3, 2, 1 CUUUUTTTTTT

Naruto © Masashi Kishimoto

Uchiha Sasuke X Hyuuga Hinata

OOC, TYPO (S) , DLL. DONT LIKE DONT READ!

ONE SHOT

PART 1

Kata orang cinta lokasi itu sering terjadi. Entahlah, apa sekarang ini aku sedang merasakannya atau tidak. Aku menyukainya. Sangat. Eh? Apa mengagumi termasuk rasa suka juga?. Mungkin.

Suki da? Daisuki? Suki suki? Ai? Ah- persetan dengan kata itu. Yang penting aku selalu senang melihat DIA. Titik!

Happy reading minna ^/^

Scence ciuman? Ugh! Kenapa harus ada sih! Aku menggerutu tidak jelas sambil tak sadar meremas lembaran tebal skenarioku. Jujur, dari lubuk hatiku yang pallllling dalam dan terdangkal aku suka. Ralat. SANGAT SUKA. Mendapat adegan ini dengan- dengan- ehemm idolaku! Tapi aku berpikir lagi.

Sudah berapa banyak wanita yang menyentuh bibir tipis yang begitu seksi dan sensual itu!

AGGGHHH RASANYA MENYEBALKAN!

Aku artis baru. Yayaya aku tahu. Hyuga Hinata. Artis yang katanya bisa menjadi artis berkat kakak sepupuku, Hyuga Neji. Banyak yang bilang aku memohon pada kakak sepupuku itu untuk menjadikanku artis. Dan kau tahu? Itulah gosipku yang pertama. Dan menjadikanku makin dikenal.

Namun banyak juga yang mengatakan aku memang memilki bakat di dunia hiburan pertelevisian. Ah. Sebaiknya kita lupakan masalah itu, kembali pada saat dimana aku meremas skenarioku.

"Berarti dia akan mencuri ciuman pertamaku..." aku menunduk lesu. Mendramatisir situasi yang terjadi. Hingga sebuah jentikkan jari cukup nyaring menyadarkanku. Tepat di depan wajahku.

"Tak usah dipikirkan. Lagipula ini hanya menempelkan bibir saja. Tak usah mendramatisir begitu."

"S-sama saja..."

Pria, ah- maksudku lawan mainku. Dia. Iya, DIA! Uchiha Sasuke! Si aktor terHOT tahun ini. Tahun pertamanya menginjakkan diri di dunia hiburan. Aku heran, kenapa ia begitu- bersinar. Sampai silau mataku dibuatnya.

"Santai saja. Anggap saja aku kekasihmu."

Aku menoleh, ia tak menatapku. Onyx penuh pesona itu tengah memandangi para kru yang sedang mengatur latar untuk scence yang akan aku dan Sasuke -ehhem nanti.

"Jangan bilang kalau kau tak memilki seorang kekasih." Tebaknya sambil menyipitkan matanya yang indah diam saja. Entah kenapa aku merasa ia sedang meledekku dengan kalimatnya barusan. Hey, memangnya kenapa!.

"A-aku punya kok.."

"Bohong!"

"Ada! Dia tinggi, berkulit tan, matanya biru sapphire dan senyumnya seperti matahari di siang bolong"

"..."

"K-kenapa? Kau puas? Jangan kira aku tak memiliki seorang kekasih! Huh!" Kesal. Aku kesal setengah HIDUP padanya. Namun tak kusangka, ia diam setelah aku katakan ciri-ciri kekasihku padanya.

HA-HA-HA

Tidak pamit- tidak memberi salam Sasuke berlalu dari hadapanku. Langkah lebarnya membawa pria jangkung itu menghilang dari hiruk pikuk para kru yang tengah disibukkan oleh berbagai macam hal.

"HUH! Mentang-mentang aktor senior. Seenaknya saja mengataiku."

"Hinata! Take!" aku terlonjak kaget kala sutradara filmku itu berteriak untuk memanggil namaku lewat pengeras suara.

Lama-lama aku bisa tuli

"Dimana si pantat ayam? Oooiii, Sasuke- dimana Sasuke!?" Aku menoleh kiri kanan sambil berharap-harap cemas. Apa aku tadi salah bicara ya?

TIDAK

Aku yakin tak ada yang salah dengan ucapanku.

"Karin! Sasuke mana!?" kulihat Karin-san yang di teriaki hanya mengangkat bahu tanda tak tahu dan kembali merias pemain pandamping atau disebutnya Tritagonis atau selingan atau figuran atau aggghhh apalah itu.

"SASUK-"

"Aku disini Masashi-senpai" Suara Sasuke!. Ia berada tepat dibelakangku.

"AH.. yayaya. Masuk ke posisimu." Sasuke mengangguk dan segera memposisikan dirinya dengan jarak sekitar satu meter dari posisiku.

"Semua siaaappp?! CAMERA ROLLLL ANDDD ACTION!"

Didekat pohon sakura yang bermekaran. Bertemu di depan gerbang sekolah. Haaah sangat romantis batinku

"Sasuke, hey- sedang apa kau disini? Bukankah seharusnya kau kencan de-"

CUPH

Skenario! Toloooong siapa saja! Ingatkan Sasuke pada skenarionya!

"Enghh Sasu-" aku tidak bisa! Aku- aku bingung. Yang dapat aku lakukan hanya melenguh tidak jelas sedang Sasuke terus saja melumat habis bibirku hingga tak ada kesempatan untukku bernapas.

"Le-lepashh" Sasuke takmendengar rontaanku. Ia malah semakin merapatkan tubuhnya padaku. Aku ketakutan. Aku marah. Aku kesal. Aku benci tapi- aku- a-aku... suka. Aku menutup mataku memohon pada Kami-sama agar salah satu orang dari sekian banyak orang yang berada di tempat ini menghentikan tingkah laku mengerikan lawan mainku.

"CUUUUUTTTT"

"Hah... hah.. Khau khau mau memhbunuhkuh yah!" ujarku terengah engah. Sedang Sasuke justru menyeringai. Masih setia dapat kurasakan kedua tangannya merengkuh tubuhku mesra.

"Kau bohong. Pria itu bernama Uzumaki Naruto kan?. Naruto adalah suami Yamanaka Ino, temanmu. BUKAN kekasihmu" Sasuke sengaja mngecilkan suaranya, sebisa mungkin tak ada yang mencuri dengar.

"I-itu.."

"KALIAN HEBAT! Sebenarnya, Sasuke. Tadi itu kenapa kau melenceng dari skenario,hm? Hinata saja belum menyelesaikan dialognya, kau sudah main rambat saja bibirnya hahaha." Sasuke melepaskan rangkulannya padaku, Aku menunduk sedang dari sudut mataku, dapat kulihat dia justru tersenyum! yah, walaupun sangat TIPIS.

"Tapi- dari semua itu... aku SANGAT SUKA. Hahaha. Jarang sekali kau senatural itu Sasuke. Berhubung sangat sulit untuk melakukan hal yang sama dan lagi aku juga suka adegannya, jadi-akan kuubah saja skenario itu nanti. Haaahh, aku bangga padamu. Kau juga Hinata-chan. Aku suka akting terkejutmu itu. Sangat natural. Aku yakin kalian sangat bekerja keras. YAH, baiklah. Kita break dulu. SEMUAAAA kita makan siaaaaanggg" semua bersorak sambil berupaya membereskan berbagai hal. Aku dan Sasuke mendapat tepukan pada bahu kami, tanda Masashi-sensei pamit. Semacam salam perpisahan.

"Sampai jumpa di tempat makan siang- "

CUPH

"-Hime"

SASUKEEEEEEEE!

END

EPILOG

"Bibirku... bi-bibirku. du-dua kali? Dua? D-dua?

BRUKKK

arigatou atas kunjungannya... masih newbie nih, mind to RnR?