Disclaimer : Persona 3, ATLUS
This Fanfiction, Aika-chii
Hei, aku masih ingat bagaimana caramu merayuku.
.
.
"Aigis? Nama yang indah untuk gadis manis sepertimu, nona."
Tapi saat itu, aku masih belum mengerti kata-kata perkenalanmu yang aneh itu. Sampai saatnya terlambat.
"Kenapa kau selalu mencoba memisahkanku dengan Minato ataupun Minako?"
Karena kau berbahaya. Bukan, lebih tepatnya lagi karena dadaku terasa sakit bila kau didekat mereka. Apalagi ketika kau bersama Minako.
Sebelum ini... aku belum pernah merasa setakut ini.
"Bulan purnama yang indah. Aku belum pernah lihat yang seperti ini sebelumnya. Apa kau juga begitu, Aigis-chan?"
Waktu itu... aku masih belum percaya. Sangat tidak percaya. Kalau kau orang yang seharusnya kubunuh sebelumnya.
"... Aku akan membunuhmu."
Kenapa, kenapa, kenapa? Kenapa kukatakan itu waktu itu? Karena berpikiran kalau dia adalah Death? Bibit dimana Nyx akan berkembang?
DOR!
.
.
Tapi, sekarang aku ingat. Yang tersenyum padaku. Yang tertawa padaku (padahal aku tidak tertawa). Dan yang selalu memanggil namaku dengan lembut...
"Aigis-chan..."
... Bukanlah Death, ataupun Nyx.
"... aku menyukaimu."
Tapi Ryoji Mochizuki, orang yang merubah hidupku, karena kata-katanya itu padaku.
.
.
"Lho, Aigis-chan, kenapa kau melamun seperti itu?"
Ah, semua itu hanya masa lalu.
"Tidak ada apa-apa Yukari-chan... Aku hanya..."
(Yukari tersenyum, lalu menghela napas)
"... Ayo, masih ada pasien lagi, dokter!"
Sekarang saatnya aku melangkah kedepan, bukan mengenang masa laluku yang singkat dengannya.
Ya, dengannya.
.
Fuuka-chan pernah bilang, mungkin kasusku sama seperti Yukari-chan yang kehilangan Minato-kun, Shinjiro-senpai yang kehilangan Minako-chan, Chidori-san yang mengorbankan nyawanya untuk Junpei-kun, bahkan Fuuka-chan sendiri ketika berpisah dengan Natsuki-san.
Katanya, walau pun kami berpisah, kami tetap dekat bersama.
Ketika kutanyakan mengapa, dia malah tertawa kecil.
"Karena kau jatuh cinta kepadanya."
.
.
Aku tahu, pasti berat untuk Yukari-chan, ketika Minato-kun mengangkatkan tangannya malam itu. Atau Shinjiro-senpai, ketika Minako-chan menghilang dipangkuannya.
Tapi aku merasa lebih berat ketika Ryoji-kun pergi melewati pintu itu.
Dan dirinya hilang selamanya.
.
.
Aku juga menyukaimu, semua rayuanmu padaku, serta caramu memanggil namaku.
Disini aku berdiri di Naganaki Shrine. Tempat dimana kau menyatakan hal itu padaku. Kalimat yang membuat hati robotku ini berdebar, dan membuat otak metalku tidak bisa berfungsi dengan baik.
Coba saja waktu itu... Ah, tidak. Apa pun itu, itu sudah masa yang lewat.
(Aigis membisikkan sesuatu kepada angin yang berhembus, berharap orang yang dia harapkan akan menjawabnya)
"... Aku juga menyukaimu."
.
.
Fin
Notes1: Apa? Jangan menatapku seperti itu! Me-mereka berdua pasangan yang keren kok!
Notes2: Satu lagi karya pendek nan abal ala Aika...
Notes3: Review? :3
