Title : About Us

Cast : Kyungsoo and other EXO's member

Author : Lee Sooyeon

Pair : KASIOO/HUNSOO/KRISOO/SUDO slight! CHANBAEK CHENMIN

Genre : School life, Fantasy, Romance, etc.

Rating : T

Disclaimer : Semua cast milik Tuhan dan orang tua mereka masing-masing. Cerita murni milik saya!

Warning : GS, OOC, Typo(s)

Summary : Kyungsoo – yeoja SM Art School – yang dipertemukan dengan nama misterius di atap sekolahnya. Jongin, namja 'aneh' yang menyukai hal mistis berbau hantu. Bagaimana cerita mereka? RnR please…/GS/KAISOO/HUNSOO/KRISOO/SUD.O/CHANBAEK/CHE NMIN

Do Kyungsoo, yeoja manis itu berjalan pelan di koridor sekolah yang sepi. Ia melihat ke kiri dan kanan, tak ada satupun murid lain yang sudah datang padahal waktu telah menunjukan pukul 07.30 KST. Aneh jika sekolah ini masih sepi. Biasanya sekolah ini sudah dipenuhi oleh murid-murid - khususnya anak OSIS - yang membersihkan kelas atau pun sanggar ekstrakulikuler yang mereka ikuti. Tapi kali ini semuanya berbeda, sekolah ini benar-benar sepi tanpa ada keramaian di sudut manapun.

Kyungsoo menghentikan langkahnya saat mendengar suara rintikan hujan. Tunggu. Suara rintikan hujan? Kyungsoo mengetuk kepalanya sendiri. "Pabbo! Kyungsoo pabbo! Tadi pagi kan hujan, kenapa aku bisa lupa? Aish kalau begini caranya aku harus menunggu sampai siang."

Yeoja berpipi chubby itu terus saja merutuki dirinya sendiri. Ia lupa jika tadi pagi-atau-lebih-tepatnya-sedari malam-hujan terus menerus datang. Lalu apa hubungannya dengan murid-murid yang belum datang? SM Art School memberi keringanan kepada murid-murid jika hujan datang mengguyur kota Seoul. Para guru sepakat untuk 'memasukkan' para murid tepat pukul 09.00 KST. Hal ini tentu disambut antusias oleh para murid yang notabene malas untuk bangun pagi ketika hujan. Kyungsoo berjalan gontai menuju atap sekolah. Ia berniat menunggu di atap sekolah. Sepertinya melihat hujan di atas gedung bisa membuat perasaan jengkelnya membaik.

Air hujan turun perlahan membasahi bumi. Rintikan hujan itu seakan tak pernah habis sedikitpun. Awan hitam masih bergumpal di langit sana. Menutupi sang mentari yang entah kapan akan menampakan sinarnya. Kembali menyinari bumi, membangunkan orang-orang untuk kembali beraktivitas seperti biasanya.

Kyungsoo menatap rintikan hujan itu tanpa berkedip. Setiap kali Kyungsoo melihat hujan, ia selalu tertarik untuk memandanginya. Entah karena apa, tapi hujan selalu membuat dirinya tenang. Apalagi dengan suasana sepi seperti ini. Perlahan Kyungsoo memasang earphone di kedua telinganya. Ia mengeluarkan payung kecil di dalam tasnya. Membuka payung itu dan mulai memakainya. Kyungsoo berjalan perlahan ke tengah hujan. Sekarang ia berada di atas gedung, menikmati air hujan seraya mendengarkan musik kesukaannya. Memejamkan matanya untuk bisa menikmati suasana damai itu.

"Apa yang kau lakukan?"

Kedua mata itu perlahan terbuka. Kyungsoo terlonjak kaget saat melihat ada seorang namja tengah berdiri di depannya. "Kau mengagetkan ku!" serunya menatap namja itu geram.

"Kau sedang apa di sini?" tanya namja itu tanpa mengubris ucapan Kyungsoo.

"Seharusnya aku yang tanya. Sedang apa kau di sini? Kau itu siapa? Bahkan kau tak memakai seragam sekolah," ucap Kyungsoo memandang orang di depannya itu dengan penuh keanehan dan kecurigaan.

"Seragam? Apa perlu aku memakai pakaian itu?"

"Ya! Sebenarnya siapa kau itu? Dasar gila!" seru Kyungsoo meninggalkan si namja 'aneh' yang sekarang tengah menatap Kyungsoo bingung. "Aku Sehun, apa ia tak mengenal ku?" ucap Sehun - si namja aneh - menunjuk dirinya sendiri. Ia melihat Kyungsoo yang sudah turun meninggalkannya sendirian di atap sekolah. Seolah tak ingin lebih tau, namja berwajah tampan dengan kulitnya yang putih pucat itu menghilang, Meninggalkan segumpal kabut putih di tempatnya berdiri tadi.

Dari kejauhan Kyungsoo terpaku di tempat. Tadinya ia ingin kembali ke sana karena lupa sesuatu, tapi sesaat langkahnya terhenti saat ia melihat kejadian tadi. Sehun tiba-tiba menghilang dan meninggalkan segumpalan kabut putih.

"A.. apa itu tadi? Apa dia bukan manusia?" tanya Kyungsoo tak percaya.

Kyungsoo tak bisa fokus ke dalam pelajaran hari ini. Beberapa kali Park Sosaengnim menegurnya karena Kyungsoo terlihat melamun di dalam kelas. Pikirannya buyar mengingat kejadian tadi pagi. Ia merasa bahwa yang dialaminya tadi pagi adalah mimpi. Tapi beberapa kali Kyungsoo memukul bahkan mencubit pipi chubbynya itu, ia tetap merasa sakit. Itu artinya ini bukan mimpi. Kyungsoo memang dipertemukan dengan manusia yang bisa menghilang itu. Sebenarnya kau itu makhluk apa? Pikir Kyungsoo menggeleng-gelengkan kepalanya.

PUK

Sesuatu jatuh tepat di atas kepala Kyungsoo. Refleks yeoja itu menoleh dan memandang orang yang telah berani melemparnya dengan gumpalan kertas. Tatapannya jatuh pada Baekhyun yang sekarang tengah menggerakan bibirnya. Memperintahkan agar Kyungsoo membaca isi kertas itu.

Mengerti dengan pergerakan bibir Baekhyun, Kyungsoo membuka gumpalan kertas itu. Tercetak jelas tulisan tangan milik Park Baekhyun di dalamnya.

Kau kenapa? Apa kau gila karena datang ke sekolah terlalu pagi, eoh? Sedari tadi ku lihat kau tak fokus dan selalu memukul-mukul kepala mu itu. Ada masalah apa teman?

Kyungsoo melirik sekilas ke arah Baekhyun yang duduk di sebrangnya. Iapun mulai menulis sesuatu dikertas itu.

Jika aku bercerita padamu, aku tak yakin kau akan percaya

Baekhyun menangkap kertas yang di lempar Kyungsoo padanya. Sedikit melihat ke arah depan, takut-takut Park saenim sedang melihatnya. Kening Baekhyun terlihat berkerut saat membaca balasan dari temannya itu. Tak percaya? Dengan apa?

Maksud mu tak percaya? Apa Chanyeol oppa menitipkan kata cintanya untuk ku? Atau kau yang sudah berani mengatakan cinta pada Kris sunbae?

Dan baru saja Baekhyun akan melempar kembali 'surat' kecilnya pada Kyungsoo, Park sosaengnim tengah menatapnya seakan-akan berkata apa-yang-sedang-kau-lakukan-Park Baekhyun? Baekhyun memamerkan cengirannya.

"A.. aniyo, saenim. Aku hanya…" Baekhyun melirik ke arah Kyungsoo yang sekarang tengah terkikik geli karenanya. Merasa bahwa temannya itu sedang butuh bantuan, Kyungsoo mengangkat tangannya. Mencoba menarik perhatian Park saenim agar melihat ke arahnya.

"Ada apa Do Kyungsoo?"

"Aku ingin bertanya saenim, bisakah kau jelaskan soal no.4? Aku kurang paham dengan pertanyaannya," ucap Kyungsoo memelaskan wajahnya. Membuat Park saenim mau tak mau beralih ke arah bukunya yang sangat tebal.

"Gomawo," bisik Baekhyun pelan namun tetap terdengar oleh Kyungsoo. Sedangkan si 'penyelamat' hanya tersenyum dan mulai memperhatikan kembali guru matematikanya itu.

Rintikan hujan masih saja setia membasahi Seoul. Sepertinya musim dingin akan segera tiba. Melihat dari kondisi cuaca saat ini, dan juga suhu udara yang semakin dingin. Kedua yeoja itu mengeratkan jaket yang tengah mereka kenakan. Rasanya satu jaket saja tak cukup untuk melawan dinginnya kota Seoul. Bukan hanya kedua yeoja itu, tapi hampir semua murid SM Art School terlihat sedang mencoba menghangatkan tubuh mereka.

Sepuluh menit lagi, bel tanda berakhirnya istirahat akan segera berbunyi, tetapi Kyungsoo dan Baekhyun - kedua perenpuan tadi - masih asyik menyantap makan siang mereka di kantin. Keduanya memang tak banyak bicara seperti kebanyakan siswi lain yang selalu mengambil kesempatan untuk bergosip di jam istirahat, atau memperhatikan namja tampan yang lewat di hadapan mereka. Kyungsoo dan Baekhyun memang berbeda dari yang lain. Menurut mereka, makanan lebih penting daripada apapun.

"Kyungie-ya, kau belum cerita pada ku tentang sikapmu tadi di kelas. Sebenarnya ada apa dengan mu, eoh?" tanya Baekhyun di tengah kesibukan makannya. Menghilangkan keheningan yang sedari tadi mereka buat.

Kyungsoo menghentikan acara makannya. Mendadak ia teringat lagi dengan sosok namja 'misterius' di atap sekolah. Lagi-lagi Kyungsoo terlihat seperti orang gila. Ia mulai memukul-mukul dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya Do Kyungsoo! Berhentilah bersikap seperti itu!" seru Baekhyun membuat beberapa orang di kantin menatapnya bingung.

"Baekhyun-ya, aku yakin kau tak akan percaya. Kau tau? Tadi pagi a.. aku melihat hantu di atap gedung sekolah," ucap Kyungsoo.

Baekhyun membulatkan matanya. Sedetik kemudian, tawanya meledak. "Haha, kau percaya akan hal itu, Kyung? Cih, kau itu terlalu banyak menonton film horror. Hantu itu tidak ada, Kyungie."

"Tapi aku melihatnya, Baekkie-ah."

Baekhyun tak menghiraukan ucapan temannya itu. Ia malah semakin tertawa dengan keras, memegangi perutnya yang mulai terasa sakit. "Haha, kau bergurau, Kyung! Hantu itu tid…"

"Apa kalian sedang membicarakan hantu?"

Ucapan Baekhyun terpotong karena seseorang yang langsung bertanya kepada kedua yeoja cantik itu. Ia Kim Jongin, salah satu siswa 'unik' di sekolah. Sifatnya yang percaya pada dunia 'lain' sering membuat orang-orang menertawainya, bahkan tak jarang-ada pula-yang selalu menghina namja berkulit tan ini. Mereka berkata apa yang diucapkan Jongin adalah kebohongan belaka, tentang dirinya yang bertemu dengan seorang namja tua di tengah jalan pada malam hari, atau tentang anak kecil yang berbicara sendiri di taman kota. Semua murid SM Art School pasti mengenal Jongin. Entah karena wajahnya yang tampan dengan postur tubuh sexynya atau kepercayaannya pada makhluk gaib.

"Ne, Jongin-shii. Wae? Kau percaya kalau hantu itu ada?" tanya Baekhyun yang langsung merutuki dirinya sendiri karena pertanyaan bodohnya. Tentu saja seorang Kim Jongin akan menjawab 'YA' tanpa berpikir dahulu.

"Siapa diantara kalian yang melihatnya? Apa kau?" Jongin menunjuk Kyungsoo yang sedari tadi diam. Yang ditunjuk hanya menganggukan kepalanya ragu.

"Di mana kau melihatnya?"

"Atap gedung."

"Jinjja? Ah apa hantu laki-laki yang berkulit pucat itu?" tanya Jongin antusias.

"N.. ne."

"Aku juga pernah melihatnya. Ia menyapaku, dan tiba-tiba ia menghilang begitu saja," cerita Jongin semangat. "Sekarang kau percayakan padaku jika hantu itu ada?"

Kyungsoo melirik Baekhyun. Baekhyun sendiri sedang melongo melihat begitu semangatnya Jongin bercerita. "Molla," jawabnya.

"Aish, pokoknya kau harus percaya Kyungsoo-shii. Kalau begitu sepulang sekolah nanti kita bertemu di atap gedung. Aku tunggu kau di sana. AnnKyungg!"

Belum sempat Kyungsoo mengucapkan sepatah kata, Jongin telah pergi meninggalkan dua orang manusia yang sekarang tengah dilanda kebingungan.

Jongin tengah berdiri seorang diri di atap sekolah. Ia terlihat sedang memainkan ipadnya. Sepertinya namja berkulit tan itu tengah bermain games. Itu terlihat dari caranya yang terus menekan layar ipadnya dan seruan kecil dari bibir sexynya. Keasyikannya bermain games, membuat Jongin tak menyadari kehadiran Kyungsoo yang sudah berdiri tepat di sampingnya. Kyungsoo memiringkan kepalanya, memperhatikan Jongin yang ternyata tampan juga.

"Kau sudah datang, Kyungsoo-shii?"

Kyungsoo tersadar dari lamunannya. "N.. ne. Hmm mianhae aku terlambat. Dan bisakah kau tidak memanggilku seformal itu?"

"Oh itu, baiklah, Kyungie-ah. Kalau begitu kau juga panggil saja aku Jongin."

Kyungsoo mengangguk kecil. "Apa yang akan kita lakukan di sini?"

"Menunggu hantu itu datang," jawab Jongin santai. Ia melihat raut wajah Kyungsoo berubah. Keningnya berkerut. Jongin menggeser duduknya, memberi isyarat pada Kyungsoo agar duduk di sebelahnya. Tau akan hal itu, Kyungsoo duduk di samping Jongin.

Keduanya diam. Tak ada yang berani memulai pertanyaan. Dalam hati Kyungsoo berpikir, apa ini salah satu cara untuk memanggil hantu itu datang? Setaunya Jongin bukan orang yang diam seperti ini. Menurut teman-temannya yang memang kenal dekat dengan Jongin, Jongin adalah tipe orang yang banyak bicara. Tapi kenapa saat ini Jongin tak mengeluarkan kata sedikit pun? Ia malah diam memandangi langit yang mendung akibat hujan tadi pagi.

"Siapa kalian?"

Sontak keduanya - Jongin dan Kyungsoo - menoleh ke asal suara. Di sana ada Sehun - 'hantu' namja yang mereka tunggu - sedang menatap keduanya secara bergantian.