Jeonghan menggosok lengannya dengan telapak tangan miliknya sekali lagi berharap dingin yang menyerang tubuhnya berkurang dan memunculkan sedikit rasa hangat di badannya

"Fuhhh" Jeonghan meniup telapak tangannya sekali lagi,ditolehkan kepalanya ke kanan kekiri,

Mencari sesuatu tepatnya seseorang tapi tak ada seorangpun

Ya sudah dua jam lebih dia berdiri di taman ini ditengah malam yang dingin,menunggu kekasihnya,yang sudah hampir empat tahun ini menemaninya,Choi Seungcheol itu nama pria yang dia tunggu dengan setia,pria itu berjanji menemui namja cantik ini pukul lima sore tapi sampai pukul tujuh pria itu belum menampakan batang hidungnya

"Sial kau Choi Seungcheol" umpat Jeonghan giginya gemeretak menahan kesal dan dingin,Jeonghan hampir menyerah dan pulang,dilangkahkan kakinya menjauh dari tempatnya,berdiri sekarang, dia merutuki kenapa dia lupa membawa jaketnya atau sekedar parca miliknya

Jeonghan melangkah makin jauh sampai langkahnya terhenti dan Jeonghan memutar kembali langkahnya ke tempat dimana dia dan kekasihnya itu berjanji bertemu

Air matanya hampir menetes saat waktu makin berjalan larut,Jeonghan menggigit bibir mungilnya pertanda dia sedang berusaha menahan tangisnya,

Kekasihnya belum muncul juga

Pertahanannya hampir runtuh saat sebuah jaket melingkar dibahunya dan sepasang tangan kekar memeluk lehernya,dari aroma yang menguar Jeonghan hafal itu wangi siapa,wangi Choi Seungcheol kekasihnya,namja idiot yang membuatnya menunggu selama hampir tiga jam

"Maaf aku sangat terlambat" kata Seungcheol akhirnya

Jeonghan menoleh dan menutup mulutnya tak percaya jika namja itu akhirnya datang,raut wajah senang Jeonghan tak bertahan lama dan berganti dengan glare mematikan pada Seungcheol

"A ada apa? Dan dimana jaketmu?" Seungcheol berusaha mencairkan suasana yang aneh ini membekukan api yang terlanjur membara

"Pabo Seungcheol" jawab Jeonghan emosi lalu dengan keras memukul collar bone kekasihnya

Lalu berjalan menjauh meninggalkan Seungcheol yang memekik sakit

Seungcheol berusaha mengejar Jeonghan yang berjalan makin jauh

" Jeonghan ah tunggu" Seungcheol bereriak

Jeonghan tidak bergeming

"Jeonghan dengarkan aku dulu" kali ini teriakan Seungcheol mampu menghentikan langkah Jeonghan

Seungcheol berlari menyusul Jeonghan lalu berdiri tepat didepan kekasihnya itu

"Dengarkan aku..." ucap Seungcheol dengan terengah

Jeonghan tetap diam

"Aku terlambat karena harus membeli ini " Seungcheol mengeluarkan kotak kecil berwarna biru dari kantong celananya.

Jeonghan mengernyit tidak mengerti

Seungcheol berlutut didepan Jeonghan sambil membuka kotak kecil itu dihadapan Jeonghan,cincin berwarna perak dengan permata biru terlihat menyembul dari kotak itu

"Untukmu" lanjut seungcheol

"Seungie ah " Jeonghan terbata matanya berkaca kaca menatap kotak itu dan Seungcheol secara bergantian

"So Jeonghan ah will you forgive me and will you marry me?" seungcheol tersenyum

Setetes airmata menetes dari mata cantik Jeonghan,air mata kebahagiaan

"Eung aku memaafkanmu dan aku mau menikah denganmu" ucap Jeonghan yakin

Seungcheol berdiri dan memasangkan cincin itu pada jari manis Jeonghan.

Jeonghan menatap Seungcheol dan tidak lama kemudian bibir mereka pun bertaut

FIN