Halo semua! Haha gimana kabar kalian? Galau ya? Sama! Kyahahahaha *ditimpuksandal* Oke, semoga fict ini bisa menambah kegalauan kalian! Muehehehe.

Fict ini merupakan sekuel dari fict yang terdahulu, "Winning Your Heart" disarankan sih memang membaca dan mereview fict itu dulu ._.d tapi kalau mau baca dan review ini dulu juga boleh kok, tenang ajah. Semua saya terima dengan lapang dada kok ._.d

Oh ya, juga terima kasih kepada LalaNur Aprilia yang udah me-review fict Winning Your Heart, yang lainnya udah dibales lewap PM ya ;)

Yosh! Selamat menikmati!


Disclaimer: Yuusuke Murata & Riichiro Inagaki

Warning: semi-AU, crackpair, OOC, typos, abalism


Aku kangen kamu, Hayato-kun.

Akaba tersenyum membaca tulisan yang tertera di layar ponselnya. Di balasnya pesan singkat dari gadisnya itu dengan sangat bersemangat. Di ketiknya pesan singkat itu dengan cepat, ia tak ingin membuat gadisnya terlalu lama menunggu balasan darinya.

Kau tahu? Rasa rinduku memiliki nada yang jauh lebih tinggi dari yang kamu rasakan.

Dan di sebrang sana gadisnya tersenyum simpul membaca balasannya itu.

"Hayato-kun, syukurlah sepertinya dirimu baik-baik saja di sana." Gumam gadis berkepang itu sambil menutup ponsel flip-nya. Tentunya sebelum itu ia sudah mengetik balasan untuk si pria.

Kuharap kita bisa bertemu dalam waktu dekat .

Tak selang berapa lama, sang gadis kembali mendapat balasan atas pesannya.

Besok all star Jepang akan ke Osaka. Kita pasti bisa bertemu, gadis bernada lembut, satu-satunya gadis yang kucintai, Karin.

Karin merasakan pipinya perlahan menjadi panas dan memerah. Ah, dia terlalu rindu pada ace mata merah Bandou itu, sejak berpacaran dua bulan yang lalu mereka memang jarang bisa bertemu, selain karena kesibukan tim football masing-masing jua karena jarak Tokyo-Osaka yang memisahkan mereka.

Ia sudah tak bisa lagi menahan rasa rindunya akan suara merdu pria itu, jemari-jemari yang memetik gitar lembut, suara gitar listriknya, cara berbicara pria itu yang tak pernah lepas dari musik. Rindu, ia merindukan segala hal tentang Hayato Akaba.

Besok, ia akan bisa bertemu dengan pangerannya dan sepertinya malam ini ia tak akan bisa tidur sampai pagi karena terlalu senang.

.

/~With You~/

.

"Heh, Gitar Otaku! Kenapa dari tadi kau memainkan ponselmu sambil senyum-senyum tak jelas begitu? Menjijikkan tahu!" Kotaro—seperti biasa, memberi komentar sinis pada hal-hal yang dilakukan Akaba, rival sekaligus sahabat baiknya.

"Fuu … Orang bernada sumbang sepertimu tak akan bisa mengerti, Kotaro." Akaba membalas perkataan Kotaro padanya sambil memainkan ponsel miliknya di tangan.

"Apa hubungannya dengan musik, Bodoh!" Kotaro berbalik tersinggung dan marah, menghujami Akaba dengan air liur dan seribu macam makiannya.

"Besok bakal ketemu Karin-san ya, Akaba?" ucap Julie di tengah-tengah usahanya menjauhkan Kotaro dari Akaba agar pertikaian itu tak berlanjut.

Akaba hanya membalas dengan senyum penuh kebahagiaan.

"Huh! Pantas saja kau seperti orang gila senyum-senyum begitu! Dasar Gitar Otaku!" agaknya amarah Kotaro masih belum padam. Rasanya ia ingin sekali meremas wajah Akaba, dalam arti tidak sebenarnya tentunya.

"Fuu … terima kasih sudah peduli padaku, Kotaro. Sampai jumpa besok," Akaba berlalu meninggalkan Kotaro dan Julie sambil bersenandung kecil. Ia benar-benar merasa senang sekarang, tak sabar menunggu hari esok.

"Kembali kau Gitar Otaku! Jangan kabur!" kali ini sepertinya Kotaro benar-benar akan meremas wajah Akaba. Secara harfiah.

.

/~With You~/

.

Esoknya,

Hari ini shinkansen tujuan Osaka disewa penuh oleh all star Jepang. Jangan ditanya di mana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk menyewa sebuah shinkansen. Ingat? Mereka punya seorang atau mungkin tepatnya seekor setan yang pernah menyewa Tokyo Tower, jadi sebuah shinkansen bukanlah masalah.

"Kekekeke."

Ah, setan itu tertawa 'riang'.

"Hiruma! Kenapa tidak ada orang selain kita di kereta ini? Ini hebat sekali!" Kurita datang ke tempat Hiruma dengan wajah senang—sambil membawa banyak makanan di tangannya. Tentu saja.

"Oh aku tidak tahu mengapa Gendut Sialan, mungkin saja karena kita terlalu terkenal dan membuat orang-orang itu takut untuk sekereta dengan kita." Jawab Hiruma dengan tampang menyebalkannya seperti biasa.

"Tentu saja karena kau mengancam mereka 'kan?" Ucap all star yang lain serempak dengan memasang wajah facepalm.

.

/~With You~/

.

Karaoke, ya, mereka sedang berkaraoke di dalam shinkansen yang entah mengapa bisa menjadi mewah seperti itu, ada karaoke set, tv plasma, sofa bulu, internet, bahkan kasur untuk tidur! Ini penginapan atau kereta? Hiruma, ah aku kehabisan kata-kata atas ulahmu.

"Tidak adakah salah satu dari kalian yang ingin bertanya mengapa kita bisa di sini?" Ikyyu mencoba mempertanyakan nasibnya, atau nasib mereka tepatnya di sela-sela acara karaoke mereka yang amat heboh itu.

"Tidak perlu bertanya, Hiruma di balik semua ini, jadi kita tidak perlu mempermasalahkan hal itu, menurutku." Ucap Marco sambil menegak colanya yang entah ke berapa botol baginya hari ini.

Tapi seramai-ramainya suasana di sana saat itu, ada seorang yang amat kita kenal karena rambut merahnya yang nyentrik sedang terdiam di sudut, termangu memandang keluar jendela kereta, senyum-senyum sendiri layaknya pasien rumah sakit jiwa. Jika dia benar-benar jadi pasien di sana, aku rela menyusulnya, ehm.

"Hei, Akaba! Kulihat daritadi kau hanya melamun melihat keluar jendela, kenapa tak ekspresikan saja kesenanganmu karena akan bertemu Karin dengan berkaroke dengan kami!" sorak Mizumachi yang disambut jitakan Kakei.

Akaba tersentak dari lamunannya, ia tersenyum, "Apa ada lagu cinta baru yang bagus saat ini?" ujarnya bersemangat sambil mengambil mike.

Cewek-cewek pasti akan menjerit melihat senyuman Akaba, ehm berhubung cewek di sana hanya ada Mamori dan Suzuna, dan mereka sudah menjadi hak milik sang raja setan dan eyeshield 21, maka diputuskan saya sajalah yang berteriak sebagai wakil dari cewek-cewek itu. AAAAAAAA AKABA KAU GANTENG SEKALI!

"Aku tahu lagu yang tekenal saat ini, tapi aku tak tahu apakah itu lagu cinta atau bukan, soalnya lagu ini dari luar negri." Sena angkat bicara, unjuk gigi atas eksistensinya sebagai anak alay yang hafal semua lagu di luar kepala tanpa tahu artinya. Sena, kau?

"Baiklah, putarkan itu saja." Sepertinya Akaba amat bersemangat mendapat kesempatan untuk tampil di ajang karaoke all star ini. Apaan deh.

Sena memilih lagu tersebut di layar touchscreen dan kemudian mengalunlah musik dengan nada penuh semangat, bersamaan dengan munculnya tiga wanita berambut warna-warni berbaju motif MACAN di monitor. Eh?

OOOOO OOOOO OOOO

Tu-tunggu dulu! Sepertinya aku kenal lagu ini! Ini kan! Ini!

IWAK PEYEK~ IWAK PEYEK~ IWAK PEYEK~ NASI JAGUNG!

YIHAAAAAA ALL STAR DIGOYANG!

.

/~With You~/

.

Tim Teikoku Alexanders baru saja selesai latihan siang ini, Karin langsung pergi menuju ruang loker dengan tergesa-gesa.

"Karin! Tunggu aku!" Yamato mengejarnya dan mencoba menyejajarkan langkah kakinya dengan kaki Karin, "sepertinya kau sangat bersemangat, pasti karena dia akan datang 'kan?" sambung Yamato saat berhasil menyusul quarterback perempuan itu.

"um," Karin hanya menjawab pertanyaan Yamato dengan anggukan kecil, selebihnya ia menjawab dengan wajahnya yang memerah malu.

"Kita akan menyambut mereka bersama-sama, tapi kenapa kamu harus terburu-buru begitu?"

"Aku hanya ingin menenangkan jantungku dulu sebelum bertemu dengannya, Yamato-kun. Seharian ini aku tak bisa berhenti berdebar." Karin berkata dengan suara kecil sambil memegangi dadanya yang masih berdegup tak karuan karena senang.

Yamato tersenyum, dielusnya kepala perempuan yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu lembut, "Kau pasti sangat mencintainya."

.

/~With You~/

.

"OSAKA!"

Semuanya berteriak begitu pintu kereta terbuka dan berlarian keluar dari kereta, Mamori tampak sedang membungkuk berterima kasih dan meminta maaf pada masinis kereta dan para awaknya.

Mizumachi membentur pintu kereta karena tak sadar dengan tinggi badannya. Kakei dengan setengah kesal menarik Mizumachi menjauh agar tak menganggu di pintu keluar.

Marco memakai jasnya kembali dan membawa sebotol aqu—cola ditangannya.

Monta, Sena, Suzuna dan Riku asik bercengkrama setelah keluar dari kereta.

Shin dan Sakuraba membeli minuman kaleng di mesin otomatis di dekat sana, untungnya saja Sakuraba pada detik-detik terakhir mengingatkan Shin untuk tak membeli minuman di mesin itu sendirian.

Kurita bercengkrama dengan gurunya—Banba.

Kotaro berbicara bayak pada Musashi, namun lelaki bertampang tua itu hanya menanggapi singkat-singkat, membuat Kotaro kesal dan menendang-nendang kaleng yang entah ia dapat darimana.

Shien—m, maksudku Kid, menyandarkan dirinya ke tembok dan Tetsuma ada di sebelahnya.

Otawara jangan ditanya, dia 'berbagi aroma' seperti biasa. Ikyyu yang berada di dekat situ semaput seketika.

Sedangkan Hiruma melirik jam tangannya lalu menyeringai. Mas, Mas, ada apa ya?

Untuk sekedar pemberitahuan, Agon, Yamabushi dan Gaou tidak bisa datang, semoga saja mereka tak membuat konspirasi untuk menghancurkan perdamaian dunia. Semoga saja.

Lalu Tuan Mata Merah kita, Akaba yang keluar paling akhir menyandang kotak gitarnya di pundaknya dan berjalan keluar kereta, raut wajahnya tetap tak berubah, raut wajah bahagia.

"Jadi, kita akan ke mana dulu?" semua mata mengarah pada kapten mereka, Hiruma Youichi, menggantungkan asa mereka pada pria bergigi taring semua itu.

"Kita ke penginapan dulu, setelah itu baru akan kuputuskan kita akan ke mana." Hiruma melangkahkan kaki keluar stasiun, semua mengikuti dari belakang sambil manggut-manggut.

"Oh ya," Hiruma membalikkan kepalanya 180 derajat—salah satu dari banyak keahlian aneh yang dimilikinya, "Mata Merah Sialan, jika kubilang hari ini kita tak jadi ke Teikoku bagaimana?" tanya Hiruma dengan nada meremehkan dan tampang menyebalkan-minta-ditimpuk-pake-sempak-nya.

"Fuu … coba saja Hiruma, kujamin besok kau tak akan bisa lagi melihat matahari terbit." Ujar Akaba sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Kekekekekekeke!"

Mamori yang berada di dekat Hiruma menyikut komandan dari neraka itu pelan.

.

/~With You~/

.

"Apa mereka masih lama?" Karin melirik jam tangan warna merahnya untuk kesekian kalinya sore ini. Antara khawatir dan rasa tak sabar bertemu Akaba.

"Kakei bilang, mereka ke penginapan dulu, baru mungkin nanti akan ke sini." Ucap Yamato setelah melihat sms dari Kakei. Ciee ciee smsan sama Kakei tuh, cieeeeeeehmp—a, ampun mas, jangan Kaisar Charge saya!

"Apa maksudnya mungkin?" dahi Karin mengernyit mendengar hal itu. Tenang Mbak, saya juga heran kok.

"Entahlah, tapi yah, kamu tahu 'kan Hiruma seperti apa."

Karin hanya mengerucut di bangkunya karena harus menunggu lebih lama.

.

/~With You~/

.

Kaki-kaki tak berdosa dan memiliki perbedaan jumlah bulu itu memasuki sebuah hotel mewah, hotel itu bernuansa krem dan kuning keemasan dengan langit-langit yang menjulang tinggi dan dihiasi lampu-lampu cantik.

Mereka mangap dan bertingkah laku norak, tapi untunglah tidak semuanya berbuat seperti itu, ya, karena ini bukan anggota Deimon yang primitif itu.

Pelayan dan manager hotel menyambut kedatangan mereka dengan red carpet dan pelayanan terbaik, tentu saja di dalam hatinya mereka merutuki anak-anak all star ini. Terutama kaptennya.

"Silahkan pilih kamar yang kalian suka," resepsionist mempersilakan mereka memilih nomor kamar yang mereka sukai, setelah memlih, tanpa babibu lagi mereka langsung menuju kamar masing-masing. Satu orang satu kamar? Not bad.

.

/~With You~/

.

Akaba yang baru sampai di kamarnya mengeluarkan ponselnya dari saku, mencoba menghubungi gadis quarterbacknya. Namun nihil, tak ada jawaban dari sebrang sana. Agaknya sang gadis sedang tak memegang ponselnya. Mungkin ia sedang tertidur? Akaba bertanya-tanya dalam hati.

Saat memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku, terdengarlah teriakan Hiruma dari lantai dasar. Hei, hei, ini lantai 50 lho!

.

/~With You~/

.

Berdasarkan komando dari Hiruma yang baik hati, akhirnya mereka sudah sampai di SMA Teikoku yang indah bak surga. Jika diizinkan, mungkin sudah ada peri-peri yang berlalu-lalang di halaman Teikoku yang indah itu.

Tepat saat mereka memasuki gerbang, anak-anak tim 2-6 Teikoku Alexanders bersorak sorai menyambut mereka. Berasa pulang haji nih, eh.

Saat memasuki gedung aula sekolah, tim 1 sudah menunggu kedatangan mereka dengan berpakaian rapi. Hei, Yamato, makin tampan saja kau!

Mereka langsung bersalaman dan bercipika-cipiki satu sama lain, oh tidak yang terakhir itu tidak terjadi, sungguh, mereka belum mau menjadi all star maho.

Akaba mengedarkan pandangannya ke setiap orang di sana. Namun apa dikata, ia tak bisa menemukan gadisnya di keramaian tersebut. Semua orang di sana mengerling nakal ke arahnya sambil senyum-senyum maho, walaupun katanya tadi belum siap untuk menjadi maho, "Mencari seseorang, Tuan Mata Merah?"

Rasanya Akaba saat itu juga ingin menciumkan wajah mereka satu per satu ke lantai. Ayo lakukan Akaba, kau bersamaku!

DRAP DRAP DRAP

Langkah kaki terdengar tergesa-gesa berlari ke arah kerumunan manusia itu, siluet yang sangat dikenal, dengan kepangan panjang dan badan rampingnya—Karin Koizumi, ya itu dia.

Langkah kaki itu seketika berhenti saat mata kedua sejoli itu bertemu. Atmosfir di sana menjadi terasa amat berbeda, hawa menjadi pink dan bunga mawar bertaburan, aliran waktu dan denyut jantung serasa berhenti, oke, itu lebay.

Karin menundukkan wajahnya, tak sanggup melihat lebih lama ke arah pria yang amat ia rindukan itu, pipinya memanas dan bulir-bulir bening jatuh dari matanya yang indah, pundaknya berguncang. Ia menangis bahagia.

Akaba melepaskan kotak gitar yang ia sandang ke pundak dan memberikannya pada Mamori untuk dijaga, yah karena manager itu orang yang ia anggap paling waras di sana. Setelah memberikan kotak gitarnya pada Mamori, Akaba berjalan perlahan ke arah Karin, membuat semua orang di sana gemas karena Akaba berjalan seperti siput. Suzuna yang tak tahan menjambak-jambak rambut Monta dan Sena, setelah ini mereka pasti akan mengalami gejala kebotakan secara bersamaan.

Setelah tepat berada di depan gadis itu, Akaba mengangkat wajah Karin dengan kedua tangannya, membuat semua orang di sana semakin menahan napas, yah asal jangan ada yang menahan kentut sajalah. Otawara? Oh, pantatnya sudah disumpal sesuatu oleh anak-anak all star sebelum menuju kemari. Achilles? Oh, sedari tadi dia sudah menggaruk-garuk dinding di pojok ruangan, meminjam kata Kisaragi dari Hakushu, indah sekali!

Kedua tangan Akaba itu menghapus bulir air mata yang ada di wajah Karin, mata mereka kembali bertemu, ada perasaan bergejolak di dada masing-masing dari keduanya. Akaba meraih kepala Karin dan menunduk, yak, semakin dekat, semakin dekat, makin dekat …

DUUUT

"Ah, maaf kelepasan, hehe."

Yap! Penyumpal pantat Otawara lepas pemirsa! Alhasil semua langung cengo di tempat. Apa lagi yang kalian tunggu teman-teman? Ayo lari!

"TIDAKKK! SELAMATKAN NYAWA KALIAN!"

Yah, gak jadi dapat tontonan gratis deh. Lain kali, sumpal pantat Otawara dengan campurn titanium seperti mouth piece punya Gaou ya, teman-teman?

.

/~With You~/

.

TBC GAK YAAA? GIMANA YAAA?


A/N

Ada yang kangen sama aku? *wink

Yak aku kembali dengan fict gaje-abal-romancegajadi-humorgaberasa lagi ._.d dan lagi itu judulnya abal banget -_- yah semoga saja bisa menghibur sedikit lah ya~

Oh ya, ada yang nantiin fict-fictku yang lain nggak? *PDabis* hehe maap kalau updatenya lemot, apa daya, WB menyerang, kantuk menghadang, ehm.

Yaaa~ fict ini kupersembahkan untuk semua, semoga suka walau pun yah, pairnya minoritas. Tapi aku suka banget pair ini, mereka unyu! Od oh ya ini juga buat uke-ku tersayang, amandaKYUte ;) semangat UNnya ya, Hun! :9

Oke, oke kepada semua yang udah baca sampai sini, yang udah rela membuang waktunya baca fict + a/n super gaje ini, makasih banyak yah, boleh minta reviewnya 'kan? ._.d

Kritik? Saran? Permintaan? Gebukan? #eh Sampaikan lewat review ya~