Black

Author: Kim Siska/ Medusa Kim

Length : Chaptered

Rating : 17

Main cast: Kristao

Warning : mistake berterbangan

Gadis berusia 16 tahun itu mengenakan kaus kaki panjang hingga menutupi paha putihnya. Ia membenci seragam yang diberikan sekolah, begitu pendek dan ketat.

Tao benci berpenampilan terbuka.

Terdengar cukup aneh kalau kita melihat Jepang tempat tinggal Tao sekarang terkenal akan pusat hiburan malamnya. Bukankah ia harus mengikuti tren di negara tersebut?

" mama aku berangkat."

Kelopak berwarna pink pucat berjatuhan, menemani setiap langkah Tao menuju sekolahnya. Ahh … ia suka setiap musim bunga sakura. Jujur hal ini salah satu daya tarik kenapa Tao mau berjalan lebih pelan dari biasanya.

Rasanya hangat, ia memuja pesona pohon sakura.

"Ohayou Tao." ( selamat pagi) seorang gadis bertubuh gempal menyapa Tao yang tengah mengganti sepatunya dengan sandal siswa di loker.

" Ohayou Yumi."

Gadis-gadis itu segera menuju ruangnya. Namun, langkah keduannya harus berhenti saat beberapa orang menghalangi di depan pintu kelas.

"ohayou Tao. Apa kau tidak lupa dengan pesananku?" tanya salah satu dari kelima gadis itu sambil melirik tas bekal yang memang Tao bawa terpisah.

"tentu aku membawanya Lucia."

Gadis tersebut segera merebut bekal dari tangan Tao lalu mengecup pipi Tao yang terlihat cukup merah menggemaskan. " arigatou." Ucapnya sambil tertawa melihat reaksi Tao yang tegang.

" Tao kau tidak apa-apa?"

Tao kembali ke alam sadarnya. Ia mengulas senyum untuk membalas pertanyaan Yumi kalau dirinya baik-baik saja.

" Oh … Tao di pipimu ada bekas lipstick!"

.

.

" Hei nerd! Apa tugasku sudah selesai?" Kaito menduduki kasar salah satu meja siswa yang paling tertutup di kelas Tao.

Ryuki Shin. Pria itu menerima beasiswa penuh karena kecerdasaannya yang memang diakui semua guru. Kacamata bulat seperti pantat botol memiliki ketebalan kaca yang membuat orang lain sulit melihat matanya, rambut dengan poni panjang yang menutupi semua jidadnya bahkan hampir menyentuh mata, serta pakaian khas seorang kutu buku.

Benar-benar pria nerd sejati.

" Ya, ini." Ryuki memberi buku kaito dengan tangan sedikit gemetar " ouuchh terimakasih ikan mas kesayanganku." Kaito segera berlari menuju teman-temannya.

" kasihan sekali Ryuki." Yumi bergumam pelan disamping Tao, membuat gadis bermata bulat itu ikut memandang Ryuki.

" itu salahnya sendiri. Kenapa ia harus bersikap lemah, padahal ia seorang pria!"

Yumi menyenggol tangan Tao saat pria yang sedang keduanya bicarakan saat itu tengah menatap lurus kearahnya, dan sekarang Tao begitu menyesal berkata sekasar itu kepada Ryuki.

TING

Bel menandakan kegiatan belajar mereka harus dihentikan beberapa menit. Tao mengeluarkan bekalnya "Itadakimasu!" ( selamat makan) ucap Yumi cukup keras. Ia memang selalu bersemangat jika menyangkut tentang makanan. Berbeda dengan Tao yang masih merasa bersalah dengan Ryuki.

" Yumi maaf, makan sendiri saja dulu, ada yang harus aku lakukan." Tao segera berlari cepat meninggalkan Yumi yang menatapnya kebingungan.

" Hosh … pasti Ryuki ada di perpustakaan." Nafas Tao terdengar tidak beraturan, hatinya terus-menerus memaksanya untuk memintaa maaf pada Ryuki.

" Ah.. sudah kuduga ia disini." Tao melihat dari kaca pintu perpustakaan. Dilihatnya siluet tubuh tinggi Ryuki yang tengah bersandar pada rak buku. Ketika kaki Tao mulai melangkah ia mendengar suara beberapa orang gadis yang tertawa. Maka dengan cepat ia bersembunyi di balik rak yang lain.

" Kalian tahu, sepertinya bermain-main dengan anak pengecut ini cukup mengasikkan." Tao cukup terkejut mendengar suara Lucia. Apakah gadis-gadis itu tengah menganiaya Ryuki?

" Hei ayo kita buat ini menjadi menarik." kali ini suara lain yang terdengar. Merasa penasaran, Tao mencoba mengintip dari sebuah lubang diantara susunan buku.

Byur

Matanya terbelalak saat melihat Lucia menyiram tubuh Ryuki dengan air soda. Bahkan gadis itu membuka paksa seragam Ryuki hingga kancing-kancingnya jatuh.

" Shit! Tubuhnya bagus sekali." Lucia tertegun menatap tubuh setengah telanjang Ryuki. Semua gadis diruangan itu kagum dan Tao sang pengintip juga merasakan hal yang sama.

TING TING

" What! Kita bahkan belum bersenang-senang." Lucia menggerutu kesal, pasalnya ia baru saja mengetahui kalau pria paling nerd di sekolah itu memiliki tubuh yang terpahat indah. Ia segera memberi kode kepada teman-temannya agar mengikutinya pergi bahkan tanpa belas kasihan meninggalkan Ryuki yang masih dalam posisi terduduk.

" Keluarlah aku tahu kalau kau sedang bersembunyi." Suara Ryuki menghentak kesadaran Tao. Gadis tersebut keluar dari persembunyiaannya dengan perlahan.

" Maaf, sungguh aku tidak bermaksud mengintip kalian tadi."

Ryuki tersenyum mengejek, ia melepaskan kacamatanya lalu mengusap poninya yang basah kebelakang, hingga wajah yang selalu tertutup itu terlihat jelas.

Apa lagi yang bisa Tao jabarkan untuk penampilan Ryuki? Mata yang tajam, bibir tebal yang penuh akan daya tarik, rambutnya hitam dan kulit putih pucat mengkilat karena basah.

Ia begitu tercengang melihat perubahan Ryuki sekarang. Bahkan tangan dingin tersebut menyentuh kulit wajahnya, Tao masih belum tersadar. Sampai beberapa detik berlalu, ia merasakan bibir tebal itu menyesap bibir bawahnya dengan kuat.

" ung – akh.." Tao mendesah, saat Ryuki mengigit lidahnya. Ia membuka mata mencoba melepaskan diri dari jerat Ryuki. Akan tetapi, tubuhnya membeku saat tatapan keduanya bertemu.

Liar.

Kini hal itulah yang dapat Tao tangkap dari Ryuki dan sialnya lagi sosok itu begitu sexy. Bahkan pria itu menggeram bagai binatang buas karena lutut Tao tanpa sengaja menyentuh miliknya yang masih tertutup celana.

Tao tenggelam dalam matanya yang kelam. Ia terpesona, sekarang apa lagi yang dapat dilakukannya. Ia terjatuh tanpa ada tenaga untuk meloloskan dirinya.

Siapa sebenarnya pria ini?

.

.

" Ohayou goizaimasu." (selamat pagi) Ucap seorang pria setengah baya yang baru saja masuk kedalam ruang Tao. ia mengedarkan pandangannya ke berbagai arah hingga terhenti di dua buah meja yang kosong.

" Dimana Tao dan Ryuki?"

Semua murid menggeleng tidak tahu berbeda dengan yumi yang terus merasa khawatir. Ia merogoh kantungnya diam-diam mengambil handphone mencoba menghubungi Tao.

.

.

" Ing … ahh" Tao berteriak saat Ryuki mengigit tulang selangkanya dengan kuat hingga menciptakan warna merah yang kontras dengan kulit putih itu.

" Ryuki .. ing-stop." Tao menahan tangan pria tersebut yang mencoba membuka kaitan branya.

" Jangan panggil aku Ryuki, Tao. Panggil aku Yifan."

TBC

Ini salah satu fanfic selingan author dari 'Overdose' idenya entah kenapa muncul saat mendengar lagu 'GD (black)'. karena fanfic ini masih banyak kekurangan dan author juga butuh penyemangat, jadi coment yang membangun sangat diperlukan.