Prolog


Mata segaris Sehun membuka sedikit. Mengerjap pelan sembari tangannya mengusap kepala yang terasa seperti baru dihempas amat kuat. Penglihatannya masih buram dan tubuh yang berbaring itu terasa sakit di seluruh sendinya. Ia menatap ke samping, mendapati seorang bayi yang tertidur di sampingnya. Mata Sehun yang masih belum fokus mulai meneliti wajah si bayi, dan membulat sempurna seketika.

"Chanyeol hyung!"

Sehun terkejut mendengar suaranya sendiri. Ia berkata 'Chanyeol hyung' tapi yang keluar hanya suara rengekan khas anak kecil. Matanya beralih ke dirinya sendiri. Ada yang aneh di badannya. Tangan dan kakinya menjadi mungil, dengan tinggi sekitar selutut orang dewasa.

"AAAAAA!"

Sehun berdiri dan kembali melihat seluruh tubuhnya. Kedua matanya masih melotot seperti tadi. Menatap horror kearah tubuh mungilnya.

"APA YANG TERJADI?!"

Suara teriakan Sehun rupanya mengusik sosok satunya lagi. Perlahan ia bangun dan menatap heran pada bayi yang tiba-tiba teriak itu. Reaksi Chanyeol lebih gila lagi. Saat ia mengetahui berubah menjadi bayi, ia langsung menangis sambil jongkok di sudut jalan.

Sehun yang melihat Chanyeol menangis entah tiba-tiba matanya memanas. Dia dikenal sebagai mahasiswa berwajah paling dingin dengan tanpa airmata sekalipun mengaliri pipinya -sebelum dirinya menjadi bayi seperti sekarang ini. Dan kini ia sendiri tak paham mengapa mendadak ia cengeng bak bayi. Uh, dia lupa dengan fakta bahwa dirinya menjelma menjadi bayi berusia dua setengah tahun saat ini.

"Semua gara-gara kau, idiot!"

"Kau menyalahkanku? Ide siapa yang menyuruh minum ramuan itu terlalu banyak, hah?!"

"Idemu, bodoh!"

"…"

Hanya mereka yang mengerti ucapan masing-masing. Selebihnya, orang lain hanya akan mendengar suara bayi seperti, "Tata taa tatata! TATATA!" dari mulut mereka. Beberapa dari mereka tertawa gemas melihat dua bayi yang saling bicara dengan intonasi tinggi.

"Apa kau, lihat-lihat?!" Jari telunjuk Chanyeol menunjuk-nunjuk orang-orang yang lewat.

"Mereka tak mengerti ucapanmu, Chanyeol bodoh!"

"YA! Berhenti mengataiku bodoh!"

Dan perdebatan antar dua bayi itu berlangsung begitu lama. Sehun menyalahkan Chanyeol dan begitu pula sebaliknya. Mereka yang tertarik untuk minum ramuan awet muda malah berakhir dengan kondisi yang terlalu muda. Seharusnya tidak begini jadinya, jika saja ramuan itu diminum sesuai dosisnya. Dan masalahnya adalah, mereka meminumnya jauh melampaui dosis.

Sehun yang kelelahan akhirnya mendiamkan Chanyeol yang masih merutuki nasib mereka.

oOo

oOo

oOo

Dua jam lalu.

Dengan dompet kulit tebal di saku jeans, Sehun berencana mengajak Chanyeol ke toko tempat langganannya. Terdapat banyak berbagai jenis ramuan disana. Dan Sehun si pelanggan setia, selalu membeli ramuan 'tahan seks 24 jam' yang akan diberikannya pada Luhan dengan tanpa Luhan sadari. Untuk memenuhi hasrat biologisnya semata. Sedangkan dirinya sendiri tak meminum ramuan semacam itu. Libidonya cukup tinggi untuk menggagahi sang kekasih seharian nonstop.

Chanyeol si mesum pun ikut tertarik juga akhirnya. Bedanya, ia tak mungkin memberi Baekhyun ramuan tahan seks seperti yang Sehun bilang. Karena ia sadar, ia bukan siapa-siapanya seorang Byun Baekhyun. Langkah panjangnya mengikuti Sehun yang memasuki kawasan asing dan berakhir di sebuah toko tua.

Awalnya Sehun hanya akan membeli dua botol ramuan favoritnya, hingga akhirnya Chanyeol mulai berminat dengan ramuan awet muda yang ditawarkan si pedagang. Ramuan itu dipercaya mampu membuat pikirannya jauh lebih jernih dengan rasa bahagia khas anak-anak ketika mengonsumsinya. Dengan catatan cukup sesendok ramuan yang diminum, tidak lebih. Selain itu, wajah mereka pun akan terlihat lebih berseri dan muda -meski mereka masih muda juga sebenarnya.

Sehun menyetujui ide Chanyeol. Mereka melangkah keluar dari toko dengan membawa tiga botol ramuan. Chanyeol yang penasaran segera saja meminum ramuan awet muda tadi langsung dari bibir botol. Hanya sedikit. Tak ada efek apa-apa.

"Mungkin kurang." Chanyeol bergumam sendiri dan ia kembali meminum ramuan dua atau tiga teguk. Selanjutnya Sehun yang meminumnya. Sama, dalam tiga tegukan.

Mereka saling bertatap dalam waktu yang cukup lama. Keduanya melempar tatapan tidak-terjadi-apa-apa. Chanyeol membuang botol itu sembarang arah, merasa kesal dengan kebohongan si penjual tadi. Sumpah serapah beruntun keluar dari mulutnya. Kakinya bersiap untuk melangkah kembali kearah toko sebelum akhirnya ia terjatuh dengan posisi duduk. Ketika ingin bangkit, Chanyeol jatuh lagi. Aneh. Seolah ia lupa cara menopang tubuhnya.

Beberapa waktu kemudian Sehun jatuh terduduk pula. Alis keduanya berkerut heran. Merasakan hal ganjil yang terjadi saat itu. Chanyeol hendak bicara, tapi lidahnya mendadak sulit digerakkan. Tubuhnya makin melemas dan yang selanjutnya terjadi ialah dirinya kehilangan kesadaran di tempat. Sehun mengguncang tubuh Chanyeol. Hanya sebentar karena mendadak dirinya juga merasa pening. Ia pingsan di samping Chanyeol.

oOo

oOo

oOo

"Sekarang bagaimana cara kita kembali seperti semula?"

Dan disinilah mereka sekarang. Berjalan lengkap dengan iringan suara dari sepatu mereka yang berbunyi ketika diinjak. Pakaian mereka sudah berubah. Sehun memakai topi beany lengkap dengan atasan juga bawahannya. Sedangkan Chanyeol, memakai kostum kelinci berhoodie.

Tet tot tet tot tet

Suara sepatu kecil itu masih mengisi keheningan. Chanyeol mendadak mendapatkan ide. Ia meraih tangan kecil Sehun lalu berkata, "Kita kembali saja ke toko itu. Dan tanyakan bagaimana solusinya."

"Dia tak akan mengerti ucapan kita, hyung. Laki-laki itu pasti malah mengira kita anak kecil yang tersesat."

"Siapa tahu kalau belum dicoba."

Chanyeol memutar badan dan memutuskan untuk berjalan meninggalkan Sehun. Sedangkan kaki Sehun tetap diam tak bergerak. Pikirannya masih belum terlalu jernih akibat kejadian aneh yang menimpa keduanya. Dan Chanyeol ada benarnya juga. Ke siapa lagi mereka harus meminta tolong selain ke si penjual? Tidak mungkin ia harus menunggu selama enam belas tahun, lalu kembali ke dekapan Luhannie-nya yang sudah berusia kepala tiga sembari berkata, "Ini aku, Lulu sayang! Aku berubah menjadi bayi enam belas tahun lalu!"

Itu gila.

Akhirnya Sehun mengikuti Chanyeol. Langkah kecilnya sangat cepat dan mulai berjalan normal ketika keduanya sudah sejajar.

oOo

oOo

oOo

"Taa tata, tata ta tata. Tata tatata tatata tata tatataata?" (Ini kami, Chanyeol dan Sehun. Kami meminum ramuan awet muda terlalu banyak. Sekarang, bisa kau beritahu kami bagaimana caranya agar bisa kembali?)

Pria penjual itu diam menatap sesosok bocah di hadapannya. Baru saja toko akan ditutup dan tiba-tiba ada dua balita yang mendatanginya dengan menghentak-hentakan kaki. Ia bingung setengah mati. Apalagi bayi ini terus berceloteh dengan bahasa yang tak ia mengerti.

"Tatata, taaa. Tata tata tataa tattaa." (Sudahlah, hyung. Dia tak akan mengerti.)

Mendengar suara Sehun, penjual itu mendadak mendapat jawaban. Tak ragu lagi, kedua bayi di depannya adalah Sehun dan kawannya, yang siang tadi membeli ramuan di tokonya. Ia tak mungkin tak mengenali suara si pelanggan setia -Sehun. Meski suaranya kali ini menjadi Sehun versi bayi.

"Sehun?"

Yang dipanggil namanya menolehkan muka cepat. Penjual itu mengenalnya! Dalam hati ia bersorak girang dengan lantang. Sama halnya dengan Chanyeol. Berjalan tiga ratus meter dengan kaki-kaki kecilnya membuat Sehun dan juga Chanyeol kelelahan luar biasa.

"Hahaha! Biar kutebak, kalian meminum ramuan awet muda terlalu banyak? Hm?"

Dua bayi itu mengangguk kepala. Dua pasang matanya menatap pria yang tengah tertawa itu dengan penuh harap. Mereka harus kembali menjadi dewasa, dan sekarang secercah harapan itu makin membesar.

"Sudah kubilang jangan minum terlalu banyak, dasar bocah."

"Tatata tat ta! Ta, tata tatata!" (Jangan tertawa terus! Katakan saja caranya!)

Chanyeol menghentakkan kakinya lagi. Sehun juga, sekarang tengah cemberut ditertawakan seperti itu.

"Kalau kalian ingin kembali seperti semula, itu mudah," Kalimat si laki-laki tua menggantung. Sehun bersumpah ia akan berhenti membelanjakan uangnya di toko ini ketika is sudah kembali sepenuhnya. "Buatlah orang yang kalian cintai percaya bahwa kalian sudah berubah menjadi bayi. Bagaimanapun caranya."

oOo

oOo

oOo

Ready for chap 1?