WARNING : AU .
CH 1 …
Suatu tempat nun jauh disana, terdapat dua kerajaan yang setiap saat selalu berperang untuk memperebutkan daerah kekuasaan. Dua kerajaan ini adalah kerajaan Konoha dan kerajaan Mizu. Pada suatu hari, kedua petinggi kerajaan mengadakan pertemuan untuk berdamai. Dalam pertemuan tersebut menghasilkan sebuah perjanjian dengan syarat, dimana Pangeran dari kerajaan Mizu harus menikah dengan Putri dari kerajaan Konoha agar kedua kerajaan bergabung dan tidak ada lagi perebutan kekuasaan. Para rakyat menyetujui perjanjian damai ini, karena mereka semua telah lelah berperang.
Suatu hari di kerajaan Konoha…
"Ayah! Aku tidak sudi menikah dengan orang dari sana itu!" kata Puteri setengah berteriak pada ayahnya yang tidak lain adalah Raja dari kerajaan Konoha.
"Putriku… Hinata tolong ayahmu yang sudah tua ini. Kalian mau sampai kapan berperang dengan mereka? Inilah jalan satu-satunya untuk bisa berdamai!" kata sang Raja.
"Tapi Ayah…"
"Adikku… tolong ikuti kata Ayah." kata seseorang pria berambut hitam panjang.
"Neji! Kalau kamu ada di posisiku bagaimana! Kamu berada di pihak Ayah sekarang!" teriak Hinata kecewa.
"Karena mereka disana mempunyai seorang Pangeran, dan disini ada seorang Putri, yaitu kau anakku. Jadi, Ayah minta tolong dengan sangat kamu mau menikah dengan Pangeran dari kerajaan Mizu itu." kata sang Raja memelas.
"Aku tidak tahu… ayah." kata Hinata sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Neji menghampiri Hinata, "Hinata… tolong, inipun untuk semua rakyat. Sudah banyak korban berjatuhan." katanya.
"Tapi kak… kakak sendiripun tahu aku tidak akan bisa!" kata Hinata sambil berlinang air mata.
"Aku akan bicara dengan dia… Hinata. Aku yakin dia pasti mengerti." kata Neji sambil mengelus lembut rambut adiknya itu.
"Dia? Siapa yang kau maksudkan Neji?" tanya sang Raja heran.
"Bukan siapa-siapa ayah… nah, waktunya untuk bermain 'istana pasir'. Aku pergi dulu, Ayah… Hinata." kata Neji sambil mengedipkan sebelah matanya pada Hinata.
"Kakakmu aneh…" kata sang Raja.
Hinata memandang Neji sampai menghilang di balik pintu depan istana yang besar. "Aku akan kembali ke kamar, ayah…"
"Mohon pikirkan lagi anakku." kata sang Raja.
"…"
'Aku mohon kakak…'
…
'Sebaiknya, bagaimana aku berbicara pada bocah dingin itu?' Neji berkata dalam hati sambil melangkah menjauhi istana. Dalam perjalanan dia berpapasan dengan orang-orang yang segera sujud ketika melihatnya mendekat…
"Ah… Neji-san!" teriak seseorang dari kejauhan.
"Hm? Oh… ya Naruto…"
"Hehe… sedang apa kau diluar istana? Ingin mencari perempuan, heh! Hahahaha…" tawa Naruto meledak.
"Bodoh… he, dimana si bocah dingin itu?" tanya Neji.
"Ekh? Hn… sepertinya dia sedang ada 'disana'." jawab Naruto. "Ada apa kau mencarinya? Ada yang terjadi dengan Hinata-chan?"
"Yaaah… begitulah. Baik, temani aku 'kesana' ya… Naruto?" pinta Neji.
"O~osh!" jawab Naruto penuh semangat.
Akhirnya Neji melanjutkan perjalanan ditemani Naruto, menuju tempat dimana sang 'Bocah Dingin' yang sedari tadi dibicarakan Neji berada…
Well, selesai satu chapter …
Saatnya pertanyaan… siapakah 'bocah dingin' yang dimaksud?
Yang bisa menjawab, dapat hadiah berupa payung cantik yang dapat diambil di Zimbabwe …
XD
Arigatou~ ^~^
