I can't change.. even if i try,even if i wanted to..
"Hahhhhh..." Luhan menghela napasnya. Hari ini hari yang melelahkan untuknya,3 jam penuh ia dicecar pertanyaan dosen penguji presentasi'nya. Setelah ia keluar dari kelas (atau neraka jahanam bagi Luhan) ia sesegera mungkin berjalan keluar kampus dan memanggil taksi. Yang Luhan inginkan sekarang hanyalah Pulang,untuk bertemu Sehun dan memeluknya. Luhan punya kebiasaan baru belakangan ini, setiap kali dirinya merasa lelah dan stres karena skripsi yang harus ia selesaikan,ia akan mencari Sehun dan memeluknya sampai ia merasa tenang.
Beberapa orang mempunyai cara tersendiri untuk menyinari hari seseorang.
walaupun hanya hal-hal kecil tapi itu sangat berarti.
Sebuah telepon yang berdering disaat yang tepat.
Kata-kata menghibur yang membesarkan hati.
dan untuk Luhan, sebuah pelukan disaat yang diperlukan..
Luhan membuka pintu apartemen yang ditinggalinya bersama Sehun dengan keras,ia langsung berlari-lari kecil kepenjuru ruangan untuk mencari Sehun.
"Hunnie,dimana kau?" teriak Luhan manja.
"Mwoo?aku disini~" Jawab Sehun. Suara Sehun terdengar dari dapur,Luhan dengan gesit menghampiri Sehun dan akhirnya menemukan Sehun yang sedang memasak . Luhan dengan pelan mencolek punggung Sehun, Sehun menoleh dan tersenyum..
"Hmm?" gumam Sehun lembut. Luhan memasang puppy eyes-nya dan merentangkan tangannya,meminta untuk dipeluk oleh sang kekasih. Sehun tertawa melihat kelakuan Luhan,dengan segera ia juga merentangkan tangannya dan memeluk Luhan erat.
Untuk beberapa saat tidak ada kata yang terucap dari keduanya,hanya ada suara Sehun yang bersenandung sambil mengayun-ayunkan tubuhnya dan tubuh Luhan kekanan dan kekiri.
"Ahh nyamannya.." Ujar Luhan akhirnya sambil menenggelamkan wajahnya didada Sehun. Sehun sangat wangi,Luhan suka aroma tubuh Sehun.
"Bagaimana presentasinya hmm?" tanya Sehun sambil mengelus-elus rambut Luhan.
"Begitulah..." jawab Luhan lemah sambil melepas pelukannya dan bersandar di meja makan.
"Aigoo! Kau terdengar pesimis Hannie!Jangan begitu!Kau pasti lulus!" kata Sehun sambil mengacak rambut Luhan.
Luhan hanya cemberut..
'mudah untuk Sehun berbicara begitu!' gerutunya dalam hati.
Sehun sudah lulus 6 bulan yang lalu,ia menyelesaikan program manajemen bisnisnya dengan nilai yang sempurna. Hanya butuh 3,5 tahun untuk Sehun mendapatkan gelar sarjana'nya. Sementara untuk Luhan,ia bisa lulus tahun inipun dia sudah bersyukur . Luhan tidak bodoh, ia pintar dan cerdas. Tapi karena ia bersikeras untuk kuliah sambil berkerja,waktunya untuk kuliah terganggu.
"Sudah kubilang!Biaya Sewa apartemen aku yang urus!Kau berhenti bekerja!fokus pada kuliahmu Luhan!" ujar Sehun saat ia melihat nilai Luhan yang anjlok semester lalu.
"Tidak! Ini apartemen kita! Itu berarti Biayanya-pun kita tanggung berdua!Aku tidak akan berhenti berkerja!Titik!" ujar Luhan berapi-api tak mau kalah dengan Sehun. Jika menyangkut hal seperti ini mereka akan terus berdebat. Bahkan pernah Luhan mendiamkan Sehun selama beberapa hari setelah perdebatan itu,sampai akhirnya Sehun menyerah dan mengiyakan saja apa yang diinginkan Luhan. Luhan berkerja sebagai editor seorang novelis dan barista cafe. Tadinya Luhan juga berkerja untuk Yixing , tapi Yixing 'memecat' Luhan saat mengetahui nilai semester Luhan anjlok (tentu saja Yixing tahu hal ini dari Sehun).
"Lu,aku tidak akan mengizinkanmu menginjak restoran ini sampai kau dinyatakan Lulus!" ancam Yixing.
"Hannie,kau ingat acara hari Minggu ini kan?" tanya Sehun disela makan malamnya dan Luhan.
"hmm?acara apa?" tanya Luhan bingung.
"Ulang tahun appaku,kau ingat?kita berjanji untuk makan malam bersama.."
Oh tidak..
Luhan ingat itu sekarang dan jantungnya berdegup cepat. Hari minggu ini adalah hari yang tidak ingin Luhan lalui. Luhan masih takut untuk bertemu dengan orang tua Sehun. Orang tua Sehun tentu saja belum tahu dengan hubungan Luhan dengan anak mereka. Mungkin Minggu nanti Sehun akan berterus terang kepada orangtuanya. Bagaimana jika mereka tidak setuju? Bagaimana kalau mereka benci Luhan dan memisahkan Luhan dengan Sehun? Memikirkan itu semua nafsu makan Luhan mendadak hilang.
"ehmm Sehun,bagaimana kalau...K-kalau aku tidak bisa pergi?"
Sehun tiba-tiba terdiam,ia menatap Luhan..
"Kenapa tidak bisa?"
"Euh,deadline dari novel baru sudah dekat. Jadi Author Kim mungkin sangat membutuhkanku."
Sehun menaruh Sumpit yang tadi dipegangnya.
"Ini ketiga kalinya kau menolak ajakanku untuk bertemu appa dan eomma. Dan aku yakin deadline novel itu juga alasanmu untuk menolaknya,iya kan?" ujar Sehun frustasi.
Luhan menelan ludahnya. Sehun benar-benar jenius,dengan tepat ia menebak bahwa Luhan menolak untuk bertemu orangtuanya.
"Katakan kepadaku yang sebenarnya,apa alasanmu tidak ingin bertemu mereka?"
Luhan memainkan jarinya gugup.
"Aku takut.." Jawab Luhan pelan. Sehun mengernyitkan alisnya bingung.
"Aku takut mereka tidak merestui hubungan kita. Walaupun seandainya mereka menerima kau sebagai penyuka sesama jenis ,mereka tidak akan suka padaku Sehun." Ujar Luhan..
"Aku tidak tampan,tidak kaya dan tidak selevel denganmu Sehun."
"Omong kosong.." Ucap Sehun sambil mendekati Luhan. Ia berjongkok disamping kursi Luhan lalu menggenggam tangan Luhan erat.
"Kau manusia terindah yang Kaya akan cinta. Bahkan kekayaannya melebihi kekayaan Bill Gates" Kata Sehun,Luhan terkekeh.
"Kau tidak Bodoh,Kau sangat pintar.. Pintar mengambil hatiku.. " Lanjut Sehun sambil megusap pipi Luhan. Pipi Luhan merona. Betapa gombal kekasihnya ini,tapi Luhan menyukainya.
"Aku juga tidak tahu reaksi apa yang akan diberikan orangtuaku saat aku memberitahu mereka tentang hubungan kita. Tapi bagaimanapun juga,kita tidak akan pernah tahu jika tidak mencoba ya kan?" Ujar Sehun.
"Jangan takut Lu. Aku tak akan pernah membiarkan siapapun mengusik hubungan kita. Percayalah, Kita akan tetap bersama selamanya. Aku mencintaimu Lu."
Sehun tersenyum lalu mengecup bibir Luhan.
'Aku juga mencintaimu Sehun. Maka dari itu,jika harus kupertaruhkan perasaan ini demi kebahagiaan dan kebaikanmu aku rela.'
-Luhan's POV-
"Haruskah kita membeli kimchi?" tanyaku pada Sehun yang sedang mendorong troli.
"Hmm?memang stok dirumah sudah habis?" tanyanya.
"Mmm sebenarnya belum,mungkin masih ada satu toples.." kataku mengira-ngira.
Ini adalah hari Jumat di minggu ke 3 bulan Maret. Itu berarti hari ini adalah hari dimana kami harus berbelanja stok kebutuhan sehari-hari..
"Oh Sehun?" panggil seseorang pada Sehun. Sehun dan Aku menoleh kebelakang.. Terlihat Seorang Pria berambut Coklat dan tidak terlalu tinggi berdiri dibelakang kami. Aku sepertinya pernah melihat pria ini. Dimana ya?
"Jongdae?" tanya Sehun.
"Aigoo Sehun-ah!Sudah lama kita tidak bertemu!" Jongdae memeluk Sehun. Ah dia Jongdae,teman SMAku dan Sehun waktu itu.
"Ye jongdae-ah!ahhh senangnya bertemu disini!apa kabarmu?"
"Aku baik-baik saja hun-ah!" Jongdae menjawab dengan riang. Jongdae,walau penampilannya berubah,sifat periangnya tak hilang sedikitpun. Aku senang melihatnya.
"Hey! Kau tidak menyapanya?" tanya Sehun pada Jongdae sambil menunjukku yang daritadi terdiam disebelah Sehun. Jongdae menatapku dari atas sampai bawah hingga ia menutup mulutnya terkejut.
"Aigo!Luhan?" Teriaknya tak percaya. Aku mengangguk lalu tersenyum. Dengan cepat ia memelukku erat.
"Luhan!kemana saja kau huh?kenapa meninggalkan kami?!Kau tahu,Sehun sampai menangis terisak-isak seperti anak SD saat tahu kau pergi!"
"Yak Jongdae!" Sehun terlihat malu. Aku tersenyum mencibir ke arah Sehun.
Dasar Sehun bodoh,bisa-bisanya ia menyombongkan diri padaku dulu.
Waktu itu aku pernah bertanya padanya..
"Bagaimana perasaanmu saat ditinggal olehku?pasti sedih dan kesepian yakan?tentu saja,siapa lagi yang bisa tahan dengan rengekanmu setelah digoda Kris selain aku?bahkan Tao akan menendangmu jika kau bergelayut manja dengannya!" Godaku.
"Hey!aku tidak pernah merengek! Aku tidak sedih! Saat kau pergi aku hanya terkejut lalu kembali menjadi Oh Sehun yang Dewasa dan Keren!"
'oh yeah Oh Sehun yang keren itu menangis?terdengar begitu dewasa untukku.'
"Pembukaan Galeri Lukisan karya Kris?!Tidak mungkin." Ujar Sehun tidak percaya setelah Jongdae mengatakan tujuan ia datang ke Seoul. Sehun wajar sekaget itu, gambar Kris waktu SMA sangat jelek, bahkan saat kami bermain games tebak gambar tim Kris dan Sehun selalu kalah.
-Flashback-
"Sehun!cepat tebak gambarku!" teriak Kris frustasi sambil menunjukkan gambarnya ke Sehun.
"Mmmm..Apa itu.. Pisang?" jawab Sehun yang diiringi tawaku Jumyeon,Jongdae dan Tao pada waktu itu. Kris membanting buku gambarnya lalu mencekik Sehun frustasi.
"Kenapa kau tidak bisa menjawabnya bodoh?! Itu Ikan paus! P A U S!"
"Aish Lepaskan!Luhan tolong aku!Ya!Gambarmu begitu buruk! Bahkan sepupuku yang berumur 3 tahun menggambar lebih bagus darimu!"
"Fine!Kau tahu aku akan menjadi pelukis hebat nanti!Dan lukisanmu dengan wajah yang kubuat abstrak ,akan menjadi lukisan utama di galeriku!" Ujar Kris berapi-api..
"Oh yeah?aku bertaruh,jika kau benar-benar membuka galeri aku akan berlari sambil berteriak 'Hidup raja Kris'!" Cibir Sehun.
-Flashback end-
Sehun menelan ludahnya. Aku menatapnya sambil terkikik.
"Jadi apakah kau mau datang ke galerinya dan mulai berlari sambil berteriak 'Hidup raja Kris!' ?" Sindir Jongdae. Aku tak bisa menahan tawaku dan terus menertawakan Sehun bersama Jongdae.
Aku dan Sehun akhirnya memutuskan untuk ikut Jongdae ke galeri Kris, Jongdae bercerita kalau Kris berusaha menghubungi Sehun untuk mengundangnya datang ke galeri seninya.
"Dia katanya ingin menunjukkan sebuah lukisan padamu." Kata Jongdae sambil tersenyum tipis. Sehun mengernyitkan dahi,bingung.
Ketika sampai di galeri,kami begitu tercengang saat masuk kedalamnya. Lukisan Kris yang dipajang betul-betul keren! Tidak seperti lukisan pisang, oh maksudku Paus yang ia gambar saat SMA.
Jongdae meninggalkan kami untuk bertemu Kris dan membawanya kemari.
Aku dan Sehun betul-betul seperti anak kecil yang takjub melihat mainan baru.
"Wahhhh!" Kata itu selalu terlontar dari Sehun. Ia pasti tidak menyangka partner bermain tebak gambarnya yang notabene pelukis terburuk kini mempunyai Galeri Lukis yang sangat besar.
"Jadi bagaimana lukisanku ?" seseorang bertanya dari belakang Sehun. Dari suaranya yang berat, aku tahu itu adalah Kris. Saat Sehun berbalik,Kris merentangkan tangannya lalu memeluk Sehun.
"Sudah lama sekali ya.." Kata Kris sambil menepuk-nepuk punggung Sehun.
"Ne ... Wow!aku tidak menyangka kau benar-benar jadi pelukis! Apa gambar ikan pausmu kau pajang Juga?" Canda Sehun.
"Tentu tidak bodoh! Aku takut karya agungku itu mempesona banyak orang.." jawab kris yang diikuti tawanya yang khas.
"Dan kau harus tahu , janjiku untuk menjadikan Lukisanmu sebagai Lukisan Utama aku penuhi." Kata Kris mengedipkan mata. Sehun mendesis kesal.
"Hey!Luhan! maaf tidak menyapamu! Kau terhalang si bodoh ini!" kata Kris sambil menggeser tubuh Sehun.
"Sudah lama tidak bertemu denganmu Lu!aku merindukanmu!" katanya sambil memelukku erat.
"Hey!Hey! sudah cukup acara peluk-pelukannya okay!" Teriak Sehun sambil menarikku dari Kris.
"Cih,Posesif sekali! Memangnya kau siapa?Kekasihnya?"
"Ne!Aku memang kekasihnya! Sudah setahun lebih kami bersama!Bahkan tinggal satu apartemen!" kata Sehun sambil mengenggam tanganku. Semua terdiam,mukaku memerah. Aku memandang Sehun dengan tatapan mematikan.
'Sehun,awas kau...'
-Luhan's POV end-
"Jadi,kau berhasil mendapatkanya hmm? ?" tanya Kris sambil tersenyum.
"Selamat kawan,perjuanganmu tidak sia-sia!" kata Kris sambil mengacak rambut Sehun. Luhan kaget dengan reaksi yang Kris berikan. Ia tidak mungkin tahu bahwa Luhan dan Sehun saling menyukai sejak lama. Itu pikir Luhan. Tapi kenyataannya, di SMA, Kris adalah satu-satunya orang yang tahu perasaan Sehun yang sebenarnya kepada Luhan...
-Flashback-
Saat Luhan Pergi,Sehun menangis sejadi-jadinya. Ia terus menyebut nama Luhan dan meminta maaf. Bahkan,hari-hari sesudahnya Sehun tampak seperti mayat hidup. Kris tahu bahwa Sehun sangat kehilangan Luhan hingga ia bersedih seperti itu. Tapi,kesedihan yang nampak diwajah Sehun bukan Kesedihan seseorang yang ditinggal pergi sahabatnya. Kris tahu rasanya berpisah dengan sahabat yang ia sayangi. Tao adalah sahabat baik Kris dari kecil,namun sayang Kris pindah ke Canada pada umur 8 tahun dan harus meninggalkan Tao sebelum akhirnya mereka bertemu lagi saat SMA. Ia tahu benar rasanya berpisah dengan sahabat. Tapi saat melihat Sehun,ia yakin itu bukan kesedihan yang sama dengan apa yang ia rasakan saat berpisah dengan Tao. Ini seperti kesedihan seseorang yang ditinggalkan kekasihnya.
Sehun menyukai Luhan, itu kesimpulan Kris. Ia bertambah yakin ketika ia mengingat betapa paniknya Sehun saat melihat Luhan Pingsan saat kejadian Sunbaenya mengolok-olok Luhan di lorong,betapa cekatannya ia menggendong Luhan dipunggungnya walaupun UKS ada di lantai atas, dan ia ingat Sehun tidak pernah melepaskan tangannya saat menunggu Luhan siuman.
"Sehun... Apa.. Apa kau menyukai Luhan?" tanya Kris kepada Sehun yang sedang melamun dibangkunya.
"Tidak.." jawab Sehun datar.
"Ayolah Sehun,Jujurlah padaku. Kau dan Luhan sahabatku, dan kau harus mempercayaiku.."
"Tidak,aku tidak menyukainya.. Aku mencintainya...Aku mencintai Luhan,apa itu salah?"
Lalu Sehun mulai bercerita dari alasan ia mencintai Luhan hingga betapa terlukanya dia saat Luhan pergi karena perbuatannya..
-Flashback end-
"Ja-jadi kau tahu?" tanya Luhan kepada Kris.
"Tentu.. Semua orang tahu betapa berharganya Luhan untuk Sehun.." kata Kris sambil menggerlingkan mata'nya...
"hey hey!tunggu jadi yang tadi dikatakan Sehun bukan lelucon?Ada apa ini?" tanya Jongdae.
Kris menjelaskan semuanya pada Jongdae. Luhan menggigit bibir bawahnya,menunggu reaksi yang diberikan Jongdae.
'Satu orang lagi yang tahu tentang hubungan kami..' batin Luhan.
"Sialan kau Oh Sehun!Kau pikir aku orang lain?!" hardik Jongdae ke Sehun.
"Kau tidak menceritakan apa-apa padaku selama 3 tahun!aish padahal aku tahu kau menyukainya! Aku tahu itu dari awal!" teriak Jongdae kecewa..
"Kenapa aku harus kaget?tidak ada yang salah dari hubunganmu. Cinta tetap cinta Luhan. Kau tidak bisa menghindarinya seperti menghindari dodge ball!Karena cinta bukan Bola,Cinta ya cinta.." Jelas Jongdae saat Luhan bertanya mengapa ia tidak terkejut mendengar 'HunHan' (Sebutan Jongdae untuk duo sahabat Sehun Luhan) menjadi Real..
Luhan menghela napas lega. Remasannya di tangan Sehun sedari tadi karena gugup mulai melonggar.. Ia dan Sehun saling menatap lalu tersenyum.
"Jadi kalian kesini hanya untuk mengobrol? Apakah galeriku ini sebuah Kafe?Tidak ingin melihat maha karyaku?" tanya Kris.
"ah maaf ,kajja kita lihat sebagus apa lukisan Master Wu sekarang.." Canda Sehun sambil menarik Luhan.
"Ah tapi maaf,aku tidak bisa menemani kalian untuk berkeliling.. Senang berjumpa dengan kalian guys! Kita harus bertemu lagi lain hari!" pamit Kris..
"Oh! Dan Sehun,Kau harus melihat Lukisan Utamaku.." ucap Kris sambil tersenyum.
Sehun mendelik.
"Ck!Kau benar-benar melukisku dengan muka abstrak?!" tanya Sehun kesal. Kris tertawa.
"Aku Melukismu,tidak abstrak. Lukisan itu jelas dan real. Kuharap kau menyukainya,itu jawaban dariku.." Kata kris sambil mengedipkan mata lalu pergi meninggalkan Jongdae,Sehun dan Luhan.
Mereka bertiga akhirnya berkeliling melihat lukisan kris.
"Gila!Lukisan Kris sangat keren!" ucap Sehun yang disetujui Jongdae.
"Ada sesuatu yang berbeda dari lukisan kris,Unik.." komentar Jongdae Sok tahu.
"Yeah,kau tahu nilai Seni yang tergambar disini betul-betul susah dideskripsikan.. Kris seniman yang unik." kata Sehun tak kalah 'sok tahu'nya sambil mengangguk-anggukan kepala.
"Luhan dimana?" tanya Jongdae. Sehun baru sadar bahwa Luhan hilang dari sisinya. Ia menoleh kekiri-kekanan untuk mencari Luhan. Dan akhirnya ia menemukan Luhan sedang melihat sebuah Lukisan sambil tersenyum.
"Lukisan apa yang kau lihat hannie?" tanya Sehun sambil memeluk pinggang Luhan.
"Lukisan utama Kris.." jawab Luhan sambil tersenyum lembut.
"Oh ini berarti Lukisanku ya?" tanya Sehun,ia lalu mememandangi lukisan berjudul 'Same Love' tersebut.
Sehun terkesiap, itu Lukisannya bersama Luhan. Mereka bergandengan tangan sambil saling menatap dan tersenyum.
'Kris...Kau Sahabat yang Unik.. dan baik' batin Sehun sambil terkekeh..
Kris bahkan menulis pesan di bawah judul lukisannya.
'Same Love'
Untuk Sahabatku Hunnie dan Hannie,
Cinta itu baik
Cinta itu sabar
Cinta itu benar
"Dasar raksasa Bodoh!" kata Sehun sambil tersenyum saat melihat pesan yang diberikan Kris..
-Flashback-
Malam itu,Kris terus memikirkan pertanyaan Sehun,saat ia bercerita tentang perasaannya untuk Luhan..
"Aku mencintai Luhan,Kris. Apa itu salah?"
Kris diam. Ia tidak tahu apakah itu benar ataupun salah. Ia bahkan tidak mengerti sama sekali tentang cinta.
Dua tahun berlalu,Kris sedang membereskan barang-barang lamanya dikamar. Ia menemukan sebuah amplop coklat bertuliskan 'SMA H'. Ia menemukan gundukan foto didalamnya. Foto-foto kenangannya di SMA H.. Foto saat ia dan yang lain lulus,Foto ia saat menjuarai lomba pidato bahasa inggris dan Foto Sehun dan Luhan . Ia terkesiap,difoto itu Luhan dan Sehun terlihat tersenyum bahagia,sambil berpegangan tangan. Ia mengambil foto itu ketika mereka sedang berjalan menuju kafe langganan, saat itu musim dingin dan Luhan kedinginan,Sehun mengenggam tangan Luhan untuk menghangatkannya. Ia mengambil foto itu karena iseng,HunHan yang bergandengan tangan terlihat konyol,seperti pasangan kekasih. Menjijikkan sekali,pikir Kris waktu itu. Tapi ia berpikir begitu karena ia tidak mengerti cinta.
Kris menyadari sesuatu,ia sekarang tahu jawaban untuk pertanyaan Sehun,ia sekarang mengerti apa itu cinta. Tak tahu cara mengontak Sehun,akhirnya Kris memutuskan untuk menuangkan Jawabanya disebuah Lukisan.
Ia mulai melukis foto yang ia temukan itu. Dan berharap suatu saat Sehun dan luhan melihatnya bersama.
'Kuharap kau melihat lukisan ini dan menemukan jawabannya Sehun..'
-Flashback end-
-Sehun's POV-
"Aku suka lukisannya.." kata Luhan sambil mengelus lukisan 'same love' itu..
"Jadi,kau lebih menyukai lukisan ini atau menyukaiku?" Candaku..
Luhan tertawa.
"Tentu saja kau hunnie~" jawabnya manja. Aku tersenyum lalu merangkulnya erat.
Kris,terima kasih atas jawabannya.
Aku tak akan takut salah lagi..
Cinta itu benar
Cintaku dan Luhan itu benar..
Maka tak salah kan jika aku berencana mengikat Cinta kami berdua diatas sumpah,untuk selamanya.
"Hannie..."
"hmmm?" gumamnya lembut..
"Menikahlah denganku..."
...To Be Continued...
