Yeahhh..
First FF di akun ini..^^
Gomen.. Aku nggak bisa berpisah sama kesayanganku... Namanya.. TYPO dan OOC..
Warning yaa.. kesayanganku bertebaran dimana-mana..
Murni dari pikiran saya.. .
DISCLAIMER : Masashi Kishimoto.
~SUNSHINE BECOMES YOU~
Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas hari ini. Tak terkecuali Hyuuga Hinata. Ia sudah bangun bahkan sebelum matahari menampakkan sinarnya. Ia pergi untuk bersepeda sekaligus membaca novel yang kemarin ia beli. Jam 7 pagi ia sudah siap dengan baju dress biru selutut dan sepatu flat yang senada dengan bajunya. Rambutnya yang panjang sepinggang ia biarkan terurai. Tas selempang berwarna violet mempermanis penampilannya. Ia menuntun sepedanya ke depan mansion Hyuuga. Ia memasang earphone dan menyalakan musik dari mp3-nya.
Di jalan, ia besenandung pelan sesuai dengan irama musik yang ia dengarkan. Sesekali ia menyapa orang-orang yang ia kenal ataupun yang mengenalnya. Tak lama, Hinata sampai di toko buah yang akhir-akhir ini ia sering kunjungi.
"Bibi.. A-"
"Apel 2, seperti biasa kan?"
"Hehehee.. Tau aja Bi.."
"Tentu saja, kamu kan pelangganku sekarang.. Ah iya, bagaimana dengan Naruto? Apakah dia sudah kembali dari latihannya?"
Hinata menunduk tak tahu harus berkata apa. Naruto sudah pergi selama 2 tahun untuk mempelajari kekuatan para bijuu yang kini ada di dalam tubuhnya.
"A-aku tidak tahu Bi.."
"Apakah kamu sudah merindukannya?"
Sangat..! Hinata memerah malu, bibi penjual buah hanya tersenyum dan terkikik pelan.
"Hahahaa.., Hinata, kau sangat lucu.."
"A-ah, B-bibi.. A-apelnya sudah kan? I-ini uangnya, a-aku p-pergi dulu.."
Setelah menaruh belanjaannya di dalam keranjang sepedanya, ia kembali mengayuh sepedanya menuju ke tempat tujuannya.
~SUNSHINE BECOMES YOU~
Hinata sampai di sebuah padang rumput dibalik bukit Hokage. Disana, ia meletakkan sepedanya ke sebuah batang pohon, membawa apel dan berjalan menjauh dari sepedanya.
Padang rumput itu berwarna hijau dengan sedikit berwarna pink akibat gugurnya bunga sakura yang mengelilingi padang rumput itu. Di ujung padang terdapat sebuah danau yang cukup luas, diatasnya terdapat beberapa helai sakura dan beberapa bunga teratai yang bermekaran.
Hinata duduk di bawah sebuah pohon sakura yang cukup dekat dengan danau itu. Setelah nyaman dengan posisinya, Hinata mulai mengeluarkan buku yang ia bawa dan memakan sebuah apel mengingat ia sama sekali belum sarapan tadi pagi.
Tak ada seorangpun yang tau tentang tempat ini, kecuali Hinata. Ia selalu kemari ketika tidak ada jadwal misi ataupun latihan di mansionnya untuk membaca buku sambil mendengarkan musik seperti yang sedang dilakukannya sekarang.
Sesaat ia melihat pemandangan disekitarnya untuk mengistirahatkan matanya sejenak. Setelah dirasa puas, ia kembali membaca buku yang ia bawa.
Tak terasa, matahari sudah ada di puncak singgasananya. Meskipun begitu, Hinata masih asik membaca novelnya. Apel yang utuh sekarang hanya tersisa bagian tengahnya saja. Langit biru yang cerah dengan beberapa awan kecil disekelilingnya.
Terlalu asik membaca, Hinata tak tahu bahwa ada seseorang yang berjalan mendekat padanya.
"Hei.."katanya sambil menepuk pundak Hinata.
"S-s-siapa k-kau?" kata Hinata menunduk takut.
Sial, aku nggak membawa peralatan ninjaku..!batin Hinata.
"Eh?! Kau nggak kenal aku?"
"Hah?"
"Kamu beneran ga kenal aku?"kata orang itu dengan wajah innocent.
"Hah?"
Orang itu baru mengerti. Ia segera berjongkok di depan Hinata dan melepas earphone yang terpasang di telinga Hinata. Hinata semakin takut dan segera menenggelamkan kepalanya ke lipatan kakinya.
"Hei, setidaknya lihatlah orang yang berbicara padamu.."
Mengenal suara baritone yang mengajaknya berbicara, Hinata langsung menadah ke arah orang itu.
"K-k-kau? N-n-na-naruto-k-kun..?"
"Tentu saja ini aku? Apakah aku sudah berubah menjadi jauh lebih tampan sehingga kamu tidak mengenaliku?"tanya orang yang bisa kita sebut 'Naruto' dengan tampang percaya dirinya.
Wajah Hinata memerah dan segera menundukkan wajahnya. Tapi belum sempat menunduk sepenuhnya, wajah tembem Hinata sudah ditangkup oleh kedua telapak tangan Naruto dan menyangganya agar tidak bisa menunduk lagi. Naruto melihat wajah memerah Hinata dan mulai sedikit khawatir.
"Hinata, kamu nggak papa? Kamu demam?"kata Naruto sambil menaruh sebelah telapak tangannya ke dahi Hinata.
"D-d-daijoubu.."
Naruto menarik kembali kedua tangannya dan memposisikan dirinya duduk di samping Hinata sambil bersenderan di pohon yang sama dan menutup matanya. Keheningan melanda.
"E-ehm.. N-naruto-kun.." panggil Hinata mengusir keheningan.
"Hm?"
"B-bagaimana N-naruto-kun b-bisa menemukan t-tempat ini?"
"Hm? Aku? Sebenarnya aku udah lama tau tempat ini.. Setiap aku sedang tidak ada misi, ataupun sedang bosan, aku selalu kesini." kata Naruto sambil membuka matanya dan menatap Hinata.
Hinata hanya ber-oh ria.
"E-Ehm, j-jadi.. A-apakah N-naruto-kun sudah selesai latihannya?"
"Tentu saja aku sudah selesai. Sangat melelahkan mempelajari mereka semua.. Hah..Tapi meskipun bla bla bla.."
Dan akhirnya Naruto menceritakan semua pengalamannya selama 2 tahun di luar Konoha. Hinata hanya mendengarkan dan terkikik pelan ketika Naruto melakukan tingkah aneh. Narutopun menceritakan pengalamannya dengan sangat ekspresif dan sangat bersemangat.
"Yah, dan akhirnya aku sampai di ruang Hokage dan melaporkan perjalananku. Ketika aku keluar, aku tiba-tiba ingin beristirahat sejenak disini sekalian bernostalgia karena aku sudah saaangat lama nggak kesini. Eh, tiba-tiba aku melihatmu duduk disini.. Ah iya, sampai lupa,Hinata, aku ingin bercerita sesuatu yang sangaaaaaaaaaaat penting denganmu."
"Apa itu Naruto-kun?"
"Aku sangat merindukan seseorang sekarang. Di setiap perjalananku aku selalu memimpikannya, selalu mengingatnya dan selalu memikirkannya.."
Aaah.. jangan-jangan dia merindukan Sakura-chan.. Aduhh.. Bagaimana ini?Aku belum siap menerimanya..Kami-sama.. Apa yang harus aku lakukan? Batin Hinata. Ia menunduk menatap buku yang tertutup di atas pangkuannya.
"Selama 2 tahun aku pergi, selama itu juga aku merindukannya. Aku tidak tahu apakah ia sudah berpaling dariku pada orang lain. Tapi aku berharap dia masih menyukaiku, eh bukan, mencintaiku.."kata Naruto menerawang ke depan dengan muka sedikit memerah.
Tapi, bukan Sakura-chan. Sakura-chan kan suka sama Sasuke-kun. Lalu siapa? Mungkinkah... S-S-Shion-chan?batin Hinata sambil menerka apa yang akan dikatakan Naruto selanjutnya.
"Matanya, wajahnya, rambutnya, pipinya yang memerah.. Aaahhh.. Aku benar-benar gilaa.. Aku berharap dia masih mencintaiku.. Aku begitu bodoh baru mengetahui bahwa aku mencintainya.. Sangaattt mencintainya.."
Tidak salah lagi.. Pasti Shion-chan.. Betapa beruntungnya dia mendapatkan hati seorang Naruto-kun.. Kami-sama, kalau ini takdirku, biarkanlah ini berlalu.. Biarkan aku melupakannya.. Hapuskan memori ini.. Aku mohon Kami-sama...Batin Hinata.
"Saat aku jauh darinya, aku merasa cahaya dihatiku hilang.. Dia selalu membantuku, menyadarkanku, dan membimbingku ke jalan yang benar ketika aku hampir jatuh ke jalan yang salah.."Naruto tersenyum kecil sambil menutup matanya.
Hening. . . Untuk beberapa saat, keheningan melanda kedua remaja ini.
"Menurutmu, aku harus bagaimana?" kata Naruto sambil membuka matanya dan menatap lurus kedepan.
"E-ehm.. M-me-menurutku, N-n-naruto-kun s-sebaiknya b-berterus t-terang s-saja dan mengatakan bahwa N-naruto-kun m-m-me-menyukainya."
"Menurutmu begitu yah?"
"U-uhm.. I-i-iya.."kata Hinata sambil memeluk buku yang tadi ia baca. Mencengkram erat kedua sisi buku itu, berusaha menahan airmatanya tidak jatuh.
Naruto langsung berdiri dan mengulurkan tangannya ke depan Hinata. Hinata menatap bingung tangan Naruto dan akhirnya menerimanya. Naruto membantu Hinata berdiri. Sedangkan buku yang tadi dipeluknya kini beralih di tanah di samping tempat duduk Hinata.
"E-ehm.. Hinata, aku mau ngomong sesuatu yang lebih penting dari ini."kata Naruto sambil menatap kepala Hinata yang menunduk melihat tangan kiri Naruto yang masih melekat di tangan kanannya.
"..."Hinata tetap diam mengatur perasaannya yang kini perlahan hancur dan menahan airmatanya keluar agar tidak terlihat lemah dihadapan Naruto.
"S-sebenarnya..Kamulah orang yang menjadi tokoh utama di dalam ceritaku tadi.."Naruto tersenyum tipis dengan semburat merah di pipi tan-nya.
Hinata kaget dan melihat Naruto.
"Kamulah yang selalu ada di dalam mimpiku.. Kaulah yang selalu ada di dalam pikiranku.. Aku selalu merindukanmu kemanapun aku pergi.."kata Naruto melihat dalam mata Hinata yang sedang menatapnya.
"Matamu yang indah, wajahmu yang imut, rambutmu yang lembut, pipimu yang manis saat memerah.. Aku selalu membayangkannya.. Dan aku selalu merindukannya.."kata Naruto sambil membelai rambut Hinata yang panjang dengan tangan kanannya yang bebas.
"B-b-benarkah i-i-itu N-n-naruto-kun?"pipi Hinata memerah.
"Ya.. Ketika kau menjalankan misi.. hatiku merasa sepi.. tak ada cahaya dihatiku.. seolah-olah itu semua lenyap begitu saja.. Tapi ketika kau kembali, hatiku senang sekali.. Dan .. aku baru menyadarinya sekarang.."
"Hinata.. A-aku mencintaimu.. Because sunshine becomes you.. Hinata.."wajah Naruto semakin memerah. Sedangkan mata Hinata berkaca-kaca tidak bisa membayangkan kejadian ini terjadi padanya.
"Hinata.. Apa jawabanmu?"ujar Naruto sambil membelai lembut pipi Hinata.
Hinata yang tidak dapat berkata apa-apa segera melepas tangan kiri Naruto dan menggantikannya dengan pelukan yang sangat erat pada Naruto.
Naruto terkejut dan langsung tersenyum.
"Aku harap.. Ini berarti iya.."Naruto membalas pelukan Hinata.
Di padang rumput yang sepi itu, mereka berdua menghabiskan waktu bersama-sama.. Untuk berbagi canda tawa.. Untuk bercerita tentang pengalaman mereka.. Dan.. Untuk menggoda satu sama lain..
Padang rumput itu.. Menjadi saksi bisu.., awal perjalanan cinta mereka..
.
.
Arigatou...
Hinata..
.
.
~SUNSHINE BECOMES YOU~
.
.
OMAKE
"Daahh.. Hinata.."kata Naruto sambil melambaikan tangannya dan berjalan jauh dari mansion Hinata setelah mengantarkan Hinata dengan sepeda Hinata.
"Dah.. Naruto-kun.."balas Hinata sambil memegangi sepeda dengan satu tangan, sementara tangan yang lain membalas lambaian Naruto. Lalu Hinata berbalik ke arah gerbang mansionnya.
"Ahh.. Hinata, ada yang lupa.."kata Naruto sambil berlari mendekati Hinata.
"A-ap..."
CUP
Sebelum Hinata selesai menyelesaikan kalimatnya dan baru membalikkan badannya setengah, Naruto sudah mencium pipi tembem-nya.
"Selamat tidur Hinata.. Mimpi indah yaa..!"kata Naruto sambil berlari menjauh.
Hinata? Jangan tanya.. Pipinya sudah semerah kepiting rebus. Hinata segera masuk ke dalam mansionnya.
Sepertinya mereka berdua akan memiliki mimpi yang sangaaaaaat indah malam ini.
.
.
~THE END~
.
Bagaimana?
Gaje kah? Jelekkah? TYPO kah? OOC kah?
Gomen.. Masih banyak kekurangan..
Meski begitu...
MINTA REVIEW-NYA YA PARA READERS SEKALIANN..! #TeriakpakeToa..
