Disclaimer: Naruto milik Masashi Kishimoto.
Cerita ini milik Mai Narazaki
Para OC di sini milik teman-teman FB Mai yang dengan suka rela perpartisipsi
Warning: OC, abal, OCC, Typo dan sederet kesalahan lainnya. Jika anda tak suka OC saya sarankan jangan baca. Maaf.
.
.
.
"Hinata-san, benarkah anda sedang menjalani cinta lokasi dengan lawan main anda di Film 'Reinkarnasi' ini?" salah seorang wartawan bertanya pada gadis ersurai indigo panjang yang tampak gugup.
"T-tidak, saya dan Sabaku-san tidak punya hubungan apa-apa kok." Kata sang gadis sambil menutupi wajah dari silaunya lampu blizt yang terus menghujani dirinya.
"Hinata-san, apa benar gosip yang beredar jika kanji 'cinta' yang dituliskan Sabaku-san di dahinya itu merupakan wujud cintanya pada anda?" tanya salah seorang paparazi lain yang masih terus menghujani Hinata dengan berbagai pertanyaan yang bagi Hinata terasa membosankan.
Tiba-tiba seorang pria berbadan tinggi datang dan melindungi Hinata dari samping. Rambut coklat panjangnya yang dikucir longgar tampak mengingatkan para wartawan itu akan sosok Itachi Uchiha, seorang artis kawakan yang masih satu managemen dengan Hinata.
"Maaf tapi Hyuga-san sedang kelelahan. Mohon menyingkirlah." Pinta pemuda beriris dark dark orange itu sambil membantu Hinata menerobos kumpulan wartawan yang masih saja mengerumuninya.
"Hinata-san! Hinata-san!" mereka masih saja meneriakkan namanya bahkan setelah Hinata menaiki limousine hitamnya dan segera meninggalkan gedung tempat konferensi pers film 'Reinkarnasi' dilakukan.
Hinata menyeka keringatnya lelah. "Terimakasih, Kaori-kun. Aku tak tahu harus berbuat apa jika tak ada kau." Katanya sambil tersenyum lembut pada manager yang sudah mengurusnya selama dua tahun dia terjun ke dunia artis.
"Yo, nggak papa kok Hina-chan! Sudah jadi tugasku kan buat melindungimu." Kaori berkata sambil melepas semua sikap formal yang biasa digunakannya di hadapan umum. "Setelah ini kau akan pergi ke tempat CEO, nggak papa kan?"
"Iya, Kaori-kun tenang saja." Jawab Hinata seadanya.
Sepuluh menit berlalu hingga akhirnya limousine hitam itu sampai di halaman gedung utama manajemen artis yang menaungi seorang Hinata Hyuga, artis muda yang sedang naik daun itu. Sebut saja Konoha Entertainment, sebuah kantor manajemen raksasa yang dipimpin oleh seorang wanita yang sangat anggun luar biasa, Senju Tsunade.
Hinata masuk terlebih dahulu ke gedung mewah sementara managernya memarkir limousine di basement perusahaan. Di lobi gedung yang dibentuk menyerupai bangunan zaman renaissance, gadis bermata bulan itu bertemu dengan seorang gadis berambut merah muda panjang yang sedang mengobrol dengan pemuda bersurai raven. Gadis itu melambai pada Hinata dan memanggilnya mendekat.
"Kau tampak lelah, Hinata. Tampaknya para pemburu berita itu benar-benar membuatmu kewalahan." Kata Sasuke Uchiha, salah seorang artis yang sudah eksis sejak usia 5 tahun itu sambil memberikan sebuah minuman kaleng pada Hinata.
"Terimakasih, Sasuke-kun…" jawab gadis itu sambil menerima coklat hangat yang diberikan oleh sepupu jauhnya itu.
Sakura hanya tersenyum saja. "Padahal kan aku pemeran utama di film itu, tapi kenapa malah Hinata yang jadi pusat perhatian sih." Katanya dengan nada yang pura-pura dibuat kesal. "Pasti karena acting mesramu dengan Sabaku Gaara dan Suna Entertainment kan?" kataya dengan nada menggoda.
"Sa-sakura-chan… kau kan tahu aku tak ada hu-hubungan apapun dengan Sabaku-san." Jawab Hinata tergagap. Rona merah menyelimuti pipinya saat mendengar kata-kata Sakura. "Lagipula itu kan hanya peran…"
"Kalau memang hanya peran… jangan merona seperti itu dong, Hina-chan. Aku jadi ingin memakanmu." Kata seseorang dari belakang Hinata. Orang itu langsung membalikkan tubuh Hinata dan menarik dagunya ke atas.
"Kazechiha-sama…." Kata Hinata gugup sambil menatap kaget gadis berambut orange panjang yang sedang mengangkat dagunya.
Tiba-tiba…
BRUAK!
"Jangan goda artisku, Uzu no Baka!" kata Kaori sambil menjitakkan kopernya ke atas ubun-ubun Uzu Kazechiha, manager Haruno Sakura. "Dasar iblis kurang kerjaan. Memangnya sejak kapan kau jadi pelaku Yuri?" tanyanya sadis pada gadis yang sudah menjadi temannya sejak pelatihan khusus manager dua tahun lalu.
Uzu membalas Kaori dengan mencubit lengannya gemas. "Kaori bodoh! Aku kan Cuma bercanda! Lagipula aku ini masih straight tahu!"
Hinata terkesiap sebentar. "Kaori-kun dan Kazechiha-sama pacaran ya?" tanyanya polos.
"Bodoh! Mana mungkin aku mau sama evil girl seperti dia?!" Tukas Kaori sambil menunjuk muka Uzu kesal.
"Hei, jadi kau mau bilang kalau aku tak pantas untukmu begitu?" kata Uzu sambil memasang wajah-kau-tega-sekali-padaku yang cukup menyakinkan.
Kaori menatap jengkel teman seperjuangannya itu. "Jangan pasang wajah seperti itu, baka! Lihat tuh, artismu sudah siap menyebarkan gosip tentang kita!" dia menunjuk sang gadis berambut gulali yang doyan dengan semua hal berbau romansa.
"Ah, Hinata. Mengapa kau datang ke sini? Bukankah seharusnya kau sudah pulang?" Sasuke mengalihkan perhatian Hinata yang saat itu sedang melongo mendengar pembicaraan tidak jelas dari dua manager di dekatnya.
"Oh, itu… CEO memanggilku ke sini…" kata Hinata memberi tahu.
"ARGH!" seru Kaori tiba-tiba. "Gawat, gara-gara meladeni Uzu no Baka ini kita jadi terlambat!" katanya sambil menyeret Hinata menjauh dari kerumunan orang itu.
…
"Tsunade-san, Kaori-san dan Hinata-san sudah datang." Kata Shizune melalui telepon yang menghubungkannya dengan ruangan Tsunade-san. "Suruh mereka masuk? Bukankah ada Hazuki-san dan Hiruke-san di dalam? Eh, baiklah." Gadis itu segera menutup teleponnya dengan ekspresi ketakutan. "Tsunade-san menyuruh kalian masuk saja."
Hinata mengangguk pelan. "Terimakasih, Shizune-san."
Berbeda dengan lobi gedung yang bernuansa renaissance, kantor CEO lebih bergaya Jepang kuno. Lengkap dengan tatami dan fusuma. Di dalamnya duduk seorang wanita yang mengenakan Irotomesode mewah dengan berbagai macam aksesoris indah menghiasi rambutnya yang berwarna pirang pucat. Di hadapannya duduk bersimpuh Uzumaki Hiruke dan Hazuki Uchiha yang mengenakan setelah jas resmi berwarna hitam.
Di belakang dua pemuda itu berdiri dengan raut muka kesal seorang gadis cantik dengan rambut twintail pirang yang sedang mengenakan furisode panjang berwarna orange terang dengan obi berwarna merah marun. Gadis bermata sapphire dengan tiga garis halus di masing-masing pipinya itu tampak marah.
"Aku tak mau terima pekerjaan ini! Kenapa aku harus selalu dipasangkann dengan si Teme brengsek itu?!" protes sang gadis dengan suara cempreng.
OK, Hinata harus mengakui bahwa dia salah. Itu bukan seorang 'gadis' melainkan seorang pemuda yang saat ini sedang menjadi artis androgini terkenal, Uzumaki Naruto.
"Takdir mungkin." Jawab sang manager yang masih sepupunya sambil cengengesan pelan.
"Kau tidak bisa menolaknya Naruto, aku sudah menerima pekerjaan ini untukmu. Lagipula di dorama 'Seven Days to Falling in Love' ini kau diminta untuk tetap berperan sebagai lelaki. Sesuai keinginanmu." Kata Tsunade sambil menyerahkan sebuah naskah pada Hiruke. "Dorama ini akan meningkatkan pamormu."
"Ta…tapi ini kan Yaoi Dorama! Dan lagi pasangannya si Teme itu!" protes Naruto tak mau kalah. "Padahal kupikir aku bebas setelah selesai bermain dengannya di film 'Reinkarnasi' ini." Gerutunya kesal.
"Bicara tentang Sasuke, kemana gerangan pemuda itu? Bukankah seharusnya dia ada di sini?" tanya wanita bertato berlian di dahinya.
"A…ano itu… tadi Sasuke-kun ada di lobi dengan sakura-chan…" Hinata memberi informasi.
"Cih, lagi-lagi dia kabur. Hei, kau. Hazuki! Sebagai manager dan juga sepupunya, kau seharusnya memperbaiki sikap anak itu!" omel Tsunade pada manager Sasuke itu. "Oh, ya. Hinata, Kaori, duduk saja di sana. Aku akan segera bicara dengan kalian setelah selesai anak bodoh ini." Katanya sambil menunjuk sebuah tatami di ujung ruangan.
"Pokoknya aku menolak. Titik." Kata Naruto keras kepala.
"Kau berani menolak?! Tampaknya kau sudah tak sayang pada nyawamu sendiri… Uzumaki Naruto…" kata Tsunade sambil mengepalkan tangannya dan memasang wajah yang oh-so-scary. "Masih mau menolak, Na-Ru-To?"
Naruto menelan ludah secara terpaksa, "Ti-tidak, Tsunade-san…"
"Kalau begitu keluar sekarang dan pelajari naskahnya." Kata wanita yang usia aslinya tak pernah diketahui oleh khalayak umum itu.
"Ba-baik…" jawab pemuda itu takut-takut. Lalu tiga pemuda yang sudah lebih dulu berada di ruangan itu pamit dan pergi menghindari sang CEO –coret –Iblis wanita itu.
"Hinata, maaf mengganggu jam pulangmu. Namun aku mau mengabari mengenai Job baru yang ditawarkan padamu sore ini." Kata tsunade sambil duduk di hadapan dua orang tamunya. "Ada sebuah dorama yang berjudul 'Two Steps', kebetulan Sutradaranya, Orochimaru menginginkanmu untuk peran utama wanitanya."
Hinata mengangguk mengerti. "Baiklah, Tsunade-san. Saya menerimanya." Kata gadis bermata bulan itu lirih.
"Baiklah. Ini naskahnya." Kata Tsunade sambil memberikan naskah yang telah dittitipkan padanya. Dalam hati dia beryukur Hinata bukanlah anak keras kepala seperti si Pirang yang baru saja meninggalkan ruangannya. "Dan pemeran utama prianya sudah dipastikan Sabaku Gaara, bersiaplah Hinata."
"Ta-tapi… apa tak apa-apa?" kata Hinata tergagap. "Masalah skandal itu saja… belum ter-teratasi…"
Tsunade mengangguk mengerti. "Itulah yang membuat Orochimaru memilih kalian sebagai peran utama."
"Ini tak bisa dibiarkan, Tsunade-san!" protes Kaori sambil menggebrak tatami di hadapannya. "Ini akan semakin sulit bagi Hinata, apalagi Hinata harus menjalani kehidupan ganda sebagai 'Hinata Aoyama'!"
"Selama pers belum tahu jika Hinata hyuga dan Hinata Aoyama bukan orang yang sama. Kupikir tak akan ada masalah." Putus Tsunade tenang. "Bagaimana Hinata? Kau ambil pekerjaan ini atau tidak?"
Hinata terdiam sejenak. "Ya. Saya ambil."
…
Seorang gadis berambut Indigo pendek dengan mata berwarna merah darah berbingkai kacamata tebal tampak sedang memeluk tas sekolahnya dengan erat sambil menunggu kedatangan bis sekolah yang akan menjemputnya. Wajahnya menunduk membiarkan poni ratanya sedikit menutupi sebagian wajahnya. Dia mengenakan seragam sailor dengan rok sepuluh centi di bawah lutut berwarna biru laut. Gadis itu ialah Hinata Aoyama.
Sepintas tak ada yang menarik dari gadis ini. Hanya seorang gadis sederhana dan culun yang sering dijadikan bahan ejekan teman-teman sekelasnya.
Ya, hanya gadis biasa. Andai saja di balik semua kecupuan itu dia bukanlah Hinata Hyuga. Seorang gadis remaja yang telah menjadi artis ternama yang dipuja oleh ribuan bahkan jutaan remaja di negri matahari terbit itu.
Kalian pasti tak mengerti, kenapa artis sekaliber Hinata Hyuga rela berpenampilan culun dengan wig dan soft lens serta kacamata setebal dosa yang sebenarnya tak berarti apapun untuk matanya itu, bukan?
Jawabannya sederhana. Ini adalah sebuah syarat yang dikeluarkan Hiashi Hyuga agar putri sulung sekaligus Heirresnya boleh menjadi seorang interteiner. Selama Identitas asli Hinata Aoyama belum terbongkar, selama itulah Hinata Hyuga bisa eksis di jagad hiburan Jepang. Dengan bantuan ayahnya yang memiliki pengaruh besar, dia dapat masuk ke sekolah umum Hoshi Gakuen dengan segla identitas palsunya.
Dan demi mengabulkan cita-citanya itulah Hinata rela dilecehkan dan dihina setiap hari oleh teman-temannya di sekolah.
Namun hari ini mungkin adalah hari yang baik untuk Hinata. Karena dia tak perlu merasakan pelecehan itu seharian penuh. Saat pukul 12 siang, tiba-tiba sebuah pesan masuk. Dari Kaori, managernya.
From: Kaori-kun
To: Hinata
Sub: -
Hinata, cepat datang ke lokasi shooting 'Two Steps' ada perubahan jadwal mendadak hari ini.
Sambil mengehela nafas ringan, Hinata mengangkat tangannya kepada Anko-sensei, guru Bahasa Inggrisnya.
"Maaf, sensei. Kepala saya pusing. Bolehkah saya izin pulang cepat hari ini?" kata Hinata dengan suara serak, dia juga merubah ekspresinya seolah-olah dia memang sedang sakit. Dan bersyukurlah, karena latihan keras yang diberikan Iruka-sensei di masa pelatihan dulu, sekarang dia dapat dengan mudah membohongi guru mudanya yang sebenarnya merupakan fans berat dari Kakashi Hatake, seniornya di Konoha Entertaiment.
"Baiklah."
…
Dengan langkah tergesa Hinata Hyuga berlari memasuki studio tempat pengamilan gambar hari ini akan dilakukan. "Maaf, saya terlambat…" katanya dengan nada ketakutan pada seorang pria berambut hitam panjang dengan telinga ditindik AKA Orochimaru, Sutradara dorama ini.
"Tak apa-apa, sekarang pergi ke ruang make-up dan pakai kostum untuk shooting hari ini." Kata sutradara berwajah sangar itu.
"Ba-baik!" jawab Hinata sambil langsung berlari ke tempat yang ditunjukkan oleh sutradara yang gemar membuat film laga itu. Entah setan apa yang menyambar pria yang digosipkan mengahabiskan uang satu miliar agar bisa tampil seperti ular itu hingga membuat sebuah dorama percintaan untuk remaja tanpa ada adegan berdarah sedikitpun.
Tapi Hinata tak terlalu pedulu pada fakta itu, toh apapun alasannya dia tetap saja untung karena mendapatkan penghasilan dan popularitas tambahan.
Hinata terlalu terbuai pada lamunannya hingga dia tak melihat seorang pemuda di hadapannya dan…
BRUK!
Ok, seperti kisah-kisah klasik terjadilah tabrakan.
"Go-gomenasai…" Hinata refleks meminta maaf pada pemuda yang sudah menjadi korban tabrakannya. Meski pada kenyataannya dialah yang jatuh tersungkur sementara sang pemuda masih tetap berdiri tegak.
Boy meet girl…
Jade meet Lavender…
Maroon meet Indigo…
Gaara Sabaku meet Hinata Hyuga.
"Hn." Cuma itu yang dikatakan sang cowok minim ekspresi itu.
Hinata segera membereskan barang-barangnya yang berceceran dan langsung membungkuk hormat. "Maafkan aku…" katanya untuk sekali lagi sebelum benar-benar meninggalkan pemuda yang sedanng digosipkan dengannya saat ini.
"Wah, Gaara. Lagi-lagi kamu bikin takut Hina-chan ya?" tegur seorang gadis berambut coklat gelap sepinggang yang sedang membawa dua buah bento untuk makan siang. "Jangan bikin takut Hina-chan dong, kan kasihan dia."
"Hn." Lagi-lagi Cuma gumaman tak berarti yang terluncur dari bibir pucat sang Sabaku. Namun pandangan mata pemuda bersurai Maroon itu tampaknya telah terpikat pada sebuah benda yang tergeletak begitu saja di lantai. Dia berjongkok dan mengambil benda yang tampak seperti sebuah kartu itu.
"Apa itu? Kartu pelajar ya? Tapi punya siapa? Kok ceroboh banget sampe jatuh di tempat seperti ini?" cerocos gadis tinggi semampai degan nama Himeko itu. Dia segera mengintip mencoba melihat foto gadis yang ada di permukaan kartu itu. "Hinata Aoyama? Wah, namanya sama dengan Hina-chan, kebetulan sekali. Tapi… memangnya ada pekerja sambilan yang wajahnya se cupu itu di sini?" tanyanya dengan nada tak mengerti.
Namun berbeda dengan Gaara, sebuah senyum iblis tersungging di bibirnya. "Hm… Hoshi Gakuen ya…" gumamnya sambil menyimpan kartu itu ke saku celananya. "Himeko, kabari Ayah. Katakan kalau aku sudah menemukan sekolah yang cocok."
"Hah?" sang manager bermata emas itu bertanya dengan wajah tak mengerti. Namun melihat senyum licik di wajah Gaara, dia tahu sebaiknya dia tak membantah pemuda itu. "Em… baiklah."
.
.
.
TBC
.
.
.
Jreng…jreng… jreng….
Jadilah FF dengan seribu OC (Bohong) seperti yang sudah Mai iklankan di FB.
Terimakasih untuk Shinigami Ojou-sama sebagai Kaori –kun, Karina Nur'aini Sakura Himeko sebagai Himeko Sakura-san, Anjanicicwevirgo Yangkanselaluberusahauntuk Bersabardanbersyukur sebagai Uzumaki Hiruke, Berandalz Kelas sebagai Hazuki Uchiha (maaf karena saya seenaknya mengganti nama tanpa memberitahu terlebih dahulu, soalnya takut rancu dengan Sasuke) dan yang terakhir Uzu No UchihaNamikaze sebagai Uzu Kazechiha (Maaf penghubung no nya saya hilangkan. Dan oh iya, kenapa FB Uzu tiba-tiba hilang?)
Oh ya film 'Reinkarnasi' dan dorama 'Seven Days to Falling in Love' itu FF yang dulu pernah Mai buat hehehe.
Sekian dari Mai dan ada yang minat mereview?
