Heran melihat Itachi mengapa bisa menjadi penyayang pada Sasuke? Dan tiba-tiba sangat dingin? Heran mengapa Itachi kuat? Heran? Heran? dan Heran? Dia adalah ninja buronan tingkat S yang masuk grup terlarang, AKATSUKI. Tapi, barulah diketahui, apa maksud Itachi.


Kasih Sayang

"Hahahahaha! seorang pemuda klan Uchiha tak akan bisa menandingi kami. Kami, juga mempunyai genjutsu yang sama seperti Orochimaru-sama!" ejek Tayuya. "Kau hanyalah butiran debu, Itachi-san. Apa kau siap mati disini? Atau kau punya kata akhir?"

Itachi hanya terdiam tenang. "Kata akhir? Apa kau benar-benar berkata itu kata akhir?" ucap Itachi dengan mata tajamnya, setajam silet.

"Tentu saja!" Tayuya tersenyum licik. "Kau akan mati ditanganku, maksudku, kami, dan Orochimaru-sama akan mempunyai tubuhmu, Itachi."

Itachi menajamkan matanya lagi, membentuk mangekyou sharingan. "Kau tidak sadar? Bahwa kau sudah dipengaruhi genjutsuku," ucap Itachi tajam.

Tayuya dengan tenangnya berkata, "Dan sudahkah kau sadar bahwa aku sudah memecahkan genjutsumu? Itu gampang, Itachi-san," ucapnya sombong.

"Nii-san!" Sasuke tiba-tiba datang dan memeluk Itachi.

Itachi menatap Sasuke dengan dua arti.

Sasuke, lihat siapa lawanku. Kau datang disaat yang tidak tepat.

Sasuke, aku mengerti apa yang ingin kau ucapkan.

Tayuya hanya terdiam melihat adik Itachi yang memeluk Itachi dari belakang. Adik-kakak yang sangat kompak.

Itachi menatap lembut Sasuke, dan tiba-tiba, ia menoleh ke Tayuya tajam dan Tayuya berada di dalam genjutsunya, Tsukoyomi hingga membuat perempuan itu tak sadarkan diri.

Ia hanya bisa tersenyum melihat adiknya, itu sudah menjadi kebiasaan dari hatinya. Bukankah begitu, Kakak?


Pelindung Desa

"Uchiha-san, kau dipanggil Danzou," ucap teman ANBU-nya, Kakashi Hatake.

Itachi hanya beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruang kerjanya. Seperti itulah Itachi. Danzou? Ada apa, ya?

Selama perjalanan, Itachi hanya ditemui perempuan-perempuan aneh menurutnya memanggilnya Itachi. Cih... padahal yang boleh memanggilnya hanya keluarganya, ANBU, Shisui, dan berbagai orang penting. Itachi pun sampai di kuil Uchiha.

"Ada apa, Danzou-sama?" tanya Itachi singkat.

"Itachi, ini adalah keputusan dari tetua dan sandaime hiruzen, bahwa..."

Itachi sedikit kecewa mendengarnya. Sudah ia duga, pasti akan terjadi seperti ini, cepat atau lambat.

"Uchiha harus pergi dari Konoha demi kepentingan desa, atau menghabisi klan Uchiha?" tanya Danzou. "Aku akan menyerahkan misi ini hanya padamu, dan ini benar-benar misi yang menakutkan."

Itachi sedikit sedih mendengar keputusan tetua dan sandaime hokage. "Apa ini hanya sebuah candaan?"

"Tidak, ini serius. Itachi... aku tahu ini misi terberat bagimu. Sebagai gantinya jika kau berpihak pada kami dengan menghabisi klan Uchiha, kau bisa menyisakan adikmu itu," ucap Danzou.

Itachi menutup matanya, memikirkan pilihan terberat baginya. Ia membuka matanya, dan membalik badan juga berkata, "Aku menerima pilihan kedua."

Danzou yang mendengarnya hanya terperangah. "Itachi, kau benar..kau benar-benar pelindung desa. Apa itu memaksakanmu?"

Itachi berjalan. "Tidak."

Ia mengorbankan perasaannya untuk kepentingan bersama.


Orang Tua

"Tou-san... Kaa-san...,"

"Jadi begitu... kau berpihak pada yang satunya," Fugaku tersenyum mendengarnya. "Kau Uchiha Sejati. Tidak apa-apa, Itachi."

"Ta...tapi-

"Kami tahu perasaanmu, Itachi. Itu adalah pilihan yang kamu pilih," Mikoto memotong pembicaraan anak sulungnya.

"Itachi, berjanjilah padaku, jaga Sasuke baik-baik. Kebencian kami akan menghilang sekejap beserta kematian kami," ucap Fugaku memecah keheningan di ruang uchiha tersebut.

Tanpa sadar, Itachi mengeluarkan air matanya. "Ba-baik, Tou-san..."

"Kau memang anak yang baik."

Kalimat itu mampu membuat Itachi menangis sejadi-jadinya.

Kata-kata bijak orangtua, dapat membuat kita menangis, sebeku-bekunya hati, sedingin-dinginnya sifat.


Tangisan

"Nii-san! Kenapa Nii-san berani melakukan ini? Kenapaaaa?!" Sasuke menangis memegang paundaknya yang terluka. "Kenapaaa? Kenapa nii-san membunuh tou-san dan kaa-san? Kenapa nii-san membunuh semuanya? Kenapaaaa?!"

Itachi terdiam dan hanya melompat menuju tiang listrik dengan latar rembulan terang menghangatkan, namun ketika Itachi disitu, terkesan dingin dan misterius.

"Nii-san!" seru Sasuke, lalu melempar kunai-nya.

Sreeeetttt...

Kunainya tepat mencoret lambang desa itu. Lambang desa konoha, Konohagakure. Itachi menoleh ke arah Sasuke dan mendapati adik kecilnya menangis sambil memegang pundaknya lagi. Sasuke meringis kecil.

Sasuke, aku tidak tahan melihat kau seperti itu, maafkan aku, ini jalan yang kupilih, rencana yang kupilih, dan kuharap kau bisa menjadi pahlawan. Pahlawan yang dikenal semua orang, tanpa menjadi buronan sepertiku. Sasuke, kau bisa menjadi hokage, ah... tidak perlu, kau cukup menjadi pemimpin klan Uchiha kelak di masa depan, tidak membuat kudeta seperti rencana Uchiha ini, kau bisa menjadi seperti tou-san dan kaa-san. Itachi, gomennasai...

Tanpa sadar, Itachi menitikkan air matanya. Mlihat adiknya yang meringis, lalu tiba-tiba Sasuke terjatuh.

Orang yang menyayangimu tak akan membiarkanmu menangis, sebenarnya.


Tujuan Utama

Kakashi menatap tajam Itachi. "Apa tujuanmu kesini? Apakah mencari Naruto untuk mengambil Kyuubi?"

Itachi terdiam melihat Kakashi, dengan tajam juga. "Memang, itu tujuan utama kami, tetapi itu bukan tujuan utamaku," ucap Itachi tenang, namun matanya tajam.

"Lalu? Apa tujuan utamamu? Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh bahkan menemui Sasuke, adikmu," ucap Kakashi.

Itachi dengan tenang berkata, "Itu bukan tujuanku, terima kasih. Kisame, sudah. Kita disini bukan untuk bertarung, ingat misi," ucap Itachi.

"Baiklah," Kisame mengembalikkan samehada-nya. "Aku akan mencabik-cabikmu, nanti," cengir Kisame ke Guy, Kurenai, dan Asuma.

Itachi dan Kisame melihat Naruto yang sedikit terperangah dengan kehadiran mereka. "Ehm... siapa kau? Apa kau siluman hiu? Dan kau! Aahh! Sasuke! Kau bisa tumbuh secepat ini? Bahkan lebih tinggi!"

"Siluman hiu? Menarik sepertinya," ucap Kisame mengambil samehada-nya, dan Itachi mencegahnya.

"Aku bukan Sasuke," ujarnya singkat. Naruto mengangguk, ia mengakui bahwa Itachi dan Sasuke mirip.

"Eh... lalu? Kalian datang untuk apa?" Naruto meneguk air liurnya melihat kedua pemuda ini, benar-benar kuat, dipikirannya. "Bukan untuk membunuhku, kan? Apa ini disuruh hokage?"

"Hokage, hm?"

Naruto tidak bisa menunjukkan wajahnya yang tenang. Ia benar-benar takut.

"Akhirnya... kutemukan kau...," ucap Sasuke yang menatap Itachi tajam dengan sharingannya.

"Sasuke! Sedang apa kau disini?!" tanya Naruto tidak percaya.

"Uchiha... Itachi...," bukannya menjawab pertanyaan Naruto, dia melanjutkan kalimatnya.

"Uchiha... Itachi...?" Naruto menoleh ke Itachi lagi, lalu meneguk air liurnya lagi, keringatnya bercucuran.

"Siapa dia, Itachi? Dia mirip sekali denganmu," tanya Kisame.

Itachi terdiam sebentar. "Dia adalah adikku, Uchiha Sasuke."

"Aku akan membunuhmu, Itachi!" Sasuke mempersiapkan chidori-nya dan berlari menuju Itachi. "Hiyaaaaaaaa!"

DAASHH

"A...apa!?" Naruto tak percaya, melihat kakaknya sahabatnya yang sangat kuat itu. Hanya memerlukan satu tangan untuk menghentikan chidori Sasuke.

Itachi terdiam melihat Sasuke. Sasuke, kau bertambah kuat. Aku senang.

Jika orang yang menyayangimu melihat kau berprestasi, mereka akan turut bahagia sebahagianya kau.


Hiyaaah akhirnya Yuki sudah bisa menyelesaikan fanfic kedua ini. Dan masih ada beberapa momen mengharukan dari Itachi, yang akan kulanjutkan next chapter setelah chapter 'Care?' 2 (insya allah) selesai :) terima kasih n please review! Ga nerima kritik yang pedes yaa! Kalau pedes sambel sih gapapa ahahah :D