Change
Cast: jeon wonwoo, kim mingyu, dll.
.
.
wonwoo mulai memejamkan matanya, menggantikan pemandangan hijau dari lapangan luas dengan ilalang yang meninggi di pinggirannya dengan gelap. semilir angin mulai memainkan rambut hitamnya dan menyapa kulitnya lembut. wonwoo sangat suka seperti ini, melupakan masalahnya sejenak sebelum kembali harus berkutat didalamnya.
"sebentar lagi, aku akan meninggalkan tempat ini" wonwoo menghela nafasnya kasar kemudian membuka matanya dan mulai melihat kesekelilingnya. wonwoo sedikit terlonjak melihat seorang namja berkulit tan yang juga sedang menatapnya lekat. wonwoo bahkan tidak tahu sejak kapan namja itu duduk tepat disebelah
"mingyu-ya, apa yang kau lakukan disini?" tanyanya. wonwoo menatap lekat mingyu yang kini sedang mendengus dan melempar pandangannya jauh ke depan. entahlah, mungkin ia memang sedang kesal. baik wonwoo maupun mingyu memiliki tempat yang sama untuk melepaskan seluruh masalahnya. ya, sebuah taman tak terpakai yang tak jauh dari rumah mereka. wonwoo dan mingyu rutin membersihkan dan memotong rumput disini setiap minggunya sehingga tempat ini terasa nyaman walaupun hanya mereka yang betah bermain didalamnya.
"aku mencarimu kemana-mana. aku pikir kau ada dirumah jadi aku kerumahmu tapi eomma mu bilang kau sedang di supermarket. kau tahu tidak, rumahmu ke supermarket itu tidak dekat dan aku tidak bawa sepeda. Ditambah lagi aku harus mengelilingi supermarket tapi aku tetap tidak menemukanmu. aku lelah hyung, dan kau malah enak-enakan disini" racau mingyu. wonwoo terkekeh mendengar ocehan mingyu. wonwoo memang berniat ke supermarket tadi, tapi entah kenapa kakinya malah membawanya kesini.
"hahaha memangnya mau apa kau sampai rela menyusulku ke supermarket hah?" wonwoo dapat melihat mingyu yang mengacak rambutnya frustasi atas perkataan yang terlontar dari mulutnya tadi. wonwoo akan memastikan jika ia akan sangat merindukan namja ini nantinya.
"aish kau ini bagaimana sih hyung? ini hari terakhirmu di seoul dan kau malah bersikap seolah-olah kau masih akan menemaniku latihan basket besok" wonwoo terdiam. mingyu memang selalu memintanya menunggu saat ia ada latihan basket, dan bagi wonwoo sendiri itu bukanlah sebuah paksaan karena wonwoo juga senang melihat bagaimana mingyu bermain.
"mulai besok tidak ada yang menunggu ku di bangku penonton paling depan pojok kiri lagi" lanjut mingyu. nadanya merendah, wonwoo tahu mingyu pasti akan kecewa atas kepindahannya karena ia juga merasakan hal yang sama. sudah terlalu lama mereka hidup dalam lingkungan yang sama, berbagi cerita saat senang maupun sedih. mingyu bisa saja menangis, merengek, bersujud dikaki wonwoo agar namja berwajah emo itu tidak pergi tapi mingyu juga tau bahwa jauh didalam sana, wonwoo menginginkan ini semua karena ini lah yang selaa ini wonwoo impikan, mempunyai sebuah keluarga utuh dan merasakan kasih sayang dari seorang yang disebutnya appa.
"kau berbicara seolah aku takkan kembali kesini" jawab wonwoo.
"kau memang akan kembali. namun itu hanya akan berlangsung beberapa hari dalam seatahun. ya kan?" mingyu menolehkan kepalanya sehingga matanya bertemu langsung dengan mata tajam wonwoo yang meredup. mingyu benar, semua yang mereka lakukan seperti biasanya akan hilang. mingyu yakin, wonwoo pasti akan kembali. wonwoo juga yakin bahwa mingyu akan menunggunya. tapi berapa lama semua itu akan bertahan? akan kah mereka dapat saling menunggu pertemuan singkat itu setiap tahunnya? dan yang terparah, apakah mereka masih akan sedekat ini saat mereka bertemu ditahun-tahun berikutnya?
"ayo buat hari mu berkesan hyung" ucap mingyu. wonwoo tanpa sadar menitikkan air matanya yang sedari tadi tertahan. menatap wajah mingyu yang juga sendu membuat hati wonwoo seakan teriris. walaupun mingyu tidak mengeluarkan air mata sama sepertinya, wonwoo yakin jika hati mingyu juga menangis.
wonwoo menghapus air mata dengan punggung tangannya dan memeluk tubuh mingyu dengan tiba-tiba membuat mingyu sedikit terdorong. wonwoo tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya saat ini, jadi mungkin pelukan adalah pengungkapan segalanya. "aku akan sangat merindukanmu kim mingyu"
"aku pasti akan merindukanmu lebih dari kau merindukan ku jeon wonwoo"
-change-
"wonwoo-ya, mulai besok kau akan bersekolah di sekolah yang sama dengan soonyoung, dan seungcheol. kalian hanya berbeda tingkatan saja. kalau ada apa-apa kau bisa langsung menemui kakakmu itu mengerti?" wonwoo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas semua yang dijelaskan oleh lelaki setengah baya yang sekarang sudah resmi menjadi ayah barunya itu. soonyoung yang duduk berseberangan dengannya kini sedang mengangkat kedua ibu jari tangannya tanda menyetujui apa yang ayah mereka katakan. wonwoo tersenyum melihat tingkah saudara barunya itu, ada sebuah perasaan lain yang ia rasakan yang sebelumnya tidak pernah wonwoo rasakan. kebahagiaan dari apa yang orang-orang sebut keluarga.
.
keesokan harinya, wonwoo berangkat ke sekolah barunya bersama soonyoung dan seungcheol yang diantar oleh ayah mereka. lagi-lagi wonwoo merasakan itu semua. sebelumnya, wonwoo selalu berangkat ke sekolah bersama mingyu dengan sepeda masing-masing karena jarak sekolah mereka yang juga tidak jauh. wonwoo selalu senang saat-saat dimana ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya dan sekarang, wonwoo merasakan hal itu berakali-kali lipat.
pledis school. disinilah wonwoo sekarang. sekolah yang cukup luas yang terdiri dari junior high school, dan senior high school. wonwoo masih duduk di junior high school tahun pertama sedangkan soonyoung berada satu tingkat diatasnya, dan seungcheol adalah murid senior high school tahun kedua.
"wonwoo-ya, appa tinggal dulu ya? kalau ada apa-apa, temui saja soonyoung. dia di kelas 8-3, kau bisa mencarinya disana" ucap appanya saat sudah berada di luar ruangan kepala sekolah.
wonwoo tersenyum dan mengangguk "appa tenang saja, aku bukan anak kecil yang perlu penjagaan ketat kok" jawab wonwoo yang membuat appanya tertawa kecil.
"baiklah. nikmati sekolah barumu" sahut sang appa sembari mengusak rambutnya dan kemudian beranjak dari hadapannya.
wonwoo menatap punggung lelaki itu dengan senyum yang masih terukir di bibirnya.
'ternyata seperti ini rasanya mempunyai appa'
setelah tersadar dari lamunan singkatnya, wonwoo mulai melangkahkan kakinya untuk mencari ruang dimana ia akan belajar untuk satu tahun kedepan. dalam hatinya tak berhenti berdoa agar ia mendapatkan kelas yang baik dan teman-teman yang baik pula.
"7-1. ini dia" gumam wonwoo. wonwoo mengetuk pintu kelas tersebut dan masuk setelah mendengar suara berat yang ia tebak adalah suara guru yang sedang mengajar dalam kelas tersebut.
"apa kau choi wonwoo? murid pindahan dari seoul?" Tanya lelaki tersebut.
"eh tidak, aku je- ah maksud ku… ya. ya, aku choi wonwoo" wonwoo merasa janggal menyebut marga barunya. ia bahkan hampir lupa bahwa ia adalah choi wonwoo sekarang, bukan lagi jeon wonwoo.
"tidak usah gugup begitu. silahkan duduk disebelah lee jihoon, hanya itu bangku yang masih kosong" wonwoo membungkuk sebelum beranjak ke tempat yang ditunjuk oleh gurunya tersebut. wonwoo menatap seorang namja yang bisa dibilang mungil, dan juga imut menurutnya yang sedang tersenyum ramah kearahnya.
"hai, aku lee jihoon. aku harap, kita dapat menjadi teman baik" bisik namja yang ia ketahui bernama jihoon tersebut. wonwoo membalas senyum tersebut tak kalah manisnya dan mengangguk pelan.
"ya, semoga kita bisa berteman baik"
-change-
"hai hyung! bagaimana sekolahmu disana? apa kau sudah memiliki teman? ah aku harap kau tidak menangis karena tidak ada aku disana hahaha" wonwoo mengganti posisinya yang sedang berbaring menjadi duduk diatas kasurnya. tangannya mengambil buku sejarahnya yang sedari tadi terbuka dan menghadapkan layar ponselnya kepada deretan kalimat yang menurutnya memuakkan itu.
"lebih baik kau berbicara dengan buku itu saja jika kau hanya ingin meledekku" jawab wonwoo. mingyu hanya terkekeh mendengar jawaban dari wonwoo. mingyu tahu benar bahwa wonwoo tidak suka jika ia meggodanya, namun itu sama sekali tidak berpengaruh apapun padanya karena ia sangat senang melihat namja ini merajuk seperti anak kecil.
"hey hyung, aku ingin melihat wajahmu" rengek mingyu, dan wonwoo kembali mengarahkan ponselnya kedepan wajahnya. wonwoo dapat melihat mingyu tersenyum dan itu tidak bisa membuatnya untuk tidak membalas senyum tersebut.
"tidak ada yang menungguku latihan basket lagi. tidak seru. rasanya aku ingin berhenti saja" senyuman wonwoo luntur mendengar apa yang mingyu katakan. wonwoo tahu mingyu sangat menyukai basket dan rela merengek kepada orang tuanya agar diperbolehkan mengikuti olahraga tersebut. awalnya orang tua mingyu melarang karena ingin mingyu fokus kepada pelajaran dan mendaftarkan mingyu ke bimbel-bimbel agar mingyu semakin mendalami apa yang ia pelajari. wajar saja, ayah dan ibu mingyu adalah dosen disalah satu universitas ternama di seoul, oleh karena itu mingyu dipaksa untuk menjadi anak yang pintar dalam segala bidang, walau pada kenyataannya mingyu juga adalah anak yang pintar. dengan perjanjian bahwa mingyu akan tetap menjalani bimbelnya dan akan menjadi peringkat teratas setiap tahunnya, akhirnya orang tuanya itu memperbolehkannya mengikuti apa yang telah menjadi hobby nya tersebut. dan sekarang, mignyu bahkan ingin melepasnya begitu saja hanya karena tidak ada wonwoo untuk menemani di setiap latihan
"bodoh" jawab wonwoo.
"kau ingin aku menemanimu lagi hm?" Tanya wonwoo dan mingyu mengangguk.
"kau taruh saja fotoku di bangku yang biasa ku tempati, selesai" lanjut wonwoo.
"dia tidak bisa memberikanku minuman jika aku haus" elak mingyu.
"kau punya tangan mingyu, kau bisa mengambilnya sendiri. sepertinya aku salah karena terlalu memanjakanmu" wonwoo mendengus.
"hey siapa yang kau bilang manja hyung? sepertinya disana kau kekurangan cermin hm?" mingyu tertawa diakhir kalimatnya. mingyu selalu membangunkan wonwoo setiap pagi, bahkan kadang menyiapkan buku wonwoo karena wonwoo tidak biasa menyiapkannya di malam hari. wonwoo selalu memintanya untuk menemani kemanapun yang ia mau dan akan merengek jika ditolak. apalagi namanya kalau bukan manja?
wonwoo ikut tertawa atas jawaban mingyu, ia tahu kemana arah pembicaraan namja berkulit tan ini. dan detik berikutnya, mereka hanya terdiam saling menatap.
"aku merindukanmu hyung"
.
.
TBC
hai hai gue bawa ff baru nih muehehehe(?) Gue pengennya sih fokus sama cerita keluarga wonwoo tapi gak enak juga kalo mingyu gak masuk-masuk, jadi disetiap chap nya pasti ada meanie moment kok:)
#happymingyuday i lop yu.
-salam nemplok!
Lanjut gak nih? Sok atuh tulis di kotak review:)
