayang..."
"..."
"Sehun sayang..."
"..."
"Chagiya.." Kai membalik tubuh Sehun. Dan ia tertegun ketika melihat ada aliran air mata yang sangat dibencinya itu. Ia menatap Sehun yang membalas tatapannya dengan lelah. Apa ia kurang peka dalam menghadapai bayi besarnya ini? Hei! Ayolah Kkamjong, bukan saatnya kau memikirkan hal itu. Kau harus bisa mengembalikan mood dari bayi besarmu dulu.
"Ah, maaf Kai hyung aku mengotori kertas kontruksimu."sahut Sehun pelan. Sejak masalah Kris dan Luhan sedikit mereda, mereka memang memutuskan untuk menikah, tetapi, Kai tahu kalau Sehun sedikit-ah, tidak, sangat keberatan dengan keputusan ini. Dia mengambil jalur kedokteran, bukan penerbangan seperti dulu lagi.
"Hm, tidak apa. Bagaimana kondisi rumah sakit? Kudengar atasanmu yang bernama Yunho itu sangat tegas ya?" Kai memutar gelas kopinya yang mengarah ke Sehun. Ia meminumnya perlahan dan mendaratkan tubuhnya disamping kekasihnya.
"Aku baru saja melakukan empat operasi sepanjang hari ini. Dan memang, ia sangat tegas dan disiplin." Sehun mengulum senyum yang sangat tipis. Pemuda kurus itu menyusuri rak buku milik mereka berdua dengan sedikit kaku. Ia melirik Kai yang masih sibuk dengan kopinya.
"Tidurlah terlebih dahulu, dan ingat apa yang kukatakan Sehun euisa?" bisik Kai di telinga Sehun. Membuat istrinya berjengit sedikit kaget, tapi dengan cepat ia bisa menguasai dirinya.
"Ne, tidak boleh terlalu dekat dengan orang lain." Sehun tersenyum ke arah Kai dan terkekeh kecil. Ia mencuri ciuman dari Kai dan berlari keluar dari ruang kerja Kai. Meninggalkan pria tinggi itu dengan seringaian di bibirnya. Kyuhyu sudah terlalu banyak memberinya kemudahan, tapi, tak jarang ia yang mempersulit Sehun untuk meraih apa yang ia cita-citakan.
"Mianhae, baby..." Kai mengusap bibirnya yang merupakan bekas dari ciuman Sehun. Apel dan caramel yang masih terasa sangat manis di lidahnya. Sangat cocok dengan kepribadian istrinya yang jahilnya keterlaluan.
...
"Selamat pagi arsitek Kim." Kai hanya tersenyum ramah sembari menyusun berkas-berkas yang akan ia presentasikan hari ini. Ia memutuskan untuk tidak menerbangkan burung besinya lagi karena itu akan memakan waktu yang sangat lama untuk bertemu dengan istri manisnya di rumah. Kai hanya menghela nafas saat menaiki lift. Ia memang sendirian di lift itu. Semua orang di kantor itu memang tahu kalau yang boleh menemaninya di lift hanya Sehun euisangnim, yah, yang notabene adalah isterinya sendiri.
"Kai-ah, kau sudah menyiapkan bahan presentasinya? Tuan Alex sudah menunggumu sejak dua menit yang lalu." Ucapa Chanyeol saat Kai keluar dari lift membuat pria berdimple itu cukup tergesa-gesa. Terima kasih suda membuatku panik, Chanyeol. Batin Kai.
"Maaf membuatmu menunggu lama, Tuan Alex." Kai membungkuk sebentar kemudian tersenyum tipis. Tipikal orang yang tidak suka berbasa-basi.
"Tunggu tuan Kim. Kau dulu seorang pilot kan? Kenapa kau menekuni dunia arsitek?" tanya tuan Alex. Kai meminum kopinya yang sudah tersedia di meja itu. ia menelan kopi hangat itu sebelum mengatakan sesuatu. Ia melirik Chanyeol untuk tidak mengganggunya. Dan pria tinggi itu menyanggupinya. Ia mengangguk dan memilih undur diri. Membiarkan Kai dan tuan Alex berbincang hangat.
"Aku cuti tiga bulan untuk seminar di Amerika. Dan inilah hasilnya. Mereka memintaku untu membuat sketsa serta perhitungan yang lain karena pihak Airbus ingin meluncurkan jenis pesawat baru." Ucapnya pelan namun pasti. Tuan Alex mengangguk. Ia hanya menghela nafas.
"Lalu, apa kau tertarik untuk kembali menekuni kesenanganmu dengan burung besinya?" tanya tuan Alex lagi. Kai hanya mengulum senyum. Ia membuka sebuah sketsa yang tidak begitu besar. Pria tan itu menunjukkan gambaran yang telah ia buat selama satu bulan ini. Disamping kegiatannya membuat rancangan pesawat dari pihak airbus.
"Sebuah rumah? Kau akan membuat sebuah rumah? Pesanan dari siapa?" tanya tuan Alex sedikit penasaran. Pria muda dihadapannya ini terlihat berbeda dari arsitek dan pilot yang pernah ia temui sebelumnya. Orang bernama Kai ini cenderung lebih santai dan tidak mengharapkan aneh-aneh. Ia tetap berjalan di jalan yang sudah ia pilih.
"Dari orang yang sangat kusayangi. Dia yang menggambar sketsa rumah ini. Dia istriku." ucap Kai penuh senyum. Namun, ia tidak menyadari perubahan wajah Tuan Alex yang menjadi diam. Kai tahu dengan pasti kalau tujuan pria paruh baya di depannya ini adalah memintanya menjadi suami dari anaknya. Tapi, ia sudah diwanti-wanti oleh Seulgi, rekan kerjanya kalau pria paruh baya itu akan mencarikan suami untuk anaknya. Dan ia berterima kasih kembali pada lima wanita rekan kerjanya yang menamai diri mereka Red Velvet. Karena mereka, hubungannya dan Sehun bisa diselamatkan. fyuuuh...
...
Sehun mengusap peluhnya dengan saputangan pemberian Kai dua minggu yang lalu. Ia barusaja menyelesaikan operasi transplantasi jantung yang memakan waktu cukup lama. Baru saja, Luhan meneleponnya kalau Jonghun sedikit rewel dan membuat ulah dengan mengambil boneka Luai hingga gadis itu menangis. Sehun sedikit heran dibuatnya, bagaimana mungkin Luai yang berusia delapan tahun kalah dengan Jonghun yang masih berusia dua tahun? Hah, anaknya benar-benar bandel. Dan itu sepertinya mewarisi sifat dari ayahnya. Ia mengambil air dari kulkas kecil di ruangannya. Seniornya pasti tengah melakukan visit ke bangsal anak yang berada di lantai tiga rumah sakit ini. Pandangannya menerawang ke arah jendela. Kehidupannya berubah ketika Luhan hyung mengetahui kebenaran tentang Kris hyung.
Dan sejak saat itu, ia memutar haluan berkuliah menjadi dokter. Untung saja, ia masih berusia kurang dari 18 tahun sehingga ia bisa melanjutkan kuliah kedokteran yang membutuhkan waktu cukup banyak itu. sekarang, masalah yang tengah ia hadapi adalah Kai yang tengah bingung menentukan jalan. Antara menjadi pilot atau arsitek. Mengingat beberapa tahun ini, dihitung dari mereka menikah tiga tahun lalu, kemampuan Kai menggambar semakin pesat.
"XI SEHUN!" lamunan Sehun buyar sudah ketika sebuah suara melengking membuat ia sedikit limbung. Ya Tuhan, ia baru saja beristirahat. Apa orang ini tidak tahu.
"APA?!" bentaknya. Ia sedang butuh istirahat akhir-akhir ini. Dan orang ini telah mengganggu masa istirahatnya.
"Kau kupanggil sedari tadi, tapi tidak menyahut." Kata Krystal. Tersenyum polos. Wanita ini benar-benar. Sehun ingin membalas, tapi, melihat wanita itu tengah kesusahan membawa bungkusan yang ia tahu itu makanan. Sehun sedikit heran ketika mendapati Krystal tanpa si kecil Natasha. Biasanya gadis manis itu akan mengikuti sang mommy dan akan menempel terus pada dirinya kalau Krystal tengah marah.
"Maaf, aku sangat lelah hari ini." Krystal tertawa. Tapi, raut wajahnya kembali serius dan mengeras.
"Sehun-ah, apa kau telah mendengar berita ini?" tanya Krystal tiba-tiba.
"Mworago?" Sehun mengernyitkan dahinya ketika melihat ekspresi Krystal yang menandakan kalau ia tidak main-main.
"Kepala divisi spesialis bedah yang baru di rumah sakit ini adalah Huang Zi Tao." Ucapnya singkat.
"Huang Zi Tao?" dan dunia Sehun terasa runtuh saat itu juga...
...
TBC
Saat aku lihat komentar teman-teman di review pilot my husband, disitu aku mikir, oh ya, ceritanya ada yang nggantung dan endingnya gak pas. Maka dari itu, aku pingin membuat sekuel dari PMH itu walaupun nanti jadinya melenceng jauh hehe. Dan entah kenapa, saata lihat fotonya Tao yang jaman Mama langsung cling! Wah, kalau jadi perusaknya Kaihun kayaknya dia pantes. Soalnya wajahnya ada kayak wajah PHO hehe. Dan disini, Tao seme lho. Taohun not Huntao.
